Anda di halaman 1dari 45

ASMA

Oleh :
Ellen Monica
405100276
Definisi

Penyakit gangguan inflamasi


kronis saluran pernapasan
yang dihubungkan dengan
hiperresponsif, keterbatasan
aliran udara yang reversible
dan gejala pernapasan.
ASMA

INFLAMASI KRONIS SALURAN NAPAS

HIPERESPONSIF JALAN NAPAS

GEJALA PERNAPASAN

Keterbatasan aliran udara yang reversibel


Epidemiologi

Sumber : Global Burden of Asma Report


Prevalence of asthma in children aged
13-14 years

Global
GINA 2015 Appendix Box A1-1; figure provided by Initiative for Asthma
R Beasley Global Initiative for Asthma
Faktor Resiko
Patogenesis
Asma :
Inflamasi kronis Saluran Napas

Pemicu
Hipereaktivitas

Banyak sel : Melepas Mediator :


Sel Mast Histamin
Eosinofil Prostaglandin
Netrofil Leukotrien
Limfosit Platelet Activating Factor (PAF)

Bronkokonstriksi, hipersekresi mukus,


edema saluran napas
BATUK, MENGI,
Obstruksi difus saluran napas SESAK
Diagnosis

Pemeriksaan
fisik
Anamnesis

Pemeriksaan
penunjang

ASMA
Diagnosis
Riwayat
terpapar
pencetus,
riwayat alergi,
Riwayat
Batuk , mengi
keluarga
, Sesak ,
asma

Anamnesis
Diagnosa
Anamnesa
RIWAYAT PENYAKIT / GEJALA :
Bersifat episodik & reversibel
Gejala : batuk , sesak napas, rasa berat di dada
Timbul/ memburuk malam/ dini hari
Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
Respons terhadap pemberian bronkodilator
Pasien gelisah
inspeksi
Sesak pada malam
hari
Ada/tanpa sianosis

Tidak ada
kelainan
palpasi Pada berat :
pulsus
paradoksus
Pemeriksaan
fisik
Perkusi
Tidak ada
kelainan

Whezzing (+)
Auskultasi Ekspirasi
memanjang
Pemeriksaan
Penunjang

Tes alergi
Spirometri
Obstruksi jalan napas : nilai rasio VEP1/ KVP
< 75% atau VEP1 < 80% nilai prediksi.
Reversibilitas, yaitu perbaikan VEP1 15%
secara spontan, atau setelah inhalasi
bronkodilator, atau setelah pemberian
bronkodilator oral 10-14 hari, atau setelah
pemberian kortikosteroid (inhalasi/ oral) 2
minggu.
Menilai derajat berat asma
APE/PEF
Reversibiliti, yaitu perbaikan nilai APE 15%
setelah inhalasi bronkodilator (uji
bronkodilator), atau bronkodilator oral 10-14
hari, atau respons terapi kortikosteroid
(inhalasi/oral, 2 minggu)
Variabilitas, menilai variasi diurnal APE. APE
20%
Klasifikasi Berat Serangan Asma Akut
Gejala dan Tanda Berat Serangan Akut Keadaan
Mengancam Jiwa

Ringan Sedang Berat


Sesak napas Berjalan Berbicara Istirahat
Posisi Dapat tidur Duduk Duduk
terlentang membungkuk
Cara berbicara Satu kalimat Beberapa kata Kata demi kata

Kesadaran Mungkin gelisah Gelisah Gelisah Mengantuk, gelisah,


kesadaran menurun

Frekuensi napas < 20/menit 20-30/menit >30 menit

Nadi < 100 100-120 >120 Bradikardia


Pulsus Paradoksus - 10mmHg +/- 10-20mmHg + >25mmHg -

Otot bantu napas - + + Kelelahan otot


dan retraksi Torakoabdominal
suprasternal paradoksal

Mengi Akhir ekspirasi Akhir ekspirasi Inspirasi dan Silent chest


paksa ekspirasi
APE >80% 60-80% <60%
PaO2 >80mmHg 80-60mmHg <60mmHg
PaCO2 <45mmHg <45mmHg >45mmHg
SaO2 >95% 91-95% <90%
Klasifikasi

Klasifikasi derajat berat asma berdasarkan gambaran klinis (Sebelum Pengobatan)


Klasifikasi derajat berat asma pada penderita dalam pengobatan
Tatalaksana
Non Farmakoterapi
Hindari pencetus
Kontrol teratur
Farmakoterapi

Pengontrol (Controllers)
medikasi asma jangka panjang untuk
mengontrol asma, diberikan setiap hari
untuk mencapai dan mempertahankan
keadaan asma terkontrol.
Pengontrol sering disebut pencegah.
Kortikosteroid inhalasi
Kortikosteroid sistemik
Sodium kromoglikat
Nedokromil sodium
Metilsantin
Agonis beta-2 kerja lama, inhalasi
Agonis beta-2 kerja lama, oral
Leukotrien modifiers
Kortikosteroid Pada asma persisten
ringan sampai berat
Inhalasi

Efek samping lokal: Kandidiasis


Prevention : penggunaan
orofaring, disfonia dan batuk
spacer, cuci mulut/
berkumur
Kortikosteroid inhalasi
Diberikan selang
oral atau parenteral sehari / sekali sehari
pagi hari

Kortikosteroid Pada asma persisten


berat
Sistemik

Efek samping sistemik: Gunakan prednison,


osteoporosis, HT, diabetes, prednisolon,
supresi aksis adrenal-pituitari- metilprednisolon efek
hipotalamus, glaukoma, mineral kortikoid minimal
obesitas, dan kelemahan otot
Sodium kromoglikat Me hiperresponsif
dan Nedokromil sodium jalan napas

Pengontrol asma
Kromolin persisten ringan

Efek samping minimal:


batuk, rasa obat tidak
enak saat inhalasi
Teofilin, aminofilin Bronkodilator
tambahan

Diberikan dengan
agonis beta 2 kerja
Metilsantin singkat
Formeterol/ salmoterol

Me frekuansi
Agonis beta- serangan asma
2 kerja lama
Relaksasi otot polos,
me pembersihan mukosiliar,
me permeabilitas pembuluh
darah, dan
memodulasi pelepasan mediator
dari sel mast dan basofil
Efek bronkodilator Obat anti-asma yang
relatif baru

Leukotrien Tidak se-efektif agonis


beta-2 kerja lama
modifiers

Monitor fungsi hati


dianjurkan apabila
diberikan terapi zileuton
Pelega (Reliever)
untuk dilatasi jalan napas melalui
relaksasi otot polos, memperbaiki dan
atau menghambat bronkostriksi yang
berkaitan dengan gejala akut seperti
mengi, rasa berat di dada dan batuk.
Termasuk pelega adalah :
Agonis beta2 kerja singkat
Kortikosteroid sistemik.
Antikolinergik
Aminofillin
Adrenalin
Salbutamol, tarbutalin, Terapi pilihan pada
fenoterol serangan akut

Agonis beta-2 Pemberian secara


inhalasi
kerja singkat

relaksasi otot polos saluran napas,


meningkatkan bersihan mukosilier,
menurunkan permeabiliti pembuluh
Onset lebih cepat +
darah efeksamping minimal
modulasi penglepasan mediator
dari sel mast
Cara pemberian Diberikan selang
oral atau parenteral sehari / sekali sehari
pagi hari

Kortikosteroid Pada asma persisten


berat
Sistemik

Efek samping sistemik: Gunakan prednison,


osteoporosis, HT, diabetes, prednisolon,
supresi aksis adrenal-pituitari- metilprednisolon efek
hipotalamus, glaukoma, mineral kortikoid minimal
obesitas, dan kelemahan otot
memblok efek penglepasan
ipratropium bromide asetilkolin dari saraf
dan tiotropium bromide kolinergik pada jalan napas.

Anti Pemberian secara


inhalasi
kolinergik
Menimbulkan bronkodilatasi Disarankan kombinasi
dengan menurunkan tonus dengan agonis beta -2
kerja singkat
kolinergik vagal intrinsik terapi awal asma berat
menghambat refleks atau
bronkokostriksi yang yang kurang respon
disebabkan iritan. dengan agonis beta -2
kerja singkat saja
sebagai pilihan pada
asma eksaserbasi
Adrenalin sedang-berat

Pemberian secara
subkutan harus dilakukan bila tidak tersedia agonis
hati-hati pada penderita beta-2, atau tidak respon
dengan agonis beta-2 kerja
usia lanjut atau dengan singkat.
gangguan kardiovaskular
Algoritme Penatalaksanaan Asma
di Rumah Sakit
Penilian awal :
Riwayat dan pemeriksaan fisik yang
mendukung asma, bila mungkin faal
paru, AGDA, dan pemeriksaan lain

Serangan asma Serangan asma Serangan asma


ringan sedang/ berat mengancam jiwa

Pengobatan awal : Kortiikosteroid sistemik


1. Oksigenasi dengan kanul nasal :
2. Inhalasi agonis beta-2 kerja 1. Serangan asma
berat Prosedur
singkat (nebuliasi), setiap 20 di rawat
menit dalam satu jam atau agonis 2. Tidak ada respon
segeran dengan ICU
beta-2 kerja injeksi SK (terbutalin
0,5 mg ) / adrenalin 1/1000 0,3 ml pengobatan
SK bronkodilator
3. Dalam
kortikosteroid oral
Penilaian ulang setelah 1 jam :
Pemeriksaan fisik, saturasi O2 dan pemeriksaan
lain atas indikasi

Respon tidak sempurna


Respon buruk dalam
Respon baik : :
1 jam :
1. Respon baik setelah 1 1. Resiko tinggi distres
1. Resiko tinggi
jam 2. Pem. Fis : gejala
distres
2. Pem. Fis normal ringan sedang
2. Pem. Fis : berat,
3. APE> 70% 3. APE> 50% tetapi <
gelisah dan
prediksi/nilai terbaik 70%
kesadaran
4. Saturasi O2 > 90% 4. Saturasi O2 tidak
menurun
perbaikan
3. APE < 30%
4. PaCO2 > 45
mmHg
5. PaO2 < 60 mmHg
Dirawat di ICU :
1. Inhalasi agonis
Pulang : Dirawat di RS: beta 2 anti
1. Pengobatan 1. Inhalasi agonis beta kolinergik
dilanjutkan dengan 2 anti kolinergik 2. Kortikosteroid IV
inhalasi agonis beta-2 2. Kortikosteroid 3. Pertimbangan
2. Membutuhkan sistemik agonis beta -2
kortikosterodi oral 3. Aminofilin drip injeks SC/IM/IV
3. Edukasi penderita : 4. Terapi oksigen, 4. Aminofilin drip
1. Memakai obat peritimbangkan 5. Terapi oksigen,
yang benar kanul nasal atau menggunakan
2. Ikut rencana masker venturi kanul nasal atau
pengobatan 5. Pantau APE, sat O2, masker venturi
selanjutnya nadi, kadar teofilin 6. Mungkin perlu
intubasi dan
ventilasi mekanik

Perbaikan Tidak perbaikan

Pulang bila APE> 60 % Bila tidak perbaiakan dalam 6-12


prediksi/nilai terbaik. Tetap jam
berikan terapi oral atau inhalasi
Prognosis
Mortalitas akibat asma sedikit nilainya.
Pada penderita yang mengalami serangan
intermitten angka kematiannya 2%, sedangkan
angka kematian pada penderita yang dengan
serangan terus menerus angka kematiannya
9%.

Anda mungkin juga menyukai