OBJEK PAJAK
Pasal 4
PPN dikenakan atas :
Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan
oleh Pengusaha.
Impor Barang Kena Pajak.
Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
Pengusaha.
Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean
di dalam Daerah Pabean.
Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean; atau
Ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.
Barang Kena Pajak
Barang Kena Pajak :
(Pasal 1 angka 2 & 3 UU PPN)
1. Barang berwujut atau barang tidak berwujut
2. Dikenakan pajak berdasarkan UU PPN
Yang termasuk dalam pengertian penyerahan BKP adalah (Pasal 1A ayat (1)):
a. Penyerahan hak atas BKP karena suatu perjanjian.
b. Pengalihan BKP oleh karena suatu perjanjian sewa beli dan perjanjian
leasing.
c. Penyerahan BKP kepada pedagang perantara atau melalui juru lelang.
d. Pemakaian sendiri dan atau pemberian cuma-cuma atas BKP
e. Persediaan BKP dan aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan,
sepanjang Pajak Pertambahan Nilai atas perolehan aktiva tersebut menurut
ketentuan dapat dikreditkan.
f. Penyerahan BKP dari Pusat ke Cabang atau sebaliknya dan penyerahan BKP
antar Cabang
g. Penyerahan BKP secara konsinyasi.
Tidak Termasuk Pengertian Penyerahan BKP
Pasal 1 A ayat (2) UU PPN
Termasuk
Y 4 brgtdk kena T
PPN?
BKP
Ps. 4A (2)
T Memenuhi Y
Bukan Penyerahan BKP
Syarat penyerahan?
Objek PPN Ps 4 hrf a.
Y 3 pengecualian
Penyerahan BKP
Ps. 1A (2)
Objek PPN
Jasa Kena Pajak
Jasa Kena Pajak : (Pasal 1 angka 5 & 6 UU PPN)
1. Setiap kegiatan pelayanan yang menyebabkan suatu
barang atau fasilitas atau kemudahan atau hak
tersedia untuk dipakai, termasuk maklon
2. Dikenakan pajak berdasarkan UU PPN
Y Termasuk 12 T
jasa tdk JKP
kena PPN ?
Ps. 4A (2)
Bukan Memenuhi
T
Objek syarat penyerahan?
PPN Ps.4 hrf a.
Objek PPN
Tarif dan Cara Menghitung PPN
1. PM dalam suatu Masa Pajak dikreditkan dengan PK untuk Masa Pajak yang
sama.
2. Dalam hal belum ada PK dalam suatu Masa Pajak, maka PM tetap dapat
dikreditkan
3. Apabila dalam suatu Masa Pajak, PK > PM maka selisihnya merupakan PPN
yang harus dibayar oleh PKP.
4. Apabila dalam suatu Masa Pajak, PM > PK, maka selisihnya merupakan
kelebihan pajak yang dapat direstitusi atau dikompensasikan ke Masa Pajak
berikutnya.
5. PM yang dapat dikreditkan adalah PM untuk perolehan BKP/JKP yang
berhubungan langsung dengan kegiatan usaha melakukan penyerahan kena
pajak
Pengkreditan Pajak Masukan
6. Apabila melakukan penyerahan yang terutang pajak juga melakukan
penyerahan yang tidak terutang pajak :
sepanjang bagian penyerahan yang terutang pajak dapat diketahui
dengan pasti dari pembukuannya, maka jumlah PM yang dapat
dikreditkan adalah PM yang berkenaan dengan penyerahan yang
terutang pajak.
Jika tidak :
Jumlah PM yang dapat dikreditkan dihitung dengan menggunakan
pedoman yang diatur dengan KeputusanMenteri Keuangan .
7. PM yang dapat dikreditkan tetapi belum dikreditkan dengan PK pada
Masa Pajak yang sama, dapat dikreditkan pada Masa Pajak berikutnya
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya Masa Pajak yang
bersangkutan sepanjang belum dibebankan sebagai biaya dan belum
dilakukan pemeriksaan
PM Yang Tidak dapat Dikreditkan
1. Perolehan BKP/JKP sebelum Pengusaha dikukuhkan sebagai PKP
2. Perolehan BKP/JKP yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan
usaha;
3. Perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor sedan, jeep, station wagon, van,
dan kombi kecuali merupakan barang dagangan atau disewakan;
4. Pemanfaatan BKP tidak berwujud/JKP dari luar Daerah Pabean sebelum
Pengusaha dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak;
5. Perolehan BKP/JKP yang bukti pungutannya berupa Faktur Pajak Sederhana;
6. Perolehan BKP/JKP yang FPnya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5);
7. Pemanfaatan BKP tidak berwujut/JKP dari luar Daerah Pabean yang Faktur
Pajaknya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat
(6);
8. Perolehan BKP/JKP yang PM ditagih dengan penerbitan ketetapan pajak;
9. Perolehan BKP/JKP yang PM tidak dilaporkan dalam SPT Masa PPN, yang
diketemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan.
PPnBM
Objek PPnBM :
1. Penyerahan BKP yang tergolong mewah
dilakukan oleh pabrikan BKP yang tergolong mewah tersebut
di dalam daerah pabean
dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya
2. Impor BKP yang tergolong mewah
Karakteristik PPnBM
1. Merupakan pungutan tambahan disamping PPN
2. Hanya dipungut satu kali yaitu saat impor atau penyerahan oleh
pabrikan BKP yg tergolong BM
3. Tidak dapat dikreditkan dengan PPN
4. Dapat direstitusi oleh eksportir BM
Tarif :
1. 10% s.d. 75%, ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah
2. 0% untuk Ekspor