Anda di halaman 1dari 13

FAKTOR RESIKO

PENDARAHAN ANTEPARTUM
Pendarahan :
- Trimester I : - Abortus
- mola
- KET

- Trimester III : - Plasenta previa


- Solutio plasenta
ABORTUS
DEFINISI :
Ancaman/berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum
kehamilan 20 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup di
luar kandungan/ berat janin < 500gram

Note : contradictory
because the mean birthweight of a 20-week fetus is 320 g,
whereas 500 g is the mean for 22 to 23 weeks
I. FETAL FACTOR :
Abortus aneuploidi :
1. Autosomal trisomy
2. Monosomy X (45,X)
3. Tripoidy.
4. Tetraploid abortuses
5. Chromosomal structural abnormalities
6. Euploid abortion : cenderung abortus
pada kehamilan akhir dibandingkan
aneuploid

II. MATERNAL FACTOR :


INFEKSI :
Chlamydia trachormatis.
Toxoplasma gondii, Rubella
Vaginosis bakterial.
Penyakit : Inammatory bowel disease dan systemic lupus
erythematosus
III. KELAINAN ENDOKRIN :
Hipothyroidisme :
Defisiensi Iodine sering berhubungan dengan abortus.
Autoantibodi thyroid, menyebabkan abortion rate meningkat.
Diabetes Mellitus :
IDDM akan meningkatkan abortus rate dan malformasi kongenital
mayor.
berhubungan dengan tingkat kontrol metabolik
IV. DEFISIENSI PROGESTERON
defek fase luteal, yaitu insufisiensi sekresi progesteron oleh
korpus luteum/plasenta.

V. NUTRISI :
Defisiensi dietary dari salah satu nutrient bukan penyebab abortus
Sebaliknya, bahwa mual dan muntah saat awal kehamilan serta
penurunan BB justru jarang disertai abortus spontan.
VI. PENGGUNAAN OBAT-OBATAN DAN FAKTOR LINGKUNGAN :
Tembakau :
Merokok berkaitan erat dengan risiko meningkat abortus euploid
Alkohol :
Abortus spontaneous dan anomali fetal pada usia kehamilan 8 minggu
pertama.
VII. KAFEINE
5 cangkir kopi/hari
VIII. RADIASI ;
IX. KONTRASEPSI :
Kontraepsi oral dan spermasid agents tidak berkaitan dengan
abortus.
Kontrasepsi IUD yang gagal, bisa mengakibatkan abortus septik.
X. TOXIN LINGKUNGAN :
Arsenik, timbal, formaldehide, benzene dan etilen oxide dapat
memungkinkan sebagai abortifasien.
IMMUNOLOGICAL FACTOR :
1. Autoimmune factor :
Antiphospholipid antibodies, yaitu lupus anticoagulant dan
anticardiolipin antibody
70% Abortus habitualis<12 minggu

2. Alloimmune Factor :
Berbagai penyakit alloimmune bisa menyebabkan abortus
berulang.

PHYSICAL TRAUMA :
Trauma abdomen mayor jelas menyebabkan abortus.
Sedangkan trauma minor jarang berakibat abortus.
Secara umum, trauma memiliki kontribusi minimal terhadap
insidensi abortus.
adalah kehamilan tidak normal yang dikarakteristikkan secara
histologis melalui perubahan yang menyimpang di dalam plasenta.
Degenerasi hidrofik, proliferasi tropoblastik dan edema pada vili
stroma.
KEHAMILAN EKTOPIK

Kehamilan ektopik adalah suatu keadaan dimana hasil konsepsi


(blastosit) berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum
uteri.
> 95% kehamilan ektopik terjadi pada tuba
Memberikan gejala dan tanda sebagai kehamilan ektopik bila terjadi
gangguan :
Ruptur
Abortus tubaria.
FAKTOR- FAKTOR RISIKO :

Risiko Tinggi :
1. Riwayat operasi korektif tuba.
2. Sterilisasi tuba.
3. Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya.
4. IUD.
5. Ada patologi di tuba.
Risiko Moderat :
1. Infertilitas.
2. Riwayat infeksi genital.
3. Partner multipel.
Risiko Rendah :
1. Riwayat operasi pelvik atau abdominal.
2. Merokok.
3. Penggunaan Douching.
4. Intercourse sebelum usia 18 tahun.
Placental Abruption
Defined as the premature separation of the placental from the
uterine wall
Risk factor:
Hypertensive Disease of Polyhydramnios
Pregnancy Previous abruption
Smoking Maternal age and parity
Substance abuse Inferior vena cava
Trauma compression
Short umbilical cord or
uterine anomaly
Plasenta Previa
Plasenta yang berimplantasi di atas atau mendekati ostium serviks
interna.
Faktor resiko : - Riwayat Aborsi
- Multiparitas
- sc
- Usia ibu >35 tahun
- Merokok
- Kehamilan Ganda

Anda mungkin juga menyukai