LAPKAS
LAPKAS
Benzodiazepin
Keunggulan benzodiazepine dari barbiturate yaitu rendahnya
tingkat toleransi obat, tidak menginduksi enzim mikrosom di hati.
Dosis : Diazepam : induksi 0,2 0,6 mg/kg IV, Midazolam : induksi : 0,15 0,45
mg/kg IV.
Ketamin
Ketamin mempunyai sifat analgesik, anestestik dan kataleptik dengan kerja
singkat. Dosis ketamin adalah 1-2 mg/kgBB IV atau 3-10 mg/kgBB IM.
Meridipin
Meperidin hanya digunakan untuk menimbulkan analgesia.
Sediaan yang tersedia adalah tablet 50 dan 100 mg ;
suntikan 10 mg/ml, 25 mg/ml, 50 mg/ml, 75 mg/ml, 100
mg/ml. ; larutan oral 50 mg/ml. Sebagian besar pasien
tertolong dengan dosis parenteral 100 mg. Dosis untuk
bayi dan anak ; 1-1,8 mg/kg BB.
2. Analgetik
Morfin
Efek analgesi morfin timbul berdasarkan 3 mekanisme ; (1) morfin
meninggikan ambang rangsang nyeri ; (2) morfin dapat
mempengaharui emosi, artinya morfin dapat mengubah reaksi yang
timbul dikorteks serebri pada waktu persepsi nyeri diterima oleh
korteks serebri dari thalamus ; (3) morfin memudahkan tidur dan
pada waktu tidur ambang rangsang nyeri meningkat.
Dosis anjuran untuk menghilangkan atau mengguranggi nyeri sedang
adalah 0,1-0,2 mg/ kg BB. Untuk nyeri hebat pada dewasa 1-2 mg
intravena dan dapat diulang sesuai yamg diperlukan.
Fentanil
Dosis fentanyl adalah 2-5 mcg/kgBB IV. Fentanyl merupakan opioid
sintetik dari kelompok fenilpiperidin dan bekerja sebagai agonis
reseptor . Fentanyl banyak digunakan untuk anestetik karena waktu
untuk mencapai puncak analgesia lebih singkat, efeknya cepat
berakhir setelah dosis kecil yang diberikan secara bolus, dan relatif
kurang mempengaruhi kardiovaskular.
3. Pelumpuh Otot (Muscle Relaxant)
Obat pelumpuh otot adalah obat/ zat anestesi yang
diberikan kepada pasien secara intramuskular atau
intravena yang bertujuan untuk mencapai relaksasi dari
otot-otot rangka dan memudahkan dilakukannya operasi.
Pelumpuh otot depolarisasi
Pelumpuh otot depolarisasi bekerja seperti asetilkolin, tetapi di celah
saraf otot tidak dirusak oleh kolinesterase, sehingga cukup lama
berada di celah sipnatik, sehingga terjadilah depolarisasi ditandai
oleh fasikulasi yang disusul relaksasi otot lurik. Yang termasuk
golongan ini adalah suksinilkolin, dengan dosis 1-2 mg/kgBB IV.
Pelumpuh otot non-depolarisasi
Pelumpuh otot non-depolarisasi berikatan dengan reseptor nikotinik-
kolinergik, tetapi tak menyebabkan depolarisasi, hanya
menghalangi asetilkolin menempatinya, sehingga asetilkolin tak
dapat bekerja.
Intubasi Endotrakeal
Yang dimaksud dengan intubasi endotrakeal ialah memasukkan pipa
pernafasan yang terbuat dari portex ke dalam trakea guna membantu
pernafasan penderita atau waktu memberikan anestesi secara inhalasi.
Indikasi Intubasi Endotrakeal
Menjaga jalan nafas yang bebas oleh sebab apapun
Mempermudah ventilasi positif dan oksigenasi
Pencegahan terhadap aspirasi dan regurgitasi
Operasi-operasi pada kepala, leher, mulutm hidung dan
tenggorokan
Pada banyak operasi abdominal, untuk menjamin pernafasan
yang tenang dan tak ada ketegangan
Pada operasi intrathorakal, supaya jalan nafas selalu
terkontrol
Untuk mencegah kontaminasi trakea
Bila dipakai controlled ventilation maka tanpa pipa
endotrakeal dengan pengisian cuffnya dapat terjadi inflasi ke
dalam gaster
Pada pasien-pasien yang mudah timbul laringospasme
Pada pasien-pasien dengan fiksasi vocal cord
Keberhasilan intubasi tergantung pada 3 hal penting
yaitu :
Anestesi yang adekuat dan relaksasi otot-otot kepala,
leher dan laring yang cukup
Posisi kepala dan leher yang tepat
Pipa endotrakea
Berfungsi mengantar gas anestesik langsung ke dalam trakea dan biasanya
dibuat dari bahan standar polivinil-klorida.
Cara memilih pipa endotrakea untuk bayi dan anak kecil :
Diameter dalam pipa trakea (mm) = 4 + umur (thn)
Panjang pipa orotrakeal (cm) = 12 + umur (thn)
Panjang pipa nasotrakeal (cm) = 12 + umur (thn)
Laringoskop
Fungsi
laring ialah mencegah benda asing masuk paru.
Laringoskop ialah alat yang digunakan untuk melihat laring
secara langsung supaya kita dapat memasukkan pipa trakea
dengan baik dan benar. Secara garis besar dikenal dua
macam laringoskop :
Bilah lurus (straight blades/ Magill/ Miller)
Bilah lengkung (curved blades/ Macintosh)
Kesulitan Dalam Teknik Intubasi
Otot-otot leher yang pendek dengan gigi geligi yang
lengkap
Mulut yang panjang dan sempit dengan arcus palatum
yang tinggi
Gigi incisivum atas yang menonjol (rabbit teeth)
Kesulitan membuka mulut
Uvula tidak terlihat (malapati 3 dan 4)
Abnormalitas pada daerah servikal
Kontraktur jaringan leher
Komplikasi Pada Intubasi Endotrakeal
Memar & oedem laring
Strech injury
Non specific granuloma larynx
Stenosis trakea
Trauma gigi geligi
Laserasi bibir, gusi dan laring
Aspirasi
Spasme bronkus
Pemulihan Pasca Anestesia
Pemulihan Pasca Anestesi
observasi di ruang Recovery room (RR).4,7,8
Nilai Warna
Merah muda, 2
Pucat, 1
Sianosis, 0
Pernapasan
Dapat bernapas dalam dan batuk, 2
Dangkal namun pertukaran udara adekuat, 1
Apnoea atau obstruksi, 0
Sirkulasi
Tekanan darah menyimpang <20% dari normal, 2
Tekanan darah menyimpang 20-50 % dari normal, 1
Tekanan darah menyimpang >50% dari normal, 0
Kesadaran
Sadar, siaga dan orientasi, 2
Bangun namun cepat kembali tertidur, 1
Tidak berespons, 0
Aktivitas
Seluruh ekstremitas dapat digerakkan, 2
Dua ekstremitas dapat digerakkan,1
Tidak bergerak, 0
Jika jumlahnya > 8, penderita dapat dipindahkan ke ruangan
Kolelitiasis
Telaah :
Hal ini dialami os 3 tahun ini, awalnya benjolan
sebesar telur puyuh, lama kelamaan semakin
membesar di perut bagian kiri. Nyeri perut (-),
mual muntah (-), riwayat penurunan berat badan
(+) 6 bulan ini lebih dari 10 kg, nafsu makan
berkurang, riwayat BAB berdarah (-), riwayat BAB
hitam (-), riwayat BAB seperti kotoran kambing (+),
BAB sulit sudah 8 hari ini. BAK (+) Normal.
RPT :-
RPO :-
KEAADAAN PRA BEDAH
Status Present
Sensorium : Compos mentis
KU/KP/KG : Sedang /sedang/ sedang
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Frekuensi nadi : 80 x/i
Frekuensi nafas : 22 x/i
Temperatur : 37oC
Anemis : (-)
Ikterik : (-)
Sianosis : (-)
Dipsnoe : (-)
Oedem : (-)
Kepala
Mata : RC (+/+), pupil isokor,
konjungtiva palpebra inferior
anemis(-/-), ikterik (-/-) Abdomen
Hidung : Secret (+) - Inspeksi : Simetris
Telinga : Dalam batas normal - Palpasi : Soepel, teraba
massa di abdomen ukuran 15x10, massa
Mulut : Dalam batas normal
immobile, konsistensi keras, permukaan
Leher : Pembesaran KGB (-) berbenjol-benjol, nyeri tekan (-), batas
tidak tegas
Thorax
- Perkusi : Kiri : Peka, Kanan :
- Inspeksi : Simetris fusiformis Timpani
- Palpasi : Stem fremitus kanan = - Auskultasi : Peristaltik (+) Normal
kiri
Ekstremitas superior : Tidak terdapat
- Perkusi : Sonor di kedua kelainan
lapangan paru Ekstremitas inferior : Tidak terdapat
- Auskultasi : SP = vesikuler kelainan
Hb 9 g/dL
Hct 27,5 %
Leukosit 3160 u/L
Trombosit 86.000 u/L
KGD ad random 214 mg/dL
Natrium 124 mmol/L
Kalium 4,10 mmol/L
Klorida 104 mmol/L
SGOT 24 U/L
SGPT 19 U/L
Ureum 34 mg/dL
Creatinin 0,83 mg/dL
B6 (Bone)
Fraktur :-
Luka bakar :-
Oedem :-
Diagnosis : Kolelitiasis + Hernia Inguinalis
Status fisik : ASA II
Rencana tindakan : Kolesistektomi + Herniorapi
Rencana anestesi : GA-ETT
Anestesi
Persiapan pasien Obat obat yang dipakai
Pasien puasa sejak pukul 00.00 wib
Pemasangan infus pada dorsum manus sinistra
dengan cairan RL Premedikasi :
Persiapan alat Midazolam 3 mg
Stetoskop Fentanyl 100 mcg
Tensimeter
Meja operasi dan perangkat operasi
Laryngoscopy
Medikasi :
ETT no 7 Propofol 100 mg
Suction Atracurium 25 mg
Ventilator Sebelum operasi selesai :
Ambu bag Ketorolac 30 mg
Infus set
Ondansetron 4 mg
Abocath no 18 G
Threeway Sebelum pasien di Ekstubasi
Spuit 3cc Atrophine 0,5 mg
Spuit 5cc Neostigmine 1 mg
Spuit 10cc
Urutan pelaksanaan anastesi
Cairan pre operasi :RL 500 ml
Prosedur anastesi :
Pasien dibaringkan di meja operasi dalam posisi supine
Infuse RL terpasang di lengan kiri
Pemasangan tensi meter di lengan kanan
Pemasangan oksimetri di ibu jari kanan pasien
Pemasangan elektrodapengukuran frekuensi nadi dan frekuensi
nafas
Urine output
Durante operasi : Terpasang kateter (100 cc)
EBV : 70 x 50 = 3500 cc
EBL 10% = 350 cc, 20% = 700 cc, 30% =1050 cc
KETERANGAN TAMBAHAN
- Diagnosis pasca bedah : Post Kolesistektomi a/I Kolelitiasis dan Post
Herniorapi a/i Hernia Inguinalis
- Lama anastesi :09.00 12.00 wib
- Lama operasi :09.30 11.30 wib