Pendamping :
dr. Rudy Sp.A
7/10/2017 1
Identitas Pasien
Nama : An. A
Usia : 7,5 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Dusun Awar-awar,
Nganjuk
Suku Bangsa/Agama : Jawa / Islam
No. Rekam Medis : 08.76.28
Tanggal Masuk : 11 Maret 2017
Jam Masuk : 12.30 WIB
7/10/2017 2
Anamnesis
Heteroanamnesis pada ibu pasien , 11 Maret 2017 di Instalasi Gawat Darurat RS
Bhayangkara Moestadjab Nganjuk
Keluhan Utama
BAB cair
Pasien datang dengan keadaan lemah, BAB cair sering sejak tadi
malam (Jumat, 10-3-2017), BAB cair 10-12 kali/ hari, ampas (-),
lendir (-), darah (-), bau busuk (-), setiap BAB 1 gelas belimbing
(250cc), mual (+), muntah (+) sering 5-6 kali/hari, proyektil (-),
muntah isi cairan, susu, demam mulai tadi malam, demam
mendadak tinggi, tidak berkurang dengan obat penurun panas,
BAK sedikit, terakhir BAK jam 10.00 WIB, BAK tidak penuh
satu pampers, tampak kehausan (+), menangis (+), air mata (-)
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Kejang (-)
Riwayat Alergi (-)
Riwayat MRS (-)
7/10/2017 3
Riwayat Kelahiran
Anak pertama, saudara (-)
Lahir normal di bidan, sejak lahir langsung menangis,
ketuban jernih, UK 39-40 minggu, BBL 2600 gram, PB 40
cm
Riwayat Imunisasi
Hepatitis B : lahir, 1 bulan, 6 bulan
Polio : 0 bulan, 2 bulan, 4 bulan
BCG : 2 bulan, 3 bulan
DPT : 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan
Hib : 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan
7/10/2017 4
Riwayat Tumbuh Kembang
7/10/2017 5
Riwayat Keluarga
Ayah
Nama : Tn. B
Pendidikan :-
Pekerjaan : Swasta
Penghasilan :-
Ibu
Nama : Ny. W
Pendidikan :-
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Penghasilan :-
7/10/2017 6
Pohon Keluarga
Tn. B Ny. W
An. A
7/10/2017 7
Keterangan :
= laki-laki
= perempuan
= pasien
7/10/2017 8
Pemeriksaan Umum
Status Generalis
Keadaan Umum : lemah
Kesadaran : apatis
Vital Sign :
N : 168x/m
RR : 24x/m
Tax : 39,9C
SpO2 98%
Kepala : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), mata cowong +/+,
UUB cekung (+), air mata-/-, mukosa mulut basah (-)
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-), peningkatan JVP (-)
9
Thorax : Cor : S1S2 tunggal
Pulmo : Ves+/+, Rho -/-, Whe-/-
Abdomen : hipertimpani, soepel, bising usus (+) meningkat,
turgor kulit menurun
Ekstremitas : akral hangat +/+, edema -/-, NT sde
Status Gizi :
BB : 7 kg
TB : 65 cm
BB/U : -2 SD < BB/U < 0 SD
TB/U : -3SD < TB/U < -2 SD
BB/TB : BB/TB 0 SD
7/10/2017 10
7/10/2017 11
7/10/2017 12
7/10/2017 13
7/10/2017 14
Hasil lab Darah Lengkap 11/03/2017, 13.26 WIB
An. As/Perempuan/0 thn
Result Flags Unit Normal limit
WBC 16.7 H 10^3/ul 4.0-10.0
LYM 4.7 h 10^3/ul 1.0-4.5
MON 0.9 10^3/ul 0.2-1.0
GRA 11.1 H 10^3/ul 2.0-8.0
RBC 4.47 10^6/ul 3.80-5.40
HGB 11.9 L g/dl 12.5-15.5
HCT 37.6 % 37.0-47.0
MCV 84.1 um^3 82.0-98.0
MCH 26.6 pg 26.0-34.0
MCHC 31.6 L g/dl 32.0-36.0
RDW 15.2 % 10.0-16.00
PLT 498 h 10^3/ul 150-400
MPV 7.7 um^3 7.0-11.0
PCT 0.383 % 0.200-0.500
PDW 15.8 % 10.00-18.00
7/10/2017 15
Hasil lab Elektrolit
11/03/2017, 13.26 WIB
An. As/Perempuan/0 thn
Hasil Satuan Nilai Rujukan
ELEKTROLIT
7/10/2017 16
Diagnosa :
Diare akut dengan dehidrasi berat
7/10/2017 17
Planning/ Rencana Terapi
Rehidrasi pada dehidrasi berat
Inf RL/ Ringer Asetat 30 cc/kgBB dalam 1 jam dilanjutkan dengan 700 cc/kgBB dalam
5 jam berikutnya
Diit : ASI, BH
KIE :
Kondisi pasien saat ini
Prognosis
Kebutuhan akan ruangan instensif (ICU)
Konsul dr.Sp.A
7/10/2017 18
Evaluasi di IGD
Tanggal 11/3/2017 jam 12.30 WIB
S : BAB cair sering
O : KU lemah
Kesadaran : apatis
Gizi baik
Status Generalis :
N : 188x/m
RR : 24x/m
Tax : 39,9C
SpO2 96%
Kepala : UUB cekung+, air mata-/-, mukosa mulut basah (-)
Thorax : Cor/ Pulmo : S1S2 tunggal, Ves+/+ Rhonki-/-, Whe -/-
Abdomen : hipertimpani,soepel, turgor kulit menurun
Ekstremitas: akral hangat+/+, edema -/-
7/10/2017 20
Follow up di ICU
Tanggal 11/3/2017 jam 14.30 wib
7/10/2017 21
Tanggal 11/3/2017 jam 15.30 wib
S : BAB cair
O: KU lemah
Kesadaran : apatis
N : 160x/m
RR : 24x/m
Tax : 37,5C
SpO2 99%
Kepala : UUB cekung+, air mata-/-, mukosa mulut basah (+)
Thorax : Cor/ Pulmo : S1S2 tunggal, Ves+/+ Rhonki-/-, Whe -/-
Abdomen : hipertimpani,soepel, turgor kulit menurun
Ekstremitas: akral hangat+/+, edema -/-
A : Diare akut dengan dehidrasi Berat
P : O2 2 lpm
Inf Asering 100cc/jam
7/10/2017 22
Tanggal 11/3/2017 jam 16.30 wib
S:-
O : KU lemah
Kesadaran : compos mentis
N : 154 x/m
RR : 24x/m
Tax : 37,2C
SpO2 99%
Kepala : UUB cekung+, air mata+/+, mukosa mulut basah (+)
Thorax : Cor/ Pulmo : S1S2 tunggal, Ves+/+ Rhonki-/-, Whe -/-
Abdomen : hipertimpani,soepel, turgor kulit menurun
Ekstremitas: akral hangat+/+, edema -/-
A : Diare akut dengan dehidrasi Berat
P : O2 2 lpm
Inf Asering 100cc/ jam
7/10/2017 23
Tanggal 11/3/2017 jam 17.30 wib
7/10/2017 26
Follow Up di ICU
Tanggal 12/3/2017 jam 12.15
S : BAB cair (+)
O : KU lemah Kes : CM
GCS : 4-5-6
N : 128x/m
RR : 24x/m
Tax : 37,0C
SpO2 99%
Thorax: Cor/ Pulmo : S1S2 tunggal, Ves+/+ Rhonki-/-, Whe
-/-
Abdomen: timpani,soepel, turgor kulit baik
A : Diare akut dengan dehidrasi berat terehidrasi
P : Terapi Lanjut
7/10/2017 27
Follow Up di ICU
Tanggal 13/3/2017
S : BAB cair (+)
O : KU lemah Kes : CM
GCS : 4-5-6
N : 120x/m
RR : 20x/m
Tax : 37,6C
SpO2 99%
Thorax : Cor/ Pulmo: S1S2 tunggal, Ves+/+ Rhonki-/-, Whe
-/-
Abdomen : timpani,soepel, turgor kulit baik
A : Diare akut dengan dehidrasi berat terehidrasi
P : Zinc Pro 1x1
Lacto B 1x1 sach
Sanmol drop 3x1 ml
7/10/2017 28
Edukasi pulang
7/10/2017 29
TINJAUAN PUSTAKA
7/10/2017 30
Diare Akut
Diare akut adalah buang air besar lebih
dari 3 kali dalam 24 jam dengan
konsistensi cair dan berlangsung kurang
dari 1 minggu. Riskesdas 2007: diare
merupakan penyebab kematian pada 42 %
bayi dan 25,2 % pada anak usia 1-4 tahun.
7/10/2017 32
Diagnosis
Anamnesis
- Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna
dan konsentrasi tinja, lendir dan/darah dalam tinja
- Muntah,rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran
menurun, buang air kecil terakhir, demam, sesak,
kejang, kembung
- Jumlah cairan yang masuk selama diare
- Jenis makanan dan minuman yang diminum selama
diare, mengonsumsi makanan yang tidak biasa
- Penderita diare di sekitarnya dan sumber air minum
7/10/2017 33
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital
Tanda utama : keadaan umum gelisah/cengeng
atau lemah/letargi/koma/, rasa haus, turgor kulit
abdomen menurun
Berat badan
Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan
elektrolit, seperti nafas cepat dan dalam(asidosis
metabolik), kembung(hipokalemia), kejang (hipo
atau hipernatremia)
PPM,IDAI 2009
7/10/2017 34
Penilaian derajat dehidrasi dilakukan
sesuai dengan kriteria berikut :
Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan <5% berat
badan)
-Tidak ditemukan tanda utama dan tanda
tambahan
- Keadaan umum baik, sadar
- Ubun-ubun besar tidak cekung, mata tidak
cekung, air mata ada, mukosa mulut dan bibir
basah
- Turgor abdomen baik, bising usus normal
- Akral hangat
PPM,IDAI 2009
7/10/2017 35
Dehidrasi ringan sedang/tidak berat
(kehilangan cairan 5-10% berat badan)
- Apabila didapatkan 2 tanda utama
ditambah dengan 2 atau lebih tanda
tambahan
- Keadaan umum gelisah dan cengeng
- Ubun-ubun besar sedikit cekung, air mata
kurang, mukosa mulut dan bibir sedikit
kering
- Turgor kurang, akral hangat
7/10/2017 36
Dehidrasi berat (kehilangan cairan >10%
berat badan)
- Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah
dengan 2 atau lebih tanda tambahan
- Keadaan umum lemah, letargi atau koma
- Ubun-ubun cekung, mata sangat cekung, air
mata tidak ada, mukosa mulut dan bibir
sangat kering
- Turgor sangat kurang dan akral dingin
- Pasien harus rawat inap
PPM,IDAI 2009
7/10/2017 37
7/10/2017 38
7/10/2017 39
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada diare
akut, kecuali apabila ada tanda intoleransi laktosa
dan kecurigaan amubiasis
Hal yang dinilai pada pemeriksaan tinja:
- Makroskopis : konsistensi,warna, lendir, darah, bau
- Mikroskopis : leukosit, eritrosit, parasit, bakteri
- Kimia : pH, cilinitest, elektrolit ( Na, K, HCO3)
- Biakan dan uji sensitivitas tidak dilakukan pada
diare akut
- Analisis gas darah dan elektrolit bila secara klinis
dicurigai adanya gangguan
7/10/2017 40
Tatalaksana
Lintas Diare : (1) Cairan, (2), Seng, (3)
Nutrisi, (4) Antibiotik yang tepat, (5) Edukasi
- Tanpa Dehidrasi
cairan oralit dengan menggunakan NEW
ORALIT diberikan 5-10 ml/kg BB setiap diare
cair atau berdasarkan usia, yaitu umur <1
tahun sebanyak 50-100 mL, umur 1-5 tahun
sebanyak 100-200 mL, dan diatas 5 tahun
semaunya. Dapat diberikan cairan rumah
tangga sesuai kemauan anak. ASI harus terus
diberikan
7/10/2017 41
Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali
apabila terdapat komplikasilain (tidak mau
minum, muntah terus-terusan, diare
frekuen, dan profus)
7/10/2017 42
Dehidrasi ringan-sedang
Cairan rehidrasi oral (CRO) hipoosmolar
diberikan sebanyak 75 mL/kgBB dalam 3 jam
untuk mengganti kehilangan cairan yang telah
terjadi dan sebanyak 5-10 mL/ kgBB setiap
diare cair
Rehidrasi parenteral (IV) diberikan bila anak
muntah setiap diberi minum walaupun telah
diberikan dengan cara sedikit demi sedikit
atau melalui pipa nasogastrik. Cairan
intravena yang diberikan adalah RL/KaEN
3B/NaCl dengan jumlah cairan dihitung
berdasarkan berat badan.
7/10/2017 43
Status hidrasi dievaluasi secara berkala :
Berat badan 3-10 kg : 200mL/kgBB/hari
Berat badan 10-15 kg : 175 mL/kgBB/hari
Berat badan > 15 kg : 135 mL/kgBB/hari
Pasien dipantau di Puskesmas/Rumah sakit
selama proses rehdrasi sambil memberi
edukasi tentang melakukan rehidrasi
kepada orangtua.
7/10/2017 44
Dehidrasi Berat
- Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan
Ringer Laktat atau ringer asetat 100 mL/
kgBB dengan cara pemberian :
- Umur kurang dari 12 bulan : 30 mL/kgBB
dalam 1 jam pertama, dilanjutkan 70 mL/
kgBB dalam 2,5 jam berikutnya
- Umur diatas 12 bulan : 30 mL/ kgBB dalam
jam pertama, dilanjutkan 70 mL/kgBB 2,5 jam
berikutnya
- Masukkan cairan peroral diberikan bila
pasien sudah mau dan dapat minum, dimulai
dengan 5 mL/kgBB selama proses rehidrasi
7/10/2017 45
Koreksi gangguan keseimbangan
asam basa dan elektrolit (PPM PGD)
- Hipernatremia (Na>155 mEq/L)
Koreksi penurunan Na dilakukan secara bertahap
dengan pemberian cairan dekstrose 5% salin.
Penurunan kadar Na tidak boleh lebih dari 10 mEq
per hari karena bisa menyebabkan edema otak
- Hiponatremia (Na<130 mEq/L)
Kadar natrium diperiksa ulang setelah rehidrasi
selesai, apabila masih dijumpai hiponatremia
dilakukan koreksi sbb :
Kadar Na koreksi (mEq/L) = 125 kadar Na serum
x 0.6 x berat badan; diberikan dalam 24 jam
7/10/2017 46
Hiperkalemia (K>5 mEq/L)
Koreksi dilakukan pemberian kalsium
glukonas 10% sebanyak 0,5-1 ml/kgBB i.v
secara perlahan-lahan dalam 5-10 menit;
sambil dimonitor irama jantung dengan
EKG.
