Anda di halaman 1dari 47

Now Loading

KULIAH REMATOLOGI

I MADE NIKO WINAYA


HP 081 246 88 66 4
EMAIL niko_winaya@yahoo.com
PENDAHULUAN
Rematik : Penyakit yang menyerang sendi
dan struktur jaringan sekitarnya (tendon
ligament, sinovial, otot sendi, dan tulang).
Penyakit ini tidak terbatas menyerang sendi
bisa juga mengenai organ lain.
Membran sinovial
Rawan sendi

Ruang sendi

Kapsul
RESEPTOR / SENSOR SENDI

Type :

1. Globulair Statik dan


Dinamik

2. Konus Dinamik (adaptasi


cepat)

3. Fusiform Dinamik akhir


gerak

4. Plexus (Nociceptor) Nyeri


(A delta & Type C atau IIIb
dan IV)

Rawan sendi bersifat avaskularisasi dan uninervasi


I. PENDAHULUAN

REMATIK

ARTIKULER EKSTRA ARTIKULER

Osteoartritis Tendinitis dan Tenosinovitis


Artritis Rematoid Bursitis
Artritis Pirai (GOUT) Fibrositis
4 JENIS PENYAKIT REMATIK YANG
SERING DIJUMPAI YAITU

1. Osteoarthritis / osteoarthrosis (OA) yang disebabkan


oleh pengapuran
2. Rematik luar sendi yang menyerang jaringan di luar
tulang rawan
3. Rematik peradangan / arthritis reumatoid (RA)
4. Rematik yang disebabkan oleh pengeroposan (GOUT
ARTHRITIS/ASAM URAT)
A. OSTEOARTRITIS
Osteoartritis merupakan bentuk gangguan artritis yang
umum terjadi. Biasanya, osteoartritis lebih banyak
menyerang usia lanjut (50 tahun ke atas) dan orang
dengan berat badan berlebih (obesitas). Gangguan
osteoartritis atau disebut juga rematik karena
pengapuran terjadi secara degeneratif, yaitu terjadi
secara perlahan-lahan selama beberapa waktu.
Biasanya menyerang sendi besar. Pada osteoartritis,
terjadi proses pengapuran yang merusak tulang rawan
di sekitar tulang sehingga menjadi tipis dan kemudian
tumbuh tulang baru di sekitar sendi yang terserang.
Akibatnya, pinggir sendi bersangkutan kehilangan
pembungkus halus kartilago.
II. PATOFISIOLOGI PADA OA
DEGRADASI DAN ELEVASI TULANG RAWAN PADA OA
STRUKTUR TULANG RAWAN
85 % adalah air

kondrosit

Tulang Rawan
sendi Produksi

Kolagen (80%)
Molekul Agrekan
Matriks

Proteoglikan (20%)
( fungsi PEREDAM)
As.Hialuronat

90% dibentuk oleh Glikosaminoglikan (komponen elastisitas)

Keraton sulfat Kondroitin sulfat


Common Sites of OA
Paling banyak ditemukan
Penyebab utama disabilitas fisik
25% penyebab kondisi ketidakmampuan seseorang

DEFINISI Kelainan umum yang mengenai 1 atau lebih sendi


Diawali kemunduran rawan sendi setempat,
tandanya :
Degenerasi rawan sendi yang progresif
Hipertrofi tulang
Pembentukan Osteofit
Terutama mengenai sendi penumpu berat badan
OSTEOARTRITIS

PATOGENESIS : ?

Tekanan mekanik yang berlebihan

Hilangnya proteoglikan dari matriks

Hilangnya integritas matriks

Rawan sendi tidak tahan terhadap tekanan


Perubahan patologis
Perubahan pertama terjadi pada
pengurangan kondroitin sulfat ( bahan
utama pembentuk kartilago)
Terjadi gangguan pembentukan kolagin
(jar ikat) dan protoglikan ( daya
lenting/absorbsi energi) pada kartilago.
Kartilago menipis dan pecah-pecah (
chondromalacia)
Menimbulkan kerusakan tulang,
dimana tubuh akan memperbaiki tapi
tidak bagus, shg terbentuk osteofit
Osteofit akan menimbulkan nyeri
Kriteria radiologis ( Kellgren,1957)

Grade I : sendi normal, ada kemungkinan


terdapat osteofit minimal
Grade II: celah sendi baik, belum ada
deformitas, ada dua titik osteofit dengan
desertai sklerosis subchondral dan kista
subchondral minimal
Grade III:osteofit sedang, beberapa
deformitas pada ujung tulang dan celah
sendi menyempit
Grade IV: Osteofit besar, deformitas,
celah sendi hilang ,ada sklerosis dan
cista
Type-type osteoartritis
Type primer :
adanya kelemahan tl rawan yg tdk
tahan terhadap stres.sehingga ada
pendapat ,ini kelemahan kongenital
atau internal defek. Bisa multiple
sendi tapi yang sering pada IP distal (
Heberdens node) dan IP proximal (
Buchard node)
Type secunder :
type ini mengenai pada sendi besar
yang menumpu berat badan yang
mengalami kerusakan pada rawan
sendinya akibat trauma/
penyakit/degenerasi/ nekrosis
KONDISI OA LUTUT DAN ATROPI OTOT KUADRISEP

OA Primer merupakan proses


degenerasi akibat kelainan sistemik
pada OA dan ditandai nyeri pada
daerah Pes Anserinus

OA Sekunder akibat beban


biomekanik pada kelainan postural
(genuvarus) sehingga terjadi torsi
pada sendi sisi lateral
Faktor resiko OA (Smith, 1997)
Penyebab secara pasti pada
umumnya para ahli mengatakan
belum jelas.
Faktor resiko
1. Geneneralized susceptibility
a. obesitas---IMT 30-35 % resiko 4 kali
b. wanita ----gaya tumpuan lebih besar
c. heriditer ---struktur tl rawan dan laxity
sendi, displasia epfise /permukaan sendi
yang tidak teratur
d. metabolik ---- DM pembentukan
proteoglikan pada pertumbuhan tl rawan
Faktor resiko OA (Smith, 1997)
2. Faktor mekanik
a. trauma --- kerusakan sendi dan
instabilitas ( Kasjmir,1996)
b. kesegarisan tungkai---- sudut
femur dan tibia (Femuro Tibial Angle)
c. Okupasi : ( Cooper ,1994)
resikonya bisa 5x bagi individu yg
pekerjaannya banyak jongkok > 30
,naik tangga > 10 tkt
d. olahraga berat terutama sepak
bola
Kriteria klinis Altman (1991)
1. Nyeri sendi beberapa hari bulan
2. Radiologis : osteofit pada tepi sendi
3. Cairan sendi , terdapat 2 atau 3 tanda
(jernih,viskous,sel drh putih< 2000/mm3
4. Jika cairan tidak diperiksa usia </= 40th
5. Kaku sendi dipagi hari </= 30 mnt
6. Krepitasi pada gerak sendi aktif
7. LGS terbatas

Diagnoasa positif bila memenuhi kriteria :


1,6,7
Gambaran klinis OA ( ISBAGIO,1987)
Sub-clinis: pada tingkat ini blm ada
keluhan, yg terjadi perubahan pd tingkat
selluler dan biokimiawi rawan sendi
Manifes: adanya keluhan nyeri akibat
mulai ada kerusakan rawan sendi meluas
Dekompensata : rawan sendi rusak sama
sekali,terjadi deformitas, kontraktur
Pembengkakan sendi: merupakan reaaksi
radang,shg panas & kemerahan
Deformitas dan gangguan fungsi karena
adanya distruksi
B. ARTRITIS REUMATOID
Artritis reumatoid merupakan pembengkakan pada jaringan
ikat Diduga penyebab utamanya karena gangguan autoimunitas
dan berhubungan dengan faktor infeksi, genetis, dan endokrin.
kondisi artritis reumatoid ditandai dengan peradangan pada
jaringan di sekitar sendi yang disebut dengan sinovium
sehingga timbul gejala nyeri yang berkepanjangan, bengkak,
sendi berwarna merah, dan terasa panas jika disentuh. Sendi
yang terkena menjadi kaku terutama saat penderita bangun di
pagi hari. Gangguan jenis ini kebanyakan menyerang
persendian tangan dan kaki. Artritis reumatoid dapat
menyerang semua golongan usia.
SYNOVITIS

CACAT
BENTUK

NODUS
RHEUMATOID
ARTHRITIS
Rheumatoid Arthritis` early

Rheumatoid Arthritis` advanced

Rheumatoid Nodule
RHEUMATOID
ARTHRITIS
C. GOUT ARTRITIS (ASAM URAT)
Gout atau penyakit pirai lebih dikenal dengan
istilah penyakit asam urat. Penyakit ini
merupakan jenis rematik yang paling populer di
Indonesia. Jenis rematik ini serangannya
sangat dipengaruhi oleh pola makan yang tidak
sehat.
Orang yang mengalami asam urat disarankan untuk
menghindari makanan yang mengandung kadar purin
tinggi, seperti dalam melinjo serta jeroan hewan. Hal ini
karena asam urat merupakan hasil dari proses
metabolisme zat purin yang berasal dari makanan. Jika
seseorang mengonsumsi makanan dengan kadar purin
tinggi maka secara otomatis kadar asam urat di dalam
tubuhnya juga meningkat.
Kadar purin yang lebih tinggi sebenarnya berasal dari
hewani seperti jeroan, makanan laut (seafood),
dibandingkan kadar purin dari kacang-kacangan.
orang yang memiliki asam urat sebaiknya
memperhatikan asupan jus buah-buah seperti halnya jus
jeruk. Hal ini karena buah yang mengandung kadar
fruktosa tinggi bisa mempengaruhi kinerja ginjal,
sehingga asam urat yang seharusnya dikeluarkan justru
mengendap atau tertimbun di dalam ginjal.
GOUT / ASAM URAT
TOPHI

