Anda di halaman 1dari 16

DOKTER PENANGGUNG

JAWAB PELAYANAN
Aga S. P. Ketaren

RS Universitas Sumatera Utara Medan


Sumber

Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS)

Panduan Pelaksanaan Dokter Penanggung


Jawab Pelayanan (DPJP)

Juni 2014
Pengertian
DPJP : seorang dokter, sesuai dengan kewenangan
klinisnya terkait penyakit pasien, memberikan asuhan
medis lengkap (paket) kepada satu pasien dengan satu
patologi / penyakit, dari awal sampai dengan akhir
perawatan di rumah sakit, baik pada pelayanan rawat
jalan dan rawat inap
Asuhan medis lengkap : melakukan asesmen medis
sampai dengan implementasi rencana serta tindak
lanjutnya sesuai kebutuhan pasien
Pengertian
Bila pasien dikelola oleh lebih dari satu DPJP, maka
asuhan medis dilakukan secara terintegrasi dan secara
tim diketuai oleh seorang DPJP Utama
Peran DPJP Utama : koordinator proses pengelolaan
asuhan medis bagi pasien yang bersangkutan dengan
tugas menjaga terlaksananya :
1. Asuhan medis komprehensif terpadu efektif
2. Keselamatan pasien
3. Komunikasi efektif
4. Membangun sinergisme
5. Mencegah duplikasi
Pengertian
Dokter yang memberikan pelayanan interpretatif (SpPK,
SpRad, dsb.) tidak dipakai istilah DPJP, karena tidak
melakukan asuhan medis yang lengkap
DPJP merupakan ketua dari tim yang terdiri dari para
professional pemberi asuhan pasien / staf klinis dengan
kompetensi dan kewenangan yang memadai, antara lain
terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi, apoteker,
fisioterapis, dsb.
Penunjukan DPJP
Regulasi penunjukan DPJP : Direktur
Penunjukan DPJP dapat berdasarkan :
1. Permintaan pasien
2. Jadwal praktek
3. Jadwal jaga
4. Konsul / rujukan langsung
Penunjukan DPJP
Kriteria penunjukan DPJP Utama untuk seorang pasien
dapat digunakan butir-butir sebagai berikut :
1. DPJP Utama dapat merupakan DPJP yang pertama kali
mengelola pasien pada awal perawatan
2. DPJP Utama dapat merupakan DPJP yang mengelola
pasien dengan penyakit dalam kondisi (relatif)
terparah
3. DPJP Utama dapat ditentukan melalui kesepakatan
antar para DPJP terkait
4. DPJP Utama dapat merupakan pilihan dari pasien
Tata Laksana DPJP
Setiap pasien yang mendapat asuhan medis harus
memiliki DPJP
Unit / Instalasi Gawat Darurat :
Dokter jaga menjadi DPJP pada pemberian asuhan
medis awal / penanganan kegawat-daruratan
Saat dikonsul / rujuk di tempat (on-site) atau lisan ke
dokter spesialis, dan dokter spesialis tersebut
memberikan asuhan medis (termasuk instruksi
secara lisan), maka dokter spesialis tersebut menjadi
DPJP pasien ybs, sehingga DPJP berganti
Tata Laksana DPJP
Bila lebih dari satu DPJP harus ada DPJP Utama dari
DPJP terkait
Tim membuat keputusan melalui DPJP Utama, termasuk
keinginan DPJP mengkonsultasikan ke dokter spesialis
lain agar dikordinasikan melalui DPJP Utama
Setiap penunjukan DPJP harus diberi tahu kepada pasien
dan atau keluarga pasien dan atau keluarga dapat
menyetujuinya atau sebaliknya
RS berwenang mengubah DPJP bila terjadi pelanggaran
prosedur
Tata Laksana DPJP
Unit pelayanan intensif : DPJP Utama adalah dokter
intensifis

Kamar operasi :
DPJP Bedah adalah ketua dalam seluruh kegiatan
pada saat di kamar operasi tersebut
Pada keadaan khusus misalnya konsul saat di atas
meja operasi / sedang operasi, dokter yang dirujuk
untuk melakukan tindakan / memberikan instruksi,
maka otomatis menjadi DPJP juga pasien ybs
Tata Laksana DPJP
Bila DPJP dibantu oleh dokter lain (a.l. dokter ruangan, residen),
maka DPJP yang bersangkutan harus memberikan supervisi, dan
melakukan validasi berupa pemberian paraf / tanda tangan pada
setiap catatan kegiatan tersebut di rekam medis
Pendokumentasian oleh DPJP antara lain :
Form asesmen awal medis
Catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT)
Form asesmen pra anestesi / sedasi
Instruksi pasca bedah
Form edukasi
Keputusan hasil pembahasan tim medis
Hasil ronde bersama multi kelompok staf medis / departemen
Tingkatan Supervisi bagi PPDS dan DR
Supervisi Tinggi Supervisi Moderat Tinggi Supervisi Moderat Supervisi Rendah

Untuk PPDS : Untuk PPDS : Untuk PPDS : Untuk PPDS :


Proses keputusan Proses keputusan rencana Proses keputusan rencana Proses keputusan rencana oleh
rencana asuhan / tindakan disupervisi asuhan dilaporkan untuk PPDS
tindakan oleh DPJP oleh DPJP persetujuan DPJP, sebelum PPDS melakukan tindakan,
DPJP melakukan tindakan PPDS melakukan tindakan, tindakan, kecuali kasus supervisi DPJP melalui
sendiri, PPDS DPJP mensupervisi gawat darurat komunikasi per telpon, melalui
memperhatikan, langsung (onsite) PPDS melakukan tindakan, laporan per telpon, laporan
membantu Pencatatannya di rekam DPJP mensupervisi tidak tertulis di rekam medis
pelaksanaan tindakan medis ttd PPDS dan DPJP langsung, sesudah tindakan, Pencatatannya di rekam medis
Pencatatannya di rekam evaluasi laporan tindakan harus divalidasi dengan ttd
medis ttd DPJP dan Pencatatannya di rekam medis DPJP
PPDS ttd PPDS dan DPJP Pada keadaan khusus, PPDS
berada di tempat terpencil
tanpa DPJP terkait, ttg proses
validasi dibuat kebijakan
khusus oleh RS
- - Untuk DR : Untuk DR :
Proses asesmen pasien (IAP : Proses asesmen pasien (IAP :
pengumpulan informasi, pengumpulan informasi,
analisis informasi, analisis informasi, penyusunan
penyusunan rencana) dan rencana) dan implementasinya
implementasinya dilakukan dilakukan dengan komunikasi
dengan komunikasi segera dengan DPJP
dengan DPJP Pencatatannya di rekam medis
Pencatatannya di rekam medis ttd DR, validasi oleh DPJP
ttd DR, validasi oleh DPJP
Tata Laksana DPJP
Pada setiap rekam medis harus ada pencatatan (kumulatif,
bila lebih dari satu) tentang DPJP, dalam bentuk satu
formulir yang diisi secara periodik sesuai kebutuhuan /
penambahan / pengurangan / penggantian, yaitu :
Nama dan gelar setiap DPJP
Tanggal mulai dan akhir penanganan pasien
DPJP Utama dan gelar
Tanggal mulai dan akhir sebagai DPJP Utama

Daftar ini bukan berfungsi sebagai daftar hadir


Form Data DPJP
(Std. APK 2.1)
Nama Pasien : .............................................
Ruangan : .............................................

Diagnosis DPJP DPJP Utama Ket.


Nama Tgl. Mulai Tgl. Akhir Nama Tgl. Mulai Tgl. Akhir
DMT2 Dr. A SpPD 1/2/14
Sinusitis Dr. B SpTHT 3/2/14 Dr. A SpPD 3/2/14 10/2/14
Ateroma Dr. C SpB 6/2/14 8/2/14
Stroke H Dr. D SpS 9/2/14
Dr. D SpS 10/2/14 12/2/14
(Masuk Dr. E SpAn- 12/2/14
ICU 12-2- KIC
14)
Dst.
Form Perintah Lisan
Nama Pasien : .............................................
Ruangan : .............................................

Penerima Pemberi Pelaksana


Tanggal /
No Isi Perintah Perintah Perintah Perintah Keterangan
Jam
(TTD) (TTD) (TTD)
1.
2.
3.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai