Anda di halaman 1dari 59

PUSAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

OUTLINE
Latar belakang
Pengertian, Istilah dan Klasifikasi bahan
toksik.
Faktor yang mempengaruhi pemaparan
bahan toksik.
Rute bahan toksik masuk ke dalam tubuh
Pengendalian
Standar (Nilai Ambang Batas /TLV dan
BEI).
INDUSTRIALISASI

Perkembangan industri kebutuhan


berbagai jenis bahan kimia meningkat
untuk aktifitas produksi.

Lingkungan
kerja terpapar oleh
bermacam-macam kontaminan.
INDUSTRIALISASI BAHAN KIMIA
- MANFAAT
- KERUGIAN / RACUN
(TANPA PENGENDALIAN)

LEBIH 10.000 15.000 Jenis


Chemical Hazards
Bahan kimia terdapat
sec. alamiah atau
buatan manusia.

Dapat mempengaruhi
kesehatan manusia
Chemical Hazards
bahan kimia ditemukan disekeliling kita
PENGERTIAN
Chemical Hazard adalah potensi bahaya kimia
yang dapat menyebabkan gangguan
terhadap manusia.

Toksisitas
adalah kemampuan suatu zat untuk
menimbulkan kerusakan pada organ tubuh.

Xenobiotik adalah semua bahan asing bagi


tubuh

Dosisadalah jumlah xenobiotik yang masuk


kedalam tubuh
TOKSIN / RACUN
Zatyg dalam dosis kecil dapat menimbulkan
kerusakan pada jaringan hidup.

Zat
yg bila masuk kedalam tubuh dalam dosis
cukup, bereaksi secara kimiawi dapat
menimbulkan kematian/kerusakan berat pada
orang sehat.

Zatyg bila masuk tubuh dalam jumlah cukup,


secara konsisten menyebabkan fungsi tubuh jadi
tidak normal.

Semua zat pada hakekatnya adalah Racun,


dosisnyalah yg membedakan racun atau obat
(Paracelsus, 1493 - 1541).
TOKSIKOLOGI INDUSTRI
TOKSIKOLOGI
Suatu ilmu yang mempelajari efek zat-zat
yg merugikan organisme hidup dan sistim
biologiknya

1. TOKSIKOLOGI INDUSTRI
Suatucabang ilmu toksikologi yg
mempelajari mengenai pemaparan
material toksik yang ada di lingkungan
kerja
2. TOKSIKOLOGI INDUSTRI
Pengaruh pemaparan bahan toksik yg
dipakai di industri
RAW MATERIAL
INTERMEDIATE
FINISH PRODUCT
WASTES
1. PENGELOMPOKAN :
Berdasarkan
FISIK
FISIOLOGI
TOKSISITAS
LD50
PENGGUNAAN
TARGET ORGAN
Berdasarkan Sifat Fisik

Gas ( dimeter partikel < 1 m )


Debu/Padat ( diameter partikel
> 1 m - 50m)
Cair
Berdasarkan Fisiologi
Korosif (Asam Nitrat, A. Perklorat dll)
Iritan (Amoniak, Formalin, HCl dll)
Pembius (Metilen Klorida, Metanol,
Butanol, Etanol dll)
Karsinogen (Asbestos, Krom dll)

Asfiksian (Asetonitril, CO, Sianida dll)


Efek Toksik Berdasarkan Fisiologi (lanjutan)
Bagian Tubuh yg
Sifat Toksik dipengaruhi Rentang Waktu Efek Contoh
Iritan atau Mata, kulit, Beberapa menit Inflamasi, Ammonia,asam
korosif paru-paru s/d beberapa hari terbakar, sulfat, nitrogen
melepuh oksida, caustic soda

Fibrogenik Paru-paru Beberapa tahun Kerusakan fgs Debu bauxite,


paru, mati asbestos

Alergi Paru-paru, kulit Beberapa hari s/d Asma kronik, Toluene di-isocyanate
beberapa tahun dermatitis (TDI)

Dermatitis kulit Beberapa hari s/d Kulit Asam kuat, alkali,


beberapa tahun meradang, deterjen,CCl4
terkelupas
Karsinogenik Kulit, paru-paru, 10 s/d 40 tahun cancer 2-naphthylamine
darah Benzidin, asbestos

Poison Seluruh organ, beberapa menit s/d Kematian sel CCl4, Mercury,
a.l : liver, otak, beberapa tahun organ vital Cadmium, CO,
ginjal HCN
Asfiksian Paru-paru Beberapa menit Tubuh Acetylene, NH4
kekurangan O2 CO, Sianida
Berdasarkan Toksisitas

Ringan
(NAB > 0,5 mg/kg BB/ >
500 ppm )
Sedang (NAB 0,1 0,5 mg/kg BB/
100 500 ppm
Berat (NAB < 0,1 mg/kg BB /
<100ppm)
Berdasarkan LD50
Extremely Toxic <1-5 mg/Kg Nikotin
BB
Highly Toxic 5-50 mg/Kg BB Timbal
arsenat
Moderately 50-500 mg/Kg Hidrokinon
Toxic BB
Slightly Toxic 0,5-5gr/kg BB Isopripanol

Practically non 5-15gr/Kg BB Asam


toxic Ascorbat
Relatively >15 gr/Kg BB Propilen glikol
Harmless
Penggunaan bahan : solven(btx),aditif makanan

Target Organ:
organ yg paling sensitif terhadap paparan yg terjadi.
Hati ( Arsenic, Halothanedll ) Hepatotoksik
Ginjal (Kadmium, Uranium dll) Nephrotoksik
Paru ( Lung Cancer : Asbestos,
Chromic Acid, Klorometileter dll
Pulmotoksik
Fibrotic Pneumokoniosis :
Asbestos, Silika, Batubara/Coal)
Sistem Syaraf Pusat ( Benzene, Toluen, Neuro
Xylene, Aceton, Methyl Mercaptan dll ) toksik
2. Efek Bahan Toksik Terhadap Tubuh
Efek toxic Note :
Racun lokal Dapat terjadi saat pertama kontak (ingesti material caustic,
inhalasi material irritant).

Racun sistemik Absorpsi distribusi target organ


Methyl mercury Otak
DDT SSP
Reversibel Dapat pulih, konsentrasi bahan toxic rendah dan waktu
pemaparan singkat.

Irreversibel Tidak dapat pulih, konsentrasi bahan toxic tinggi dan waktu
pemapan lama.

Efek langsung Segera terjadi setelah pemaparan,


Misal : Efek pemaparan sianida

Efek tertunda Terjadi beberapa waktu setelah pemaparan


Misal : Efek karsinogenik.
3. FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI TOKSISITAS
Lama Pemaparan : Akut, Kronik,
Jangka Panjang/ long term
Sifat Fisik : Gas, Cair, Debu,
Tekanan uap Benzene - Toluen
Sifat Kimia : Larut dalam air ( SO2 ) dan
tidak mudah larut dalam air (NO2)
Jenis pemaparan : Tunggal, Berulang
(Benzene SSP Anemia )
3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TOKSISITAS ( lanjutan)

Jumlah/ Konsentrasi : E = T X C
Faktor tuan rumah (host) :
Gender Faktor
Genetik

umur
Status
Kesehatan

Perilaku
Status Gizi
TK
. 4. BAHAN KIMIA DALAM TUBUH

ABSORPSI DISTRIBUSI EKSKRESI

JALAN TARGET SISTEM


MASUK ORGAN
a. Absorbsi/Rute Bahan Kimia Masuk ke Tubu
Kulit ( topikal )

Ingestion/tertelan
Inhalation/pernafasan
Rute Bahan Kimia Masuk ke Tubuh
1. Inhalation/pernafasan Bronchiole

Alveolus

Vena
Arteri

Absorpsi via inhalasi toksisitas tinggi:


- Luas permukaan sal. pernapasan
- Struktur dan fisiologi sal pernapasan
- Proses bernapas tanpa sadar
Rute Bahan Kimia Masuk ke Tubuh
2. Ingestion/tertelan

Peristaltik usus dapat menghambat absorbsi

Getah lambung dan pankreas serta mikroflora


dapat menghidrolisis dan mereduksi kurang
toksik

Makanan dan cairan dlm sal pencernaan dapat


mengencerkan toksin kurang toksik
Rute Bahan Kimia Masuk ke Tubuh
3. Kulit ( topikal )

Melalui:
Epidermis, folikel rambut , kel. Sebacea

Bila kontak dgn bhn kimia:


Lemak &keringat sbg barrier atau
Bereaksi iritasi (asam &basa kuat)
Menembus kulit :
-menyebabkan sensitisasi (formaldehid,
kromat)
-Msk aliran darah efek sistemik (anilin,lead)
b. DISTRIBUSI

SISTEMIK/ LOKAL
AKUMULASI EFEK
KE TARGET ORGAN
TRANSFORMASI METABOLIK
(BIOTRANSFORMASI)
Hepar : zat metabolit mudah larut dlm air
enzim metabolik kurang toksik

mudah diekskresi

Contoh Biotransformasi
Benzene
Phase I
Oksidasi benzene phenol
enzim oksidase
Phase II
Konjugasi phenol sulfat (mudah diekresi)
EKSKRESI

Renal system
Digestive system
Metabolit mdh
Usus-hati-detoksikasi- larut dalam air
dgn empedu msk ke urine
usus faeces

Kulit
Respiratory system
Kuku
-breathe
Rambut
Asi
Fate of Chemical Toxicants in the Body

Ingestion Inhalation Dermal Contact

Gastrointestinal
Tract Lung

Liver

Bile

Blood and
Lymph Extra cellular
Fluid

Lung Kidneys Secretion


Glands.

Bladder

Feces Expired Air Urine Secretion


Beberapa Pnemokoniosis Akibat Debu Mineral:

1. Asbestosis

Terjadi karena inhalasi debu asbestos

Asbestos tdr dari campuran berbagai silikat,


yg terpenting : magnesium silikat.

Pekerja berisiko tjd pd : pertambangan,


penggilingan, pengolahan asbestos

Gejala asbestosis : sesak napas, batuk,


kelainan foto rontgen
Severe pulmonary
fibrosis (asbestosis)
and asbestos bodies
at autopsi
Mesothelioma
asbestos worker
suffering from
diffuse malignant
pleural
mesothelioma,
(absolutly fatal)

IPAS
Justus-Liebig
Universitt
Giessen
Lanjutan . . .
2. Silikosis
Terjadi akibat inhalasi debu silika bebas (SiO2)
Jenis kerja berisiko silikosis : menambang &
ekstraksi batu-batu keras, penghalusan &
pemolesan batu, pabrik keramik, proses kerja yg
menggunakan pasir sebagai amplas.
Gejala silikosis ringan : sesak napas, batuk
kering, tdk mengganggu kerja
Silikosis tingkat sedang :sesak napas, mengurangi
kemampuan kerja
Silikosis berat : sesak napas, tidak mampu
bekerja
silikosis
Simple Silicosis
Small discrete nodules

(lesions)

Complicated Silicosis
Lesions increase in
size
Grow together to
form larger masses
Lanjutan . . .
3. Antrakosilikosis

Disebabkan karena paparan debu campuran


(bermacam batu, Coal, Silika bebas).

Terjadi pada pekerja tambang batu bara

Pd stadium dini tidak dijumpai gejala penyakit

Pneumokoniosis timbul pd kadar debu sangat


tinggi.

Pd stadium lanjut terjadi gangguan fungsi paru


Lanjutan..

4. Bisinosis

Terjadi akibat inhalasi debu kapas.

Penyebab sebenarnya belum diketahui secara pasti.

Teori :
- Adanya efek mekanis debu kapas yg dihirup.
- Adanya kontaminan yg berpengaruh pd pernapasan.
Dermatitis

Terpapar berulang kali dengan


Kontak dengan pelarut organik
tar atau dengan derivat coal tar
Dermatitis

Membersihkan tangan dgn Hilangnya pigmen kulit


strong petroleum solvent (Hypopigmentation)
Dermatitis

Reaksi iritasi Reaksi urticaria


Dermatitis

Reaksi alergi Jerawat (Acne vulgaris)


PENGENDALIAN
Pengendalian Teknis

Pengendalian administrasi
Sistem Labeling
Pemantauan Lingkungan Kerja
Pemantauan Biologis
Kebersihan Umum
Fasilitas Saniter & Higiene
Perorangan
APD
PEMANTAUAN

LINGKUNGAN

BIOLOGIS
Pemantauan Lingkungan
LINGKUNGAN
Standard / Pedoman

Nilai Ambang Batas ( NAB) /TLV

TLV-TWA 8 jam
TLV-STEL 15 menit
TLV-CEILING
BIOLOGIS
Standard / Pedoman
Biological Exposure Index (BEI)
Nilai konsentrasi zat indikator biologis dari
pemantauan biologis TK

Pemantauan Biologis
Jenis spesimen
Indikator biologis
Waktu sampling
Standard BEI
Indeks Paparan Biologi

Spesimen/sampel dapat berupa :

Darah
Urin
Rambut
Saliva (air ludah)
Kuku
Udara pernafasan
Monitoring Biologik (ACGIH-2007)
Bahan Spesimen Indikator Waktu BEI
Kimia Biologik Sampling
Acetone Urine Acetone Akhir shift 50 mg/L
Lead Darah Lead Not critical 30 g/100ml
CO Darah Carboxyhemogl Akhir shift 3,5% of Hb
obin
Nafas CO Akhir shift 20 ppm
Cadmium Urine Cadmium Not critical 5 g/g creatinin
Darah Cadmium Not critical 5 g/L

Xylene Urine Methylhippuric Akhir shift 1,5g/g creatinin


acid
Toluene Urine Hippuric acid Akhir shift 1,6g/g creatinin
Darah Toluen Akhir shift pd 0,05 mg/L
akhiir minggu

Pestisida Darah Cholinesterase Not critical 70 %


PARU
ANATOMIS
BAGIAN ATAS
BAGIAN BAWAH

FUNGSI
OKSIGEN(O2)
CARBON DIOKSIDA (CO2)

TES FUNGSI
SPIROMETER

PNEUMOTOGRAPH
HATI

DETOXYFYINGORGAN
MENGATUR METABOLISME
KERACUNAN MENINGGAL
GINJAL
merupakan ekskresi utama,
hampir semua bahan
berbahaya dikeluarkan
melalui ginjal
MEMPRODUKSI URINE
KESEIMBANGAN :
AIR

ELEKTROLIT

PH
DARAH

DEWASA : 5 Liter

45 % SEL DARAH MERAH + PUTIH

55 % PLASMA (PROTEIN + GARAM)

ANEMIA / CYANOSIS
Reaksi Biotransformasi
Reaksi Kimiawi Lokasi Intraseluler
Fase I
Oksidasi Retikulum endoplasma (Sitokrom
P450 monooxigenase)
Mitokondria (monoamin oksidase)
Sitoplasma (dehidrogenase)

Reduksi Retikulum endoplasma


Sitoplasma

Fase II
Konyugasi
Retikulum endoplasma
Sitoplasma
Contoh :
biotransformasi benzene

Fase 1 : Fase 2 :
Benzene Phenol Phenol sulfat
(oksidasi, enzim (konyugasi) (lebih polar, mudah
oksidase) di ekskresikan)

Anda mungkin juga menyukai