TOPHUS
D. REMATIK NON-ARTIKULER

1. BURSITIS
Bursitis merupakan peradangan bursa yang menimbulkan rasa sakit
pada satu atau lebih kantong yang berisi cairan penutup dan
pelindung ujung tulang. Bursa berfungsi sebagai bantalan antara
tulang.
Bursitis dapat terjadi karena luka yang kambuh pada sendi atau
akibat gangguan radang sendi. Bursitis yang akut, luka yang terjadi
berkali-kali, dan adanya infeksi dapat berkembang menjadi bursitis
kronis. Bursitis dapat menular jika diakibatkan oleh infeksi luka
atau masuknya bakteri pada kulit di atas bursa.
2. TENDINITIS
Tendinitis merupakan rasa sakit yang disebabkan karena
peradangan tendon dan penempelan otot ke tulang.
Tendon (disebut juga dengan tali otot atau urat)
merupakan penghubung otot dengan tulang. Urat dapat
terkilir karena adanya gerakan yang berlebihan. Selain
itu, dapat juga disebabkan oleh gangguan
muskuloskeletal lain, postur tubuh yang buruk,
perkembangan tubuh yang abnormal, cedera yang
rnengakibatkan tendon/urat terlepas.
3. FIBROSITIS
Fibrositis merupakan suatu kondisi yang disebabkan
inflamasi atau peradangan pada jaringan ikat fibrous,
terutama pada daerah leher, bahu, dan punggung bagian
atas. Hal ini dapat terjadi karena berbagai hal. Umumnya,
fibrositis disebabkan rasa sakit pada leher dan tulang
belakang akibat salah urat atau cidera ringan, serta
adanya daerah yang mengalami degenerasi pada tulang
rawan. Selain ini, dapat juga disebabkan karena
kelelahan, kecemasan, atau faktor kejiwaan maupun
psikis. Gangguan ini ditandai dengan rasa sakit, sensitif,
dan otot-otot yang kaku. Fibrositis sering dijumpai pada
usia lanjut, terutama wanita.
4. FIBROMIALGIA
Fibromialgia merupakan jenis rematik yang disebabkan
adanya proses peradangan di otot. Ditandai oleh nyeri
otot dan tulang yang menyeluruh, serta kekakuan dan
kelelahan kronis. Kondisi ini juga disertai gangguan
tidur karena penderita akan mengeluh nyeri otot yang
hebat sehingga membuatnya tidak mungkin untuk
berbaring dengan posisi yang sama dalam waktu lama.
Kurang tidur terus-menerus mengakibatkan nyeri otot
berkepanjangan, terkadang disertai rasa pening serta
jantung berdebar-debar, kecemasan, dan gangguan
lambung. Jenis penyakit ini dapat menyerang semua
usia, dari anak-anak hingga dewasa. Namun, sering
ditemukan pada wanita usia 20-30 tahun.
Berikut ini pemeriksaan laboratorium untuk
penyakit rematik:

- Antistreptolysin (ASTO)
- C-Reactive Protein (CRP)
- Rheumatoid Factor (RF)
- Asam Urat
- Antinuclear Antibodies (ANA)
- LE Test
Gejala umum penyakit rematik, di antaranya :

- Nyeri sendi akibat mekanis, inflamasi, dan peradangan


- Kaku pada sendi akibat desakan suatu cairan di sekitar
jaringan tubuh yang sedang mengalami peradangan
- Bengkak pada sendi yang sering ditandai dengan
memerahnya kulit
- Gangguan fungsi sendi akibat sendi yang meradang
- Sendi tidak stabil karena trauma atau radang di bagian
ligamen atau kapsul sendi
- Sendi berbunyi saat digerakkan
- Pengecilan otot atau atrofi yang pada akhirnya bisa
menyebabkan fungsi sendi terganggu.
- Timbulnya tofi atau benjolan kecil di jaringan bawah kulit
PANTANGAN MAKANAN
1. kacang-kacangan seperti SULE, kacang buncis
2. Jeroan seperti hati, usus, jantung, limpa, otak dan
paru
3. Makanan kaleng seperti sarden, kornet sapi dsb
4. Makanan bersantan seperti nasi lemak, gulai dsb
5. Buah-buahan seperti durian, alpokat, air kelapa muda,
kacang melinjo.
6. Alkhohol
7. Bayam dan kangkung.
Cegah rematik
1. Lakukan aktivitas fisik

Mungkin banyak orang yang berpikir bahwa olahraga


dapat memperburuk sendi, tetapi sangat banyak
penelitian yang menunjukkan bahwa OR membantu
mengurangi rasa sakit, kelelahan, meningkatkan
fleksibilitas gerak dan kekuatan, serta membuat
rematik lebih baik secara keseluruhan. Aerobik air
adalah pilihan yang sangat baik karena dapat
meningkatkan jangkauan gerak dan daya tahan sambil
menjaga berat badan dari sendi tubuh bagian bawah.
Berjalan kaki, berenang, bersepeda dan berkebun juga
merupakan aktivitas yang menyenangkan dan dapat
membantu meringankan nyeri di sendi.
2. Lindungi sendi

Pelajari mekanika tubuh yang tepat, ini


berguna untuk mengurangi stres pada sendi.
Hindari gerakan-gerakan yang kiranya dapat
membahayakan sendi, karena sendi akan
lebih renta terhadap kerusakan ketika
bengkak dan sakit.

Hindari pula meletakkan sendi pada posisi


yang sama dalam jangka waktu lama.
Bangun dan bergeraklah agar sendi tidak
kaku. Istirahatlah sebelum Anda merasa
lelah atau sakit.
3. Menjaga berat badan

Jagalah berat badan agar tidak melebihi


batas ideal. Berat badan tidak hanya
membantu membuat penampilan Anda
lebih baik, tetapi juga membantu sendi
merasa lebih baik. Mengurangi berat
badan dapat membantu mengurangi stres
sendi dan rasa sakit. Selain itu, menjaga
berat badan juga menghindarkan dari
penyakit serius seperti penyakit jantung
dan diabetes.
4. Atur pola makan

Makan makanan yang bervariasi dengan


perbanyak buah-buahan dan sayuran, protein
tanpa lemak, juga susu tanpa lemak. Pastikan
Anda mendapatkan cukup vitamin C, vitamin D
dan kalsium. Lemak ikan yang banyak
mengandung asam lemak omega 3 juga dapat
mengurangi peradangan di sendi.

5. Berhenti mabuk

Tidak hanya membuat Anda merasa lebih baik,


berhenti minum alkohol juga akan mengurangi
risiko komplikasi rematik.
6. Mandi air hangat

Jika Anda merasa lelah dan pegal, mandi air


hangat sebelum tidur dapat membantu
membuat Anda rileks dan merasa lebih baik.
Pijat ringan juga dapat membantu
meningkatkan energi dan fleksibilitas.
Bagaimana cara mengetahui gejala-gejala penyakit
rematik?
Coba ikuti tes berikut ini:
Apakah persendian Anda sering terasa kaku di pagi
hari setelah bangun dari tidur?
Apakah Anda merasa bagian-bagian tubuh Anda
kaku setelah duduk atau berada pada posisi yang
sama terlalu lama?
Apakah Anda merasakan nyeri atau sakit pada
persendian?
Apakah Anda tidak mampu menggerakkan sendi
dengan normal?
Apakah Anda merasakan bengkak pada
persendian?
Apakah Anda sering merasa lelah dan tidak enak
yang disertai dengan demam ringan?
Pemeriksaan intra
Inspeksi : -deformitas
-fungsi dasar (berjalan, naik
tangga, jongkok, duduk, motorik
kasar, motorik halus dll)
-bengkak, atrofi

Palpasi: pitting oedem, suhu lokal,atrofi,


nyeri tekan.

Tes gerak pasif , aktif

Pemeriksaan khusus: VAS, MMT, LGS


Antropometri , stabilitas sendi,
tes krepitasi
Pemeriksaan extra
Inspeksi : -deformitas
-fungsi dasar (berjalan, naik
tangga, jongkok, duduk, motorik
kasar, motorik halus dll)
-bengkak, atrofi

Palpasi: pitting oedem, suhu lokal, atrofi,


nyeri tekan.

Tes gerak pasif , aktif, isometrik

Pemeriksaan khusus: VAS, LGS, stabilitas


sendi, tes khusus
Intervensi fisioterapi

Nyeri : SWD, US, TENS, massage,


manipultion, exc
Stabilisasi sendi : pembalutan,
splint, brace, dynamic splint
Alat bantu jalan : kruk , tongkat
FWB
Penguatan otot
Edukasi : sesuai dg kondisi pasien,
contoh untuk penumpuan BB
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai