Anda di halaman 1dari 44

STROKE

Mushlih Andri Khairyawan


Asyrin Tangko
Nurfajrin Saputri
Nurul Afiah Hasrah
Jennifer Lesmana
Imanuela Melisa P.

Supervisor :
dr. Husnul Mubarak, Sp. KFR

DEPARTEMEN KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2016
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. R
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 31 Desember 1952
Usia : 65 tahun
Alamat : Makassar
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Rujukan dari : Departemen Saraf
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Kelemahan pada bagian tangan
dan kaki kanan.
keluhan kelemahan tersebut dialami sejak 5 bulan
terakhir setelah pasien terkena stroke.
Pasien juga masih susah untuk duduk sendiri tanpa
bantuan. Duduknya tidak stabil.
Nyeri genu dirasakan pada tungkai kiri bawah. Nyeri
terasa tertusuk.
Pasien makan dan minum tidak tersedak.
Riwayat trauma tidak ada.
Tidak ada gangguan pada intelejensi dan memori
Bicara tidak pelo
ANAMNESIS
Riwayat Pekerjaan
Sebelum terkena : Sehari-hari mampu melakukan pekerjaan sebagai ibu
rumah tangga.
Setelah terkena : Terjadi gangguan dalam kemandirian karena pasien
harus dibantu untuk kehidupan sehari-hari.

Riwayat Penyakit Terdahulu


Stroke (+)
Hipertensi (+)
Diabetes Melitus (+) sudah 1 tahun
Penyakit jantung (-)
Dislipidemia (-)

Riwayat Faktor Resiko


Rokok (-)
Stress tinggi (-)
Mengonsumsi alkohol (-)
ANAMNESIS
Riwayat Sosial

Riwayat Penyakit Keluarga


Stroke (-)
Diabetes Melitus (-)
Hipertensi (-)
Lainnya (-)
PEMERIKSAAN FISIS
Keadaan umum: Composmentis, dependent
ambulation with wheelchair, Kepala
Right handed. Ekspresi : Flat/datar
Tanda vital dan antropometri Simetris muka : simetris kiri=kanan
Tekanan darah : 150/80 mmHg Deformitas : (-)
Nadi : 88x/menit Rambut : hitam, sukar
Pernapasan : 18x/menit dicabut, alopesia (-)
Suhu : 370 C
BB : 45 kg
TB : 153 cm Mata
IMT : 19,22kg/m2 (N) Eksoptalmus/Enoptalmus : (-)
Gerakan : ke segala arah
Kelopak Mata : edema (-)
Telinga
Konjungtiva : pucat
Pendengaran : kesan normal
Sklera : ikterus (-)
Tophi : (-)
Kornea : jernih
Nyeri tekan di prosesus mastoideus : (-)
Pupil : bundar/isokor
d=2,5mm ODS
Hidung
Perdarahan : (-)
Sekret : (-)
PEMERIKSAAN FISIS
Thorax
Inspeksi
Mulut
Bibir : pucat (-), kering (-) Bentuk : simetris
Lidah :kotor(-),tremor(-),hiperemis(-) Buah dada : tidak ada kelainan
Tonsil : T1 T1, hiperemis (-)
Faring : hiperemis (-), Sela Iga : dalam batas normal
Gigi geligi : dalam batas normal Palpasi
Gusi : dalam batas normal
Vocal Fremitus : dalam batas normal
Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
Massa tumor : tidak ada massa tumor
Leher
Kelenjar getah bening : tidak ada Perkusi
pembesaran Paru kiri : sonor
Kelenjar gondok : tidak ada pembesaran
Kaku kuduk : (-) Paru kanan : sonor
Tumor : (-) Batas paru-hepar: ICS VI dextra
Auskultasi
Bunyi pernapasan: Vesikuler
Bunyi tambahan : tidak ada
PEMERIKSAAN FISIS

Jantung
Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak Punggung
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba Palpasi : NT (-), MT (-),
Perkusi : Batas jantung kanan = Gibbus(-)
kiri dalam batas normal Nyeri ketok : -/-
Auskultasi:Bunyi jantung I-II murni, Auskultasi : Wheezing -/-
reguler (+), murmur (-) Gerakan : Normal

Perut
Inspeksi : Lemas, ikut gerak nafas
Auskultasi: Peristaltik usus dalam Alat Kelamin
batas normal Tidak dilakukan pemeriksaan
Perkusi : Timpani (+) Anus dan Rektum
Palpasi : Nyeri tekan (-) Tidak dilakukan pemeriksaan
PEMERIKSAAN FISIS

Local Status (region ext. atas D/S)


Inspeksi : Inflamation (-/-)
swelling (-/-),
redness (-/-),
deformity (+/-) Subluxasi shoulder (soft)
Palpasi : Warm (-), Crepitation (-/-), nyeri
tekan (-/-).
Stiffness shoulder : + / -

Local Status (region ext bawah D/S)


Inspeksi : Inflamation (-/+)
swelling (-/+),
redness (-/-),
deformity (-/+) Genu Deformity
Palpasi : Warm (-), Crepitation (-/-), nyeri
tekan (-/+) VAS 4/10

Stiffness genu : - / +
PEMERIKSAAN FISIS
Pemeriksaan Sensorik
1. Eksteroseptif
Raba : Hipoestesis
Nyeri : Hipoestesis
Suhu : Hipoestesis
Tekan : Hipoestesis

2. Proprioseptif
Joint position : Tidak diperiksa
Two point discrimination : Tidak diperiksa
Fibrasi : Tidak diperiksa
PEMERIKSAAN
NEUROMUSKULOSKELETAL

ROM (Passive)

Shoulder (D/S) Knee (D/S)

Flexion Terbatas/Full Full/Terbatas(Nyeri)

Extension Full(Stiff)/Full Full/Terbatas(Nyeri)

Abduction Terbatas/Full -

Adduction Full(Stiff)/Full -

Internal Rotation Terbatas/Full -

External
Terbatas/Full -
Rotation
Manual Muscle Test Extremitas
2 5
3 5

Reflex Fisiolofis Test Extremitas


N
N
N. Cranial VII & XII= DBN
Reflex Patologis Test Extremitas
+ -
+ -

Spastisitas

2 N
N N
PEMERIKSAAN
FUNGSIONAL
Fungsi Transfer

Sitting Initiation (-) / Buruk

Sitting balance () / Kurang


DIAGNOSIS
Diagnosis : Hemiparese Dextra ec. Non-
Hemmorrhagic Stroke
Diagnosis medis : Subluxasi shoulder dextra

Diagnosis Fungsional :
Impairment : - Infark Serebri
- Kelemahan otot ekstremitas superior
dan inferior
- Subluksasi shoulder
- Osteoarthritis Genu
Disability : Gangguan transfer dan gangguan
ambulasi, gangguan makan akibat
parese otot-otot exterimitas dextra
Handicap :-
DAFTAR MASALAH

Surgical :-
Medical :
1. Hemiparese extremitas dextra menyebabkan gangguan
fungsi kemandirian (ADL)
2. Subluksasi shuolder dextra menyebabkan gangguan
fungsi kemandirian (ADL)
3. Kelemahan otot trunk sisi kanan menyebabkan
gangguan mobilisasi
PERENCANAAN

Target terapi :
1. Melatih kemandirian dalam hal transfer dan mobilisasi
2. Peningkatan kekuatan otot-otot extremitas atas dan bawah
3. Melenturkan otot-otot yang cedera, dan cegah kontraktur
4. Megajari kembali kemampuan melakukan aktivitas hidup
sehari-hari.
PENATALAKSANAAN
FISIOTERAPI
1. Strengtening Exercise Anggota gerak atas dan bawah dextra
2. Latihan fasilitasi duduk aktif
3. Latihan sitting balance
4. ES otot <3
5. Infrared Radiation untuk anggota gerak atas dan bawah
dextra
PENATALAKSANAAN

TERAPI OKUPASI
1. Latihan ADL
2. Latihan hand function

ORTOTIK PROSTETIK
1. Latihan ADL dengan menggunakan shoulder sling

TERAPI WICARA
-
DISKUSI
Stroke adalah sebuah sindrom yang memiliki
karakteristik tanda dan gejala neurologis klinis fokal /
global yang berkembang cepat, adanya gangguan
fungsi serebral, dengan gejala yang berlangsug >24
jam atau menimbulkan kematian tanpa terdapat
penyebab selain yang berasal dari vaskular (Hacke,
2003).
EPIDEMIOLOGI
Tahun 2013 , Amerika :
Penyebab kelima kematian masyarakat Amerika Serikat
1 dari 20 kematian di Amerika disebabkan stroke
Rata-rata setiap 40 detik 1 orang akan terkena stroke dan
seseorang kira-kira setiap 4 menit meninggal akibat
stroke (AHA,2015)
EPIDEMIOLOGI

Tahun 2013 , Indonesia :


Penderita stroke meningkat dari 8,3/1000 tahun 2007
menjadi 12,1/1000 penduduk tahun 2013
Prevalensi Stroke yg terdiagnosis tenaga kesehatan
dan gejala tertinggi terdapat di Sulawesi Selatan
(17,9), DI Yogyakarta (16,9), Sulawesi Tengah
(16,6), diikuti Jawa Timur sebesar (16 )
(RISKESDAS,2013).
ETIOLOGI

Infark terjadi akibat kurangnya aliran darah ke otak (<


10 mL/100 gram jaringan otak per menit)
Perdarahan Intraserebral (10%) >> Hipertensi yg
tidak terkontrol
Perdarahan Subaraknoid>> disebabkan oleh
pecahnya aneurisma pada percabangan arteri-arteri
besar (Setyopranoto,2011)
FAKTOR RISIKO

Modificable: alkoholik,
hipertensi, obesitas,
penyakit jantung, Transient Ischemic Attack
fibrilasi atrium, (TIA),

endokarditis, diabetes melitus,


hiperurisemia
stenosis mitralis,
infark jantung, hiperkolestrol

merokok,
FAKTOR RISIKO

Non-modificable:
umur,
jenis kelamin,
herediter, dan
ras (Setyopranoto,2011).
PATOGENESIS

Stroke iskemik: oklusi arteri di otak yang dapat


disebabkan trombosis (penyempitan lumen pembuluh
darah, mis: aterosclerosis) maupun emboli (sumbatan
pembuluh darah dari tempat yang lebih proximal)
Stroke hemoragik: ruptur arteri akibat hipertensi
kronik>> .Hematoma >> peningkatan tekanan
intrakranial (TIK).
PATOGENESIS

Pendarahan subarakhnoid: pecahnya aneurisma


atau malformasi arteri vena >> pendarahannya masuk
ke rongga subarakhnoid>> (CSS) terisi oleh darah>>
vasospasme >> sakit kepala hebat yang mendadak
(Tanto et al, 2014).
MANIFESTASI KLINIS

Defisit neurologis: hemiparesis, hemihipestesia, afasia,


disfagia, gangguan kesadaran, dan sebagainya.
Pada stroke hemoragik: tanda-tanda peningkatan
tekanan intrakranial (TIK) seperti sakit kepala dan
penurunan kesadaran
Pada stroke iskemik: jarang didapatkan tanda-tanda
peningkatan TIK, kecuali Adanya edema akan
meningkatkan TIK sehingga pasien juga dapat
mengalami sakit kepala dan penurunan kesadaran (Tanto
et al,2014).
ANAMNESIS
Gejala yang mendadak pada saat awal, lamanya
awitan dan aktivitas saat serangan
Deskripsi gejala yang muncul beserta
kelanjutannya, progresif memberat, perbaikan,
atau menetap
Gejala penyerta: penurunan kesadaran, nyeri
kepala, mual, muntah, rasa berputar, kejang,
gangguan penglihatan, gangguan fungsi kognitif
Ada tidaknya faktor risiko stroke (Tanto et
al,2014).
PEMERIKSAAN FISIS
Tanda vital
Pemeriksaan kepala dan leher (mencari cedera kepala akibat jatuh,
bruit karotis, peningkatan tekanan vena jugularis, dan sebagainya)
Pemeriksaan fisis umum
Pemeriksaan neurologis, meliputi:
Pemeriksaan kesadaran
Pemeriksaan nervus cranialis
Pemeriksaan kaku kuduk
Pemeriksaan motorik, refleks, sensorik
Pemeriksaan fungsi kognitif sederhana berupa ada
tidaknya afasia atau dengan pemeriksaan mini
mental state examination (MMSE) (Tanto et al,2014).
PEMERIKSAAN PENUNJANG

CT scan/MRI otak,
elektrokardiografi,
foto toraks,
lab (kimia darah, fungsi ginjal, hematologi,
hemostasis, glukosa darah, urinalisis, analisis gas
darah, dan elektrolit) (Tanto et al,2014).
TATALAKSANA
Stroke Iskemik
Terapi umum:merubah posisi tubuh; evaluasi
hemodinamik dan ttv, mobilisasi bertahap bila
hemodinamik stabil, pemberian nutrisi, pemberian
obat (Setyopranoto,2011).
Terapi khusus: untuk reperfusi dengan
pemberian antiplatelet, mis: aspirin dan anti
koagulan, atau yang dianjurkan dengan
trombolitik rt-PA. Dapat juga diberi agen
neuroproteksi, yaitu sitikolin atau pirasetam (jika
didapatkan afasia) (Setyopranoto,2011).
TATALAKSANA
Stroke Hemoragik
Terapi umum:
harus dirawat di ICU jika volume hematoma >30 mL,
perdarahan intraventrikuler dengan hidrosefalus, dan
keadaan klinis cenderung memburuk.
Tekanan darah harus diturunkan sampai tekanan
darah premorbid atau 15-20% bila tekanan sistolik
>180 mmHg, diastolik >120 mmHg, MAP >130
mmHg, dan volume hematoma bertambah
(Setyopranoto,2011).
TATALAKSANA

Terapi khusus:
Neuroprotektor,kecuali yang bersifat vasodilator.
Tindakan bedah :VP-shunting, ligasi, embolisasi,
ekstirpasi, maupun gamma knife
perdarahan subaraknoid, dapat digunakan antagonis
Kalsium (nimodipin) (Setyopranoto,2011).
PRINSIP-PRINSIP REHABILITASI STROKE:
Bergerak.
Terapi latihan gerak

Sedapat mungkin bantu dan arahkan pasien untuk melakukan gerak


fungsional yang normal,
Gerak fungsional dapat dilatih apabila stabilitas batang tubuh sudah
tercapai, yaitu dalam posisi duduk dan berdiri.
Persiapkan pasien dalam kondisi prima untuk melakukan terapi
latihan.

Hasil terapi latihan yang diharapkan akan optimal bila ditunjang oleh
kemampuan fungsi kognitif, persepsi dan semua modalitas sensoris
yang utuh.
PRINSIP-PRINSIP REHABILITASI
STROKE:

Fase Akut

Fase Subakut

Fase Kronik
PRINSIP-PRINSIP REHABILITASI
STROKE:

Rehabilitasi Stroke Fase Akut

Pada fase ini kondisi hemodinamik pasien belum stabil,


umumnya dalam perawatan di rumah sakit, bisa di ruang rawat biasa
ataupun di unit stroke. Dibandingkan dengan perawatan di ruang rawat
biasa, pasien yang di rawat di unit stroke memberikan outcome yang
lebih baik. Pasien menjadi lebih mandiri, lebih mudah kembali dalam
kehidupan sosialnya di masyarakat dan mempunyai kualitas hidup yang
lebih baik.
Rehabilitasi Stroke Fase Subakut

Pada fase ini kondisi hemodinamik pasien umumnya sudah


stabil dan diperbolehkan kembali ke rumah, kecuali bagi
pasien yang memerlukan penanganan rehabilitasi yang
intensif. Namun sekitar 80% pasien pulang dengan gejala sisa
yang bervariasi beratnya dan sangat memerlukan intervensi
rehabilitasi agar dapat kembali mencapai kemandirian yang
optimal. Rehabilitasi pasien stroke fase subakut dan kronis
mungkin dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer.
Rehabilitasi Stroke Fase Subakut

Pada fase subakut pasien diharapkan mulai kembali untuk belajar


melakukan aktivitas dasar merawat diri dan berjalan.
a. Mencegah Komplikasi Akibat Tirah Baring
b. Terapi Latihan untuk Kemandirian dalam Melakukan
Aktivitas Sehari-hari
c. Gangguan Komunikasi
d. Gangguan Fungsi Luhur
e. Gangguan Menelan
f. Gangguan Fungsi Miksi dan Defekasi
g. Gangguan Berjalan
h. Mengembalikan Kebugaran Fisik dan Mental
Rehabilitasi Stroke Fase Kronis
Tergantung pada beratnya stroke, hasil luaran rehabilitasi
dapat mencapai berbagai tingkat seperti
(a) Mandiri penuh dan kembali ke tempat kerja seperti
sebelum sakit
(b) Mandiri penuh dan bekerja namun alih pekerjaan yang
lebih ringan sesuai kondisi
(c) Mandiri penuh namun tidak bekerja
(d) Aktivitas sehari-hari perlu bantuan minimal dari orang
lain atau
(e) Aktivitas sehari-hari sebagian besar atau sepenuhnya
dibantu orang lain.
KOMPLIKASI
Komplikasi thrombosis sistemik: deep venous
thrombosis dan emboli paru
Komplikasi pulmonar: aspirasi, bronkopneumoni,
desaturasi oksigen
Komplikasi pada jantung: peningkatan cardiac
enzyme, infark miokard,
Komplikasi urogenital: inkontinensia urin
(hiperrefleksia detrusor), infelsi saluran kemih
dll: jatuh, kerusakan kulit, decubitus, depresi (Kasner,
Gorelick,2004).
PROGNOSIS
Sekitar 10% pasien dengan infark serebri meninggal pada 30 hari
pertama dan 50% pasien yang bertahan akan membutuhkan
bantuan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Faktor-faktor yang mempunyai kontribusi pada disabilitas jangka
panjang meliputi:
Ulkus dekubitus
Epilepsy
Jatuh berulang dan fraktur
Spastisitas dengan nyeri, kontraktur dan kekakuan sendi bahu
(frozen shoulder)
Depresi (Ginsberg,2008).
DAFTAR PUSTAKA
American Heart Association. 2017. Heart Disease and Stroke Statistics2016
Update. Pp 41-42.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 2013.
Riset Kesehatan Dasar 2013. Hal 91-92.
Ginsberg, Loinel. 2008. Lecture notes Neurologi. Erlangga. Hal 91.
Kasner, Scott E., Gorelick, Philip B. 2004. Prevention and Treatment of Ischemic
Stroke. Philadelphia: Butterworth Heinemann Hal 351-359.
Laswati, Hening, et al. 2015. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto. Hal 144-147.
Setyopranoto, Ismail. 2011. Stroke: Gejala dan Penatalaksanaan. CDK, 38(4),
247-250.
Tanto, Chris, et al. 2014. Kapita Selekta Indonesia Edisi 4. Jakarta: Media
Aesculapius. Hal 975-976.
Wirawan, Rosiana Pradanasari. 2009. Rehabilitasi Stroke pada Pelayanan Kesehatan Primer.
Majalah Kedokteran Indonesia, 59(2), 65-71.
World Health Organization. 2011. Global Atlas On Cardiovascular Disease
Prevention And Control. Pp 2.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai