Anda di halaman 1dari 41

DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

LANDSLIDE

Hafidz Galant Amirul | 21100113120044


Yani Kusumastuti | 21100114120026
PENGERTIAN GERAKAN TANAH

Gerakan tanah merupakan pergerakan


massa tanah atau batuan menuruni
lereng mengikuti gaya gravitasi akibat
terganggunya kestabilan lereng.
Apabila massa yang bergerak pada
lereng ini didominasi oleh tanah dan
gerakannya melalui suatu bidang pada
lereng, baik berupa bidang miring
maupun lengkung, maka proses
pergerakan tersebut disebut sebagai
longsoran tanah.

Gambar 1. Geometri Longsoran


FAKTOR PENYEBAB GERAKAN TANAH
Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila
gaya pendorong pada lereng lebih besar
daripada gaya penahan
Secara umum faktor pengontrol
terjadinya longsor pada suatu lereng
dikelompokan menjadi faktor internal
dan eksternal.
Faktor internal terdiri dari kondisi
geologi batuan dan tanah penyusun
lereng, kemiringan lereng (geomorfologi
lereng), hidrologi dan struktur geologi
Faktor eksternal yang disebut juga
sebagai faktor pemicu yaitu curah hujan,
vegetasi penutup, penggunaan lahan
pada lereng, dan getaran gempa.
Tanah Longsor
(Landslide)
Tanah longsor adalah perpindahan material
pembentuk lereng berupa batuan, bahan
rombakan, tanah, atau material campuran
tersebut, bergerak ke bawah atau keluar
lereng. Proses terjadinya tanah longsor dapat
diterangkan sebagai berikut:
air yang meresap ke dalam tanah akan
menambah bobot tanah. Jika air tersebut
menembus sampai tanah kedap air yang
berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah
menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya
akan bergerak mengikuti lereng dan keluar
Insert Image

Jenis Tanah Longsor

Longsoran Translasi Runtuhan Batu


T Longsoran translasi adalah ber-geraknya B Runtuhan batu terjadi ketika sejum-
massa tanah dan batuan pada bidang lah besar batuan atau material lain
gelincir berbentuk rata atau bergerak ke bawah dengan cara
menggelombang landai. jatuh bebas.

Rayapan Tanah
Longsoran Rotasi
T Rayapan Tanah adalah jenis tanah
R Longsoran rotasi adalah bergeraknya
massa tanah dan batuan pada bidang
longsor yang bergerak lambat. Jenis
tanahnya berupa butiran kasar dan
gelincir berbentuk cekung. halus. waktu yang cukup lama longsor
jenis rayapan ini bisa menyebabkan
tiang-tiang telepon, pohon, atau rumah
miring ke bawah.
Pergerakan Blok Aliran Bahan Rombakan
B Pergerakan blok adalah perpindahan
batuan yang bergerak pada bidang
R Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa
tanah bergerak didorong oleh air.
gelincir berbentuk rata. Longsoran ini Kecepatan aliran tergantung pada
disebut juga longsoran translasi blok kemiringan lereng, volume dan tekanan
batu. air, dan jenis materialnya.
Rotational
LandSlide
Translational
LandSlide
RockFall
Topples
Creep
DebrisFlow
Drag & Drop Image

Munculnya retakan-
1 retakan di lereng yang
sejajar dengan arah
tebing.

Tebing rapuh
4
Gejala 2
Biasanya
dan kerikil
mulai
Umum terjadi setelah
hujan.
berjatuhan

Munculnya
mata air baru
3
secara tiba-
tiba.
Upaya Mitigasi Tanah Longsor

SEBELUM BENCANA SESUDAH BENCANA

SAAT BENCANA
SEBELUM BENCANA

1. Pemetaan Gerakan Tanah


Teknis pemetaan zona kerentanan gerakan tanah
berdasarkan keputusan Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral Republik Indonesia No.
1452K/10/MEM/2000 dapat dilakukan dengan 3 cara
yaitu :
Pemetaan Langsung
Pemetaan Tidak Langsung
Pemetaan Gabungan
SEBELUM BENCANA

2. Upaya Meminimalisasi Potensi Gerakan


Mengidentifikasi lereng
Mengatur dan memperbaiki drainase
Memperbaiki lereng
Menerapkan rekayasa vegetatif
Pemasangan alat takar hujan sederhana
Menghindari membuat : kolam ikan
penggenangan air, menggali / memotong /
menggetarkan lereng, menanam atau memotong
pohon sembarangan di daerah lereng.
SEBELUM BENCANA

3. Upaya Peningkatan Kewaspadaan


Peningkatan dini/ sosialisasi/ pemasangan alat
deteksi longsor
Melaporkan gejala awal gerakan tanah
Segera menutup retakan tanah pada bangunan
Memperlancar drainase lereng
Mengungsi saat hujan turun
Melakukan evakuasi warga yang berada di daerah
yang terkena longsor dan diungsikan ke tempat SAAT BENCANA
yang lebih aman,
Mempelajari tipe longsoran dan penurunan muka
tanah, sehingga dapat dijadikan acuan untuk
kasus yang akan terjadi setelahnya.
SESUDAH BENCANA

1. Pengaturan Drainase Lereng


2. Perbaikan Lereng
3. Perbaikan Infrastruktur
UPAYA PENANGGULANGAN
GERAKAN TANAH
Penanggulangan longsoran ditentukan oleh kondisi tanah/batuan, kondisi geologi serta nilai
ekonomi tanah atau bangunan yang diselamatkan. Berikut adalah beberapa metode
penanggulangan longsoran :
1. Mengubah geometri lereng
2. Mengurangi beban di bagian atas lereng
3. Membuat counter weight
4. Membuat drainase
5. Memasang geosintetis
6. Dinding Penahan
7. Tiang pancang.
8. Perkuatan lereng dengan angkur.
9. Meningkatkan kekuatan tanah/batuan dengan grouting (injeksi semen)
10. Shotcrete
11. Relokasi
Mengubah Geometri Lereng

Mengurangi Beban
Di Atas Lereng
Membuat Dinding Penahan

Tiang Pancang
Tiang Pancang

Geosintetis
Slope Failure
Kegagalan lereng akan terjadi jika komponen gravitasi
cukup besar, yakni massa tanah dapat meluncur jatuh.
Jika tanah tidak horisontal, suatu komponen gravitasi
akan cenderung untuk menggerakkan tanah ke
bawah.
Failure slope secara gari besar mirip dengan gerakan
tanah. Gerakan tanah (mass movement) secara umum
dapat didefinisikan sebagai proses pergerakan
material yang besar dari satu tempat ke tempat lain
yang lebih rendah akibat pengaruh gravitasi baik
cepat maupun lambat (Zuidam, 1986).
Gerakan tanah mencakup gerak rayapan, aliran, dan
longsoran (land slide).
Penyebab
Slope Failure
Indikasi
terjadinya
Perbaikan
Slope Failure
Penelitian Potensi Gerakan
Tanah di Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang
Beserta Penanggulangannya
PENGARUH TEKTONIK DAN
LONGSOR LAHAN TERHADAP
PERUBAHAN BENTUKLAHAN DI
BAGIAN SELATAN DANAU PURBA
Pendahuluan
Van Bemmelen 1949 menyatakan bahwa Bukit Borobudur dikelilngi bentuklahan dataran, bukit tersebut merupakan
bagian dari Kubah Kulonprogo (Peg. Menoreh) yang terpatahkan, kemudian mengalamai proses penenggelaman pada
akhir zaman Tersier. Pada aman Kuarter di sekitar bagian yang terpatahkan, tumbuh beberapa gunungapi muda
diantaranya Gunung Sumbing di sisi barat laut, Gunung Merbabu, dan Gunung Merapi di sisi timur-timurlaut. Bagian
yang terpatahkan, kemudian membentuk sebuah cekungan antar gunung intermountainous basin beruur Kuarter
dikelilingi Pegunungan Menoreh dan gunungapi yang selanjutnya disebut Danau Purba Borobudur (Murwanto,1996).
Diskusi
Dengan citra satelit struktur-struktur tersebut dapat terdeteksi,
berupa ke-lurusan gawir sesar dengan deretan triangular facets,
pergeseran off set blok sesar, kelurusan dan pembelokan secara
tajam pola aliran sungai yang berkembang pada zona struktur.
Kenampakan-kenampakan sesar tersebut terlihat jelas pada gawir
Pegunungan Menoreh yang terletak di bagian selatan dari Candi
Borobudur.
Material Longsoran
Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan adanya material
longsoran dari Pegunungan Menoreh (breksi OAF) dengan ukuran
berva-riasi (Gambar 10). Material-material tersebut banyak
ditemukan di Desa Ngadiharjo dan Ka-ranganyar Kecamatan
Borobudur, baik di per-mukaan maupun pada lembah-lembah
sungai.
Sesar Progo

