Anda di halaman 1dari 32

MALARIA

Malaria ??

Suatu penyakit infeksi akut maupun kronik yang disebakan oleh


infeksi Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan
ditemukannya bentuk aseksual dalam darah, dengan gejala
demam, menggigil, anemia, dan pembesaran limpa.
ETIOLOGI
Parasit malaria (yang disebut Plasmodium)
Nyamuk anopheles betina
Epidemiologi
Malaria masih dapat dikontrol untuk daerah jawa-bali
Daerah endemis malaria khususnya kawasan timur ( papua, NTT, sebagian
sulawesi), beberapa daerah sumatera( lampung, riau, bengkulu dan sumatera
barat dan utara), serta sebagian kecil jawa (jepara, sekitar jogja dan jawa
barat)

Secara tradisi endemisitas daerah dibagi menjadi::


a. Hipoendemik: bila parasite rate atau spleen rate 0 10%
b. Mesoendemik: bila parasite rate atau spleen rate 10 - 50%
c. Hiperendemik: bila parasite rate atau spleen rate 50 - 75%
d. Holoendemik: bila parasite rate atau spleen rate > 75%
Epidemiologi
Ras atau suku bangsa
Kekurangan enzim tertentu
Kekurangan terhadap enzim Glukosa 6 Phosphat Dehidrogenase
(G6PD) memberikan perlindungan terhadap infeksi P.
falciparum yang beratKekebalan pada malaria terjadi apabila
tubuh mampu mengancurkan Plasmodium yang masuk atau
mampu menghalangi perkembangannya
Hanya pada daerah dimana orang-orang mempunyai
gametosit dalam darahnya dapat menjadikan nyamuk
anopheles terinfeksi
Parasit
1. Plasmodium falciparum Malaria Tropika
2. Plasmodium vivax Malaria Vivax
Plasmodium falsiparum
Plasmodium vivax
3. Plasmodium malariae Malaria Quartana
4. Plasmodium ovale Malaria Ovale

Plasmodium malariae Plasmodium ovale


Cara Penularan

Nyamuk Anopheles menggigit


penderita malaria dan
menghisap juga parasit
malaria yang ada di dalam
darah penderita.
Parasit malaria berkembang
biak di dalam tubuh nyamuk
Anopheles (menjadi nyamuk
yang infektif)
Nyamuk Anopheles yang
infektif menggigit orang yang
sehat (belum menderita
malaria)
Sesudah +12-30 hari
(bervariasi tergantung spesies
parasit) kemudian, bila daya
tahan tubuhnya tidak mampu
meredam penyakit ini maka
orang sehat tsb berubah
menjadi sakit malaria dan
mulai timbul gejala malaria.
PATOFISIOLOGI
Demam
Akibat ruptur eritrosit merozoit dilepas ke sirkulasi

Anemia
Akibat hemolisis, sekuestrasi eritrosit di limpa dan organ lain, dan depresi sumsum
tulang

Kejadian immunopatologi
Aktivasi poliklonal hipergamaglobulinemia, pembentukan kompleks imun, depresi
immun, pelepasan sitokin seperti TNF
Bentuk imunitas terhadap malaria dapat dibedakan atas :
a) Imunitas alamiah non imunologis
Berupa kelainan-kelainan genetic polimorfisme yang dikaitkan dengan resistensi
terhadap malaria, misalnya: Hb S, Hb C, Hb E, thallasemin alafa-beta, defisiensi glukosa
6-fosfat dehidrogenase,
b) Imunitas didapat non spesifik
Sporozoit yang masuk kedalam darah segera dihadapi oleh respon imun non
spesifik yang terutama dilakukan oleh magrofag dan monosit, yang
menghasilkan sitokin-sitokin seperti TNF, IL1, IL2, IL4, IL6, IL8, dan IL10, secara
langsung menghambat pertumbuhan parasit (sitostatik), membunuh parasit
(sitotoksik)

c) Imunitas didapat spesifik.


Merupakan tanggapan system imun terhadap infeksi malaria mempunyai sifat
spesies spesifik, strain spesifik, dan stage spesifik.

Anoxia jaringan
P. vivax dan P. ovale : menyerang eritrosit imatur
P. malariae: menyerang eritrosit matur
P. falciparum: menyerang eritrosit matur & imatur parasitemia lebih berat
MANIFESTASI KLINIS
Gejala-gejala klasik umum yaitu terjadinya trias malaria (malaria
proxym)

Stadium dingin (cold stage)


Stadium ini berlangsung + 15 menit sampai dengan 1 jam. Dimulai dengan menggigil dan
perasaan sangat dingin, gigi gemeretak, nadi cepat tetapi lemah, bibir dan jari-jari pucat kebiru-
biruan (sianotik), kulit kering dan terkadang disertai muntah.
Stadium demam (hot stage)
Stadium ini berlangsung + 2 4 jam. Penderita merasa kepanasan. Muka merah, kulit kering,
sakit kepala dan sering kali muntah. Nadi menjadi kuat kembali, merasa sangat haus dan suhu
tubuh dapat meningkat hingga 41oC atau lebih. Pada anak-anak, suhu tubuh yang sangat tinggi
dapat menimbulkan kejang-kejang.
Stadium berkeringat (sweating stage)
Stadium ini berlangsung + 2 4 jam. Penderita berkeringat sangat banyak. Suhu tubuh kembali
turun, kadang-kadang sampai di bawah normal. Setelah itu biasanya penderita beristirahat
hingga tertidur. Setelah bangun tidur penderita merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain
sehingga dapat kembali melakukan kegiatan sehari-hari.
Gejala malaria ringan Gejala malaria berat (malaria
(malaria tanpa komplikasi) dengan komplikasi)

demam, dan menggigil, juga dapat o Gangguan kesadaran Keadaan umum yang sangat
lemah (tidak bisa duduk/berdiri)
disertai sakit kepala, mual, muntah, o Kejang-kejang
diare, nyeri otot atau pegal-pegal. o Panas sangat tinggi
o Mata atau tubuh kuning
o Tanda-tanda dehidrasi
o Perdarahan hidung, gusi atau saluran pencernaan
o Nafas cepat atau sesak nafas
o Muntah terus menerus dan tidak dapat makan
minum
o Warna air seni seperti teh tua dan dapat sampai
kehitaman
o Jumlah air seni kurang sampai tidak ada air seni
o Telapak tangan sangat pucat (anemia dengan
kadar Hb kurang dari 5 g%)
o Penderita malaria berat harus segera
dibawa/dirujuk ke fasilitas kesehatan untuk
mendapatkan penanganan semestinya.
Diagnosis
ANAMNESIS
Keluhan utama : demam, menggigil, dapat disertai sakit kepala,
mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal.
Riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu yang lalu ke
daerah endemik malaria.
Riwayat tinggal didaerah endemik malaria.
Riwayat sakit malaria.
Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir.
Gejala klinis pada anak dapat tidak jelas.
Riwayat mendapat transfusi darah.
PEMERIKSAAN FISIK

Demam (pengukuran dengan Malaria serebral

termometer 37,5C) Gangguan status mental


Hipoglikemia: gula darah < 50 mg/dL
Konjungtiva atau telapak tangan Distress pernafasan
pucat Temperatur > 40oC, tidak responsif dengan
Pembesaran limpa (splenomegali) asetaminofen
Hipotensi
Pembesaran hati (hepatomegali) Oliguria atau anuria
Anemia: hematokrit <20% atau menurun dengan
cepat
Kreatinin > 1,5 mg/dL
Parasitemia > 5%
Bentuk Lanjut (tropozoit lanjut atau schizont) P.
falciparum pada apusan darah tepi
Hemoglobinuria
Perdarahan spontan
Kuning
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan dengan
o Pemeriksaan dengan tes
mikroskop diagnostik cepat (Rapid
Pemeriksaan sediaan darah (SD) Diagnostic Test)
tebal dan tipis Mekanisme kerja tes ini
berdasarkan deteksi antigen
Semi kuantitatif: parasit malaria, dengan
(-) : tidak ditemukan parasit dalam menggunakan metoda
100 LPB imunokromatografi, dalam bentuk
(+) : ditemukan 1-10 parasit dalam dipstik.
100 LPB
(++) : ditemukan 11-100 parasit
dalam 100 LPB
(+++) : ditemukan 1-10 parasit dalam
1 LPB
(++++): ditemukan >10 parasit dalam
1 LPB
Periksaan penunjang untuk malaria berat:
o Darah rutin
o Kimia darah lain (gula darah, serum bilirubin, SGOT & SGPT,
alkali fosfatase, albumin/globulin, ureum, kreatinin, natrium dan
kalium, anaIisis gas darah.
o EKG
o Foto toraks
o Analisis cairan serebrospinalis
o Biakan darah dan uji serologi
o Urinalisis.
PENATALAKSANAAN
Artesunat + Amodiakuin + Primakuin
DOSIS MAKSIMAL DEWASA: Kemasan artesunat + amodiakuin yang ada pada
Artesunat dan Amodiakuin 4 tablet, program pengendalian malaria terdiri dari 3
blister.
Primakuin 3 tablet
Setiap blister terdiri dari:
Primakuin yang beredar di Indonesia dalam bentuk 4 tablet artesunat @ 50 mg
tablet warna coklat yang mengandung 25 mg garam
yang setara dengan 15 mg basa. 4 tablet amodiakuin @ 150 mg
Primakuin pada malaria falsiparum diberikan peroral Obat kombinasi diberikan peroral selama 3 hari
pada hari pertama saja dengan dosis tunggal 0.75 mg
dengan dosis tunggal sebagai berikut:
basa/kgBB.
Pada malaria vivax diberikan peroral dengan dosis 0.25 Artesunat= 4 mg/kgBB
mg basa/kgBB selama 14 hari.
Pada malaria vivax diberikan peroral dengan dosis 0.25
Amodiakuin basa = 10 mg/kgBB
mg basa/kgBB selama 14 hari.
Primakuin tidak boleh diberikan pada ibu hamil, bayi <
1 tahun, penderita G6PD.
Pengobatan lini pertama pada malaria falsiparum
menurut berat badan dengan artesunat +
amodiakuin + primakuin
HARI Jumlah tablet perhari menurut berat badan

JENIS < 5 kg 6-10 11-17 18-30 31-40 41-49 50-59 >60 kg


OBAT kg kg kg kg kg kg

0-1 2-11 1-4 5-9 10-14 >15 >15 >15


bulan bulan tahun tahun tahun tahun tahun tahun

13 Artesunat 1 1 2 3 4 4

Amodiakuin 1 1 2 3 4 4

1 - 14 primakuin - - 1 2 2 2 3
Pengobatan lini pertama malaria vivax menurut berat
badan dengan artesunat + amodiakuin + primakuin
Hari Jenis obat Jumlah Tablet Perhari Menurut Berat Badan

< 5 kg 6-10 11-17 18-30 31-40 41-49 50-59 >60 kg


kg kg kg kg kg kg

0-1 2-11 1-4 5-9 10-14 >15 >15 >15


bulan bulan tahun tahun tahun tahun tahun tahun

1 -3 Artesunat 1 1 2 3 4 4

Amodiakuin 1 1 2 3 4 4

1 -14 primakuin - - 3/4 1 1 1


Lini kedua untuk malaria falsiparum
Kina + Doksisiklin atau Tetrasiklin + Primakuin

Dosis maksimal dewasa: Kina tablet yg beredar di Indonesia: Tablet 200 mg


kina fosfat atau sulfat
Kina 9 tablet, Kina diberikan peroral, 3 kali sehari dengan dosis
10 mg/kgBB/kali selama 7 hari
Primakuin 3 tablet Doksisiklin yang beredar di indonesi: kapsul atau
tablet 50 mg dan 100 mg Doksisiklin Kcl
Doksisiklin diberikan 2 kali perhari selama 7 hari
Tetrasiklin yang beredar di Indonesia: kapsul Dosis doksisiklin:
yang mengandung 250 mg atau 500 mg
o Dewasa ( > 15 tahun) = 3,5 mg/kgBB/hari (2x1)
tetrasiklin HCl.
o Anak 8-14 tahun 2,2 mg/kgBB/hari (2x1)
Pengobatan dengan primakuin diberikan seperti
pada lini pertama peroral dengan dosis tunggal
0.75 mg basa/kgBB Bila tidak ada doksisiklin dapat digunakan tetrasiklin.
Doksisiklin ada tetrasiklin TIDAK diberikan pada ibu
hamil dan anak usia dibawah 8 tahun.
Pengobatan lini kedua malaria falsiparum dengan obat kina dan doksisiklin.

Hari Jenis obat Jumlah tablet perhari menurut berat badan


< 5 kg 6-10 kg 11-17 kg 18-30 kg 31-33 kg 34-40 kg 41-49 kg >60 kg < 5 kg

0-1 bulan 2-11 1-4 5-9 10-14 10-14 >15 >15 >15
bulan tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun

1 -7 Kina Sesuai 3x 3x1 3x 1 3x 1 3x2 3x 2 3x 2 3x3


BB

1 Primakuin - - 1 2 2 2 3 3
Table dosis Doksisiklin dan tetrasiklin
Hari Jenis Jumlah tablet perhari menurut berat badan
obat <5 kg 6-10 kg 11-17 18-30 31-40 41-49 50-59 >60 kg
kg kg kg kg kg

0-1 2 11 1-4 5-8 >8-14 >15 >15 >15


bulan bulan tahun tahun tahun tahun tahun tahun

1-7 Tetrasiklin - - - - 4x 125 4x 125 4x 250 4x250


mg mg mg mg

Hari Jenis Jumlah tablet perhari menurut berat badan


obat
<5 kg 6-19 kg 20-29 kg 30-44 kg 45-59 kg >60 kg

0-1 bulan 2 bln 8 >8 tahun 10-14 >15 tahun >15 tahun
tahun tahun

1-7 Doksisikli - - 2x25 mg 2x50 mg 2x75 mg 2x100 mg


n
Lini kedua untuk malaria vivax
Kombinasi ini digunakan untuk pengobatan malaria vivax yang tidak respon terhadap
pengobatan ACT.
Kina + Primakuin
Hari Jenis Jumlah tablet perhari menurut berat badan
obat
< 5 kg 6-10 11-17 18-30 31-33 34-40 41-49 >60 < 5 kg
kg kg kg kg kg kg kg

0-1 2-11 1-4 5-9 10-14 10-14 >15 >15 >15


bulan bulan tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun

17 Kina Sesuai 3 x 3x1 3x 1 3x 1 3x2 3x 2 3x 2 3x3


BB

1 - 14 Primaku - - 1 1 1
in
Malaria vivax yang relaps
Dugaan relaps pada malaria vivax adalah apabila pemberian
primakuin dosis 0.25 mg/kgBB/hari sudah diminum selama 14 hari
dan penderita sakit kembali dengan parasite positif dalam kurun
waktu 3 minggu sampai 3 bulan setelah pengobatan.
Penobatan kasus malaria vivax relaps diberikan lagi pengobatan
regimen ACT yang sama tetapi dosis primakuin ditingkatkan menjadi
0,5 mg/kgBB/hari. Primakuin diberikan selama 14 hari.

Malaria ovale
Lini pertama mengunakan ACT ( artemisinin combination therapy),
yaitu Dihydroartemisinin piperakuin (DHP) atau artesunat +
amodiakuin. Dosis pemberian obatnya sama dengan malaria vivax.
Lini kedua untuk malaria ovale sama dengan pengobatan untuk
malaria vivax
Malaria malariae
Cukup diberikan ACT 1 kali perharis elama 3 hari serta
pemberian primakuin dengan dosis sama dengan pengobatan
malaria lainnya dan tidak diberikan primakuin.

Malaria campur P. Falsiparum + P. Vivax/ P. Ovale


Pengobatan malaria minimal dengan ACT selama 3 hari serta
pemberian primakuin dengan dosis 0.25 mg/kgBB selama 14
hari.

Malaria campur P. Falsiparum + P. malariae


Infeksi campur antara P. Falsiparum dengan P. malariae
diberikan regimen ACT selama 3 hari dan primakuin pada hari
pertama.
PENCEGAHAN
MALARIA???
Awereness (pengetahuan)

Bite prevention ( pencegahan


gigitan nyamuk)

Chemoprophylaxist
(kemoprofilaksis)

Doksisiklin diberikan 1-2 hari


sebelum keberangkatan ke
daerah endemis, diminum pada
waktu yang sama setiap hari,
sampai 4 minggu setelah
meninggalkan daerah endemis.

Diagnostic
Prognosis
Prognosis malaria berat tergantung kecepatan diagnosa dan ketepatan &
kecepatan pengobatan.
Pada malaria berat yang tidak ditanggulangi, maka mortalitas yang dilaporkan
pada anak-anak 15 %, dewasa 20 %, dan pada kehamilan meningkat sampai
50 %.
Prognosis malaria berat dengan kegagalan satu fungsi organ lebih baik
daripada kegagalan 2 fungsi organ
Mortalitas dengan kegagalan 3 fungsi organ, adalah > 50 %
Mortalitas dengan kegagalan 4 atau lebih fungsi organ, adalah > 75 %
Adanya korelasi antara kepadatan parasit dengan klinis malaria berat yaitu:
Kepadatan parasit < 100.000, maka mortalitas < 1 %
Kepadatan parasit > 100.000, maka mortalitas > 1 %
Kepadatan parasit > 500.000, maka mortalitas > 50 %

Anda mungkin juga menyukai