Anda di halaman 1dari 89

Lubuklinggau, September 2014

SOSIALISASI PELAYAN RUJUKAN,


SISTEM PEMBAYARAN SERTA
FORNAS KEPADA FASKES
OLEH : YUSFIKARINA, SKM

Kepala Unit MPKR BPJS kesehatan cabang lubuklinggau

www.bpjs-kesehatan.go.id
Konsep & Implementasi
TEKNIS PELAYANAN KESEHATAN
PADA FASKES TINGKAT LANJUTAN
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

dr. Adiwan Qodar, AAAK


INA-CBG
BPJS Kesehatan Center RSMH

Palembang, 16 April 2014


Dasar Hukum
UU No. 40 Tahun 2014
UU No. 24 Tahun 2011
PerMenKes RI Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Sistem INA CBGs (Indonesian
Case Base Group)
CASEMIX/INACBGs

Sistem Casemix adalah :


Pengelompokan diagnosis penyakit yang dikaitkan dengan
biaya perawatan dan dimasukan ke dalam group-group
Ciri ciri setiap group adalah :
1. Penyakit yang mempunyai Gejala Klinis yang sama
2. Pemakaian sumber daya yang sama (biaya perawatan sama)
Sistem pembayaran pelayanan kesehatan secara paket dimana
tarif ditentukan sebelum pelayanan diberikan
Kode ina-CBG
E-4-10-iii
CMG Spesifik CBGs

Tipe Kasus (1-9)


Severity Level
Logic INACBG
PRINCIPLE DIAGNOSIS (PDx)

CASEMIX MAIN GROUPS (CMG) 31 CMG

SURGICAL PROCEDURE

No Yes

MEDICAL SEPARATION SURGICAL SEPARATION


Principle Diagnosis, Type of Surgery
Neoplasm, Specific condition, Mayor, Minor,
Symptomps,other

COMPLICATIONS, CO MORBIDITY

INACBG Sevierity level 8


LANGKAH-LANGKAH GROUPING INACBGs

Spesifik CBGs
DATA PASIEN 31 CMGs
o22 Acute Care CMGs
1 o2 Ambulatory CMGs
o1 Subacute CMGs
o1 Chronic CMGs
o4 Special CMGs
CMG o1 Error CMGs
1. Prosedure Rawat Inap
2 2. Prosedur Besar Rawat Jalan
3. Prosedur Signifikan Rawat Jalan
4. Rawat Inap Bukan Prosedur
Severity Level 5. Rawat Jalan Bukan Prosedu

CMG Case Type 6. Rawat Inap Kebidanan


7. Rawat Jalan kebidanan
8. Rawat Inap Neonatal
9. Rawat Jalan Neonatal
3 X. Error
Tipe Kasus (1-10)
TINGKAT KEPARAHAN
Sev. Level 0 = Rawat Jalan
I = Ringan
II = Sedang
III = Berat
4

INACBGs
Koding adalah memberi kode pada :
Diagnosis utama
Diagnosis Sekunder (komplikasi &
ko-morbiditi)
Prosedur utama
Prosedur Sekunder

menggunakan ICD-10 (Penyakit) & ICD-9CM


(Prosedur)
KLASIFIKASI
PENYAKIT & TINDAKAN/PROSEDUR
Sistem Pelaporan
(SIRS)

Sistem Pembayaran
DRGs / CBGs
Pemanfaat
Koding Registrasi Kanker

Di rs. Sertifikat Medis


Penyebab Kematian

Database RS
(Penelitian)
Adalah diagnosa akhir/final yang dipilih
dokter pada hari terakhir perawatan
dengan criteria paling banyak
menggunakan sumber daya atau yang
menyebabkan hari rawatan paling lama
(LOS)
Penulisan lengkap dan spesifik (menunjukkan letak, topografi
dan etiologi) con. Acute appendicitis with perforation
Kode diagnosis Dagger (+) dan Asterisk (*) : untuk kondisi
utama bila memungkinkan
Gejala, tanda dan temuan abnormal dan situasi yang bukan
penyakit : hati-hati kode R dan Z untuk kasus rawat inap
a. Diagnosis spesifik tidak ditemukan maka diizinkan kode R dan
Z
b. Suspect dan tidak informasi lanjutan maka harus dikode
seolah-olah telah ditegakkan kode yang digunakan Z.03 yang
dapat dikesampingkan sesudah pemeriksaan
Diagnosis sekunder adalah diagnosis selain dari
diagnosis utama (Komplikasi + Ko-morbiditi)
Morbiditas karena penyebab eksternal sifat dasar kondisi karena
penyebab eksternal harus diberi kode (S00-T98) kode penyebab
eksternal (V01-Y98) kode tambahan. Con. Kondisi utama frak.
Colum femoris karena jatuh tersandung pada trotoar yang tidak
rata, kode Frac. Of neck femur (S72.0) sebagai diag utama kode
penyebab ekstrenal pada fall on the same level from slipping,
tripping, or stumbing on street or hagway (W01.4)
Komplikasi adalah diagnosis yang muncul setelah pasien berada
di RS.
Ex: Wound infection, Pneumonia etc
Ko-morbiditi adalah diagnosis lain yang sudah ada sebelum
masuk RS.
Ex: Diabetes, Hypertension etc
Prosedur utama adalah prosedur tindakan
yang paling banyak menghabiskan
sumber daya atau yang menyebabkan
hari rawatan paling lama dan biasanya
berhubungan erat dengan diagnosa
utama.
Seluruh signifikan prosedur tindakan yang
dijalankan pada pasien rawat inap atau
rawat jalan, membutuhkan peralatan
special atau dikerjakan oleh staf terlatih
dan berpengalaman
Sambungan RESUME MEDIS RAWAT INAP
RESUME MEDIS (SUMMARY LIST)RAWAT JALAN
DOKTER
menegakkan dan menuliskan diagnosis primer dan diagnosis sekunder
apabila ada sesuai dengan ICD 10 serta menulis seluruh prosedur/tindakan
yang telah dilaksanakan dan membuat resume medis pasien secara
lengkap dan jelas selama pasien dirawat di rumah sakit.

KODER
melakukan kodifikasi dari diagnosis dan prosedur/tindakan yang diisi oleh
dokter yang merawat pasien sesuai dengan ICD 10 untuk diagnosa dan ICD
9 CM untuk prosedur/tindakan
PERAN PENULISAN
DIAGNOSIS DAN KODE INA-DRG

Penulisan diagnosis Kode Tarif


tdk lengkap INA-CBG rumah sakit
Pengkodean salah salah salah

Dokter dan Koder

Berperan penting dalam


penerapan sistem kode INA-CBG
23
Mengikuti standar resmi WHO dalam pengkodean diagnosis
(WHOMorbidity Refference Group)
Mengikuti standar resmi aturan coding ICD-10 dan ICD-9-
CM
Untuk kasus pasien bayi baru lahir (usia 0-28 hari) data
berat badan lahir dalam gram harus dimasukkan.
Gunakan kode P (perinatal) untuk diagnosa utama jika
umur pasien kurang dari 28 hari.
Prosedur utama harus berkaitan dengan Diagnosa utama
HINDARI SINGKATAN
DIAGNOSIS/PROSEDUR

BP = Broncho Pneumonia
BP = Brachial Plexus
FA = Fibrillation Atrial
FA = Flour Albus
HAP = Haemorrhagic Anterpartum
HAP = Hospital Acquired Pneumonia
MR = Mitral Regurgitation
MR = Mental Retardation

25
Masalah Yang Sering Dihadapi
Diagnosis/tindakan tidak ditulis
Diagnosis/tindakan tidak spesifik
Diagnosis/tindakan tidak lengkap
Tulisan dokter tidak terbaca
Singkatan tidak standar
Prosedur tidak dilakukan tapi di koding
Prosedur dilakukan tapi tidak di koding
Salah Koding
V01-Y98
ICD10
Jika diagnosis utama
M8000/0-M9989/1
Kode Diagnosis atau diagnosis
ICD9CM sekunder adalah
Utama sesuai Jika diagnosis utama
resume dengan Kode Prosedur cedera/injury harus atau diagnosis
memenuhi aturan Utama yang diikuti dengan sekunder adalah
coding, kemudian berhubungan penyebab luar (external Neoplasma harus
kode diagnosis dengan Diagnosis cause) yang relevan diikuti dengan kode
sekunder Utama dilanjutkan dengan diagnosisnya. Morfology untuk
Entry data atau dengan mengkode menggambarkan Review hasil
prosedur-prosedur histology dan pengkodean
import data dari dan Grouping
SIM RS lainnya. behavior (sifat,
prilaku) nya DRGs

Diagnosis Prosedur Injury &


Pasien Utama & Utama & External
Morphology
Cek & Group
Demografi Sekunder Sekuder Cause
& Histolgy
Volume 1 dan 3 harus digunakan bersama-sama
untuk menemukan kode yang benar dari setiap kasus

Kategori penyakit khusus memperoleh prioritas di


atas kategori sistem tubuh.
Contoh: Ca. Paru-Paru akan diklasifikasikan dalam
Bab II Neoplasma bukan dalam Bab X Penyakit Sistem
pernafasan
Prosedur berdasarkan (ICD-9CM)

Semua prosedur
Termasuk prosedur Operasi dan
pengobatan
Termasuk prosedur non operasi
seperti CT Scan, MRI, USG

Prosedur yang dikoding


Semua prosedur dilakukan didalam
kamar operasi
Semua prosedur melibatkan staf
ahli dan menggunakan alat canggih.
Contoh Prosedur tidak significant di R.I

Ordinary plain X Ray


Word Catheterization
Cardiopulmonary resuscitation
Cardiac massage
Laboratoriun test
IV Therapy
Pemeriksaan pemulihan
(physioteraphy)
1. Pencatatan Informasi Diagnosa
Dokter hrs memilih kondisi utama utk dicatat
Diagnosa hrs mempunyai nilai informatif
sesuai kategori ICD yg spesifik :
Acute appendicitis with perforation
Diabetic cataract, insulin-dependent
Meningococcal pericarditis
Antenatal care for pregnancy-induced hypertension
Diplopia due to allergic reaction to antihistamine taken as
prescribed
Osteoarthritis of hip due to an old hip fracture fracture of
neck of femur following a fall at home
Third-degree burn of palm of hand.
2. Pedoman pemberian kode Kondisi
utama & kondisi lain (1)
Kondisi utama & Kondisi lain yg relevan harus
dicatat oleh dokter, dan koder memberi kode pd
kondisi tsb.
Bila kondisi pencatatan utama sudah tidak
konsisten atau salah dicatat, harus
dikembalikan utk penjelasan.
Bila gagal mendapatkan klarifikasi :
Gunakan peraturan MB1 s/d MB5 (akan
menolong koder)
2. Pedoman pemberian kode Kondisi
utama & kondisi lain (2)

Sistem dual-klasifikasi Dagger () & Asterisk (*)


Contoh :
Measles pneumonia = B05.2 J17.1*
Pericarditis tuberculosis = A18.8 I32.0*
NIDDM karatak = E10.3 H28.0*
2. Pedoman pemberian kode Kondisi
utama & kondisi lain (3)
Symptoms (gejala), Sign dan temuan abnormal dan
situasi yg bukan penyakit :
Hati2 dlm kode diagnosa utama utk BAB XVIII (kode R) & XXI (kode
Z) utk KASUS RAWAT INAP.
Jika diagnosa yg lbh spesifik (penyakit atau cidera) tidak dibuat pd akhir
rawat inap maka dizinkan memberi kode R atau kode Z.

Kode kategori kombinasi


Kategori kombinasi digunakan apabila diagnosa utama dan sekunder
yg berkaitan dapat digambarkan dalam satu kode
Kondisi utama : Renal failure
Kondisi lain : Hypertensive renal disease
Diberi kode hypertensive renal disease with renal failure (I12.0) 34
2. Pedoman pemberian kode Kondisi utama
& kondisi lain (4)
Kode kondisi multiple
Bila terdapat kondisi Multiple tdk ada kondisi tunggal yg
menonjol, diberi kode multiple yg digunakan & kode
sekunder dapat ditambahkan untuk daftar kondisi individu
Kode ini diterapkan terutama pada yg berhubungan dng
penyakit HIV, Cedera & Sequelae

Kode morbiditas penyebab eksternal


Sifat dasar kondisi & keadaan penyebab eksternal harus
diberi kode.
Biasanya sifat dasar pd BAB XIX (S00-T98) & penyebab
external pd BAB XX (V01-Y98) sbg KODE SEKUNDER
35
2. Pedoman pemberian kode Kondisi
utama & kondisi lain (5)
Kode sequelae pada kondisi tertentu
Sequelae of (B90-B94, E64-E68, G09, I69, O97, T90-T98, Y85-Y89)
digunakan untuk kondisi yg sudah tdk ada lagi saat ini (telah diobati/diperiksa).
kode utamanya adalah sifat dasar sequelae itu sendiri, kode sequelae of ..
(old; no longer present) sbg kode sekunder optional.
contoh :
Kondisi utama : Dysphasia dari old cerebral infarction
Diberi kode Dysphasia (R47.0) sbg kode utama. Kode untuk sequelae cerebral
infarction (I69.3) sbg kode sekunder.

Kondisi utama : Late effect dari poliomyelitis


Kondisi lain :-
Diberi kode Sequelae poliomyelitis (B91) sbg kode utama krn tdk ada informasi
lain.
36
2. Pedoman pemberian kode Kondisi
utama & kondisi lain (6)

Kode kondisi Akut & Kronis


Kondisi utama akut & kronis dijumpai kategori yg terpisah,
tetapi bg kombinasi kode kondisi akut digunakan sbg
kondisi utama yg harus dipilih.
contoh :
Kondisi utama : Cholecystitis akut & kronis
kondisi lain : -
Diberi kode acute cholecystitis (K81.0) sbg kode utama dan chronic
cholecystitis (K81.1) digunakan sbg kode sekunder

37
2. Pedoman pemberian kode Kondisi
utama & kondisi lain (7)
Kode kondisi & komplikasi post prosedur
Bab XIX (T80-T88) utk komplikasi yg berhubungan dng
pembedahan & tindakan lain.
mis : Infeksi luka, komplikasi mekanis dr implant, shock dll.
contoh :
Kondisi utama : Haemorrhage hebat setelah cabut gigi
Kondisi lain : Nyeri
Spesilaisasi : Gimul
Diberi kode Haemorrhage resulting from a procedure (T81.0) sbg kode utama

38
RULE MB1
Kondisi minor direkam sebagai Kondisi utama (main
condition), kondisi yang lebih bermakna direkam sebagai
kondisi lain (other condition)
Kondisi utama adalah kondisi yang relevan bagi perawatan
yang terjadi, dan jenis spesialis yang mengasuh.
pilih kondisi yang relevan sebagai Kondisi utama
Contoh:
K. utama : Dyspepsi
Kondisi lain: Acute appendicitis
Acute abdominal pain
Prosedur: Appendectomy
Spesialis: Bedah digesti
Maka reseleksi: Acute appendicitis sebagai kondisi utama.
39
RULE MB2
Beberapa Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama
Beberapa kondisi tidak bisa digabung untuk dapat dicode bersama
dan direkam semua sebagai kondisi utama, dan salah satu kondisi
lain pada rekaman menunjuk sebagai kondisi utama

Contoh:1. K. Ut. Osteoporosis,Candida bronchopneumonia,


Rheumatism
K. lain: -
Bidang spesialisasi: Peny.Paru
Reseleksi K. Ut. Candida bronchopneumonia
2. K.Ut. KPD, letak lintang dan anemia
K.lain: -
Partus spontan
Reseleksi K. ut. Premature rupture of membrane

40
RULE MB3
Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama
menggambarkan suatu gejala yang timbul akibat suatu
diagnosa atau kondisi yang ditangani
Jika kondisi terkait diberi code yang ditemukan di Bab XVIII
(R.-), dan di rekam medis ada terekam kondisi lain yang lebih
menggambarkan diagnosis pasien dan kepada kondisi ini
terapi diberikan
Contoh: K. ut. Hematemesis
K. lain: Varices esophagus
Cirrhosis hepatis
Bidang spesialis: Penyakit Dalam konsul ke Bedah
Reseleksi kondisi utama: Varices esophagus pada
cirrhosis hepatis (K74.- I98.2*)
41
RULE MB4

Spesialisitas
Bila diagnosis yang terekam sebagai kondisi utama adalah istilah
yang umum, dan ada istilah lain yang memberi informasi lebih
tepat tentang lokasi tubuh atau sifat dasar suatu kondisi.
Contoh: K.Ut. CVA
K. lain-lain: Stroke
Hemiplegia
Cerebral haemorrhage
Reseleksi: Kondisi utama: Stroke cerebral hemorhage
K.Ut. DM tanpa terapi insulin
K. lain-lain: Cataract mata bilateral
Spesialisasi: Ophthalmologist
Reseleksi: Kondisi Utama: NIDDM cataract. 42
RULE MB5
Alternatif diagnoses utama
Suatu tanda/gejala direkam sebagai kondisi utama, dengan
indikasi kondisi terkait adalah suatu kondisi atau kondisi lain,
reseleksi gejala tersebut sebagai kondisi utama.
Bila ada 2 atau > dari 2 kondisi direkam sebagai pilihan diagnostik
sebagai kondisi utama, pilih yang pertama disebut.
Contoh:
1. K. ut. Sakit kepala mungkin krn sinusitis atau stres.
Reseleksi: Sakit kepala
2. K.ut. Kolekistitis akut atau gastritis
Reseleksi: kolekistitis akut
3. K. ut. GE akibat infeksi atau keracunan makanan
Reseleksi: Infectious GE.
43
B20-B24 : HIV
Kondisi Utama penyakit HIV disertai beberapa penyakit,
HARUS dipilih subkategori 7. yg tepat dari B20-B22.
Sub kategori B22.7 bila tdp dua (2) kategori atau lebih dari
B20-B22, diikuti kode tambahan utk menentukan daftar kondisi
individual dapat digunakan B20-B24
Contoh :
1. KU : Penyanit AIDS dan Sarcoma Kaposi
K.Lain : -
Diberi kode HIV disease resulting in Kaposis sarcoma (B21.0)

2. KU : Toxoplasmosis dan Cryptococcosis pd pasien HIV


K. Lain :-
Diberi kode HIV multiple infection (B20.7), B20.8 dan B20.5
dapat digunakan sbg kode tambahan 44
E10-E14 DIABETES MELLITUS
Subkategori .7 digunakan kode utama bila komplikasi
multiple pada DM. diikuti kode komplikasi yg terdaftar
dapat ditambahkan sbg kode tambahan.
Contoh :
1. K.Utama : Renal failure krn diabetic glumenulonephrosis
Diberi kode E14.2+ dan N08.3*

2. K.Utama : IDDM dng Nephropathy, Gangrene & Cataracts


Diberi kode utama IDDM with multiple complication (E10.7)
dan E10.2+ N08.3* IDDM dng nephropathy, E10.5 NIDDM
with Gangrene, E10.3+ H28.0* IDDM with cataract

45
SPECIAL CMGs
Tarif 2014 + 6 Tambahan tarif
Special
Procedure Special
Chronic Prosthesis

Special
Sub Drugs
Acute
Special
UNU Investigasi
Acute GROUPER
30 Tipe CMG >> 76 =CBG
Special
Procedure
koefisien Kode
List Item Special CMG Tipe Special CMG
utk top up INA-CBG dasar
Tumor pineal Endoskopy Special Procedure 0,5 E-1-01-I
Hip Replacement / knee replacement Special Procedure 0,5 M-1-04-I
PCI Special Procedure 1 I-1-40-I
Keratoplasty Special Procedure 1 H-1-30-I
Pancreatectomy Special Procedure 1 B-1-10-I
Repair of septal defect of heart with
Special Procedure 1 I-1-06-I
prosthesis
Renal Transplantation Special Procedure 1 N-1-01-I
Stereotactic Surgery & Radiotheraphy Special Procedure 1 C-4-12-I
Torakotomi Special Procedure 1 J-1-30-I
Lobektomi / bilobektomi Special Procedure 1 J-1-10-I
Air plumbage Special Procedure 1 J-4-20-I
Timektomi Special Procedure 1 D-1-20-I
Vitrectomy Special Procedure 1 H-1-30-I
Phacoemulsification Special Procedure 1 H-2-36-0
Microlaringoscopy Special Procedure 2 J-3-15-0
Cholangiograph Special Procedure 2 B-3-11-0
Special
Prosthesis
koefisien
Kode
List Item Special CMG Tipe Special CMG utk top
INA-CBG dasar
up
Subdural grid electrode Special Prosthesis 0,5 G-1-10-I
Cote graft Special Prosthesis 0,5 I-1-03-I
TMJ Prothesis Special Prosthesis 1 M-1-60-I
Liquid Embolic (for AVM) Special Prosthesis 1 G-1-12-I
Hip Implant/ knee implant Special Prosthesis 1 M-1-04-I
Special
Drugs

Kode
Tipe Special koefisien
List Item Special CMG INA-CBG
CMG utk top up
dasar
Streptokinase Special Drug 0,25 I-4-10-I
Deferiprone Special Drug 0,5 D-4-13-I
Deferoksamin Special Drug 0,5 D-4-13-I
Deferasirox Special Drug 0,5 D-4-13-I
Human Albumin Special Drug 0,5 A-4-10-I
Special
Investigasi
Kode
koefisien
List Item Special CMG Tipe Special CMG INA-CBG
utk top up
dasar
Other CT Scan Special Investigation 1,5 Z-3-19-0
Nuclear Medicine Special Investigation 1,5 Z-3-17-0
MRI Special Investigation 1,5 Z-3-16-0
Diagnostic and Imaging Special Investigation 1,5 H-3-13-0
Procedure of Eye
Sub Chronic
Acute
Khusus untuk CMG F dan T
Fase Akut : Hari 1 s/d 42
Fase Sub Akut : Hari 43 s/d 103
Fase Kronik : Hari 104 s/d 180

Tarif
Fase Akut : Paket INA CBGs
Fase Sub Akut : UC X 0,375 X RIW X LOS
Fase Kronik : UC X 0,25 X RIW X LOS

RIW = Resource Intensity Weight


Besaran RIW berbanding lurus dng tingkat disabilitas pasien
Pengukuran tingkat Disabilitas dng menggunakan WHO Disability Assessment
Schedule (DAS) 2.0
Specal CMG / Top up Mata
Kode
Kode koefisie
List Item Special Kode INA- Kode ICD utk Tipe Special
No Special n utk
CMG CBG Prosedur/Diagnosis CMG INA-CBG sbg
CMG top up
tarif dasar
H-1-30-I
1160,1161,1162, Special
14 YY04 III Keratoplasty H-1-30-II 1 H-1-30-I
1163,1164,1169 Procedure
H-1-30-III
H-1-30-I
Special
21 YY13 III Vitrectomy H-1-30-II 1473 1 H-1-30-I
Procedure
H-1-30-III
Phacoemulsificati Special
22 YY14 III H-2-36-0 1341 1 H-2-36-0
on Procedure
Special
27 II01 III Other CT Scan Z-3-19 8741,8801,8838 1,5 Z-3-19-0
Investigation
Special
29 II03 III MRI Z-3-16 8892,8893,8897 1,5 Z-3-16-0
Investigation
Diagnostic and
Special
30 II04 III Imaging H-3-13 9512 1,5 H-3-13-0
Investigation
Procedure of Eye
TOP UP
Kode Thalasemia Salah
Aturan Koding lainnya INACBG
Bayi lahir sehat maka tidak memiliki kode
diagnosis penyakit (P), hanya perlu kode
bahwa ia lahir hidup di lokasi persalinan,
tunggal atau multiple (Z38.-)

Bayi yg lahir dipengaruhi oleh faktor ibunya


yaitu komplikasi saat hamil dan melahirkan
dapat digunakan kode P00-P04
Tetapi yang dapat diklaimkan hanya yang
menggunakan kode P03.0 P03.6
Aturan Koding lainnya INACBG

Pasien yang datang untuk kontrol ulang


dengan diagnosis yang sama seperti
kunjungan sebelumnya dan terapi
(rehab medik, kemoterapi,
radioterapi) di rawat jalan
menggunakan kode Z sebagai
diagnosis utama dan kondisi
penyakitnya sebagai diagnosis
sekunder.
Aturan Koding lainnya INACBG
Contoh :
Kondisi utama : Kemoterapi
Kondisi lain : Ca. Mammae
DU: kode kemoterapi (Z51.1) dan DS :Ca. Mammae
(C50.9)

Kondisi utama : Kontrol Hipertensi


Kondisi lain :-
DU : kode kontrol (Z09.8) dan DS : Hipertensi (I10)
Aturan Koding lainnya INACBG

Apabila ada dua kondisi atau kondisi


utama dan sekunder yang berkaitan,
maka dalam ICD 10 harus menggunakan
satu kode.
Contoh :
Kondisi utama : Renal failure
Kondisi lain : Hypertensive renal disease
Diberi kode hypertensive renal disease with renal
failure (I12.0)
Aturan Koding lainnya INACBG

Pengkodean untuk pasien Thalasemia :


a. Pasien selain Thalasemia Mayor tidak
mendapatkan top-up special drug.

b. Pasien Thalasemia Mayor adalah pasien


yang mempunyai diagnosis baik diagnosis
primer maupun sekunder mempunyai kode
ICD10 : D56.1
Aturan Koding lainnya INACBG
Pengkodean untuk pasien Thalasemia :
c. Jika pasien Thalasemia Mayor pada saat kontrol
tidak diberikan obat kelasi besi (Deferipone,
Deferoksamin, dan Deferasirox) maka tetap
diinputkan sebagai rawat jalan dengan
menggunakan kode Z09.8 sebagai diagnosis utama
d. Jika pasien Thalasemia Mayor dirawat inap hanya
untuk tranfusi darah tanpa diberikan obat kelasi
besi maka tetap menggunakan kode D56.1
sebagai diagnosis utama dan tidak mendapatkan
top-up special drug.
Aturan Koding lainnya INACBG
Pengkodean untuk persalinan :
a. Kaidah koding dalam ICD-10 kode O80-O84
digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada
penyulit dalam persalinan, kecuali jika
penyulitnya kode O42.0 dan O42.1 maka O80-O84
digunakan sebagai diagnosis utama.
Contoh :
1. Diagnosis utama : Kehamilan (dilahirkan)
Diagnosis sekunder : Kegagalan trial of labour
Tindakan : Seksio sesar
Diberi kode pada failed trial of labour, unspecified (O66.4)
sebagai diagnosis utama. Kode untuk caesarean section
delivery, unspecified (O82.9), dapat digunakan sebagai
kode diagnosis sekunder
Aturan Koding lainnya INACBG
Pengkodean untuk persalinan :
Contoh :
2. Diagnosis utama : Ketuban Pecah Dini kurang 24 jam
Diagnosis sekunder : -
Tindakan : Seksio sesar

Diberi kode caesarean section delivery, unspecified (O82.9)


sebagai diagnosis utama dan Premature rupture of
membranes, onset of labour within 24 hours (O42.0), dapat
digunakan sebagai kode diagnosis sekunder.
Aturan Koding lainnya INACBG

Pengkodean untuk persalinan :

b. Pasien seksio sesar dalam satu episode rawat


dilakukan tindakan sterilisasi maka kode tindakan
sterilisasi tidak perlu diinput ke dalam aplikasi
INA-CBG
c. Persalinan normal maupun tidak normal tidak
diperbolehkan menginput high risk pregnancy
(Z35.5, Z35.6, Z35.7, dan Z35.8) ke dalam
aplikasi INA-CBG
Aturan Koding lainnya INACBG
Pengkodean untuk persalinan :
d. Kasus umum disertai dengan kehamilan yang
tidak ditangani oleh dokter obstetri pada akhir
episode perawatan maka diagnosis utamanya
adalah kasus umumnya
Contoh :
Diagnosis utama : Dengue Hemoragic Fever
(DHF)
Diagnosis sekunder : Keadaan hamil
Dokter yg merawat : dokter penyakit dalam
Pasien dalam keadaan hamil, maka diberi kode
A91 sebagai diagnosis utama dan O98.5 sebagai
diagnosis sekunder.
Aturan Koding lainnya INACBG
Pengkodean untuk persalinan :
e. Kasus umum disertai dengan kehamilan yang
ditangani oleh dokter obstetri sampai akhir
episode perawatan maka diagnosis utamanya
adalah kasus kehamilan
Contoh :
Diagnosis utama : Keadaan hamil
Diagnosis sekunder : Dengue Hemoragic
Fever (DHF)
Dokter yang merawat : dokter obstetri
Pasien dalam keadaan hamil, maka diberi kode
O98.5 sebagai diagnosis utama dan A91sebagai
diagnosis sekunder
Aturan Koding lainnya INACBG

Pemasangan infus pump hanya


menggunakan kode 99.18
Code Creep
Code Creep adalah perubahan dalam pencatatan Rumah
Sakit (rekam medis) yang dilakukan praktisi untuk
meningkatkan penggantian biaya dalam sistem Casemix
(Seinwald dan Dummit, 1989)
Code Creep sering disebut sebagai upcoding, dan apabila
mengacu pada konteks Tagihan Rumah Sakit (hospital
billing) maka disebut DRG Creep
Penyebab variasi pengkodean :
- Kurangnya pengetahuan koder
- Pengembangan serta revisi dalam sistem koding
- Kebijakan khusus suatu negara
Contoh Code Creep
Kode Z dan R tidak dapat dipakai sebagai diagnosa
utama apabila ada diagnosa lain yang lebih spesifik
Tindakan/Prosedur seharusnya relevan dengan
diagnosa utama
Beberapa diagnosis seharusnya dikode menjadi satu
(HHD+RHD+CHF = I13.0
Aturan kode Dagger () dan Asterisc (*)
Code Z dan R (Symptoms, signs and abnormal clinical and laboratory
findings) tidak dapat dipakai sebagai diagnosa utama apabila
ada diagnosa lain yang lebih spesifik

Code creep /
Up coding
Code creep /
Up coding

Gandi Agusniadi
Email : gandiagus@yahoo.com
Coding of combination categories
hypertensive renal disease with renal failure (I12.0)
PERMENKES No 71 Tahun 2013
Pasal 38
Penyelenggaraan kendali mutu dan kendali biaya oleh BPJS
Kesehatan dilakukan melalui:
2) BPJS Kesehatan membentuk tim kendali mutu dan kendali
biaya yang terdiri dari unsur organisasi profesi, akademisi,
dan pakar klinis.
3) Tim kendali mutu dan kendali biaya dapat melakukan:
1. sosialisasi kewenangan tenaga kesehatan dalam
menjalankan praktik profesi sesuai kompetensi;
2. utilization review dan audit medis; dan/atau
3. pembinaan etika dan disiplin profesi kepada tenaga
kesehatan.
Lanjutan..

4) Pada kasus tertentu, tim kendali mutu dan kendali


biaya dapat meminta informasi tentang identitas,
diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan
dan riwayat pengobatan Peserta dalam bentuk
salinan/fotokopi rekam medis kepada Fasilitas
Kesehatan sesuai kebutuhan.
Dalam rangka verifikasi atau audit medis
VERIFIKASI KLAIM
Kegiatan menguji kebenaran
pertanggungjawaban pelayanan/klaim
Jaminan Kesehatan yang dilaksanakan
oleh Faskes, antara yang tertera dalam data
dan pada berkas pelayanannya.
Kegiatan verifikasi meliputI : Purifikasi,
verifikasi administrasi dan Step by Step
Verifikasi.
Wewenang Verifikator
Wewenang verifikator adalah meminta
klarifikasi, memeriksa kesesuaian berkas,
meminta kelengkapan berkas pendukung (SJP,
resume medis, laporan operasi), melakukan
pengecekan ke Medical Record jika diperlukan
Scanning, konfirmasi, komparasi,
rekonsiliasi, tracing
Yang harus dilakukan RS
Membangun tim rumah sakit : persepsi dan komitmen yang sama tentang
subsidi silang
Meningkatkan efisiensi : dari sisi penggunaan sumber daya RS dan
pemeriksaan penunjang
Memperbaiki mutu rekam medis : kelengkapan dan mutu dokumen rekam
medis pada proses koding
Memperbaiki kecepatan dan mutu klaim : cash flow RS
Melakukan standarisasi : standard input dan proses contoh penulisan
resep, SPO/clinical pathway
Membentuk Tim Casemix/Tim INA CBGs RS : Sosialisasi, monitoring dan
evaluasi implementasi
Memanfaatkan data klaim : dibandingkan dengan RS sekelas sehingga
timbul kebijakan
Melakukan reviu post-claim : pengendalian biaya dan mutu
Pembayaran jasa medis : sistem remunerasi
Masa yang akan data koding dan costing harus dilaporkan
Yang tidak boleh dilakukan RS
Merubah atau menbongkar software
Menambah diagnosis : meningkatkan keparahan
tarif lebih besar
Menambah prosedur tarif lebih besar
Menambah input diagnosis dan prosedur hingga
grouping berkali-kali
Upcoding
Manipulasi diagnosis menaikkan jenis tindakan
Memberikan pelayanan dengan mutu yang kurang baik :
memperpendek jam poliklinik, pemeriksaan yang bisa
dilakukan tidak bisa dilakukan
Gandi Agusniadi
Email : gandiagus@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai