Fraktur in Indonesia
Fraktur in Indonesia
2017
BACKGROUND
penunjang
jaringan tubuh
pelindung
organ tubuh
Bones
Functions
memungkinkan
gerakan
tempat
penyimpanan
garam mineral
BACKGROUND: classification of fracture
oblique,
spiral,
Configuration
compression or crush,
comminuted
greenstick
BACKGROUND: epidemiology
1. Fraktur intrakapsuler
Terjadi
didalam tulang sendi, panggul dan
kapsula
Melalui kepala femur
Hanya dibawah kepala femur
Melalui leher dari femur
CLASSIFICATION OF FEMUR FRACTURE
Fraktur ekstrakapsuler
Terjadidiluar sendi dan kapsul, melalui
trochanter femur yang lebih besar atau
yang lebih kecil atau pada daerah
intertrochanter.
Terjadidibagian distal menuju leher femur
tetapi tidak lebih dari 2 inci dibawah
trochanter kecil.7
CLASSIFICATION OF
INTERTROCHANTERIC FRACTURE
berdasarkan stabilitas dari pola
fraktur,
stable fracture (pola fraktur oblik
standar)
unstable fracture (pola fraktur oblik
reverse)
CLASSIFICATION OF
INTERTROCHANTERIC FRACTURE
Berdasarkan klasifikasi Kyle (1994), fracture intertrochanteric dapat
dibagi menjadi 4 tipe menurut kestabilan fragmen-fragmen
tulangnya.
Fracture dikatakan tidak stabil jika:
Hubungan antarfragmen tulang kurang baik.
Terjadi force yang berlangsung terus menerus yang menyebabkan
displaced tulang menjadi semakin parah.
Fracture disertai atau disebabkan oleh adanya osteoporosis.
CLASSIFICATION OF
INTERTROCHANTERIC FRACTURE
Retak dapat terjadi pada tulang, sama halnya seperti pada logam
dan benda lain, akibat tekanan berulang-ulang. Keadaan ini
paling sering ditemukan pada tibia atau fibula atau metatarsal,
terutama pada atlet, penari, dan calon tentara yang jalan berbaris
dalam jarak jauh.
Pathological Fracture
History Taking
Biasanya terdapat riwayat cedera (bagaimana proses
cederanya), diikuti dengan ketidakmampuan menggunakan
tungkai yang mengalami cedera.
Setelah jatuh tidak dapat berdiri, kaki lebih pendek dan lebih
berotasi keluar dibandingkan pada fraktur collum (karena
fraktur bersifat ekstrakapsular) dan pasien tidak dapat
mengangkat kakinya.
DIAGNOSIS
Physical examinaton
Penampilan (look)
Pembengkakan, memar, deformitas mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang
penting adalah apakah kulit itu terlihat utuh atau tidak.
Rasa (feel)
Terdapat nyeri tekan setempat, tetapi perlu juga memeriksa bagian distal dari
fraktur untuk merasakan nadi dan menguji sensasi 1
Movement
Krepitus dan abnormal dapat ditemukan, tetapi lebih oenting untuk menanyakan
apakah pasien dapat menggerakkan sendi-sendi di bagian distal cedera.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi pada panggul
meliputi foto polos pelvis secara
anteroposterior (AP) dan area yang
terkena cedera, dan dapat pula foto
panggul secara lateral view.
Pada beberapa kasus, CT scan
mungkin diperlukan.
Proses penyembuhan suatu fraktur dimulai sejak terjadi fraktur sebagai usaha
tubuh untuk memperbaiki kerusakan kerusakan yang dialaminya.
Penyembuhan dari fraktur dipengaruhi oleh beberapa faktor lokal dan faktor
sistemik, adapun faktor lokal:
Lokasi fraktur
Jenis tulang yang mengalami fraktur
Reposisi anatomis dan immobilasi yang stabil
Adanya kontak antar fragmen
Ada tidaknya infeksi
Tingkatan dari fraktur
FRACTURE HEALING
Inflammatory Phase
Merupakan fase lanjutan dari fase hematom dan proliferasi mulai terbentuk
jaringan tulang yakni jaringan tulang kondrosit yang mulai tumbuh atau
umumnya disebut sebagai jaringan tulang rawan.
.
FRACTURE HEALING
Stage of Consolidation
Jaringan lunak
Ulkus dekubitus
Miositis osifikans
Tendinitis dan rupture tendon
Tekanan dan terjepitnya saraf
Kontraktur volkmann
Joint
Ketidakstabilan
Kekakuan
Algodistrofi
MANAGEMENT OF FRACTURE
Surgery
Open Reduction Internal Fixation (ORIF)
Medical Rehabilitation
Medical rehabilitation for intertrochanteric fracture includes:
MANAGEMENT OF FRACTURE
MANAGEMENT OF FRACTURE
Thank you