Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KASUS

Preterm Premature Ruptur Of Membrane


Disusun Oleh:
Anshari Dwi Nugraha
Leli Muyasaroh Marpaung
Winny Melinarisa Putri
Rina F Tarigan
Pembimbing:
dr.Aswar Aboet,M Ked (OG) Sp.OG (K)
DEFINISI
Ketuban pecah dini atau
spontaneous/early/premature rupture of the
membrane (PROM) adalah pecahnya selaput
ketuban sebelum persalinan mulai atau
sebelum inpartu; yaitu bila pembukaan pada
primigravida < 3 cm dan pada multigravida <
5 cm pada kehamilan di atas 20 minggu
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi KPD berkisar antara 3-18% dari
seluruh kehamilan. Saat aterm, 8-10% wanita
hamil datang dengan KPD dan 30-40% dari
kasus KPD merupakan kehamilan praterm atau
sekitar 1,7% dari seluruh kehamilan
ETIOLOGI

Infeksi
Faktor Kelainan
Predisposisi Ketuban
lainnay
KPD

Penyakit Faktor Umur


Pemberat dan Paritas
Pengaruh
Hormon
KLASIFIKASI

PPROM
< 37 minggu TPROM
> 37 minggu
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan dengan spekulum
Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan pH air ketuban
2. Tes Arborisasi
3. USG
4. Pemeriksaan Leukosit Darah
5. dll
DIAGNOSA BANDING

Fistula vesiko vaginal dengan


kehamilan
Stress inkotinensia
PENANGANAN
Konservatif
Rawat di rumah sakit, berikan antibiotik
(ampicillin 4 x 500 mg atau eritromisin bila
tidak tahan ampicillin dan metronidazole 2 x
500 mg selama 7 hari). Jika umur kehamilan <
32 34 minggu, dirawat selama air ketuban
masih keluar, atau sampai air ketuban tidak
lagi keluar.
Jika usia kehamilan 32 37 minggu, belum inpartu,
tidak ada infeksi, tes busa negatif beri
deksametason, observasi tanda tanda infeksi dan
kesejahteraan janin, lakukan terminasi pada
kehamilan 37 minggu.
Jika usia kehamilan 32 37 minggu ada infeksi, beri
antibiotik dan lakukan induksi, nilai tanda tanda
infeksi (suhu, leukosit, tanda infeksi intrauterin).
Pada usia kehamilan 32 37 minggu, berikan
steroid untuk memacu kematangan paru janin,
dan bila memungkinkan periksa kadar lesitin
dan spingomielin tiap minggu. Dosis
betametason 12 mg sehari dosis tunggal
selama 2 hari, deksametason intramuskular 5
mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.
Aktif
Kehamilan > 37 minggu induksi dengan oksitosin. Bila
gagal seksio sesaria, dapat pula diberikan misoprostol
25 50 g intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.
Bila ada tanda tanda infeksi, berikan antibiotik dosis
tinggi dan persalinan diakhiri.
Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan serviks,
kemudian induksi. Jika tidak berhasil, akhiri persalinan
dengan seksio sesarea.
Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan.
KOMPLIKASI

Persalinan
Prematur

Sindrom
Deformitas Infeksi
Janin

Hipoksia
dan Asfiksia
PROGNOSA

Usia
kehamilan

Kondisi Penanga
ibu dan Bergantung nan yang
anak pada diberika
n

Penyulit
yang
ada
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS PRIBADI

Nama : Ny. R
Umur : 22 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Tanggal masuk :07 Februari 2017
Jam masuk : 02.03WIB
No MR : 01.00.87.35
ANAMNESIS UMUM

Ny. R, 22 tahun, G2P1A0, Islam,Melayu,


SMA, IRT, i/d. Tn. A, 33 tahun, Islam,
Melayu, SMK, Wiraswasta, datang ke
IGD RSUPM dengan keluhan :
Keluhan Utama :
Keluar air- air dari kemaluan
Telaah :
Hal ini dialami os sejak 1 minggu ini
tanggal 30 Januari 2017 pukul 08.00
WIB. Riwayat mules-mules mau
melahirkan (-). Riwayat keluar lendir
darah dari kemaluan(-). Riwayat
keputihan (-). Riwayat campur
sebelumnya (-)
BAK : (+) normal BAB : (+) normal
RPT/RPO : -/-
RIWAYAT HAID

HPHT : 08 07 - 2016
TTP : 15 04 - 2017
ANC : Bidan 8x,SpOG 1x
RIWAYAT PERSALINAN

1.laki-laki,aterm,3200
gr,PSP,Bidan, Klinik, 2 tahun, sehat
2. Hamil ini
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS PRESENT

Sens : CM Anemis : (-)


TD : 100/60 mmHg Ikterik : (-)
Nadi : 96 x/i, reguler Sianosis : (-)
RR : 20 x/i, reguler Dispnea : (-)
T : 36,2o C Oedema : (-)
STATUS OBSTETRIKUS

