www.bpjs-kesehatan.go.id
Konsep & Implementasi
TEKNIS PELAYANAN KESEHATAN
PADA FASKES TINGKAT LANJUTAN
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
SURGICAL PROCEDURE
No Yes
COMPLICATIONS, CO MORBIDITY
Spesifik CBGs
DATA PASIEN 31 CMGs
o22 Acute Care CMGs
1 o2 Ambulatory CMGs
o1 Subacute CMGs
o1 Chronic CMGs
o4 Special CMGs
CMG o1 Error CMGs
1. Prosedure Rawat Inap
2 2. Prosedur Besar Rawat Jalan
3. Prosedur Signifikan Rawat Jalan
4. Rawat Inap Bukan Prosedur
Severity Level 5. Rawat Jalan Bukan Prosedu
INACBGs
Koding adalah memberi kode pada :
Diagnosis utama
Diagnosis Sekunder (komplikasi &
ko-morbiditi)
Prosedur utama
Prosedur Sekunder
Sistem Pembayaran
DRGs / CBGs
Pemanfaat
Koding Registrasi Kanker
Database RS
(Penelitian)
Adalah diagnosa akhir/final yang dipilih
dokter pada hari terakhir perawatan
dengan criteria paling banyak
menggunakan sumber daya atau yang
menyebabkan hari rawatan paling lama
(LOS)
Penulisan lengkap dan spesifik (menunjukkan letak, topografi
dan etiologi) con. Acute appendicitis with perforation
Kode diagnosis Dagger (+) dan Asterisk (*) : untuk kondisi
utama bila memungkinkan
Gejala, tanda dan temuan abnormal dan situasi yang bukan
penyakit : hati-hati kode R dan Z untuk kasus rawat inap
a. Diagnosis spesifik tidak ditemukan maka diizinkan kode R dan
Z
b. Suspect dan tidak informasi lanjutan maka harus dikode
seolah-olah telah ditegakkan kode yang digunakan Z.03 yang
dapat dikesampingkan sesudah pemeriksaan
Diagnosis sekunder adalah diagnosis selain dari
diagnosis utama (Komplikasi + Ko-morbiditi)
Morbiditas karena penyebab eksternal sifat dasar kondisi karena
penyebab eksternal harus diberi kode (S00-T98) kode penyebab
eksternal (V01-Y98) kode tambahan. Con. Kondisi utama frak.
Colum femoris karena jatuh tersandung pada trotoar yang tidak
rata, kode Frac. Of neck femur (S72.0) sebagai diag utama kode
penyebab ekstrenal pada fall on the same level from slipping,
tripping, or stumbing on street or hagway (W01.4)
Komplikasi adalah diagnosis yang muncul setelah pasien berada
di RS.
Ex: Wound infection, Pneumonia etc
Ko-morbiditi adalah diagnosis lain yang sudah ada sebelum
masuk RS.
Ex: Diabetes, Hypertension etc
Prosedur utama adalah prosedur tindakan
yang paling banyak menghabiskan
sumber daya atau yang menyebabkan
hari rawatan paling lama dan biasanya
berhubungan erat dengan diagnosa
utama.
Seluruh signifikan prosedur tindakan yang
dijalankan pada pasien rawat inap atau
rawat jalan, membutuhkan peralatan
special atau dikerjakan oleh staf terlatih
dan berpengalaman
Sambungan RESUME MEDIS RAWAT INAP
RESUME MEDIS (SUMMARY LIST)RAWAT JALAN
DOKTER
menegakkan dan menuliskan diagnosis primer dan diagnosis sekunder
apabila ada sesuai dengan ICD 10 serta menulis seluruh prosedur/tindakan
yang telah dilaksanakan dan membuat resume medis pasien secara
lengkap dan jelas selama pasien dirawat di rumah sakit.
KODER
melakukan kodifikasi dari diagnosis dan prosedur/tindakan yang diisi oleh
dokter yang merawat pasien sesuai dengan ICD 10 untuk diagnosa dan ICD
9 CM untuk prosedur/tindakan
PERAN PENULISAN
DIAGNOSIS DAN KODE INA-DRG
BP = Broncho Pneumonia
BP = Brachial Plexus
FA = Fibrillation Atrial
FA = Flour Albus
HAP = Haemorrhagic Anterpartum
HAP = Hospital Acquired Pneumonia
MR = Mitral Regurgitation
MR = Mental Retardation
25
Masalah Yang Sering Dihadapi
Diagnosis/tindakan tidak ditulis
Diagnosis/tindakan tidak spesifik
Diagnosis/tindakan tidak lengkap
Tulisan dokter tidak terbaca
Singkatan tidak standar
Prosedur tidak dilakukan tapi di koding
Prosedur dilakukan tapi tidak di koding
Salah Koding
V01-Y98
ICD10
Jika diagnosis utama
M8000/0-M9989/1
Kode Diagnosis atau diagnosis
ICD9CM sekunder adalah
Utama sesuai Jika diagnosis utama
resume dengan Kode Prosedur cedera/injury harus atau diagnosis
memenuhi aturan Utama yang diikuti dengan sekunder adalah
coding, kemudian berhubungan penyebab luar (external Neoplasma harus
kode diagnosis dengan Diagnosis cause) yang relevan diikuti dengan kode
sekunder Utama dilanjutkan dengan diagnosisnya. Morfology untuk
Entry data atau dengan mengkode menggambarkan Review hasil
prosedur-prosedur histology dan pengkodean
import data dari dan Grouping
SIM RS lainnya. behavior (sifat,
prilaku) nya DRGs
Semua prosedur
Termasuk prosedur Operasi dan
pengobatan
Termasuk prosedur non operasi
seperti CT Scan, MRI, USG
37
2. Pedoman pemberian kode Kondisi
utama & kondisi lain (7)
Kode kondisi & komplikasi post prosedur
Bab XIX (T80-T88) utk komplikasi yg berhubungan dng
pembedahan & tindakan lain.
mis : Infeksi luka, komplikasi mekanis dr implant, shock dll.
contoh :
Kondisi utama : Haemorrhage hebat setelah cabut gigi
Kondisi lain : Nyeri
Spesilaisasi : Gimul
Diberi kode Haemorrhage resulting from a procedure (T81.0) sbg kode utama
38
RULE MB1
Kondisi minor direkam sebagai Kondisi utama (main
condition), kondisi yang lebih bermakna direkam sebagai
kondisi lain (other condition)
Kondisi utama adalah kondisi yang relevan bagi perawatan
yang terjadi, dan jenis spesialis yang mengasuh.
pilih kondisi yang relevan sebagai Kondisi utama
Contoh:
K. utama : Dyspepsi
Kondisi lain: Acute appendicitis
Acute abdominal pain
Prosedur: Appendectomy
Spesialis: Bedah digesti
Maka reseleksi: Acute appendicitis sebagai kondisi utama.
39
RULE MB2
Beberapa Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama
Beberapa kondisi tidak bisa digabung untuk dapat dicode bersama
dan direkam semua sebagai kondisi utama, dan salah satu kondisi
lain pada rekaman menunjuk sebagai kondisi utama
40
RULE MB3
Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama
menggambarkan suatu gejala yang timbul akibat suatu
diagnosa atau kondisi yang ditangani
Jika kondisi terkait diberi code yang ditemukan di Bab XVIII
(R.-), dan di rekam medis ada terekam kondisi lain yang lebih
menggambarkan diagnosis pasien dan kepada kondisi ini
terapi diberikan
Contoh: K. ut. Hematemesis
K. lain: Varices esophagus
Cirrhosis hepatis
Bidang spesialis: Penyakit Dalam konsul ke Bedah
Reseleksi kondisi utama: Varices esophagus pada
cirrhosis hepatis (K74.- I98.2*)
41
RULE MB4
Spesialisitas
Bila diagnosis yang terekam sebagai kondisi utama adalah istilah
yang umum, dan ada istilah lain yang memberi informasi lebih
tepat tentang lokasi tubuh atau sifat dasar suatu kondisi.
Contoh: K.Ut. CVA
K. lain-lain: Stroke
Hemiplegia
Cerebral haemorrhage
Reseleksi: Kondisi utama: Stroke cerebral hemorhage
K.Ut. DM tanpa terapi insulin
K. lain-lain: Cataract mata bilateral
Spesialisasi: Ophthalmologist
Reseleksi: Kondisi Utama: NIDDM cataract. 42
RULE MB5
Alternatif diagnoses utama
Suatu tanda/gejala direkam sebagai kondisi utama, dengan
indikasi kondisi terkait adalah suatu kondisi atau kondisi lain,
reseleksi gejala tersebut sebagai kondisi utama.
Bila ada 2 atau > dari 2 kondisi direkam sebagai pilihan diagnostik
sebagai kondisi utama, pilih yang pertama disebut.
Contoh:
1. K. ut. Sakit kepala mungkin krn sinusitis atau stres.
Reseleksi: Sakit kepala
2. K.ut. Kolekistitis akut atau gastritis
Reseleksi: kolekistitis akut
3. K. ut. GE akibat infeksi atau keracunan makanan
Reseleksi: Infectious GE.
43
B20-B24 : HIV
Kondisi Utama penyakit HIV disertai beberapa penyakit,
HARUS dipilih subkategori 7. yg tepat dari B20-B22.
Sub kategori B22.7 bila tdp dua (2) kategori atau lebih dari
B20-B22, diikuti kode tambahan utk menentukan daftar kondisi
individual dapat digunakan B20-B24
Contoh :
1. KU : Penyanit AIDS dan Sarcoma Kaposi
K.Lain : -
Diberi kode HIV disease resulting in Kaposis sarcoma (B21.0)
45
SPECIAL CMGs
Tarif 2014 + 6 Tambahan tarif
Special
Procedure Special
Chronic Prosthesis
Special
Sub Drugs
Acute
Special
UNU Investigasi
Acute GROUPER
30 Tipe CMG >> 76 =CBG
Special
Procedure
koefisien Kode
List Item Special CMG Tipe Special CMG
utk top up INA-CBG dasar
Tumor pineal Endoskopy Special Procedure 0,5 E-1-01-I
Hip Replacement / knee replacement Special Procedure 0,5 M-1-04-I
PCI Special Procedure 1 I-1-40-I
Keratoplasty Special Procedure 1 H-1-30-I
Pancreatectomy Special Procedure 1 B-1-10-I
Repair of septal defect of heart with
Special Procedure 1 I-1-06-I
prosthesis
Renal Transplantation Special Procedure 1 N-1-01-I
Stereotactic Surgery & Radiotheraphy Special Procedure 1 C-4-12-I
Torakotomi Special Procedure 1 J-1-30-I
Lobektomi / bilobektomi Special Procedure 1 J-1-10-I
Air plumbage Special Procedure 1 J-4-20-I
Timektomi Special Procedure 1 D-1-20-I
Vitrectomy Special Procedure 1 H-1-30-I
Phacoemulsification Special Procedure 1 H-2-36-0
Microlaringoscopy Special Procedure 2 J-3-15-0
Cholangiograph Special Procedure 2 B-3-11-0
Special
Prosthesis
koefisien
Kode
List Item Special CMG Tipe Special CMG utk top
INA-CBG dasar
up
Subdural grid electrode Special Prosthesis 0,5 G-1-10-I
Cote graft Special Prosthesis 0,5 I-1-03-I
TMJ Prothesis Special Prosthesis 1 M-1-60-I
Liquid Embolic (for AVM) Special Prosthesis 1 G-1-12-I
Hip Implant/ knee implant Special Prosthesis 1 M-1-04-I
Special
Drugs
Kode
Tipe Special koefisien
List Item Special CMG INA-CBG
CMG utk top up
dasar
Streptokinase Special Drug 0,25 I-4-10-I
Deferiprone Special Drug 0,5 D-4-13-I
Deferoksamin Special Drug 0,5 D-4-13-I
Deferasirox Special Drug 0,5 D-4-13-I
Human Albumin Special Drug 0,5 A-4-10-I
Special
Investigasi
Kode
koefisien
List Item Special CMG Tipe Special CMG INA-CBG
utk top up
dasar
Other CT Scan Special Investigation 1,5 Z-3-19-0
Nuclear Medicine Special Investigation 1,5 Z-3-17-0
MRI Special Investigation 1,5 Z-3-16-0
Diagnostic and Imaging Special Investigation 1,5 H-3-13-0
Procedure of Eye
Sub Chronic
Acute
Khusus untuk CMG F dan T
Fase Akut : Hari 1 s/d 42
Fase Sub Akut : Hari 43 s/d 103
Fase Kronik : Hari 104 s/d 180
Tarif
Fase Akut : Paket INA CBGs
Fase Sub Akut : UC X 0,375 X RIW X LOS
Fase Kronik : UC X 0,25 X RIW X LOS
Code creep /
Up coding
Code creep /
Up coding
Gandi Agusniadi
Email : gandiagus@yahoo.com
Coding of combination categories
hypertensive renal disease with renal failure (I12.0)
PERMENKES No 71 Tahun 2013
Pasal 38
Penyelenggaraan kendali mutu dan kendali biaya oleh BPJS
Kesehatan dilakukan melalui:
2) BPJS Kesehatan membentuk tim kendali mutu dan kendali
biaya yang terdiri dari unsur organisasi profesi, akademisi,
dan pakar klinis.
3) Tim kendali mutu dan kendali biaya dapat melakukan:
1. sosialisasi kewenangan tenaga kesehatan dalam
menjalankan praktik profesi sesuai kompetensi;
2. utilization review dan audit medis; dan/atau
3. pembinaan etika dan disiplin profesi kepada tenaga
kesehatan.
Lanjutan..