Anda di halaman 1dari 19

PERMASALAN

DEPOT AIR MINUM


ISI ULANG
Mata Kuliah Penyehatan Air - A
Disusun Oleh:

Rizcar Maulana Raditieas Syaeful Rachman


Rizka Mareti Astuti Syifa Nurrahmah
Sera Sintia Putri Zahra Afifah Iskandar
Silvi Rendyta Wahyuningtyas Zahra Nadia Putri
Siti Rochmah
Program Studi Diploma IV
Jurusan Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Bandung KEL. 04
Pengertian Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Keputusan
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor

AMIU 651/MPP/Kep/10/2004 tentang Persyaratan Teknis


Depot Air Minum, yang dimaksud dengan Depot Air
Minum adalah usaha industri yang melakukan proses
pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual
langsung kepada konsumen.
Air Minum Isi Ulang merupakan Home
Industry dengan proses pengolahan air bersih menjadi
air minum secara sederhana. Produk isi ulang berasal
dari sumber air tanah yang kemudian dimuat dalam
sebuah penampungan (reservoir). Air tersebut
kemudian disaring dan mengalami prses pengolahan
yang disebut desinfeksi dengan cara ozonisasi
(disterilkan dengan gas O3 atau Ozon) atau dengan
pemaparan radiasi sinar Ultraviolet. Setelah menjalani
proses yang berguna untuk membunuh bakteri-bakteri
pathogen seperti Escherichia coli, Salmonela sp.

D-IV Kesehatan Lingkungan


Poltekkes Kemenkes Bandung
Apa air Pada prinsipnya, air minum isi ulang yang
banyak dijual itu layak dikonsumsi. Tapi, yang

minum isi
aman diminum adalah yang kualitasnya sudah
diperiksa oleh Dinas Kesehatan Kabupaten

ulang dapat
atau Kotamadya.

dikonsumsi Intinya, air yang layak diminum harus melewati 3


persyaratan kelaikan, yaitu dari segi fisik, kimia,

langsung? dan mikrobiologi berdasarkan Permenkes No.


492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas
Air Minum. Jika standar tersebut sudah terpenuhi,
depo tersebut akan diberikan sertifikat izin dari
Dinas Kesehatan setempat.

D-IV Kesehatan Lingkungan


Poltekkes Kemenkes Bandung
Permasalahan Air yang didapatkan dari DAMIU tidak
memenuhi syarat yang diatur dalam
Permenkes No. 492 Tahun 2010.
Kesalahan dalam pengoperasian teknologi
pengolahan air baku menjadi air minum.
Dinas kesehatan Kabupaten/Kota yang
kurang proaktif dalam mengawasi operasi
DAMIU

D-IV Kesehatan Lingkungan


Poltekkes Kemenkes Bandung
Faktor yang 1. Sumber air baku
berpengaruh
dalam 2. Peralatan yang digunakan
pengoperasian
DAMIU 3. Tempat Usaha

3. Operator

D-IV Kesehatan Lingkungan


Poltekkes Kemenkes Bandung
Faktor Konsumen

Sumber Air
Baku

CATATAN :

Beberapa sumber
dari mata air, SGL,
SBR terkontaminasi
oleh Bakteri
Coliform

D-IV Kesehatan Lingkungan


Poltekkes Kemenkes Bandung
Faktor peralatan yang digunakan

Tangki
Penampung
Air baku

Buangan

D-IV Kesehatan Lingkungan


Poltekkes Kemenkes Bandung
Lanjutan
Proses
Permasalahan
Produksi Tanki Air
1. Air terlalu lama.
2. Tanki jarang
dibersihkan.
3. Tutup tanki kurang
rapat.
4. Tdk ada UV atau Ozon.

- Bakteri meningkat.
- Algae berkembang biak.

- Beban Filter Cartridge.


- Beban Membran RO.
- Beban lampu UV/Ozon.

D-IV Kesehatan Lingkungan


Poltekkes Kemenkes Bandung
Lanjutan Proses Produksi
Permasalahan

1. Diameter pasir < 0,3 mm atau > 3 mm.


2. Kadar Silica < 95 %.
3. Back Wash filter.
4. Spesifikasi Zeolit.
5. Masa aktif Zeolit.
6. Diameter Zeolit.

Sand filter.
Zeolit (Iron
Manganese Filter)

D-IV Kesehatan Lingkungan


Poltekkes Kemenkes Bandung
Lanjutan
Proses
Permasalahan
Produksi
1. Diameter Karbon Aktif.
2. Kadar Fixed Karbon < 85 %.
3. Back Wash Karbon Aktif.
4. Spesifikasi Karbon Aktif.

Filter Karbon Aktif

Karbon Aktif

D-IV Kesehatan Lingkungan


Poltekkes Kemenkes Bandung
Lanjutan
Proses
Produksi

Filter cartridge. Permasalahan :

1. Diameter pori cartridge.


2. Casing cartridge.
3. Waktu pemakaian.

D-IV Kesehatan Lingkungan


Poltekkes Kemenkes Bandung
Lanjutan
Proses Permasalahan :
1. Waktu kontak UV dg air : < 4 detik.
Produksi 2. Intesitas cahaya : < 30.000 W second/cm.
3. Lama pemakaian (jam pemakaian) tdk dicatat.
4. Spesifikasi UV.

Model Lampu UV
spiral design
membawa air
lebih lama
didalam tabung
untuk membunuh
bakteri lebih
menyeluruh

D-IV Kesehatan Lingkungan


Poltekkes Kemenkes Bandung
Lanjutan alat
desinfektan Permasalahan :
1. Waktu kontak gas Ozon (O3) dg air : < 4 menit.
2. Seting Gas Ozon tdk disertai pengecekan pH air.

Tambahan :
air bau kapurit tidak dianjurkan sbg air baku DAM yg
menggunakan desinfektan Ozon.

Model alat mesin Ozon

D-IV Kesehatan Lingkungan


Poltekkes Kemenkes Bandung
Faktor Permasalah :
Sanitasi ruangan yang kurang
Tempat bersih, mudah terkontaminasi
Bakteri Coli.

Usaha
DAMIU

1. UV ruang pengisian

2. Tissue alkohol

D-IV Kesehatan Lingkungan


Poltekkes Kemenkes Bandung
RUANG
PENGISIAN
GALON
STOP KRAN ISI ULANG
SUMBER
KONTAMINASI Bakteri

D-IV Kesehatan Lingkungan


Poltekkes Kemenkes Bandung
4. TENAGA OPERATOR
Permasalah :

1. Back Wash Sand Filter dan Karbon Aktif tdk


berdasarkan volume hasil produk.
2. Konrol tanki air baku dan filter cartridge kurang
diperhatikan.

3. Tdk ada pencatatan jam pemakaian UV.

4. Kebersihan ruang produksi kurang diperhatikan.

D-IV Kesehatan Lingkungan


Poltekkes Kemenkes Bandung
Simpulan Peraturan mengenai syarat kualitas air
produksi AMIU dan pengawasannya

dan sebenarnya sudah ada, tetapi pelaksanaannya


yang kurang ditaati, dan pengawasannya

Saran yang jarang dilaksanakan.


Standarisasi teknis operasional Depot AMIU
perlu diatur dalam peraturan, dengan
memperhatikan :
SDM, Teknis (proses produksi & wadah), Higiene
dan sanitasi, Air baku dan air produksi
Penggunaan wadah yang digunakan oleh
konsumen perlu diatur guna menghindari :
Pemalsuan produk
Jaminan higiene dan sanitasi wadah yang dapat
mempengaruhi kualitas air pada konsumen
Simpulan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
sebagai pengawas harus proaktif,
dan dimulai dengan adanya dukungan

Saran sumber daya manusia dan fasilitas


Melakukan kontrol terhadap sumber
air baku
Melakukan kontrol terhadap kelayakan
wadah
Meningkatkan pengetahuan operator
terhadap alat dengan pengadaan
spesifikasi dan SOP peralatan
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH
Program Studi Diploma IV
Jurusan Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Bandung

Anda mungkin juga menyukai