Sesar memotong batuan breksi vulkanik di


lembah Sungai Progo, dengan arah hampir
N1500E atau timurlaut-baratdaya (Gambar 5).
Apabila ditarik garis lurus dengan Pegunungan
Menoreh akan tampak adanya hubungan
(kelurusan) antara sesar yang memotong pada
Pegunungan Menoreh dengan lokasi tersebut.
Pada ruas Sungai Progo di sebelah timur Candi
Pawon terdapat sesar-sesar yang memotong
endapan rawa berupa lempung hitam (Gam-bar
6). Hal ini menunjukkan bahwa struktur sesar
yang terdapat pada daerah ini merupakan sesar
aktif yang memotong endapan rawa beru-mur
Kuarter. Adanya sesar ini mengakibatkan
endapan rawa yang berumur lebih tua letaknya
Sesar Sileng
arah relatif barat-timur
Zona sesarnya menyebabkan perubahan
arah pada Sungai Sileng karena memiliki
arah kelurusan yang sama dengan arah
sesarnya. Sesar ini dicirikan dengan bidang
sesar yang hampir vertikal kemudian
melan-dai ke arah selatan (Gambar 7).
Pada bidang sesar tidak ditemukan gores
garis maka untuk penamaannya dilakukan
pengambilan data struktur kekar karena
pada daerah sekitar sesar ini ditemukan
cukup banyak kekar-kekar, baik yang Gambar 7. Endapan rawa (lempung hitam) di Sungai Sileng tersesarkan akibat aktivitas
tektonik (sesar naik)
terbentuk karena gaya kompresional mau-
pun tensional.
Sesar Kaliduren

Pada Dusun Kaliduren ditemukan sesar yang memiliki arah relatif


barat-timur.
Sesar ini dicirikan dengan bidang sesarnya yang hampir vertikal
dan menyebabkan ruas Sungai Sileng di dusun Kaliduren menjadi
lurus (Gambar 8). Sesar ini terdapat pada litologi breksi vulkanik
yang dicirikan dengan perubahan kemiringan lapisan
Sesar Sungai Tangsi
Berdasarkan hasil interpretasi Nossin dan Voute (1986),
arah aliran Sungai Tangsi di sebelah baratlaut Dataran
Borobudur dipengaruhi oleh struktur sesar. Struktur
tersebut mengakibatkan pembelokan aliran Sungai Tangsi
sebesar 900.
Data pen-dukung struktur sesar di Dataran Borobudur
adalah terdapatnya mataair panas dengan rasa asin
muncul melalui kekar-kekar yang memo-tong satuan
breksi vulkanik produk Gunung api Sumbing. Mata air asin
juga ditemukan di sebelah barat Desa Ngasinan, pada
lembah Sungai Klantangan. Struktur kekar yang men-
gakibatkan munculnya mata air asin diduga se-bagai akibat
proses sekunder dari Sesar Tangsi.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai