Laporan Kasus Stoke Hemoragik
Laporan Kasus Stoke Hemoragik
STROKE HEMORAGIK
Pembimbing :
dr. Hygea Talita P Toemon, Sp.S
Abdomen Supel, BU (+) Normal, timpani, Nyeri tekan (-), hepar/ lien tidak
teraba besar
E4 M4 V2 : 11
Kaku Kuduk -
Brudzinski I -
Kernig > 135o / > 135o
Brudzinski II -/-
Lasegue >70o / > 70o
Pemeriksaan Nervus Kranialis
Nervus Olfactorius (N.I)
Dextra Sinistra
Daya Pembau Normosmia Normosmia
Tidak dilakukan
Refleks Kornea Normal
Refleks Bersin Tidak dilakukan
Extremitas Atas
Dextra Sinistra
Bentuk Tidak ada deformitas
Kontur otot Eutrofi Eutrofi
Kekuatan 1 5
Miksi Defekasi
Inkontinensia Urine - Inkontinensia alvi -
Retensio Urine - Retensio alvi -
Poliuria -
Anuria -
Ht 36,6 37,0-54,0 %
Ur 37
..Pemeriksaan laboratorium (21/03/2017)
SH
Hipertensi
Diagnosis
Ptosis Dextra
Hemiparesis sinistra
Klinis Hipertensi
Perdarahan di parenkim
Topis temporal sinistra
TERAPI
Infus NaCL 0,9% 16 tpm
Inj. Citicolin 3x1
Inj. Kalnex 3x500 mg
Inj. Ranitidin 2x1
Po:
Micardis 1x80
MONITORING
Keadaan umum
Vital sign
PROGNOSIS
1. Stroke Hemoragik
a. Intra cerebral hemoragik (ICH)
OK : Hypertensi, Aneurysma dan arterioveneus Malformasi (AVM)
b. Sub Arachnoid Hemoragik (SAH)
diagnosis medis : CT brain scan
2. Stroke Non Hemoragik (Iskemik)
OK : Arteriosklerosis & sering dikaitkan dengan : DM,
Hypercolesterolemia, Asam urat, hyperagregasi trombosit
3. Emboli Sumber dari tronkus di arteria carotis communis di jantung
Lepas trombus embolus otak.
Secara Klinis Infark Di Otak
1. TIA (Trenssient Ischemic Attack) Gejala dan tanda
hilang dalam waktu beberapa detik sampai dengan 24
jam. Difisit neurologis dapat berupa hemiparise,
monoparise, gangguan penglihatan, sulit bicara.
2. RIND (Reversible Ischemic Neurological Deficit ) Tanda
dan gejala hilang dalam beberapa hari dampa dengan
minggu.
3. Stroke in evolution atau progressive Stroke defisit
neurologis bersifat fluktuatif, progresif kearah jelek,
biasanya disertai penyakit penyerta (DM, Gangguan fungsi
jantung, gangguan fungsi ginjal, dll)
4. Completed Stroke (Stroke Komplit) Defisit neurologis
bersifat permanen
PATOLOGI
1. Zona Oedematosa 6 hari 10 hari
2. Zona Degenerasi 6 8 bulan
3. Zona Nekratik > 8 bulan
1. Gangguan Motoris
Abnomelitas Tonus
(Placcid atau Spastik)
Parese/plegia
(mono/ hemi)
Topis Lesi & Lenticulo Striata
Hemiplegia/ hemiparese
typica nn. Cranial VII & XII
2. Gangguan Sensoris
1) Hemidisesthesia
2) Hemikinesthesia
Pada kondisi tertentu kelainan sensoris terjadi tanpa kelainan
motoris
Contoh : Pada gambaran angiografi terjadi :
Obstruksi dan penyempitan lumen
a. Carotis communis
a. Cerebre Media kiri didaerah siphon di basis cranii
terjadi keluhan hemiastesia sisi dextra tanpa adanya parese.
Gangguan lain yang berkaitan dengan fungsi kognitif dan memori serta
fungsi psikiatrik dan emosi.
Karakteristik gangguan tersebut diatas tergantung topis lesi dan derajat
lesi
DIAGNOSIS MEDIS
Fauci AS, Brunwald E, Kasper DL, Hauser Sl, Longo DL, Jameson JL, Loscalzo J.
Harrisons Principles of Internal Medicine. 17th edition. USA: The McGraw-
hill Companies, inc; 2008.
Perdarahan Intraparenkimal Hipertensif
1-6 bulan,
48 jam, makrofag perdarahan kavitas
Perdarahan berkembang 30-90 oranye dibatasi
menit
fagositosis jaringan ikat glial dan
perdarahan makrofah
hemosiderin.
Misbach J. Stroke: aspek diagnostic, patofisiologi, dan manajemen. 1999. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Rohkamm. Color atlas of neurology. 2004. Thieme: 185.
Perdarahan Subarakhnoid
Gejala nyeri kepala hebat dan mendadak saat
onset penyakit yang dapat disertai mual dan
muntah.
Dapat disertai penurunan kesadaran dan
gangguan status mental.
Dalam 90% kasus, perdarahan dapat terlihat di
CT-scan dalam waktu 24 jam.
Misbach J. Stroke: aspek diagnostic, patofisiologi, dan manajemen. 1999. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Rohkamm. Color atlas of neurology. 2004. Thieme: 185.
Komplikasi Perdarahan Subarakhnoid
Edema serebri
Rebleeding timbul pada 50-60% kasus dalam 6 bulan
pertama setelah perdarahan awal, menurun 10% pada
hari ke-30, dan berkurang 3% setiap tahun
Vasospasme yang timbul pada hari ke-3 dan
meningkat pada hari ke-7 sangat menentukan prognosis
Hidrosefalus tersumbatnya aliran likuor serebri
intraventrikular muncul sebagai komplikasi perdarahan
subarakhnoid.
Hiponatremia, edema pulmoner neurogenik, kejang,
dan kardiak aritmia.
Rohkamm. Color atlas of neurology. 2004. Thieme: 184.
Anamnesis Stroke Hemoragik
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
anamnesis pasien yang diduga mengalami stroke
hemoragik antara lain awitan gejala, gejala awal
dan progresinya, faktor risiko vaskuler, pemakaian
obat-obatan, riwayat trauma atau pembedahan,
demensia, alkohol atau penyalahgunaan obat
lain, riwayat kejang, penyakit hati , kanker dan
gangguan hematologis.
Hazinsky MF, Leon C, Bob E, Robin H. Adult stroke. Circulation 2005;112;111-120; originally published online Nov
28,2005.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan yang penting dilakukan dimulai dari
status generalis.
Untuk kesadaran dapat dinilai dengan kualitatif
dan kuantitatif. Penilaian lebih obyektif dengan
Skala Koma Glasgow.
Pada tanda vital, terutama diperhatikan tekanan
darah karena terjadi hipertensi reaktif akut.
Hazinsky MF, Leon C, Bob E, Robin H. Adult stroke. Circulation 2005;112;111-120; originally published online Nov 28,2005.
Pemeriksaan Penunjang
darah perifer lengkap,
kimia darah,
prothrombin time (PT) atau INR,
activated partial thromboplastin time (APTT),
skrining toksik,
urinalisis,
elektrokardiografi,
foto polos dada,
Neuroimaging (CT-Scan, MRI).
Hazinsky MF, Leon C, Bob E, Robin H. Adult stroke. Circulation 2005;112;111-120; originally published online Nov
28,2005.
Tatalaksana Stroke Akut
Stabilisasi pasien dengan tindakan ABCDE
Pasang jalur infuse intravena dengan larutan salin normal 0,9 % dengan
kecepatan 20 ml/jam, jangan memakai cairan hipotonis seperti dekstrosa
5 % dalam air dan salin 0,45%, karena dapat memperhebat edema otak
Berikan oksigen 2-4 liter/menit melalui kanul hidung
Buat rekaman elektrokardiogram (EKG) dan lakukan foto rontgen toraks
Ambil sampel untuk pemeriksaan darah : pemeriksaan darah perifer
lengkap dan trombosit, kimia darah (glukosa, elektrolit, ureum, dan
kreatinin), masa protrombin, dan masa tromboplastin parsial
Jika ada indikasi, lakukan tes-tes berikut : kadar alkohol, fungsi hati, gas
darah arteri, dan skrining toksikologi
Tegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis
CT-scan atau MRI bila alat tersedia. Bila tidak ada, dengan skor Siriraj
untuk menentukan jenis stroke.
Misbach J. Stroke: aspek diagnostik, patofisiologi, manajemen. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 1999.
Hazinsky MF, Leon C, Bob E, Robin H. Adult stroke. Circulation 2005;112;111-120; originally published online Nov 28,
2005.
Tatalaksana Stroke Hemoragik
Pada pasien dengan defisiensi faktor koagulasi dan trombositopenia,
penatalaksaan yang dilakukan meliputi pemberian faktor pembekuan atau
platelet.
Pada pasien dengan riwayat pemakaian antikoagulan oral yang mengalami
perdarahan yang mengancam nyawa, dalam hal ini misalnya perdarahan
intrakranial, direkomendasikan untuk memperbaiki INR secepat mungkin.
Vitamin K membutuhkan waktu beberapa jam untuk memperbaiki INR,
sedangkan FFP memiliki kekurangan berupa peluang timbulnya reaksi
alergi, risiko transfusi infeksius, waktu produksi yang lama, serta masalah
volume yang diperlukan untuk koreksi.
Kendalikan hipertensi : Tekanan darah sistolik > 180 mmHg harus
diturunkan sampai 150-180 mmHg dengan labetalol (20 mg intravena
dalam 2 menit, ulangi 40-80 mg intravena dalam interval 10 menit sampai
tekanan yang diinginkan, kemudian infuse 2 mg/menit (120 ml/jam) dan
dititrasi atau penghambat ACE (misalnya kaptopril 12,5-25 mg, 2-3 kali
sehari) atau antagonis kalsium (misalnya nifedipin oral 4 kali 10 mg).
Pertimbangkan konsultasi bedah saraf
Pertimbangkan angiografi untuk menyingkirkan aneurisma atau
malformasi arteriovenosa.
Berikan manitol 20 % (1 mg/kgBB, bolus intravena dalam 20-30
menit, dilanjutkan 0,5 mg/kgBB setiap 3-5 jam) untuk pasien
dengan koma dalam atau tanda-tanda tekanan intrakranial yang
meninggi atau ancaman herniasi.
Steroid tidak terbukti efektif pada perdarahan intraserebral.
Pertimbangkan fenitoin (10-20 mg/kgBB intravena, kecepatan
maksimal 50 mg/menit, atau per oral) pada pasien dengan
perdarahan luas dan derajat kesadaran menurun.
Pertimbangkan terapi hipervolemik dan nimodipin untuk mencegah
vasospasme bila secara klinis, pungsi lumbal atau CT-Scan
menunjukkan perdarahan subaraknoid akut primer.
Tatalaksana
Manajemen tekanan darah
Apabila tekanan darah sistolik >200 mmHg atau MAP >150 mmHg,
pertimbangkan penurunan tekanan darah secara agresif dengan infus
intravena kontinyu, dengan pemantauan setiap 5 menit.
Apabila tekanan darah sistolik >180 mmHg atau MAP >140 mmHg dan
terdapat kemungkinan peningkatan tekanan intrakranial, pertimbangkan
pemantauan tekanan intrakranial dan penurunan tekanan darah dengan
pengobatan intravena intermiten atau kontinyu sambil mempertahankan
tekanan perfusi serebral 60 mmHg.
Apabila tekanan darah sistolik >180 mmHg atau MAP >130 mmHg tanpa
bukti peningkatan tekanan intrakranial, pertimbangkan penurunan
tekanan darah secara moderat (misalnya MAP 110 mmHg atau target
tekanan darah 160/90 mmHg) dengan pengobatan intravena intermiten
atau kontinyu untuk mengontrol tekanan darah sambil memantau pasien
setiap 15 menit. (rekomendasi kelas C)
Hazinsky MF, Leon C, Bob E, Robin H. Adult stroke. Circulation 2005;112;111-120; originally published online Nov 28, 2005.
Prognosis
Prognosis dari stroke hemoragik tergantung
pada jumlah perdarahan dan skala koma
Glasgow.
Prognosis untuk clot serebral berukuran
sedang dan berat adalah buruk, dapat
menyebabkan kematian.
Angka kematian tinggi pada perdarahan di
daerah serebelum.
Terima Kasih