Wanita, 14 tahun
Keluhan utama: batuk
darah
Waahh... Ada
darahnya!
anamnesis
Kepala
Conjunctiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Tidak tampak PCH, tidak ada sekret, tidak ada epistaksis
Mukosa basah
Leher
JVP 5+0 cmH2O
KGB tidak teraba
Tiroid dbn
Thorax
B/U/P simetris
ICS tidak melebar, tidak ada penggunaan otot pernapasan tambahan
pemeriksaan fisik
Pulmo
Inspeksi : B/U/P simetris, reguler, kedalaman (N)
Palpasi : taktil fremitus ka=ki, nyeri tekan (-)
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru, hipersonor atas
ICS2 kiri
Auskultasi : VBS / ka=ki, Rh+/+, Wh-/-, vocal
fremitus ka=ki
Cardio
Inspeksi : IC tidak terlihat
Palpasi : IC tidak teraba
Perkusi
Batas atas : ICS III parasternal kir
Batas kanan : ICS IV 4 cm kanan dari linea
midsternalis
Batas kiri : ICS V 1 cm medial LMCS
DBN
Auskultasi : BJM (+), reguler, murmur (-)
pemeriksaan fisik
abdomen
-Inspeksi : datar
-Auskultasi : BU (+) normal
-Perkusi : tympani seluruh lapang abdomen
-Palpasi : NT (-) , Hepar dan lien tidak teraba, soepel
Ekstremitas
Edema -/-, akral hangat, capillary refill time < 2 detik
pemeriksaan fisik lainnya
Alat kelamin : tidak diperiksa
Anus dan rectum : tidak diperiksa
Punggung : nyeri ketok CVA -/-
Refleks : fisiologis +/+, Patologis -/-
Dasar Diagnosis
Batuk darah
1 bulan: Batuk kering +panas badan + keringat
malam + mudah lelah + penurunan BB 1 kg
Anamnesis dalam 1 bulan
2 minggu: Sesak saat beraktivitas, terutama saat
membawa tas & mengendarai motor
RPD : 3 bulan SMRS minum OAT, selama 2
minggu stop sendiri
Hemoptisis e.c:
1. Tb paru putus obat
2. Pneumonia
dengan pneumothoraks spontan
sekunder kiri
Laboratorium 28/3
Lab darah
Hb : 13,4 g/ dL
Ht : 41,1 %
L : 9,46.103/mm3
Tc : 396.103/mm3
LED : 93 mm/ jam
Kimia darah
Na : 134 mmol/L
K : 4,1 mmol/ L
Laboratorium 29/3
Lab darah
Kimia darah
SGOT : 33 U/L
SGPT :28 U/L
Na :135 mEq/L
K : 4,2 mEq/L
BTA ZN
BTA 1 = negatif
BTA 2 = negatif
BTA 3 = belum diperiksa
Pemeriksaan penunjang
Foto thorax PA
Tb paru aktif bilateral ekspansif
dengan penyebaran hematogen
& pneumothoraks kiri
Minta chest xray terdahulu
Tanda-Tanda Vital
Tanggal 28 29 30
Tensi (mmHg) 100/60 100/60 110/70 100/70 110/70 100/70
Respirasi 24 20 22 20 24 20
(x/menit)
Nadi (x/menit) 85 82 86 80 104 78
Suhu (0C) 36,6 36,2 36,6 36,0 36,6 36,2
Input dan Output Cairan
Tanggal 28 29
Input (cc) 2.040 2.230
Output urin(cc) 1.300 1.200
DASAR DIAGNOSIS
PDPI.2006. Tuberkulosis.
Dasar Diagnosis tambahan
Pemeriksaan Penunjang
LED = 93 mm/
Lab Darah jam (meningkat)
Na : 134 mmol/ L
Kimia Klinik (menurun)
Diagnosis kerja
hemoptisis e.c
Tb paru putus obat
dengan komplikasi
pneumothoraks
spontan sekunder kiri
Penatalaksanaan IGD
Medikamentosa :
Tb Kit 1x2 tab
Sanadryl expectorant 3x1 C
Curcuma plus 3x1 C
vitamin liver Proliva 1x1
Hemoptisis
1. Ringan
- bercak darah
- dapat sembuh sendiri tanpa obat
- masalah medis: penyakit mendasari
- dapat berkembang jadi masiv
2. Berat/ Masiv
- > 600 ml/ 24 jam
- > 200 ml/ 24 jam dg Hb < 10 mg/ dL
- >200 ml/ 24 jam terus menerus selama 72 jam
- ! : ABC (stop, cegah aspirasi, th/ penyakit
mendasari)
3. Sedang
Bidwell J.L dan Pachnerh R.W. 2005. Hemoptysis: diagnosis and management
IPD UI. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV.
Kategori pengobatan Tb
KATEGORI KASUS PANDUAN YG ALTERNATIF
DIANJURKAN
I -Tb paru BTA+kasus baru 2RHZE/ 4 RH 2 RHZE/4R3H3
-BTA-dengan lesi luas/ kasus berat di
luar paru
II -kambuh Sesuai uji 2RHZES/1RHZE/
-gagal pengobatan (tidak konversi stlh 5- 5R3H3E3
6 bln atau positif kembali pada bulan
ke5-6)
II Tb paru pengobatan berulang (kasus Sesuai lama 2RHZES/
putus obat) pengobatan seblm, 1RHZE/5R3H3E3
lama berhenti,
keadaan klinis,
bakteriologis,
radiologis saat ini
III TB paru BTA (-) lesi minimal 2 RHZE/4RH 2RHZE/4R3H3
IV Tb Paru Kronik Sesuai uji resistensi H seumur hidup
MDR Tb (+kuinolon)
PDPI.2006. Tuberkulosis.
TB Paru Kasus Putus Obat
a. Berobat > 4 bulan
- BTA (-) : klinis & radiologi tidak aktif OAT
stop; terbukti Tb pengobatan dimulai dari
awal dengan panduan obat yang lebih
kuat+lama
- BTA (+) : pengobatan dimulai dari awal dengan
panduan obat yang lebih kuat+lama
b. Berobat < 4 bulan
- BTA (+) : =
- BTA (-) : pengobatan diteruskan
PDPI. 2009. Standard Internasional Penanganan Tuberkulosis. Edisi 2
32
Dosis OAT kilogram
Oat > 60kg 40-60 kg <40 kg Lanjutan (3x/
minggu)
R (10mg/kg) 600 450 300 600
H 450 300 150 600/
10mg/kgBB
Z (25mg/kg) 1500 1000 750 35 mg/kg
E (20mg/kg) 1500 1000 750 30mg/kgBB
S (15mg/kg) 1000 750 15 mg/kbBB
Isi TB kit:
- R 150 mg 1x2 tablet
- H 75 mg h ac
- Z 400 mg
- E 275 mg mane
PDPI.2006. Tuberkulosis.
Obat Batuk
1. Antitusif
- opioid: Codein, Hydrocodone
Sanadryl difenhidramin
- nonopioid: dekstrometorfan,
expectorant
(efek antitusif pada dosis sedasi)
2. Ekspektoran 3x1C
- Gliceril Guaiacolate
- Amonium klorida dan Natrium Sitrat
ekspektoran ringan
3. Mukolitik
- Bromeksin, Ambroksol, Asetilsistein
FK UI. 2007. Farmakologi dan Terapi
Permasalahan
Bagaimana terjadinya
Tb ekspansif dengan
penyebaran
hematogen?
Bagaimana mekanisme
timbulnya
pneutmothoraks pada Bagaimana
pasien ini?? prognosis pada
kasus ini?
Tb paru penyebaran ekspansif secara
hematogen
saat pembentukan pembuluh darah
komplek primer terkikis
pneumothorax
Prognosis
Quo ad vitam : Pasien ini dengan keadaan
bonam kurang gizi
Quo ad fungsionam :
dubia ad bonam
(tgt th/, kepatuhan)
sistem imun
menurun