Anda di halaman 1dari 18

Anak perempuan 1 tahun 2 bulan dengan

Meningoensefalitis, Sepsis, Pasca Prolonged VM,


CP Spastik, Drug Induced Urticaria

Oleh :
Yuni Sartika Dewi
IDENTITAS

Nama : An. DSS


Umur : 1 thn 2 bln
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Noyontaan, Pekalongan
No RM : C5868xx
MRS : 23 Mei 2016
ANAMNESIS
2 minggu SMRS anak mencret, 3 kali/hari, cair, ampas (+),
lendir (+), darah (-). Anak juga batuk pilek, batuk berdahak.
Anak tidak demam dan tidak muntah. Anak lalu dibawa
berobat ke Puskesmas, diberi obat, rawat jalan. Saat di
rumah, anak demam tinggi, mendadak (suhu tidak diukur
saat demam), masih mencret 3 kali per hari, ampas (+),
lendir (+), darah (-), muntah (-). Anak kemudian dibawa ke
RS Daerah. Saat di RS tersebut, anak tiba-tiba kejang, kejang
seluruh tubuh, tidak sadar setelah kejang. Anak kemudian
dirujuk ke RSDK.
Keluhan
UTAMA :
PENURUNAN Di RSDK, anak dirawat di HCU. Selama perawatan, anak
mendapatkan berbagai pengobatan medikamentosa
KESADARAN (antibiotik, antipiretik, antikonvulsan, antifungal, terapi
cairan/infus). Pada tgl 14 Juni 2016, di badan anak tiba-tiba
muncul bercak kemerahan, setelah mendapatkan perubahan
obat (Tigecyclin dan Fluconazole). Bercak kemerahan
tersebut kemudian berkurang dan menghilang dalam 48-72
jam, setelah Fluconazole dihentikan.
ANAMNESIS

Tidak Ada.
Riwayat Alergi - Mempunyai BPJS
Sebelumnya - Kesan : Sosial
disangkal Ekonomi Menengah

Orang Tua tidak


memiliki
Riwayat Alergi
Pemeriksaan Fisik BB : 11 kg, PB : 75 cm

Mata : anemis (-/-), ikterik Abdomen: datar, supel,


KU: sadar, kurang (-/-) BU (+) N
aktif, terpasang Hidung : nafas cuping(-) Hati : tidak teraba
oksigen nasal dan Mulut : sianosis (-) Limpa : S0
terpasang NGT Leher : kaku kuduk (+), Inguinal: pemb nnll (-/-)
pembesaran nnll (+)
TV:
HR: 134 x/mnt Ekstremitas
RR: 32 x/mnt Dada: simetris , retraksi (-) Akral dingin -/- -/-
N: reg i/t cukup Cor : BJ I-II normal, bising Capp refill <2 <2
T: 37,2 C (-), gallop (-) Refleks fisiologis +/+ +/+
SpO2 : 99% P: Refleks patologis -/- -/-
SD vesikuler +/+ +/+ Tonus N N
ST hantaran +/+ +/+ Klonus - -
ST ronkhi +/+ +/+ Spastik + +

Status Lokalis :
Urtika eritematosa, batas tegas,
tersebar di seluruh permukaan
kulit (wajah, lengan, badan,
punggung, paha)
LABORATORIUM
HEMATO SATUA NILAI 12- 6-6- 30- 27-5- 23-5- 23-5-
LOGI N RUJUK 6-16 16 5-16 16 16 16
AN 12.40 04.33
Hb g/dl 13-16 10.6 8.22 11.1 11.2 10.2 10.0

Ht % 40-54 33.0 24.4 34.0 32.3 30.4 29.9


Eritrosit 10^6/ul 4.4-5.9 3.8 2.8 4.0 3.88 3.63 3.7

MCH pg 27-32 28.3 29.4 27.8 28.8 28.2 27.0


MCV fl 76-96 88.0 87.0 85.2 83.2 83.7 80.8

MCHC g/dl 29-36 32.1 33.0 32.6 34.6 33.7 33.4


Leukosit 10^3/ul 5-13.5 11.9 14.0 12.0 11.0 18.2 13.4
Trombosit 10^3/ul 150-400 450 549 272 97.8 22 22

RDW % 11.6-14.8 15.4 15.9 14.4 16.1 14.5 14.8

MPV fl 4-11 9.2 6.35 10.9 ---- 8.55 ----


LABORATORIUM

KIMIA SATUAN NILAI 12-6- 6-6-16 31-5- 28-5- 26-5- 23-5- 23-5-16
KLINIK RUJUKA 16 16 16 16 16 04.33
N 12.40
GDS mg/dl 80-160 113 146 125 135 369 199 104

Albumin g/dl 3.4-5.0 3.2 3.2 4.0

Ureum mg/dl 15-39 16 11 17 11 43 41

Creatinin mg/dl 0.6-1.3 0.58 0.4 0.43 0.5 0.57 0.7

Calsium mmol/l 2.12-2.52 2.36 2.40 2.27 1.95 2.2 1.75 1.6

Natrium mmol/l 136-145 139 138 137 133 130 134 133

Kalium mmol/l 3.5-5.1 3.5 3.9 4.4 3.3 4.6 3.6 3.3

Chlorida mmol/l 98-107 100 98 98 98 100 96 105


Pemeriksaan Penunjang
Kultur Darah (14/06/2016)

Klebsiella pneumonia ssp pneumonia


Sensitif terhadap : Meropenem/ Cefoperazone sulbactam, Gentamisin

Kultur Sputum (14-06-16)

Klebsiella pneumonia ssp pneumonia


Sensitif terhadap : Meropenem, Amikasin
Prokalsitonin : 99,88 ng/ml ( >2 : resiko tinggi untuk sepsis berat atau syok septik)

Urine Rutin (13/06/2016)

Oval fat bodies (+) Sisa Protein (+)


Ca Oxalat (+) Leukosit 0-2/lpb
Sisa Karbohidrat (+) Bakteri (+)
Pemeriksaan Penunjang
Hitung Jenis :
30-05-16 Eos/Bas/St/Sg/Lim/Mn : 0/0/1/74/16/8
Sudan III : positif 30 Lain-lain : Mielosit 1
pH feses : 6 Gambaran darah tepi :

(27-05-16) LCS 05 Eritrosit : normositik, poikilositosis ringan


(ovalosit, pear shape cell, polikromasi (+))
Glukosa : 100 mg/dl (50-80) 2016 Trombosit : estimasi jumlah normal,
didominasi bentuk normal
23-05-16 Leukosit : jumlah tampak normal
CRP kuantitatif : 0,15 mg/dl
Hitung Jenis :
Eos/Bas/St/Sg/Lim/Mn : 0/0/1/62/34/2
Lain-lain : Metamielosit 1%,
Sputum (30-06-16) Limfosit plasma biru 1/100 lekosit
BTA : negatif 23 Gambaran darah tepi :
Lekosit : >25/lpk 05 Eritrosit : anisositosis ringan (normositik,
makrositik), poikilositosis (ovalosit, eliptosit,
Diplococcus gram (+) : positif 2016 pear shape cell, burr cell)
Kuman batang gram (-) : positif Trombosit : estimasi jumlah menurun,bentuk besar
Yeast cell : negatif Leukosit : estimasi jumlah meningkat, limfosit
teraktivasi (+). vacuolisasi neutrofil,
hipergranulasi netrofil
DAFTAR MASALAH

Penurunan Kesadaran

Imbalance Elektrolit

MASALAH Demam Terus Menerus

Penggunaan banyak Medikamentosa

Urtikaria
DIAGNOSIS
Meningoensefalitis DD/Ensefalopati
CP Spastik
VAP (K. Pneumonia)
Sepsis
Cortical visual impairment
Drug Induced urticaria
Gizi baik perawakan normal
Daftar Obat yang diberikan
Ceftriaxon Dexamethason
Dobutamin Furosemid
Midazolam Meropenem
Parasetamol Gentamisin
Ca Gluconas Azitromisin
Zink Zink
Manitol Nistatin
Phenobarbital Cefoperazone
sulbactam
RL
Amikasin
D 15% Tigecycline
D 10% Fluconazole
NaCl 3% Pepti junior
TERAPI
Infus D5 NS 120/5 ml/jam
+ KCl Otsu (4 meq) 110 ml dalam 500 ml D5 NS
Inj. Tigecycline 10 mg/12 jam dalam 30 menit IV
Inj. Parasetamol 120 mg IV/4 jam (jika T > 38C)
Program :
- Nebulisasi combivent 2 respul + Pulmicort 1 respul +
NaCl 0,9% 2 cc/4 jam
- Suction post nebulisasi periodik
- Evaluasi KU, T V, distress respirasi
Thien FCK. Drug Hipersensitivity. MJA Practice Essential; 2006; 185(6); h.333-8
- Respon abnormal, timbul terhadap bahan obat/
metabolitnya melalui reaksi imunologis berupa
hipersensitivitas, selama/setelah pemakaian obat.
- Bentuk reaksi alergi terbanyak pada kulit -> kulit
aktif bermetabolisme, mengandung isoenzim
sitokrom P450; netrofil, monosit dan keratinosit
memiliki enzim potensial untuk mengoksidasi obat
menjadi metabolit reaktif.
- Urtikaria merupakan bentuk alergi obat tersering
kedua, edema eritema atau pucat, biasanya
menghilang beberapa jam.

1. Greaves MW, Hussein SH. Drug-Induced Urticaria and Angioedema: Pathomechanisms and
Frequencies in a Developing Country and in Developed Countries. Int.Arch Allergy Immunol: 2002
2. Vella, Widiasmara D, Hutomo M. Urtikaria Studi Retrospektif. 2000
Penyebab tersering urtikaria adalah penisillin, sulfonamid,
asam asetilsalisilat, NSAID.
Sitcharungsi et al mengungkapkan bahwa drug induced
urticaria didapatkan 32% pada kasus, dan -laktam
merupakan antibiotik tersering penyebab urtikaria.
Pada pasien ini, antibiotik golongan -laktam yang diberikan
adalah : Ceftriaxon (23-30 Mei 16), Meropenem (31 Mei 16
dan 15 Juni 16), Cefoperazone Sulbactam (1-11 Juni 16)
-laktam secara spontan terbuka membentuk kelompok
penisiloil, mengikat protein secara kovalen, membentuk
kompleks hapten-karier.
Sitcharungsi et al. Drug Induced Acute Urticaria in Children. J Allergy Clin Immunol: 2011
Adverse drug effect fluconazole jarang dilaporkan,
namun Tavallae dalam penelitiannya melaporkan
bahwa fluconazole tetap memiliki potensi menimbulkan
reaksi alergi (fixed drug eruption), namun jarang terjadi.
Fixed drug eruption karena fluconazole juga pernah
dilaporkan oleh Gaiser dalam penelitiannya.
Efek samping yang sering terjadi pada pengunaan
aminoglikosida adalah nefrotoksik dan ototoksik, namun
reaksi alergi juga mungkin terjadi. Henao dkk juga
pernah melaporkan anafilaksis karena gentamisin.

1. Tavallaee M, Rad MM. Fixed Drug Eruption resulting from Fluconazole Use: a Case Report. Journal of Medical
Case Reports: 2009; 3:7368
2. Gaiser CA, Sabatino D. Fluconazole-induced Fixed Drug Eruption. The Journal of Clinical and Aesthetic
Dermatology: 2013; 6.
3. Borges MS et al. Hypersensitivity reactions to non beta-lactam antimicrobial agents, a statement of the WAO
special committee on drug allergy. World Allergy Organization Journal: 2013; 6:18
4. Henao CMG et al. Gentamisin induced Anaphylaxis. World Allergy Organization Journal: 2015; 8 (Suppl 1):A269

Anda mungkin juga menyukai