Anda di halaman 1dari 33

DEPARTMENT OF ORTHOPAEDIC AND TRAUMATOLOGY

2017
BACKGROUND
penunjang
jaringan tubuh

pelindung
organ tubuh
Bones
Functions
memungkinkan
gerakan

tempat
penyimpanan
garam mineral
BACKGROUND: classification of fracture

Closed fracture: bila tidak terdapat hubungan


antara fragmen tulang dengan dunia luar.
Open fracture: bila terdapat hubungan antara
fragmen tulang dengan dunia luar karena
adanya perlukaan di kulit.
BACKGROUND:
configuration of fracture fragment
transverse,

oblique,

spiral,
Configuration
compression or crush,

comminuted

greenstick
BACKGROUND: epidemiology

lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan


dengan umur dibawah 45 tahun
sering berhubungan dengan olah raga, pekerjaan atau
luka yang disebabkan oleh kendaraan bermotor.
Mobilisasi yang lebih banyak dilakukan oleh laki-laki
menjadi penyebab tingginya resiko fraktur.
Sedangkan pada orang tua, perempuan lebih sering
mengalami fraktur daripada laki-laki yang berhubungan
dengan meningkatnya insiden osteoporosis yang terkait
dengan hormon pada menopause (Apley, 1995)
Intertrochanteric Fracture

Fraktur intertrochanter femur merupakan salah


satu dari 3 tipe fraktur panggul.
Fraktur intertrochanter terjadi diantara 2
trochanter dimana trochanter mayor terdapat
musculus gluteus medius dan minimus (ekstensi
dan abduksi panggul) dan trochanter minor
dimana terdapat musculus iliopsoas (fleksi
panggul).
ANATOMY OF FEMUR

Femur, tulang terpanjang dan terberat dalam


tubuh, meneruskan berat tubuh dari os coxae
kepada tibia sewaktu kita berdiri.
Caput femoris menganjurkan ke arah
craniomedial dan agak ke ventral sewaktu
bersendi dengan acetabulum.
Ujung proximal femur terdiri dari sebuah caput
femoris, dan 2 trochanter (trochanter mayor dan
trochanter minor).
ANATOMY OF
FEMUR
ANATOMY OF FEMUR

Area intertrochanter dari femur adalah bagian


distal dari collum femur dan proksimal dari
batang femur.
Area ini terletak di antara trochanter mayor dan
trochanter minor.
Caput femoris dan collum femoris membentuk
sudut (1150-1400) terhadap poros panjang
corpus femoris
VASCULARIZATION OF
FEMUR
DEFINITION OF FRACTURE

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas dari


tulang, sering diikuti oleh kerusakan jaringan
lunak dengan berbagai macam derajat,
mengenai pembuluh darah, otot dan
persarafan.
Definisi fraktur intertrochanter femur adalah
terputusnya kontinuitas tulang pada area di
antara trochanter mayor dan trochanter minor
yang bersifat ekstrakapsular.
CLASSIFICATION OF FEMUR FRACTURE

1. Fraktur intrakapsuler
Terjadi
didalam tulang sendi, panggul dan
kapsula
Melalui kepala femur
Hanya dibawah kepala femur
Melalui leher dari femur
CLASSIFICATION OF FEMUR FRACTURE

Fraktur ekstrakapsuler
Terjadidiluar sendi dan kapsul, melalui
trochanter femur yang lebih besar atau
yang lebih kecil atau pada daerah
intertrochanter.
Terjadidibagian distal menuju leher femur
tetapi tidak lebih dari 2 inci dibawah
trochanter kecil.7
CLASSIFICATION OF
INTERTROCHANTERIC FRACTURE
berdasarkan stabilitas dari pola
fraktur,
stable fracture (pola fraktur oblik
standar)
unstable fracture (pola fraktur oblik
reverse)
CLASSIFICATION OF
INTERTROCHANTERIC FRACTURE
Berdasarkan klasifikasi Kyle (1994), fracture intertrochanteric dapat
dibagi menjadi 4 tipe menurut kestabilan fragmen-fragmen
tulangnya.
Fracture dikatakan tidak stabil jika:
Hubungan antarfragmen tulang kurang baik.
Terjadi force yang berlangsung terus menerus yang menyebabkan
displaced tulang menjadi semakin parah.
Fracture disertai atau disebabkan oleh adanya osteoporosis.
CLASSIFICATION OF
INTERTROCHANTERIC FRACTURE

Kyles Classification for intertrochanteric fracture


CLASSIFICATION OF
INTERTROCHANTERIC FRACTURE
Evans classification for intertrochanteric fracture10
ETIOLOGY OF FRACTURE
Injury

Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan otot yang tiba-


tiba dan berlebihan, yang dapat berupa pemukulan,
penghancuran, penekukan, pemuntiran, atau penarikan
Compression

Retak dapat terjadi pada tulang, sama halnya seperti pada logam
dan benda lain, akibat tekanan berulang-ulang. Keadaan ini
paling sering ditemukan pada tibia atau fibula atau metatarsal,
terutama pada atlet, penari, dan calon tentara yang jalan berbaris
dalam jarak jauh.
Pathological Fracture

Fraktur dapat terjadi karena tekanan yang normal apabila tulang


itu lemah (misalnya oleh tumor) atau apabila tulang itu sangat
rapuh (misalnya pada penyakit paget).
DIAGNOSIS

History Taking
Biasanya terdapat riwayat cedera (bagaimana proses
cederanya), diikuti dengan ketidakmampuan menggunakan
tungkai yang mengalami cedera.
Setelah jatuh tidak dapat berdiri, kaki lebih pendek dan lebih
berotasi keluar dibandingkan pada fraktur collum (karena
fraktur bersifat ekstrakapsular) dan pasien tidak dapat
mengangkat kakinya.
DIAGNOSIS

Physical examinaton
Penampilan (look)
Pembengkakan, memar, deformitas mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang
penting adalah apakah kulit itu terlihat utuh atau tidak.
Rasa (feel)
Terdapat nyeri tekan setempat, tetapi perlu juga memeriksa bagian distal dari
fraktur untuk merasakan nadi dan menguji sensasi 1
Movement
Krepitus dan abnormal dapat ditemukan, tetapi lebih oenting untuk menanyakan
apakah pasien dapat menggerakkan sendi-sendi di bagian distal cedera.
DIAGNOSIS

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi pada panggul
meliputi foto polos pelvis secara
anteroposterior (AP) dan area yang
terkena cedera, dan dapat pula foto
panggul secara lateral view.
Pada beberapa kasus, CT scan
mungkin diperlukan.

Radiological appearance of the intertrochanteric fracture of the femur


FRACTURE HEALING

Proses penyembuhan suatu fraktur dimulai sejak terjadi fraktur sebagai usaha
tubuh untuk memperbaiki kerusakan kerusakan yang dialaminya.
Penyembuhan dari fraktur dipengaruhi oleh beberapa faktor lokal dan faktor
sistemik, adapun faktor lokal:
Lokasi fraktur
Jenis tulang yang mengalami fraktur
Reposisi anatomis dan immobilasi yang stabil
Adanya kontak antar fragmen
Ada tidaknya infeksi
Tingkatan dari fraktur
FRACTURE HEALING

faktor sistemik adalah :


Keadaan umum pasien
Umur
Malnutrisi
Penyakit sistemik.
FRACTURE HEALING

Proses penyembuhan fraktur terdiri dari beberapa fase, sebagai berikut :


Fase Reaktif
Fase hematom dan inflamasi
Pembentukan jaringan granulasi
Reperative Phase
Fase pembentukan callus
Pembentukan tulang lamellar
Remodelling Phase
Remodelling ke bentuk tulang semula
FRACTURE HEALING

Dalam istilah-istilah histologi klasik, penyembuhan fraktur telah dibagi atas


penyembuhan fraktur primer dan fraktur sekunder.
Primary fracture healing
Penyembuhan cara ini terjadi internal remodelling yang meliputi upaya langsung oleh
korteks untuk membangun kembali dirinya ketika kontinuitas terganggu.
Agar fraktur menjadi menyatu, tulang pada salah satu sisi korteks harus menyatu dengan
tulang pada sisi lainnya (kontak langsung) untuk membangun kontinuitas mekanis.
Secondary fracture healing
Penyembuhan sekunder meliputi respon dalam periostium dan jaringan-jaringan lunak
eksternal.
Proses penyembuhan fraktur ini secara garis besar dibedakan atas 5 fase, yakni fase
hematom (inflamasi), fase proliferasi, fase kalus, osifikasi dan remodelling.
FRACTURE HEALING

Inflammatory Phase

Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan berkurangnya


pembengkakan dan nyeri.
Proliferation phase

Kira-kira 5 hari hematom akan mengalami organisasi, terbentuk benang-


benang fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk
revaskularisasi, dan invasi fibroblast dan osteoblast.
Callus Formation Phase

Merupakan fase lanjutan dari fase hematom dan proliferasi mulai terbentuk
jaringan tulang yakni jaringan tulang kondrosit yang mulai tumbuh atau
umumnya disebut sebagai jaringan tulang rawan.
.
FRACTURE HEALING

Stage of Consolidation

Dengan aktifitas osteoklast dan osteoblast yang terus menerus,


tulang yang immature (woven bone) diubah menjadi mature
(lamellar bone).
Stage of Remodelling.

Fraktur telah dihubungkan dengan selubung tulang yang kuat


dengan bentuk yang berbeda dengan tulang normal. Dalam
waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun terjadi proses
pembentukan dan penyerapan tulang yang terus menerus
lamella yang tebal akan terbentuk pada sisi dengan tekanan
yang tinggi.
COMPLICATION OF FRACTURES
Komplikasi lokal pada fraktur dapat timbul secara dini maupun lanjut
Early complications:
Tulang : infeksi
Jaringan lunak
Lepuh dan luka akibat gips
Otot dan tendon robek
Cedera vaskular (termasuk sindroma kompartemen)
Cedera saraf
Cedera viscera
Joint
Hemartrosis dan infeksi
Cedera ligament
Algodistrofi
COMPLICATION OF FRACTURES
Komplikasi lanjut pada fraktur
Tulang
Nekrosis avaskular
Penyatuan lambat dan non-union
Mal-union

Jaringan lunak
Ulkus dekubitus
Miositis osifikans
Tendinitis dan rupture tendon
Tekanan dan terjepitnya saraf
Kontraktur volkmann

Joint
Ketidakstabilan
Kekakuan
Algodistrofi
MANAGEMENT OF FRACTURE
Surgery
Open Reduction Internal Fixation (ORIF)
Medical Rehabilitation
Medical rehabilitation for intertrochanteric fracture includes:
MANAGEMENT OF FRACTURE
MANAGEMENT OF FRACTURE
Thank you

Anda mungkin juga menyukai