Anda di halaman 1dari 40

Pengantar Teknik Kimia

Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.


Kerangka
Profesi, Profesional dan
Profesionalisme
Etika Profesi dan Kode Etik Profesi
Etika Profesi Keinsinyuran,
Pengamalan dan Permasalahannya
Apa yang Anda pikrkan tentang

PROFESIONAL
?
Profesional (KBBI)
Bersangkutan dengan profesi
Pekerjaan yang memerlukan
kepandaian khusus untuk
menjalankannya
Mengharuskan adanya pembayaran
untuk melakukannya (lawan dari amatir)
7 Syarat Pekerjaan Profesional
1. Pekerjaan tersebut adalah untuk melayani
orang banyak (umum)
2. Bagi yang ingin terlibat dalam profesi
dimaksud, harus melalui pelatihan yang
cukup lama dan berkelanjutan
3. Adanya kode etik dan standar yang ditaati
berlakunya di dalam organisasi tersebut
4. Menjadi anggota dalam organisasi profesi
dan selalu mengikuti pertemuan ilmiah yang
diselenggarakan oleh organisasi profesi
tersebut
7 Syarat Pekerjaan Profesional (2)

5. Mempunyai media/publikasi yang bertujuan


untuk meningkatkan keahlian dan
ketrampilan anggotanya
6. Kewajiban menempuh ujian untuk menguji
pengetahuan bagi yang ingin menjadi
anggota
7. Adanya suatu badan tersendiri yang diberi
wewenang oleh pemerintah untuk
mengeluarkan sertifikat
Fungsi Standar
Ukuran mutu
Pedoman kerja
Batas tanggung jawab
Alat pemberi perintah
Alat pengawasan
Kemudahan bagi umum
Pekerjaan yang Memerlukan
Standar
Menyangkut kepentingan orang banyak
Mutu hasilnya ditentukan
Banyak orang (pekerja) terlibat
Sifat dan mutu pekerjaan sama
Ada organisasi yang mengatur
Profesionalisme
Profesionalisme adalah suatu paham yang
mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan
kerja tertentu dalam masyarakat,
berbekalkan keahlian yang tinggi dan
berdasarkan rasa keterpanggilan -- serta
ikrar (fateri/profiteri) untuk menerima
panggilan tersebut -- untuk dengan
semangat pengabdian selalu siap
memberikan pertolongan kepada sesama
yang tengah dirundung kesulitan di tengah
gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).
2 Intinya

Prosespendidikan maupun
pelatihan yang khusus

Semangat pengabdian
Bedakan dengan Kerja Biasa!

Kerjabiasa (occupation) yang semata


bertujuan untuk mencari nafkah dan/
atau kekayaan materiil-duniawi
3 Watak Profesionalisme
Tiga watak kerja yang merupakan persyaratan dari setiap
kegiatan pemberian "jasa profesi" (dan bukan okupasi)
ialah
bahwa kerja seorang profesional itu beritikad untuk
merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang
digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau
mengharapkan imbalan upah materiil;
bahwa kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh
kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai melalui
proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan
berat;
bahwa kerja seorang profesional -- diukur dengan kualitas teknis
dan kualitas moral -- harus menundukkan diri pada sebuah
mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan
disepakati bersama didalam sebuah organisasi profesi.
Arahnya?
untuk tetap mempertahankan idealisme
yang menyatakan bahwa keahlian profesi
yang dikuasai bukanlah komoditas yang
hendak diperjual-belikan sekedar untuk
memperoleh nafkah, melainkan suatu
kebajikan yang hendak diabdikan demi
kesejahteraan umat manusia.
Honor/Upah?
Kalau didalam peng-amal-an profesi yang
diberikan ternyata ada semacam imbalan
(honorarium) yang diterimakan, maka hal
itu semata hanya sekedar "tanda
kehormatan" (honour) demi tegaknya
kehormatan profesi, yang jelas akan
berbeda nilainya dengan pemberian upah
yang hanya pantas diterimakan bagi para
pekerja upahan saja.
Siapakah Kaum Profesional
itu?
Awalnya:
para dokter dan guru -- khususnya mereka yang
banyak bergelut dalam ruang lingkup kegiatan
yang lazim dikerjakan oleh kaum padri maupun
juru dakhwah agama -- dengan jelas serta tanpa
ragu memproklamirkan diri masuk kedalam
golongan kaum profesional
Bagaimana dengan INSINYUR, apakah
termasuk profesional?
Organisasi Profesi
Kaum profesional secara sadar mencoba
menghimpun dirinya dalam sebuah
organisasi profesi
yang cenderung dirancang secara eksklusif
yang memiliki visi dan misi untuk menjaga
tegaknya kehormatan profesi,
mengontrol praktek-praktek pengamalan dan
pengembangan kualitas keahlian/ kepakaran,
serta
menjaga dipatuhinya kode etik profesi yang
telah disepakati bersama
Insinyur
(Accreditation Board of Engineering and Technology, ABET)

penerapan keahlian khusus (matematika,


fisika dan pengetahuan ilmiah lainnya yang
relevan) untuk melakukan perencanaan,
perancangan (design), konstruksi, operasi
dan perawatan dari produk, proses, maupun
sistem kerja tertentu secara efektif-efisien
guna kemaslahatan manusia
Etika Profesi
Apa itu ETIKA?
Kata etik (atau etika) berasal dari kata
ethos (bahasa Yunani) yang berarti
karakter, watak kesusilaan atau adat.
Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan
dengan konsep yang dimiliki oleh individu
ataupun kelompok untuk menilai apakah
tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya
itu salah atau benar, buruk atau baik
Etika = Standar
Etika akan memberikan semacam batasan
maupun standard yang akan mengatur pergaulan
manusia didalam kelompok sosialnya
Etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk
aturan (code) tertulis yang secara sistematik
sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral
yang ada; dan pada saat yang dibutuhkan akan
bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi
segala macam tindakan yang secara logika-
rasional umum (common sense) dinilai
menyimpang dari kode etik
Etika = Self Control"
Karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan
dari dan untuk kepentingan kelompok sosial
(profesi) itu sendiri.
Selanjutnya, karena kelompok profesional
merupakan kelompok yang berkeahlian dan
berkemahiran -- yang diperoleh melalui proses
pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan
berstandar tinggi -- yang dalam menerapkan
semua keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu
hanya dapat dikontrol dan dinilai dari dalam oleh
rekan sejawat, sesama profesi sendiri
Peran Organisasi Profesi
untuk menjaga martabat serta kehormatan
profesi, dan disisi lain
melindungi masyarakat dari segala bentuk
penyimpangan maupun penyalah-gunaan keahlian
Tanpa etika profesi, apa yang semula dikenal sebagai
sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh
terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah
biasa (okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan
nilai-nilai idealisme dan ujung-ujungnya akan berakhir
dengan tidak-adanya lagi respek maupun kepercayaan
yang pantas diberikan kepada para elite profesional ini.
Pelanggaran Kode Etik
Ada 2 bentuk:
Pelanggaran terhadap perbuatan yang tidak
mencerminkan respek terhadap nilai-nilai yang
seharusnya dijunjung tinggi oleh profesi itu.
Memperdagangkan jasa atau membeda-bedakan
pelayanan jasa atas dasar keinginan untuk mendapatkan
keuntungan uang yang berkelebihan ataupun kekuasaan
merupakan perbuatan yang sering dianggap melanggar
kode etik profesi; dan
Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa profesi
yang kurang mencerminkan kualitas keahlian yang sulit
atau kurang dapat dipertanggung-jawabkan menurut
standar maupun kriteria profesional.
Prinsip Etika
etika kemanfaatan umum (utilitarianism
ethics)
etika kewajiban (duty ethics)
etika kebenaran (right ethics)
etika keunggulan/kebaikan (virtue
ethics); dan
etika sadar lingkungan (environmental
ethics)
Etika Kemanfaatan Umum

setiap langkah/tindakan
yang menghasilkan
kemanfaatan terbesar bagi
kepentingan umum haruslah
dipilih dan dijadikan motivasi
utama;
Etika Kewajiban
Setiap sistem harus mengakomodasikan
hal-hal yang wajib untuk diindahkan
tanpa harus mempertimbangkan
konsekuensi yang mungkin bisa timbul,
berupa nilai moral umum yang harus
ditaati seperti jangan berbohong, jangan
mencuri, harus jujur, dan sebagainya.
Semua nilai moral ini jelas akan selalu
benar dan wajib untuk dilaksanakan,
sekalipun akhirnya tidak akan
menghasilkan keuntungan bagi diri
sendiri;
Etika Kebenaran
Suatu pandangan yang tetap
menganggap salah terhadap segala
macam tindakan yang melanggar
nilai-nilai dasar moralitas.
Sebagai contoh tindakan plagiat
ataupun pembajakan hak
cipta/karya orang lain, apapun
alasannya akan tetap dianggap
salah karena melanggar nilai dan
etika akademis;
Etika Keunggulan
Suatu cara pandang untuk membedakan
tindakan yang baik dan salah dengan
melihat dari karakteristik (perilaku) dasar
orang yang melakukannya.
Suatu tindakan yang baik/benar
umumnya akan keluar dari orang yang
memiliki karakter yang baik pula.
Penekanan di sini diletakkan pada moral
perilaku individu, bukannya pada
kebenaran tindakan yang dilakukannya;
Etika Sadar Lingkungan
Suatu etika yang berkembang di pertengahan
abad 20 ini yang mengajak masyarakat untuk
berpikir dan bertindak dengan konsep
masyarakat modern yang sensitif dengan kondisi
lingkungannya.
Pengertian etika lingkungan di sini tidak lagi
dibatasi ruang lingkup penerapannya merujuk
pada nilai-nilai moral untuk kemanusiaan saja,
tetapi diperluas dengan melibatkan "natural
resources" lain yang juga perlu dilindungi, dijaga
dan dirawat seperti flora, fauna maupun obyek
tidak bernyawa (in-animate) sekalipun.
KODE ETIK INSINYUR
INDONESIA
"CATUR KARSA SAPTA DHARMA
INSINYUR INDONESIA"
PERTAMA, PRINSIP-PRINSIP DASAR

KEDUA, TUJUH TUNTUNAN SIKAP


PRINSIP-PRINSIP DASAR
1. Mengutamakan keluhuran budi.
2. Menggunakan pengetahuan dan
kemampuannya untuk kepentingan
kesejahteraan umat manusia.
3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk
kepentingan masyarakat, sesuai dengan
tugas dan tanggung jawabnya.
4. Meningkatkan kompetensi dan martabat
berdasarkan keahlian profesional
keinsinyuran.
TUJUH TUNTUNAN SIKAP
1. Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan
keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan Masyarakat.
2. Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan
kempetensinya.
3. Insinyur Indinesia hanya menyatakan pendapat yang
dapat dipertanggung jawabkan.
4. Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya
pertentangan kepentingan dalam tanggung jawab
tugasnya.
5. Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi
profesi berdasarkan kemampuan masing-masing.
6. Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh
kehormatan, integritas dan martabat profesi.
7. Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan
kemampuan profesionalnya
Kasus Pelanggaran Kode Etik

Konflik kepentingan
Kerahasiaan dan loyalitas
Kontribusi dana balik
Tiupan peluit (whistle-blowing)
Konflik Kepentingan
Seberapa jauh bisa dikatakan telah terjadi
penyimpangan manakala karena
posisi/jabatannya seorang profesional
menerima "hadiah" dari pemasok
barang/material atau klien lainnya?
Seberapa besar nilai sebuah "cinderamata"
itu dianggap masih dalam batas-batas
kewajaran, dan seberapa pula yang bisa
dianggap melanggar etika profesi;
Kerahasiaan dan Loyalitas
Seorang profesional harus punya
komitmen yang jelas terhadap segala
informasi yang diklasifikasikan sebagai
konfidensial (terbatas/rahasia) dan juga
harus menunjukkan loyalitasnya kepada
kliennya.
Pelanggaran berupa pemberian informasi
yang seharusnya dijaga kerahasiaannya
kepada kompetitor jelas merupakan
tindakan yang tidak profesional
(membuka rahasia dan tidak loyal);
Kontribusi Dana Balik

Berupapemotongan
sebagian dana yang harus
dikembalikan kepada pemilik
proyek atau pemberi order;
Tiupan Peluit
Kesadaran dan keberanian dari
sesama profesi meniupkan "peluit"-
nya untuk mengingatkan bahwa
telah terjadi pelanggaran kode etik.
Sebagai contoh, bukankah
pelayanan jasa profesi itu tidak
boleh ditawar-tawarkan (lewat iklan,
misalnya), terlebih kalau belum apa-
apa sudah mematok tarif jasa
pelayanan tersebut?

Anda mungkin juga menyukai