Abdomen : Membesar simetris


TFU : 3 jari atas pusat (20cm)
Ballotemen : (+)
Gerak : (+) aktif
His : (-)
DJJ : 148 x/i, reguler
STATUS GINEKOLOGIS

Inspekulo : Portio licin, lividae (+),


tampak cairan menggenang di fornix
posterior
Nitrazin test (+), valsava test (+)
VT : Cervix tertutup
ST : Lendir darah (-), Air ketuban (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

USG TAS:
Janin tunggal, intrauterine, anak hidup
FM (+), FHR(+)
BPD : 67 mm
FL : 54,8 mm
AC : 226,9 mm
Placenta korpus lateralis grade II
AFI : 33,1 cm
EFW : 1011 gram
Kesan: IUP (27-28) minggu + AH
LABORATORIUM

WBC/RBC/HGB/HCT/PLT = 28.270/ 3,70 x 106/


8.9/ 27,1/ 308.000
SGOT/SGPT= 18/ 11
Tot. Bilirubin/ Direct Bilirubun = 0,23/ 0,08
Ur/ Cr/ = 10/ 0,35
Na/ K/ Cl = 136/ 3,3/ 120
KGD adrandom = 117
DIAGNOSA

PROM + MG + KDR (38-40) minggu + PK


+ AH + Belum inpartu

TERAPI
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Cefotaxime 1 mg/ 12 jam (skin test)
Amoxicilin 3 x 500 mg tab
RENCANA

Rawat observasi di ruangan


Monitoring kontraksi
Pantau vital sign dan DJJ
Pantau air air dari kemaluan
FOLLOW UP 7 Feb 2017
S O A P
Keluar air Sens: CM PPROM + IVFD RL 20
air dari TD : 120/70 mmHg SG + KDR gtt/i
kemaluan HR : 84 x/i (27-28) Inj Ampisilin
RR : 20 x/i mgg + AH 1 gr/8 jam
T : 36 C InjDexamethaso
Status Obstetrikus : n 6 mg/12 jam
Abdomen : membesar simetris (selama 48
TFU : 3 jari atas pusat jam)
Ballotemen : (+) Nifedipin 2x 10
Gerak : (+) mg
His : (-)
DJJ : 152 x/i
VT : Servix sacral, Pembukaan 1-2 cm,
eff 60 %, H I, UUK sulit dinilai Sekret (+)
ST : darah (+), air ketuban (+)
FOLLOW UP 8 Feb 2017
S O A P
Keluar lendir Sens : CM PPROM + SG Bed rest posisi
dari TD : 120/80 mmHg + KDR (27-28) tredelenberg
kemaluan HR : 86 x/i mgg + AH
(+), darah RR : 18 x/i IVFD RL 20 gtt/i
dari T : 36.2 C
kemaluan Status Obstetrikus : Inj Ampisilin 1 gr/8
(+), keluar Abdomen : membesar simetris jam
air-air dari TFU : 3 jari atas pusat
kemaluan (+) Ballotemen : (+) Inj Dexamethason
His : (-) 6 mg/12 jam
DJJ : 144 x/i (pukul 15.00
terakhir)

Metronidazole 3x
500 mg per oral

Nifedipin 2x 10
mg
FOLLOW UP 9 Feb 2017
S O A P
Keluar air Sens : CM PPROM + SG Bed rest posisi
dari TD : 90/60 mmHg + KDR (27-28) Tredelenberg
kemaluan (- HR : 86 x/i mgg + AH
), keluar RR : 20 x/i IVFD RL 20 gtt/i
darah dari T : 36.4 C
kemaluan (-) Status Obstetrikus : Inj Ampisilin 1
Abdomen : membesar simetris gr/8 jam
TFU : 3 jari atas pusat
Ballotement : (+) Nifedipin 2x 10
His : (-) mg
DJJ : 144 x/i
ANALISA KASUS
Teori Kasus
Ketuban pecah dini atau Pada kasus ini, pasien berusia 22
spontaneous/early/premature tahun datang ke RSUPM dengan
rupture of the membrane KDR (27-28) minggu tanpa
(PROM) adalah pecahnya adanya tanda-tanda inpartu.
selaput ketuban sebelum
persalinan mulai atau sebelum
inpartu; yaitu bila pembukaan
pada primigravida < 3 cm dan
pada multigravida < 5 cm pada
kehamilan di atas 20 minggu.
Teori Kasus
Ketuban pecah dini dapat Pada kasus ini, pasien
diklasifikasikan berdasarkan usia termasuk dalam KDR (27-
kehamilan, yaitu: 28) minggu sehingga
1. PPROM (Preterm Premature Rupture diklasifikasikan dalam
of The Membrane) ketuban pecah PPROM (Preterm
dini yang terjadi pada usia kehamilan Premature Rupture of The
< 37 minggu. Membrane).
2. TPROM (Term Premature Rupture of
The Membrane) ketuban pecah
dini yang terjadi pada usia kehamilan
> 37 minggu.
Teori Kasus
Pada anamnesa didapatkan Pada kasus ini, pasien datang
pasien merasa basah pada dengan keluhan utama keluar air-
vagina atau mengeluarkan air dari kemaluan berwarna putih
cairan, berwarna putih jernih, jernih, dan tidak berbau. Pasien
keruh, kuning kehijauan atau tidak mengeluhkan adanya
kecoklatan, sedikit-sedikit demam.
atau sekaligus banyak, secara
tiba-tiba dari jalan lahir.
Keluhan tersebut dapat
disertai demam jika sudah ada
infeksi.
Teori Kasus
Pada pemeriksaan fisik Pada kasus ini, pasien dilakukan
abdomen, didapatkan uterus pemeriksaan abdomen dengan
lunak dan tidak adanya nyeri hasil abdomen membesar
tekan. Tinggi fundus uteri simetris, TFU 3 jari di atas pusat
harus diukur dan (20 cm), gerak janin (+), his (-),
dibandingkan dengan tinggi DJJ 142 x/menit.
yang diharapkan menurut
HPHT. Palpasi abdomen
memberikan perkiraan ukuran
janin dan presentasi.
Teori Kasus
Pemeriksaan spekulum pertama kali Pada kasus ini,
dilakukan untuk memeriksa adanya pemeriksaan inspekulo :
cairan amnion dalam vagina. Perhatikan tampak air ketuban
apakah memang air ketuban keluar dari menggenang di forniks
ostium uteri eksternum dan apakah ada posterior. Kesan mengalir
bagian selaput ketuban yg sudah pecah. aktif dari OUE. Nitrazine
Tiga tanda penting yang berkaitan test (+), valsava test (+).
dengan ketuban pecah dini adalah:
Pooling, Nitrazine test, Ferning
Teori Kasus
Pemeriksaan leukosit darah Pada kasus ini, leukosit pasien
: bila leukosit darah 28270/mm3,kemungkinan
meningkat > 15.000/mm3 adanya infeksi pada pasien ini
kemungkinan ada infeksi
Teori Kasus
Pemeriksaan pH air ketuban : Pada kasus ini, pasien dilakukan
vagina mempunyai keasaman Nitrazine test dengan hasil positif
4,5 5,5 sedangkan air (lakmus merah menjadi biru).
ketuban mempunyai pH 7,0
7,5. Sehingga dengan
pecahnya selaput ketuban
pH vagina menjadi 6,0 8,1.
Penentuan cairan ketuban
dapat dilakukan dengan tes
lakmus (Nitrazine test) merah
menjadi biru.
Teori Kasus
Pemeriksaan Ultrasonografi -JT, LK, AH
(USG) : pemeriksaan -FM (+), FHR (+)
ultrasonografi untuk menentukan -BPD 93,9 mm
indeks cairan amnion, usia -AC 302,8 mm
kehamilan, letak janin, letak -FL 72,8 mm
plasenta, serta jumlah air -AFI 15,8 cm
ketuban. -EFW 3100 gr
-Plasenta Fundal Grade III
Kesan : IUP (38-39)minggu + PK
+ AH
Teori Kasus
Penatalaksanaan kasus ketuban pecah dini Pada kasus ini,
terbagi dua, yaitu: pasien direncanakan
1. Konservatif : rawat RS, beri antibiotic, beri perawatan aktif,
kortikosteroid untuk pematangan paru sesuai dengan memantau
dengan usia kehamilan khususnya jika sudah tanda-tanda inpartu.
34 minggu, observasi keadaan ibu dan janin. Pasien direncanakan
2. Aktif : untuk usia kehamilan > 37 minggu PSP.
lakukan terminasi kehamilan dengan melihat
pelvic score, lakukan induksi bila perlu. Jika
dilakukan induksi namun tidak berhasil, pasien
segera di SC.
Teori Kasus
Prognosis pada ketuban pecah Pada kasus ini, prognosisnya
dini bergantung pada kondisi ibu dubia ad bonam karena tidak ada
dan anak, usia kehamilan, penyulit.
penanganan yang diberikan, dan
penyulit yang ada. Pada
umumnya, prognosis ketuban
pecah dini adalah ragu-ragu
menuju baik, namun jika disertai
penyulit seperti kematian janin
dan sepsis, prognosis akan
menjadi ragu-ragu menuju buruk.
Permasalahan
Apakah penanganan untuk pasien ini sudah
tepat ?
Sebagai dokter umum di level puskesmas,

apabila menemukan kasus sperti ini apa yang


harus dilakukan ?
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai