Anda di halaman 1dari 54

Elisa Soetanto (406138065)

Florencia Irena Gunawan (406138066)


Alyssa Diandra (406138067)
Mutia Ulfah (406138023)
Chalix Chassreen (406138028)
Siska Rahmita Sari (406138030)
Caryn Miranda Saptari (406138032)
Julita Suhardi (406138033)
Fritzky Wandy Thedjakusuma (406138147)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA


Definisi
Unit terkecil yang berpengaruh sangat besar
terhadap perkembangan sosial dan
perkembangan kepribadian setiap anggota
Keluarga keluarga

Setiap perbuatan terhadap seseorang perempuan, yang


berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan
secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran
rumah tangga, termasuk ancaman untuk melakukan
KDRT perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan
secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga
Lingkup KDRT
Orang orang
yang mempunya
hubungan keluarga Orang yang bekerja
karena hubungan membantu rumah
Suami, istri, dan darah, perkawinan, tangga dan
anak persusuan, menetap dalam
pengasuhan, dan rumah tangga
perwalian, yang tersebut
menetap dalam
rumah tangga
Epidemiologi
Data yang diperoleh dari Jurnal Perempuan menunjukkan
bahwa
Tahun 2001 terjadi 258 kasus Kekerasan Dalam Rumah
Tangga.
Tahun 2002 terjadi sebanyak 226 kasus,
Tahun 2003 sebanyak 272 kasus,
Tahun 2004 terjadi 328 kasus,
Tahun 2005 terjadi 455 kasus,
Tahun 2012 ada lebih 600 kasus KTP (kekerasan terhadap
perempuan)
Tahun 2013 tercatat 992 kasus, yang dominan adalah kasus
KDRT sebanyak 372 kasus

www.jurnalperempuan.com
Alur Korban KDRT

Laporan Polisi
Perlindungan Penyelidikan

Korban
Memeriksa
KDRT kesehatan korban

Membuat laporan
Dokter tertulis hasil
pemeriksaan

Membuat VeR atas


permintaan tertulis
penyidik
Bentuk KDRT
Menurut UU 23 tahun 2004 pasal 5 :
Setiap orang dilarang melakukan kekerasan dalam rumah tangga dalam lingkup rumah
tangga dengan cara :

Fisik Psikis

Penelantaran
Seksual Rumah
tangga
Faktor penyebab KDRT
Menggunakan kekerasan fisik dan emosional untuk
mengendalikan anggota keluarga mereka
Merasa berhak untuk bertindak sesuka hati mereka di
rumah sendiri
Merasa pria sejati harus kuat, berkuasa dan mengepalai
keluarganya.
Percaya mereka harus mengambil sebagian besar
keputusan (pengelolaan keuangan)
Merasa berhak akan hubungan seksual dari
pasangannya
Tidak mempertanggung jawabkan perbuatannya dan
memilih untuk berpikir bahwa orang lain atau situasi
yang menyebabkan KDRT terjadi
Mencari-cari alasan untuk kekerasan yang diperbuat,
contoh alkohol atau stres
Mengeluh kehilangan kendali saat emosi di sekitar
anggota keluarga, namun mampu mengendalikan
amarah mereka saat di sekitar orang lain.
Berusaha untuk mengurangi, menyalahkan orang lain,
mengadili atau menyangkal kekerasan mereka
ataupun akibat dari kekerasan mereka ke kaum wanita
dan anak anak.
Jenis Trauma

Fisik Mekanik
dan Fisik

Mekanik Zat Kimia


BENDA MEKANIK
Benda Tajam

Garis batas luka teratur,


tepinya rata dan
Daerah di sekitar sudutnya runcing.
garis batas luka tidak
ada memar
Bila ditautkan akan
menjadi rapat (Karena
hanya memisahkan,
Tebing luka rata ; tidak tidak menghancurkan
ada jembatan jaringan jaringan) dan
membentuk garis lurus
atau sedikit lengkung.
Diiriskan

Benda Tajam
Dibacok

Ditusukkan
Luka Iris
Luka Bacok
Luka Tusuk
BendaTumpul
Warna merah kebiruan
Memar 4-5 hari : kuning kehijauan
> 1 minggu : kekuningan

Luka

Bentuk luka tak teratur
Batas luka tidak teratur
Warna coklat kemerahan
Lecet Tepi luka tidak rata

Luka Bentuk garis batas luka tak teratur dan tepi luka tak rata
Bila ditautkan tidak dapat rapat (karena sebagian
jaringan hancur)
Terbuka Tebing luka tak rata serta terdapat jembatan jaringan
Luka Memar
Luka Lecet
Luka Terbuka
Benda yang
Mudah Pecah
(Kaca)

Pada daerah luka atau sekitarnya Terdiri atas luka iris, luka
biasanya tertinggal fragmen- tusuk, dan luka lecet
fragmen dari benda yang mudah
pecah tersebut
BENDA FISIK
Benda Bersuhu Tinggi

Luka yang timbul luka bakar yang cirinya amat


tergantung dari jenis bendanya, ketinggian suhunya
serta lamanya kontak dengan kulit

Api, benda panas atau membara luka bakar derajat I,


II, III, IV

Zat cair panas luka bakar tingkat I, II, III

Gas panas dapat luka bakar tingkat I, II, III, atau IV.
Luka akibat suhu tinggi
Sengatan Listrik

Besarnya tergantung dari tegangan (voltase),


kuatnya arus (ampere), besarnya tahanan
(keadaan kulit kering atau basah), lamanya
kontak, serta luasnya daerah yang terkena kontak.

Bila tersengat listrik :


kerusakan lapisan kulit dengan tepi agak menonjol, dan
di sekitarnya terdapat daerah pucat, dikelilingi daerah
hypremis. Sering ditemukan adanya metalisasi.
Keluarnya arus : Ditemukan luka, bagian dari baju
atau sepatu yang dilalui oleh arus listrik ketika
meninggalkan tubuh, juga ikut terbakar.

Arus < 65 volt : Tidak membahayakan

Tegangan 65-1000 volt : Dapat mematikan

Arus (ampere) yang dapat mematikan : 100mA.

Kematian fibrilasi ventrikel, kelumpuhan otot


pernapasan atau pusat pernapasan.
KOMBINASI BENDA MEKANIK DAN FISIK

Trauma yang dihasilkan :


benda mekanik ( benda tumpul) dan
Contoh : Luka akibat tembakan
benda fisik (panas)
senjata api
anak peluru yang jalannya giroskopik
(berputar/mengebor).
ZAT KIMIA KOROSIF
Golongan
Asam
Mengekstraksi air dari jaringan

Cara kerja : Mengkoagulasi protein menjadi albuminat


Mengubah hemoglobin menjadi acid
hematin

Ciri-ciri Terlihat kering


Berwarna coklat kehitaman, kecuali oleh
nitric acid berwarna kuning kehijauan
luka : Perabaan keras dan kasar
Golongan
Basa
Mengadakan ikatan dengan protoplasma
sehingga membentuk alkaline albumin dan
Cara kerja : sabun.
Mengubah hemoglobin menjadi alkaline
hematin

Ciri-ciri Terlihat basah dan edematous


Berwarna merah kecoklatan
luka : Perabaan lunak dan licin
Waktu Terjadinya Kekerasan

Penting untuk penuntutan oleh penuntut umum, pembelaan


oleh penasehat hukum, pembelaan oleh penasehat hukum
terdakwa serta untuk penentuan keputusan oleh hakim.

Pemeriksaan Luka ante mortem


atau post mortem
teliti,dapat Umur Luka
ditentukan :
LUKA ANTE MORTEM DAN POST
MORTEM

Mengetahui apakah luka yg ditemukan pada jenazah


berasal pada sebelum kematian apa sesudah kematian.

Tanda intravital merupakan tanda yg menunjukan bahwa :

Jaringan setempat yg masih hidup ketika menjadi trauma


Organ yg masih berfungsi ketika terjadinya trauma
Jaringan Retraksi Jaringan
Reaksi Vaskuler
Setempat Trauma Suhu Panas
Masih Trauma Benda keras atau Tumpul
Reaksi Mikroorganisme
Hidup (infeksi)
Reaksi Biokimiawi
Ketika
Terjadinya
Trauma
Perdarahan Hebat (Profuse
Organ bleeding)
Dalam Trauma saat masih hidup dan saat
sudah mati
masih Perdarahan luka intravital dibagi:
berfungsi Internal rongga badan
Eksternal darah tumpah saat
saat kejadian
terjadi Emboli Udara
Emboli Udara Venosa
trauma Emboli Arterial
Emfisema Kulit Ex. Tulang iga patah dan
(Krepitasi Kulit) menusuk paru - paru

Emboli Lemak Patah tulang panjang

Pneumothoraks Luka tembus paru


UMUR LUKA
Dilakukan dengan mata telanjang, misal :
Pemeriksaan Luka benda tumpul
Makroskopik Luka Robek atau terbuka

Hal ini di perlukan untuk intravitalitas luka


Pemeriksaan dan menentukan umur luka secara lebih teliti
Mikroskopik Dengan adanya infeksi akan memperlambat
penyembuhan luka

Pemerksaan
Histokemik
Pemeriksaan
Biokemik
AKIBAT TRAUMA
Kelainan yang terjadi akibat
trauma dilihat dari 2 aspek :
Aspek medik
Aspek yuridis
KONTEKS PERISTIWA PENYEBAB LUKA

Pembunuhan. Bunuh diri. Kecelakaan.


PEMBUNUHAN BUNUH DIRI

Lokasi luka di sembarang


tempat, yaitu daerah yang Lokasi luka pada daerah yang
mematikan maupun tidak dapat mematikan secara cepat.
mematikan.

Lokasi tersebut di daerah yang


Lokasi tersebut dapat dijangkau
dapat dijangkau maupun tidak
oleh tangan yang bersangkutan.
oleh tangan korban.

Ditemukan luka tangkisan, yaitu


pada korban yang sadar ketika Ditemukan luka-luka percobaan (tentative
mengalami serangan, dan terjadi wounds) , terjadi karena yang bersangkutan
akibat reflek menahan serangan masih ragu atau sedang memilih letak
sehingga letak luka biasanya pada senjata yang pas sambil mengumpulkan
lengan bawah bagian luar. keberaniannya

Pakaian yang menutupi


Pakaian yang menutupi luka tidak
daerah luka ikut robek
ikut robek oleh senjata.
terkena senjata.
KECELAKAAN

Jika ciri-ciri luka yang ditemukan tidak


menggambarkan pembunuhan atau bunuh
diri maka kemungkinannya adalah akibat
kecelakaan. Untuk lebih memastikannya
dilakukan pemeriksaan di tempat kejadian.
ASPEK HUKUM
Setiap orang dilarang melakukan
kekerasan dalam rumah tangga
Pasal 5 UU
no.23 th 2004 terhadap orang dalam Iingkup
tentang rumah tangganya, dengan cara:
Penghapusan kekerasan fisik;
Kekerasan
dalam Rumah kekerasan psikis;
Tangga kekerasan seksual; atau
penelantaran rumah tangga

Pasal 6 UU
no.23 th 2004 Kekerasan fisik sebagaimana
tentang dimaksud dalam Pasal 5 huruf a
Penghapusan
Kekerasan adalah perbuatan
dalam yang mengakibatkan rasa sakit,
Rumah jatuh sakit, atau luka berat.
Tangga
Pasal 44 UU no.23 th 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga

1. Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp 15.000.000,00 (lima belas juta
rupiah).

2. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan korban
mendapat jatuh sakit atau luka berat, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun atau denda paling banyak Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta
rupiah).

3. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengakibatkan matinya
korban, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun atau denda
paling banyak Rp 45.000.000,00 (empat puluh lima juta rupiah).

4. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh suami
terhadap isteri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan
untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencaharian atau kegiatan sehari-hari,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) bulan atau denda paling
banyak Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).
Pasal 45 UU no.23 th 2004

1. Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan psikis dalam lingkup


rumah tangga sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 huruf b dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak
Rp.90.000.000 (sembilan juta rupiah).

2. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
suami terhadap isteri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit
atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata
pencaharian atau kegiatan sehari-hari, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 4 (empat) bulan atau denda paling banyak Rp.3.000.000 (tiga
juta rupiah).
Pasal 46 UU Pasal 47 UU
no.23 th 2004 no.23 th 2004

Setiap orang yang memaksa


Setiap orang yang melakukan orang yang menetap dalam
kekerasan seksual rumah tangganya melakukan
sebagaimana dimaksud pada hubungan seksual
Pasal 8 huruf a dipidana sebagaimana dimaksud dalam
dengan pidana penjara Pasal 8 huruf b dipidana
paling lama 12 (dua belas) dengan pidana penjara paling
tahun atau denda paling singkat 4 (empat) tahun dan
banyak Rp.36.000.000 (tiga pidana penjara paling lama 15
puluh enam juta rupiah). (lima belas) tahun atau denda
paling sedikit Rp.12.000.000
(dua belas juta rupiah) atau
denda paling banyak
Rp.300.000.000 (tiga ratus
juta rupiah).
Pasal 48 UU Pasal 49 UU
no.23 th 2004 no.23 th 2004

Dalam hal perbuatan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 46 dan Pasal Dipidana dengan pidana
47 mengakibatkan korban penjara paling lama 3
mendapat luka yang tidak memberi (tiga) tahun atau denda
harapan akan sembuh sama sekali,
mengalami gangguan daya pikir paling banyak
atau kejiwaan sekurang-kurangnya Rp.15.000.000 (lima belas
selama 4 (empat) minggu terus juta rupiah) setiap orang
menerus atau 1 (satu) tahun tidak yang:
berturut-turut, gugur atau matinya
janin dalam kandungan, atau Menelantarkan orang lain
mengakibatkan tidak berfungsinya dalam lingkup rumah
alat reproduksi, dipidana dengan
penjara paling singkat 5 (lima) tangganya sebagaimana
tahun dan pidana penjara paling dimaksud dalam Pasal 9
lama 20 (dua puluh) tahun atau ayat (1);
denda paling sedikit Rp.25.000.000
(dua puluh lima juta rupiah) dan Menelantarkan orang lain
denda paling banyak sebagaimana dimaksud
Rp.500.000.000 (lima ratus juta Pasal 9 ayat (2);
rupiah).
Pasal 50 UU no.23 th pembatasan gerak pelaku baik yang
2004 tentang bertujuan untuk menjauhkan pelaku
Penghapusan Kekerasan
dalam Rumah Tangga dari korban dalam jarak dan waktu
Selain pidana tertentu, maupun pembatasan hak-
sebagaimana dimaksud hak tertentu dari pelaku;
dalam Bab ini hakim penetapan pelaku mengikuti
dapat menjatuhkan
pidana tambahan program konseling di bawah
berupa: pengawasan lembaga tertentu.

Tindak pidana kekerasan fisik


Pasal 51 UU no.23 th 2004 sebagaimana dimaksud dalam Pasal
44 ayat (4) merupakan delik aduan.

Tindak pidana kekerasan psikis


Pasal 52 UU no.23 th 2004 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45
ayat (2) merupakan delik aduan.
Pasal 53 Tindak pidana kekerasan seksual
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46
UU no.23 yang dilakukan oleh suami terhadap
isteri atau sebaliknya merupakan delik
th 2004 aduan

Pasal 89 Membuat orang pingsan atau tidak


berdaya disamakan dengan
KUHP menggunakan kekerasan.
Pasal 351 KUHP
Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun
delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah

Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan


pidana penjara paling lama lima tahun.

Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh
tahun.

Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.

Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.


Pasal 352 KUHP
Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang
tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan
jabatan atau pencarian, diancam sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana
penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat
ribu lima ratus rupiah. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang
melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya, atau
menjadi bawahannya

Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.


Pasal 353 KUHP
Penganiayaan dengan rencana lebih dahulu, diancam dengan pidana penjara
paling lama empat tahun.

Jika perbuatan itu mengakibatka luka-luka berat, yang bersalah dikenakan


pidana penjara paling lama tujuh tahun.

Jika perbuatan itu mengkibatkan kematian yang bersalah diancam dengan


pidana penjara paling lama sembilan tahun.
Pasal 354 KUHP
Barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam karena melakukan
penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun.

Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan


pidana penjara paling lama sepuluh tahun.
Pasal 355 KUHP

Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu,


diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.

Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan


pidana penjara paling lama lima belas tahun.
Pasal 356 KUHP
Pidana yang ditentukan dalam pasal 351, 353, 354 dan 355 dapat ditambah
dengan sepertiga:

1.bagi yang melakukan kejahatan itu terhadap ibunya, bapaknya yang sah,
istrinya atau anaknya;

2. . jika kejahatan itu dilakukan terhadap seorang pejabat ketika atau karena
menjalankan tugasnya yang sah;

3. . jika kejahatan itu dilakukan dengan memberikan bahan yang berbahaya


bagi nyawa atau kesehatan untuk dimakan atau diminum.
Pasal 80 UU no.23 th 2002 tentang Perlindungan
Anak
Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan,
atau penganiayaan terhadap anak, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp
72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).

Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) luka berat, maka pelaku
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) mati, maka pelaku
dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat


(1), ayat (2), dan ayat (3) apabila yang melakukan penganiayaan tersebut
orang tuanya.
Contoh Kasus
KASUS KDRT
Di Solo Suami Hajar Istri Hingga Tewas

SOLOKasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kembali terjadi


di Kota Solo. Bertepatan dengan Hari Kartini, Minggu (21/4/2013) di Jagalan,
seorang suami menghajar istrinya hingga tewas.
Korban bernama Yuliantini, 35, warga Kalangan RT 002/RWE 014
Jagalan, Jebres Solo. Sementara pelaku diduga suaminya sendiri, Sukiran, 36.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, Minggu, kejadian
bermula dari percecokan antar suami-istri tersebut di kediaman
mereka. Pertengkaran itu dilatarbelakangi oleh rencana menghadiri arisan
keluarga di Klaten, Minggu sekitar pukul 11.00 WIB.
Bermula dari adu mulut itu kemudian terjadi kekerasan fisik. Pelaku
sempat menendang korban hingga tak sadarkan diri. Korban kemudian dibawa
ke RS Dr Oen Solo. Sesampaiknya di RS, pihak RS menyatakan korban
dinyatakan sudah tak bernyawa.
Hingga kini polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap suami korban.

http://www.solopos.com/2013/04/21/kasus-kdrt-di-
solo-suami-hajar-istri-hingga-tewas-398905
Kesimpulan
KDRT dapat dilakukan oleh siapa saja yg berada dalam
lingkup keluarga.
Bentuk-bentuk KDRT terbagi menjadi: kekerasan
fisik, psikis, seksual, dan penelantaran rumah tangga.
KDRT dapat disebabkan berbagai macam faktor.
Jenis Kekerasan yang bisa dilakukan pada KDRT dapat
berupa kekerasan mekanik, kekerasan fisik, kombinasi
kekerasa mekanik & fisik, maupun zat korosif.
Daftar pustaka
1. Idries,A.M. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam
Proses Penyidikan. Sagung Seto jakarta 2011
2. Sofwan Dahlan, Buku Ilmu Ajar Kedokteran Forensik
3. www.jurnalperempuan.com
4. www.betterhealth.vic.gov.au
5. Undang-undang RI no. 23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak
6. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
7. Undang-undang RI no. 23 tahun 2004 tentang
penghapusan kekerasan dalam rumah tangga
8. http://allaboutchris.org/blog/tag/developing-health/

Anda mungkin juga menyukai