- Hipokalemia (K<3,5 mEq/L)
Koreksi dilakukan menurut kadar kalium
- Kadar K 2,5-3,5 mEq/L diberikn KCl 75
mEq/kgBB per oral per hari dibagi 3 dosis
7/10/2017 47
Kadar K < 2,5 mEq/L, berikan KCl melalui
drip intravena dengan dosis :
- 3,5 kadar K terukurx BB (kg) x 0,4 + 2
mEq/kgBB/24 jam dalam 4 jam pertama
- 3,5 kadar K terukur x BB (kg) x 0,4 +
1/6 x 2 mEq x BB dalam 20 jam
berikutnya
7/10/2017 48
Seng
Seng terbukti secara ilmiah terpercaya
dapat menurunkan frekuensi buang air
besar dan volume tinja sehingga dapat
menurunkan resiko terjadinya dehidrasi
pada anak. Seng Zink elemental diberikan
selama 10-14 hari meskipun anak telah
tidak mengalami diare dengan dosis :
Umur di bawah 6 bulan : 10 mg per hari
Umur di atas 6 bulan : 20 mg per hari
7/10/2017 49
Nutrisi
ASI bukan penyebab diare,justru dapat
mencegah diare. Bayi dibawah 6 bulan
sebaiknya hanya mendapat ASI untuk
mencegah diare dan meningkatkan sistim
imunitas tubuh bayi.
7/10/2017 50
Anak harus diberi makan seperti biasa.
Dengan frekuensi lebih sering. Lakukan ini
sampai dua minggu setelah anak berhenti
diare. Jangan batasi makanan anak jika ia
mau lebih banyak, karena lebih banyak
makanan akan membantu mempercepat
penyembuhan, pemulihan dan mencegah
malnutrisi.
7/10/2017 51
Untuk anak yang berusia kurang dari 2
tahun anjurkan untuk mulai mengurangi
susu formula dan menggantinya dengan
ASI. Untuk anak yang berusia lebih dari 2
tahun, teruskan pemberian susu formula.
Ingatkan ibu untuk memastikan anaknya
mendapat oralit dan air matang.
7/10/2017 52
Medikamentosa
- Tidak boleh diberikan obat anti diare
- Antibiotik
Antibiotik diberikan bila ada indikasi, misalnya disentri (diare
berdarah) atau kolera. Pemberian antibiotik yang tidak
rasional akan mengganggu keseimbangan flora usus sehingga
dapat memperpanjang lama diare dan Clostridium difficile akan
tumbuh yang menyebabkan diare sulit akan tumbuh yang
menyebabkan diare sulit disembuhkan. Selain itu pemberian
antibiotik. Untuk disentri basiler, antibiotik diberikan sesuai
dengan data sensitivitas setempat, bila tidak memungkinkan
dapat mengacu kepada data publikasi yang dipakai saat ini,
yaitu kotrimoksazol sebagai lini pertama, kemudian sebagai
lini kedua. Bila kedua antibiotik tersebut sudah resisten maka
lini ketiga adalah sef iksim
7/10/2017 53
Antiparasit :
Metronidazol 50 mg/kgBB/hari dibagi 3
dosis merupakan obat pilihan untuk
amuba vegetatif
7/10/2017 54
7/10/2017 55
Edukasi
Orang tua diminta untuk membawa kembali
anaknya ke Pusat Pelayanan Kesehatan bila
ditemukan hal sebagai berikut : demam, tinja
berdarah, makan atau minum sedikit, sangat
haus, diare makin sering, atau belum
membaik dalam 3 hari. Orang tua dan
pengasuh diajarkan cara menyiapkan oralit
secara benar.
Langkah promotif/preventif : (1) ASI tetap
diberikan, (2) kebersihan perorangan, cuci
tangan sebelum makan
7/10/2017 56
Edukasi
(3) kebersihan lingkungan, buang air besar
di jamban, (4) imunisasi lengkap, (5)
memberikan makan penyapihan yang
benar, (6) penyediaan air minum yang
bersih, (7) selalu memasak makanan
7/10/2017 57
7/10/2017 58