Anda di halaman 1dari 80

RENCANA AKSI DAERAH (RAD) DALAM

PENCAPAIAN MDGs
(GOAL 6C-TUBERKULOSIS)

PROGRAM P2TB
Dinas Kesehatan Provinsi Jambi
Millenium Development Goals (MDGs)
Komitmen Negara terhadap rakyat
Indonesia dan Komitmen Indonesia kepada
masyarakat global

Suatu kesepakatan dan kemitraan global untuk


memperbaiki kesejahteraan masyarakat ditunjukkan
oleh paket berisi tujuan yang mempunyai batas waktu
dan target terukur

Komitmen Indonesia mencapai MDGs adalah komitmen


meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia

Diformulasikan di UN Millennium Summit (New York, Sept, 2000)

2
CIRI UTAMA
DARI TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM
(MDGs)

Adanya penetapan batas waktu dan target


yang terukur dari masing-masing goal.
Dijadikan patokan untuk memantau kemajuan
pembangunan yang telah dicapai oleh
masing-masing negara maupun perbandingan
secara global.
DELAPAN TUJUAN MDGs

Tujuan 1 : Menaggulangi kemiskinan dan kelaparan


Tujuan 2 : Mencapai pendidikan dasar untuk semua
Tujuan 3 : Mendorong kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan
Tujuan 4 : Menurunkan kematian anak
Tujuan 5 : meningkatkan kesehatan ibu
Tujuan 6 : mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria dan
penyakit menular lainnya (TB)
Tujuan 7 : Menjamin kelestarian hidup
Tujuan 8 : mengembangkan kemitraan pembangunan di
tingkat global

4
4
MDGs KESEHATAN

Pelayanan Kesehatan
Preventif, Promotif, Kuratif,
Rehabilitatif

Tenaga Kesehatan
Fasilitas Kesehatan
Obat & Alkes
Pembiayaan
SPM
STATUS CAPAIAN MDGs
Laporan Pencapaian MDGs Tahun
2010, PBB

Terjadi perbaikan capaian untuk masing-masing


target/tujuan

Target yang memerlukan upaya dan kerja keras


Penurunan kematian ibu melahirkan,
Penurunan kasus HIV dan AIDS
peningkatan rasio luas tutupan lahan

Laporan Pencapaian MDGs Indonesia 2010 tersebut juga


telah disampaikan pada forum PBB pada UN summit on MDGs
di New York pada September 2010.
RANGKUMAN
PENCAPAIAN
MDGs
a. Telah Tercapai
b. Telah mengalami kemajuan
bermakna
c. Masih perlu upaya dan kerja
keras
TARGET MDGs YANG TERCAPAI

GOAL 1 (TARGET 1 C) : MENURUNKAN SEPARUH


PROPORSI PENDUDUK DENGAN PENDAPATAN <$ 1
ANTARA TAHUN 1990 DAN 2015
Tingkat kemiskinan ekstrim, yaitu proporsi penduduk
yang hidup dengan pendapatan per kapita kurang dari
US $ 1 per hari, telah menurun dari 20,6 % (tahun
1990) menjadi 5,9 % (pada 2008).

GOAL 3 : MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN


PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
a. Target untuk kesetaraan gender dalam semua jenis
dan pendidikan diperkirakan akan tercapai.
b. Rasio APM perempuan terhadap laki-laki di
SD/MI/Paket A dan SMP/MTs/Paket B berturut-turut
sebesar 99,73 dan 101,99 pada 2009,
c. Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki
pada kelompok usia 15-24 tahun telah mencapai
99,85.
8
TARGET MDGs YANG TERCAPAI

GOAL 6 (TARGET 6C) :


MENGENDALIKAN PENYAKIT TB
Terjadi peningkatan penemuan kasus
tuberkulosis dari 20,0 % (2000) menjadi 73,1
% (2009) dari target 70,0 % (2015)
Penurunan prevalensi tuberkulosis dari 443
kasus pada 1990 menjadi 244 kasus per 100.000
penduduk pada tahun 2009

9
Target 6C: Have halted by 2015 and begun to reverse
the incidence of Malaria and other major diseases
Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah
kasus baru Malaria dan penyakit utama lainnya
(Tuberculosis) hingga tahun 2015

Target
INDICATORS Baseline Current
(2015)
6.9. Incidence, prevalence and death rates
associated with Tuberculosis:
6.9a: Incidence rates associated with TB (all 343 228
-
cases/100 00 population/year) (1990) (2009)
6.9b: Prevalence rate of Tuberculosis (per 443 244 Halted,
100,000 population): (1990) (2009) reverse
6.9c: Death rate of Tuberculosis (per 100,000 92 39
-
population): (1990) (2009)
6.10. Proportion of Tuberculosis cases
detected and cured under directly
observed treatment short course (DOTS)
6.10a:Proportion of Tuberculosis cases
19.70% 73.10%
detected under directly observed 70.00%
(2000) (2009)
treatment short course (DOTS)
6.10b:Proportion of Tuberculosis cases
87.00% 91.00%
successfully treated under directly 85.00%
(2000) (2009)
observed treatment short course (DOTS)
TARGET 6C: MENGENDALIKAN PENYEBARAN DAN MULAI
MENURUNKAN JUMLAH KASUS BARU MALARIA DAN PENYAKIT
YANG LAINNYA(TUBERKULOSIS)HINGGA TAHUN 2015
Persentase

Sumber : Profil TB, Kemkes, Berbagai


Tahun
12
Indonesia Ketiga 1. India
22 High Burden Countries 2. China
3. Indonesia
4. South Africa
5. Nigeria
6. Bangladesh
7. Ethiopia
8. Pakistan
9. Philippines
10. DR Congo
11. Russia
12. Viet Nam
13. Kenya
14. UR Tanzania
15. Uganda
16. Brazil
17. Mozambique
18. Thailand
19. Myanmar
20. Zimbabwe
21. Cambodia
22. Afghanistan
The five countries rank of incident
TB cases*)
1. India
2. China
3. South Africa
4. Nigeria
5. Indonesia

*) Global Tuberculosis Control 2009


TEROBOSAN MENUJU AKSES UNIVERSAL
STRATEGI PENGENDALIAN TB
2011-2014
VISI
MENUJU MASYARAKAT BEBAS MASALAH TB, SEHAT,
MANDIRI DAN BERKEADILAN

MISI
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat termasuk
swasta dan masyarakat dalam pengendalian TB
2. Menjamin ketersediaan pelayanan TB yang
paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan
sumberdaya pengendalian TB
4. Menciptakan tata kelola program TB yang baik
TUJUAN
Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB
dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan kesehatan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

SASARAN
Menurunkan prevalensi TB dari 235 per 100 000 penduduk
menjadi 224 per 100 000 penduduk; dengan sasaran:
1. Meningkatkan persentase kasus baru TB paru BTA (+)
dari 73% menjadi 90%
2. Meningkatkan persentase keberhasilan pengobatan
kasus baru TB paru BTA (+) mencapai 88%
3. Meningkatkan persentase provinsi dengan CDR 70%
mencapai 50%
4. Meningkatkan persentase keberhasilan pengobatan
>85% dari 80% menjadi 88%
Tabel 1. Sasaran Strategi Nasional
Pengendalian TB per tahun
(2010-2014)

baseline 2010 2011 2012 2013 2014

Case detection
73 73 75 80 85 90
rate (%)
Success rate (%) 91 88 88 88 88 88
Persentase
provinsi dengan 15 15 25 35 45 50
CDR 70%
Persentase
provinsi dengan 84 84 84 84 86 88
SR 85%
RENCANA STRATEGI
1. Meningkatkan perluasan pelayan DOTS yang bermutu
2. Menangani TB/HIV, MDR-TB, TB anak dan masyarakat
miskin serta rentan lainnya
3. Melibatkan seluruh penyedia pelayanan kesehatan
milik pemerintah, masyarakat dan swasta mengikuti
Standards of TB Care
4. Memberdayakan masyarakat dan pasien TB
5. Memperkuat sistem kesehatan, termasuk pengembangan
SDM dan manajemen program pengendalian TB
6. Meningkatkan komitmen pemerintah pusat dan daerah
terhadap program TB
7. Meningkatkan penelitian, pengembangan dan
pemanfaatan informasi stratejik
1. Meningkatkan Perluasan pelayanan DOTS yang
bermutu

SASARAN
INDIKATOR
2014
Case Notification rate (CNR) 85/100 000
Persentase laboratorium yang mengikuti
pemantapan mutu eksternal (cross check dan panel 90%
test) untuk pemeriksaan dahak
Persentase laboratorium yang lulus pemantapan
mutu eksternal (cross check dan panel test) 100%
untuk pemeriksaan dahak
Persentase kabupaten/kota yang melaporkan tidak
ada stock out OAT lini pertama (kat.1,2, dan 85%
anak) pada hari terakhir setiap kuartal
2. Menangani TB/HIV, MDR-TB, TB Anak dan
Masyarakat Miskin serta Rentan lainnya

SASARAN
INDIKATOR
2014
Persentase pasien TB anak diantara total pasien
5-10%
TB yang dilaporkan
Persentase lembaga pemasyarakatan dan rumah
tahanan yang menjalankan skrining TB rutin pada 80%
warga binaan pemasyarakatan baru
Persentase pasien TB dengan hasil pemeriksaan
pemeriksaan HIV tercatat di register TB di
antara total jumlah pasien TB yang di tes HIV di 100%
fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan
pelayanan TB-HIV
Persentase ODHA yang diskrining TB diantara
jumlah total ODHA yang berkunjung ke unit 80%
KTS/PDP
2. Menangani TB/HIV, MDR-TB, TB Anak dan
Masyarakat Miskin serta Rentan lainnya

SASARAN
INDIKATOR
2014
Persentase ODHA yang mendapatkan pengobatan TB
100%
di antara ODHA yang terdiagnosis TB
Persentase pasien TB yang terdiagnosis HIV dan
mendapatkan pengobatan profilaksis
100%
kotrimoksazole (PPK) di antara pasien TB yang
terdiagnosis HIV
Persentase suspek TB MDR yang menjalani DST di
100%
antara seluruh suspek TB MDR yang ditemukan
Persentase pasien TB MDR konfirmasi yang
mendapat pengobatan MDR-TB di antara pasien TB 80%
MDR konfirmasi
3. Melibatkan Seluruh Penyedia
Pelayanan Kesehatan Milik Swasta Mengikuti
International Standards for TB Care

SASARAN
INDIKATOR
2014
Jumlah dan persentase rumah sakit dan
BBKPM/BKPM/BP4 yang sudah melaksanakan strategi 750 (45%)
DOTS
Persentase kasus baru TB BTA (+) yang dilaporkan
oleh rumah sakit dan BBKPM/BKPM/BP4 di antara 25%
total kasus baru TB BTA (+)
Angka keberhasilan rujukan 80%
Angka putus berobat di rumah sakit <5%
Jumlah perusahaan yang memiliki unit DOTS dan
80
melaporkan penemuan kasus TB
4. Memberdayakan Masyarakat dan Pasien TB
SASARAN
INDIKATOR
2014
Jumlah Poskesdes yang melaksanakan pelayanan TB 250
Jumlah organisasi berbasis masyarakat yang
memiliki kegiatan yang mendukung program 32
pengendalian TB nasional
Jumlah organisasi berbasis masyarakat yang
memiliki unit DOTS dan melaporkan penemuan kasus 18
TB
Persentase kasus baru TB BTA (+) yang merupakan
hasil rujukan kader LSM di antara total kasus 3-5%
baru TB BTA (+) yang dilaporkan
Persentase populasi yang memiliki pemahaman yang
benar tentang TB (cara penularan, tanda, gejala, 70%
pengobatan, dan kesembuhan)
Persentase pasien TB, petugas yang telah
disosialisasikan piagam hak dan kewajiban pasien 5%
TB (PHKP)
5. Memperkuat Sistem Kesehatan dan Manajemen
Program Pengendalian TB

SASARAN
INDIKATOR
2014
Persentase fasilitas pelayanan kesehatan DOTS
80%
yang memenuhi standar ketenagaan dlm program TB
Persentase kab/kota yang memenuhi standar
80%
ketenagaan dalam program TB
Persentase provinsi yang memenuhi standar
80%
ketenagaan dalam program TB
Persentase institusi pendidikan kesehatan yang
memasuki strategi program pengendalian TB dlm 100%
kurikulum pendidikan
5. Memperkuat Sistem Kesehatan dan Manajemen
Program Pengendalian TB

SASARAN
INDIKATOR
2014
DOTS dimasukkan dalam kriteria akreditasi rumah
Ya
sakit
DOTS dimasukkan dalam kriteria sertifikasi
Ya
dokter praktik
Persentase fasilitas pelayanan kesehatan MDR-TB
dan TB-HIV yang menerapkan pengendalian infeksi 100%
TB
Persentase kab/kota dengan staf TB terlatih
100%
dalam manajemen logistik dari seluruh kab/kota
Persentase unit pada seluruh tingkatan yang
mengirimkan laporan penemuan kasus dan hasil
100%
pengobatan secara lengkap sesuai pedoman
nasional
6. Meningkatkan Komitmen Pemerintah Pusat dan
Daerah
SASARAN
INDIKATOR
2014
Persentase kontribusi dana pusat untuk program
TB dibanding kebutuhan total untuk pengendalian 30-50%
TB nasional
Persentase kontrobusi dana lokal provinsi untuk
program pengendalian TB dibanding kebutuhan dana 5-10%
total pengendalian TB provinsi tersebut
Persentase kontribusi dana APBD kab/kota
dibanding kebutuhan total dana pengendalian TB 15-30%
kab/kota tsb
Persentase dana swasta (tms asuransi) dan
masyarakat untk program pengendalian TB kab/kota
10-30%
dibanding kebutuhan total dana pengendalian TB
kab/kota tsb
Persentase provinsi yang memberikan kontribusi
80%
APBD untuk program TB minimal 5%
Persentase kab/kota yang memberikan kontribusi
80%
ABD utk program pengendalian TB minimal 15%
7. Penelitian, Pengembangan dan Pemanfaatan
Informasi Strategis Meningkat

SASARAN
INDIKATOR
2014
Penelitian operasional yang diselesaikan
dan hasilnya didiseminasikan dalam kegiatan
25
sistem jonitoing dan evaluasi TB nasional
atau global
Perumusan Strategi
Pengendalian TB 2010-2014
1.Meningkatkan perluasan pelayan
DOTS yang bermutu
2. Menangani TB/HIV, MDR-TB, TB anak dan masyarakat
miskin serta rentan lainnya
3. Melibatkan seluruh penyedia pelayanan kesehatan
milik pemerintah, masyarakat dan swasta mengikuti
Standards of TB Care
4. Memberdayakan masyarakat dan pasien TB
5. Memperkuat sistem kesehatan, termasuk pengembangan
SDM dan manajemen program pengendalian TB
6. Meningkatkan komitmen pemerintah pusat dan daerah
terhadap program TB
7. Meningkatkan penelitian, pengembangan dan
pemanfaatan informasi stratejik
1.Meningkatkan perluasan pelayan
DOTS yang bermutu

Terlaksananya lima komponen strategi dalam


pelayanan strategi DOTS yang bermutu bagi semua
pasien TB tanpa terkecuali.
a. Menjamin deteksi dini dan diagnosis melalui
pemeriksaan bakteriologis yang terjamin mutunya

(penemuan aktif dg skrining pada kelompok rentan,


contact tracing, kepekaan penyedia layanan
trehadap ISTC, kepatuhan thd alur diagnosis,
penatalaksaan TB secara menyeluruh)
1.Meningkatkan perluasan pelayan
DOTS yang bermutu
b. Penyediaan farmasi dan alat kesehatan (logistik
dan suplai obat)
(memastikan ketersediaan logistik OAT dan Non-
OAT, distribusi dan penyimpanan, dan menjamin
sistem informasi manajemen utk OAT (stok OAT)
c. Memberikan pengobatan sesuai standar dengan
pengawasan dan dukungan yang memadai terhadap
pasien
(Menjamin pasien TB memiliki PMO, mengoptimalkan
edukasi bagi pasien, memberikan informasi
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyediakan
pengobatan TB, mengembangkan DOTS berbasis
komunitas)
2. Menangani TB/HIV, MDR-TB, TB anak dan masyarakat
miskin serta rentan lainnya

a. Meningkatkan temuan kasus dan penanganan kasus ko-


infeksi TB/HIV
b. Menurunkan insidensi dan transmisi TB-MDR serta
menagani kasus TB-MDR dengan PMDT
c. Meningkatkan kemampuan diagnostik kasus TB anak
d. Uji coba dan implementasi panaganan khusus untuk
narapidana

(memperluas kolaborasi TB-HIV, menangani MDR-TB,


Validasi scoring sistem untuk anak, mengujicobakan
model spesifik untuk kelompok tertentu)
3. Melibatkan seluruh penyedia pelayanan
kesehatan milik pemerintah,
masyarakat dan swasta mengikuti
Standards of TB Care

Semua pasien TB mendapatkan akses layanan


DOTS yang berkualitas dengan penerapan ISTC
oleh seluruh pemberi pelayan kesehatan
(HDL, sosialisasi ISTC)
4. Memberdayakan masyarakat dan pasien
TB
a. Meningkatkan jumlah tersangka TB yang menjalani
proses diagnosis dan pasien TB yang berobat
dengan dukungan PMO
b. Memerkuat pelayanan kesehatan dalam melaksanakan
AKMS (kampanye massal, pelatihan AKMS,
penghargaan kepada kab/kota dan fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyediakan pelayan
yang bermutu).
c. Mempromosikan piagam hak dan kewajiban pasien
d. Pengembangan DOTS berbasis masyarakat (kemitraan
dengan masyarakat setempat, dukungan PMO,
mengurangi keterlambatan diagnosis
5. Memperkuat sistem kesehatan, termasuk
pengembangan SDM dan manajemen program
pengendalian TB

a. Tata kelola: memperkuat kebijakan


b. Upaya peningkatan pelayanan kesehatan:
meningkatkan mutu pelayan kesehatan berfokus pada
pelayanan kesehatan primer (membentuk POKJA
tingkat nasional dan provinsi, rencana
pengendalian infeksi TB mengacu pada kebijakan
nasional, technical assistance)
c. Pengembangan SDM (pelatihan, kemitraan dengan
institusi lain, mentoring dan bimbingan)
6. Meningkatkan komitmen pemerintah pusat
dan daerah terhadap program TB

Alokasi pembiayaan program TB dari sumber


pembiayaan pemerintah pusat dan daerah serta
dukungan sumber daya dari berbagai pihak pemangku
kepentingan
(Advokasi memastikan logistik OAT dan Non-OAT
Prov/Kab/Kota dengan pendanaan lokal,
prioritas pembagian dana, mobilisasi sumber
daya)
7. Meningkatkan penelitian,
pengembangan dan pemanfaatan
informasi stratejik

Meningkatkan kuantitas dan kualitas


penelitian operasional TB serta pemanfaat
informasi strategis untuk perencanaan
1. Memantau intervensi dan kemajuan program
melalui survei nasional
2. Mendukung penerapan inovasi baru program TB
3. Memperkuat kebijakan operasional dalam
kegiatan program TB yang perlu ditingkatkan
effktifitasnya
RENCANA AKSI NASIONAL
1. TB masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat
2. Indonesia negara pertama di Asia tenggara
yang berhasil mencapai target global untuk
TB pada tahun 2006 (70%), dengan angka
kesembuhan 85%
3. Peringkat Indonesia turun dari posisi ketiga
menjadi kelima
4. TB/HIV, TB-MDR, TB Anak dan masyarakat
rentan lainnya perlu mendapat perhatian
RENCANA AKSI NASIONAL
1. Public-Private Mix untuk TB
2. Programmati Management of Drug Resistance TB
3. Kolaborasi TB-HIV
4. Penguatan laboratorium
5. Pengembangan sumber daya manusia
6. Penguatan logistik
7. Advokasi, komunikasi, dan mobilisasi sosial
8. Informasi strategis TB
RENCANA AKSI NASIONAL
Public-Private Mix untuk TB

RS dan B/BKPM (40% pasien berobat ke RS, RS


DOTS 38%; ISTC belum diterapkan sepenuhnya;
lemahnya case holding)
Fasyankes POLRI dan TNI (sdh dilatih tapi
tidak menerapkan)
DPS/lab.swasta/apotek swasta (lemahnya data/
Fasyankes rutan/lapas (34% dilatih)
Fasyankes tempat kerja
Pelayanan TB di masyarakat (LSM/PPTI)
RENCANA AKSI NASIONAL
Programmati Management of Drug Resistance TB
(PMDT)

WHO (2008) : estimasi 440.000 kasus TB


MDR/thn, dg angka kematian 150.000; baru 8%
yang ditemukan dan diobati
Indonesia peringkat 8 dari 27 HBCs
Estimasi WHO (2008), terdapat 6427 kasus TB
MDR (2% dari kasus baru dan 20% dari
pengobatan ulang) ---survei resistensi obat
pertama di Indonesia thn 2006 di Provinsi
Jawa Tengah
RENCANA AKSI NASIONAL
Programmati Management of Drug Resistance TB
(PMDT)

Penyebab: rendahnya kualitas DOTS di RS dan


fasyankes swasta (angka default tinggi, angka
kesembuhan rendah, case holding lemah, lemahnya
jejaring, pengggunaan OAT tidak sesuai standar
(13% DPS), penggunaan kuinolon, OAT lini 2 yg di
jual bebas dipasaran (fluorokuinolon, kanamisin,
amikasin); koinfeksi TB-HIV (3%);sistem
surveilans lemah (drug resistance survey
(Jateng) 1.93% dan 16%);penanganan TB resisten
blm memadai (RSU Dr. Sutomo dan RS Persahabatan,
216 (162) kasus sampai 2010)
RENCANA AKSI NASIONAL
Kolaborasi TB-HIV
Indonesia pada concentrated epidemic, kecuali
Papua
Jumlah kasus AIDS sampai 2010: 24.131 kasus
dengan infeksi penyerta terbanyak TB 11.835
kasus (49%), sedangkan infeksi HIV pada
pasien TB sekitar 3%
Perluasan pelaksanaan 3I (Intensifikasi
penemuan kasus TB pada ODHA, INH profilaksis,
Pengendalian infeksi TB)
Pembentukan mekanisme kolaborasi, penurunan
beban TB pada ODHA, dan penurunan beban HIV
pada pasien TB
RENCANA AKSI NASIONAL
Penguatan laboratorium
(penjaminan mutu lab, panel test, uji silang, lab
biakan dan uji kepekaan, bimbingan dan evaluasi,
pokja lab, penerapan sertifikasi laboratorium, RR (TB
12 elektronik)

Pengembangan sumber daya manusia


Penguatan logistik
Informasi strategis TB (pengembangan sistem
informasi kasus, pengembangan software TB 03
elektronik, penelitian operasional)
RENCANA AKSI NASIONAL
Advokasi, komunikasi, dan mobilisasi sosial

91% masyarakat blm mengetahui gejala dan


tanda utama TB (penelitian PSP, UI 2010)
57.2% TB ditularkan melalui alat makan
95% tahun TB dapat disembuhkan
43% datang ke PKM bila sakit, 32% ke DPS/RS
45.6% pengobatan TB gratis
32 mitra terlibat secara nasional
Integrasi layanan TB pada Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat), uji coba 3
provinsi
Sosialisasi PHKP
Revitalisasi Gerdunas
RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN
PENCAPAIAN TARGET MDGS (RAD MDGS)
Rencana kegiatan operasional provinsi dan
kab/kota dalam Upaya Percepatan Pencapaian Target
MDGs di daerah

Disusun sejalan dengan RPJMN/Renstra dan RPJMD


mencakup indikator, target dan pembiayaan tahunan

Mengacu pada Roadmap Nasional MDGs


Menjadi bagian penting dalam upaya sinergi pusat
dan daerah untuk pencapian target MDGs
Sesuai Inpres No. 3/2010, Provinsi, kab/kota
harus memiliki Rencana Aksi Daerah (RAD)
percepatan pencapaian target MDGs paling lambat
akhir tahun 2011
RENCANA AKSI DAERAH
Program/ kegiatan Indikator
Kegiatan 1 1. Jumlah kasus TB per 100.000
penduduk
1a. Advokasi 1).Persentase kab/kota yang 2011:
pengendalian melaksanakan kegiatan advokasi 50%
penyakit TB pengendalian TB melalui 2015:
melaui gerdunas/wadah lain, minimal 2 100%
gerdunas/wadah x/thn
koordinasi lain
yg sdh ada
2).Persentase kab/kota yg
menyediakan dana pengendalian TB
1b. Monitoring dan Persentase kab/kota yang 2011-
surveilans melaksanakan monev atau valdat tp 6 2015
penyakit bln 80-
100%
1c. Terlaksananya D/ Persentase fasyankes yang 2011:
TB anak dg melaksnakan D/ dg tuberkulin test 10%
tuberkulin test 2015:
50%
Program/ kegiatan Indikator

Kegiatan 2 2. Persentase kasus baru TB Paru BTA 75%-


(+) yg ditemukan dan diobati : jml 80%-
pasien TB paru BTA (+) yg 85%-
diperkirakan 90%
2a. Fasyankes yg Persentase fasyankes yg melaksanakan 2011:
melaksanakan strategi DOTS 80%
strategi DOTS 2015:
100%
2b. Pelatihan wasor Persantase pelatihan wasor kab/kota 100%
kab/kota
2c. Pelatihan teknis Persentase RS yg mengimplementasikan 2011-
pelayanan di RS strategi DOTS 2015
dg strategi DOTS 40-
100%
2d. Pelaksanaan di RS Persentase RS yg mengimplementasikan 2011:
dg strategi DOTS pengendalian infeksi air borne 50%
(minimal 1 dari 4 pilar) 2015:
100%

Persentase RS yg melakukan kultur 2011:


50%
2015:
100%
RENCANA AKSI DAERAH
Program/ kegiatan Indikator
2e. Advokasi Persentase RS Pemerintah yang ada SK 2011-
manajemen RS direktur tentang pembentukan Tim 2015:
membangun DOTS 100%
komitmen melalui
lokakarya tim
DOTS
2f. Pengadaan sarana Persentase RS Pemerintah yang bs 2011-
dan prasarana TB memberikan pelayanan dengan strategi 2015:
sesuai standar DOTS 100%
2g. Penyediaan OAT dg Persentase RS Pemerintah yang 100%
strategi DOTS memberikan pelayanan formularium OAT
dengan strategi DOTS
2h. Pertemuan Persentase RS yang melaksanakan 2015
jejaring internal pertemuan jejaring internal dan 50%
dan eksternal RS eksternal RS 2kl/thn
2i. Pelatihan PMO utk Persentase PMO terlatih dibanding 2015:
meningkatkan jml pasien TB yg ditemukan 100%
kepatuhan
Program/ kegiatan Indikator
2j. Pelatihan petugas Persentase rutan/lapas dg tim DOTS 2011:
lapas dg strategi terlatih 40%
DOTS 2015:
80%
2k. Pelatihan tenaga Persentase tenaga lab terlatih dan 2015:
lab utk mengirimkan cross check (PRM/PPM) 100%
meningkatkan
kualitas
diagnostik
2l. Ketersediaan lab. Persentase PRM/PPM yg memiliki 100%
supply mikroskop sesuai standar dan
berfungsi baik
Persentase fasyankes yg memiliki 2015
lab.supply yang cukup 90%

2m. Ruang isolasi utk Jml RS yang memiliki ruang isolasi


TB/HIV dan MDR-TB utk pasien TB/HIV dan MDR-TB
RENCANA AKSI DAERAH
Program/ kegiatan Indikator
Kegiatan 3 Persentase pasien TB Paru baru BTA 2011:
(+) yg disembuhkan 86%
2015:
88%
3a. Penyediaan OAT Persentase fasilitas pelayanan 2011-
sesuai standar kesehatan DOTS yang memiliki stok 2015:
OAT 100%
3b. Promosi kesehatan Persentase fasilitas pelayanan 100%
tentang TB kesehatan pemerintah yang memiliki
media KIE untuk program TB
RAD MDGs
PENGENDALIAN TB
Disusun mengacu pada
RPJMN 2010-2014
Renstra Kemenkes dan K/L terkait
Strategi Nasional Pengendalian TB
Peta Jalan (Roadmap) Nasional Percepatan
Pencapaian Target MDGs
RPJMD
Template kegiatan yang sudah dibahas di tingkat
pusat
Melibatkan sektor terkait tidak hanya
kesehatan
Meningkatkan peran serta masyarakat, LSM, dan
organisasi profesi
Dukungan pembiayaan (APBN+APBD) yang memadai
DATA DASAR PROGRAM TB PROVINSI JAMBI
TAHUN 2010
DATA DASAR PROGRAM TB
PROVINSI JAMBI TAHUN 2010
Case Detection Rate (CDR)
Case Detection Rate (CDR) PROVINSI JAMBI
TAHUN 2004-2010

68.31
62.00
70.00 58.66
60.00 48.70 48.52
44.07
41.10
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
-
2004 2006 2006 2007 2008 2009 2010
Case Detection Rate (CDR) PROVINSI JAMBI
PER KABUPATEN/KOTA TAHUN 2009-2010
PENDERITA TB BTA(+) BERDASARKAN ASAL FASILITAS KESEHATAN
PER KABUPATEN/KOTA TAHUN 2010

SP
TB
TJT
TJB
SRG PKM
MJ RS
MRG Lapas
KJ
PPTI
KRC
BGO
BH
0 100 200 300 400 500 600
CURE RATE PROVINSI JAMBI
TAHUN 2004-2010
CURE RATE DAN SUCCESS RATE PER KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAMBI TAHUN 2009
TANTANGAN PENCAPAIAN MDGs
(TARGET 6C-TB)

1. Masih rendahnya kesadaran masyarakat mengakibatkan


tingginya risiko penyebaran infeksi
2. Masih tingginya penemuan kasus yang belum
diimbangi dengan ketersediaan pelayanan pengobatan
yang memadai
3. Masih terbatasnya kebijakan pengendalian TB
berbasis lokal
4. Belum optimalnya sistim informasi untuk penyusunan
kebijakan berbasis fakta
5. Masih terbatasnya sumber pendanaan untuk
menanggulangi TB di Indonesia
MASALAH PENATALAKSANAAN TB DI PROVINSI
JAMBI 2010

CDR belum tercapai


Beberapa PKM temuan minim
Temuan belum merata? (Mapping)
Ekspansi ke RS belum optimal
Dukungan PEMDA masih sangat
kurang/pendanaan operasional dan logistik
Sosialisasi ISTC minimal
Ekspansi ke kelompok rentan belum
dilaksanakan secara serius
ER masih sangat bervariasi
Kualitas sediaan mikroskopik masih buruk
MASALAH PENATALAKSANAAN TB
DI PROVINSI JAMBI 2010

Suplai logistik OAT dan Non-OAT masih bergantung


dari pusat

SDM banyak yang pindah dan mutasi

Penatalaksanaan DOTS berbasis masyarakat belum


banyak dilakukan

Pemeriksaan TB-MDR belum bisa dilakukan


RENCANA KEGIATAN TAHUN 2011-2015

Health System Strengthening


Timely Detection and Quality Treatment Cases
Identification of Infectious Cases
IEC Material
Coordination and Partnership Development
Procurement and Supply
Expansion DOTS to Hospital and Other Health
Institusions, Prison, and Workplace
ISTC
Penelitian (Tuberculosis Operational Research Group)
RENCANA KEGIATAN TAHUN 2011-2015

Health System Strengthening


Strenghtening of Province and District management
Strenghtening DOTS Committee Secretariate
Monev Meeting at all level (Monev RS dan Lapas)
Advocacy to Stake Holder
Advocacy to Decision Maker for Local Funding (TB-
HIV)
RENCANA KEGIATAN TAHUN 2011-2015

Health System Strengthening


Training for Health Center Staff
Training for Other Health Services
Facilities
Training for laboratory Staff
(Participatory Training)
Training for HDL
Training for PPM
Training ISTC for Doctors (Kerjasama dengan
IDI/PR FKM-UI)
RENCANA KEGIATAN TAHUN 2011-2015
Timely Detection and Quality Treatment Cases
Supervisory by Province TB Team
Supervisory by District TB Team
Supervisory by Laboratory Province TB team
Cross Check
RENCANA KEGIATAN
TAHUN 2011-2015

Identification of Infectious Cases


Improve Case Finding and Treatment Compliance by
Health Centers
Improve Case Finding and Treatment Compliance by
District and Province
RENCANA KEGIATAN TAHUN 2011-2015

Expansion DOTS to Hospital and Other Health Institusions


Training Medis/Paramedis Rumah Sakit
Training Petugas Laboratorium Rumah Sakit
Pembentukan Jejaring Interna RS
(MRG/BGO/TB/KRC/SRG/BH)
Pemantapan Jejaring Eksterna
Sosialisasi DOTS kepada Institusi Kesehatan lain
(expanden prison and workplace)
Prison TJB (KJ, SP, BH, dan BGO)
dikembangkan dengan screening Rontgen bagi tahanan
yang memiliki gejala TB
Workplace TJB (dikembangkan ke 4 Perusahaan)
RENCANA KEGIATAN TAHUN 2011-2015
Expansion DOTS
Sosialisasi ISTC pada dokter (2011)
Workshop ISTC 2009 dan 2010 (80 dokter terlatih)
(IDI/PDPI)
Sosialisasi pada 104 dokter
(Dinkes. Provinsi)

Pelatihan Kader/PMO/ AKMS (2011)


Pelatihan Kader/PMO (AWAL)

Pembentukan Pos TB Desa (15 desa)


Sosialisasi pada TOMA/TOGA
Pelatihan Kader TB
POS TB DESA
POS TB DESA
POS TB DESA
POS TB DESA
RENCANA KEGIATAN TAHUN 2011-2015

TORG I KNCV
Peningkatan kualitas sediaan mikroskopik TB di
Puskesmas melalui kolaborasi petugas TB dan
laboratorium
(Participatory Training (refreshing training for
laboratory staff))
TORG GF-ATM
Pos TB Desa (15 desa)
Pelatihan Kader dan PMO
TORG INTEGRASI
PETUGAS TB DAN LAB PKM
TORG INTEGRASI
PETUGAS TB DAN LAB PKM
RENCANA KEGIATAN TAHUN 2011-2015
Pembentukan Pos TB Desa untuk daerah sulit (remote
area) atau daerah kantong
Peningkatan Kerjasama dengan Institusi Kesehatan lain
TB-HIV Combine
Pelatihan AKMS di Tingkat Prov/Kabupaten/PKM
Kegiatan rutin lain untuk meningkatkan dan
mempertahankan performa TB di Jambi (Supervisi, monev,
bintek, on the job training, pelatihan, seminar, case
holding)

PENINGKATAN COVERAGE
PENEMUAN PENDERITA TB
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai