Bagian atas tubuh janin ( arterio koronaria, serebral, Aorta desenden sedikit darah yg msk paru
& ekstremitas atas )
Catt: ada buku yg mengatakan darah dari atrium Bag. Bwh tubuh janin atrium kiri
kanan ada sebagian yg masuk ke ventrikel kanan
2 arteri umbilikalis
plasenta
SIRKULASI TRANSISI
Sirkulasi transisi disini adalah proses bagaimana perubahan
dari sirkulasi janin menjadi sirkulasi neonatus.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas kedua sirkulasi ini
berbeda dan tentunya butuh tahap-tahap bagaimana sirkulasi
janin berubah menjadi sirkulasi orang dewasa pada umumnya.
inti dari sirkulasi transisi ini adalah penghentian segera
sirkulasi dari plasenta dan mulainya sirkulasi paru-paru yang
adekuat.
Proses peralihan atau transisi ini
diawali dari keluarnya bayi dari
jalan lahir ibu.
- Selama menuruni jalan lahir
terjadi kompresi pada dada bayi
sehingga cairan paru keluar dari
trakea (ekspulsi cairan paru). Cairan
paru ini terserap ke dalam aliran
darah atau limfatik dalam beberapa
menit.
- Ditambah lagi, sesudah bayi berhasil
dilahirkan tali pusat meregang. Hal ini
merupakan stimulasi mekanis pada
pembuluh darah umbilikalis. Secara otomatis
pembuluh darah umbilikalis mengalami
konstriksi.
begitu penghentian sirkulasi plasenta
terjadi (akibat pembuluh darah umbilikalis
berkonstriksi atau bisa juga setelah tali pusat
dipotong), tahanan vaskuler sistemik
meningkat.
Tekanan pada arteri pulmonalis menurun
arteri pulmonalis. Begitu juga darah dari aorta langsung berbalik arah menuju
arteri pulmonalis melalui duktus arteriosus (dari kiri ke kanan).
Dalam waktu 10 - 15 jam atau mungkin lebih dari itu (bahkan berhari-hari), otot
polos duktus arteriosus ini (dalam tunika media) akan mengkonstriksi sehingga
terjadi penutupan duktus arteriosus.
Puji Astuti
General
Setelah mengikuti kuliah selama 2x50, mahasiswa
diharapkan akan dapat mengetahui asuhan
keperawatan pada penyakit jantung bawaan
Pendahuluan
Di antara berbagai kelainan bawaan (congenital anomaly)
yang ada, penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan kelainan
yang paling sering ditemukan.
Di Amerika Serikat, insidens penyakit jantung bawaan sekitar
8-10 dari 1000 kelahiran hidup, dengan sepertiga di antaranya
bermanifestasi sebagai kondisi kritis pada tahun pertama
kehidupan dan 50% dari kegawatan pada bulan pertama
kehidupan berakhir dengan kematian penderita.
Di Indonesia, dengan populasi 200 juta penduduk dan angka
kelahiran hidup 2%, diperkirakan terdapat sekitar 30.000
penderita PJB.
Penyakit jantung bawaan adalah penyakit jantung
yang dibawa sejak lahir, di mana kelainan pada
struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung terjadi
akibat gangguan atau kegagalan perkembangan
struktur jantung pada fase awal perkembangan janin.
Penyebab PJB sendiri sebagian besar tidak diketahui,
namun beberapa kelainan genetik seperti sindroma
Down dan infeksi Rubella (campak Jerman) pada
trimester pertama kehamilan sang ibu berhubungan
dengan kejadian PJB tertentu. Orang tua yang
memiliki penyakit jantung.
Tipe dari kerusakan jantung
Klasifikasi Penyakit
Jantung Bawaan
Asianosis Sianosis
Kardiomegali
Pulmonary plethora
RV membesar
Prominent PA
Ventricular Septal Defect (VSD)
Lubang diantara 2 bilik
Pirau kiri ke kanan mayoritas
Dilatasi RV terlalu banyak darah ke paru
tek paru meningkat
VSD kecil dapat menutup sendiri
VSD Ventrcular Septal Defect .
Terdapat lubang (defect ), pada sekat antara ventrikel kanan
dan kiri.Perbedaan tekanan ventrikel kiri dan ventrikel kanan
besar sehingga darah mengalir deras dari ventrikel kiri ke
ventrikel kanan sehingga menimbulkan bising,darah dari
ventrikel kanan didorong ke art. Pulmonalis,makin besar defek
makin banyak darah masuk ke arteri pulmonalis dan akan
menaikan tekanan kapiler paru. Mula-mula masih reversibel,
lama-lama kapiler paru sklerosis, mengakibatkan naiknya
tahanan yang permanen.
EKG, pada vsd kecil EKG normal, vsd sedang & besar
gambaran EKG adanya hypertrofi ventrikel dan atrium kiri,
atau hipertrofi biventrikular dan hipertrofi atriumkiri, pada
VSD besar dgn hypertensi pulmonal permanen,EKG-nya
hypertrofi ventrikel kanan murni.
Radiologi, vsd kecil besar jantung normal, vsd sedang &
besar akan menunjukan : a. hipertrofi biventrikuler dgn
variasi dari ringan sampai sedang.b. pembesaran atrium
kiri.c. Pembesaran batang art.pulmonalis sehingga tonjolan
pulmonal prominen. d. ada corakan pembuluh darah yg
berlebih.
Masalah Keperawatan :
1. Intoleransi aktifitas (mudah lelah).
2. Bersihan jalan nafas(batuk kronis).
3. Resiko sianosis.
4. Resiko peningkatan suhu (infeksi selaput
jantung).
5. Pemenuhan nutrisi (resiko anemia).
6. Resiko defisit pertumbuhan (BB lambat
naik).
Patent Duktus Arteriosus (Botali).
Etiologi,penyebab terbesar dianggap prematuritas akibat
tidak menutupnya duktus arteriosus.
Adanya kelainan(lubang) maka darah dari ventrikel kiri
menuju aorta, melalui duktus(shunt) menuju arteri
pulmonalis, sehingga terjadi aliran kiri ke kanan.
Pemeriksaan fisik, teraba nadi dgn amplitudo yg lebar,
terdengar bising kontinu terkeras pada sela iga 2 linea
parasternalis kiri, takipnea, batuk-batuk pnemonia, dada
mencembung sesuai pembesaran jantung, adanya jari
tabuh, pertumbuhan terhambat, anoreksia, mudah lelah.
EKG, duktus kecil ekg normal, bila tahanan paru meningkat,
terjadi hipertropi ventrikel kanan kadang atrium kanan.
Masalah Keperawatan.
1. Pemenuhan nutrisi (anoreksia).
2. Pemenuhan oksigen (takipnea).
3. Bersihan jalan nafas (batuk-kronis).
4. Resiko peningkatan suhu (infeksi).
5. Defisit pertumbuhan dan perkembangan.
Stenosis pulmonal.
Terdapat suatu obstruksi anatomis pada jalan keluar
ventrikel kanan dan karenanya ada perbedaan tekanan
antara arteri pulmonalis dgn ventrikel kanan. Jika stenosis
pulmonal ringan isi semenit ventrikel kanan tdk
berkurang, tetapi saat melakukan pekerjaan isi semenit
ventrikel berkurang untuk mengatasinya otot-otot
ventrikel kanan mengalami hypertrofi.Bila tekanan
ventrikel kanan > 200 mm Hg akan menyebabkan gagal
jantung kanan usia muda.
Tingkatan berat-ringan penyakit.
1. Tingkat I(ringan) tek. ventrikel ka. sampai 50 mm Hg
2. Tk. II (sedang) tek ventkl Ka. antara 50-100mm Hg.
3. Tk III (berat) Tek ventkl ka. lebih dari 100 mm Hg.
Pemeriksaan fisik.pada stenosis berat anak
sering adanya keluhan sianosis,takipnea,
pembesaran hepar, sianosis akibat dari
adanya shunt dari kiri ke kanan melalui
foramen ovale, sedangkan takipnea dan
pembesaran hepar akibat dari gagal jantung.
Pada palpasi jantung, teraba bahwa ventrikel
kanan agak terangkat, dan teraba getaran(
thrill ) pada sela iga 2 linea parasternalis kiri.
Masalah Keperawatan
1. Pemenuhan Oksigen
2. Nyeri
3. Pemenuhan Nutrisi.
4. Intoleransi aktivitas.
Stenosis Aorta.
Suatu kelainan sebagai obstruksi pada jalan keluar ventrikel
kiri dan ada perbedaan tekanan antara ventrikel kiri dan
aorta. Obstruksi dapat terleta sebelum katup ( stenosis
suvalvular ), pada katup ( stenosis valvular ), dan sesudah
katup ( stenosis supra valvular ).
Pada kelainan ini darah yg masuk ke aorta mendapat tahana
dari katup atau penyempitan pada sebelum atau sesudah
katup. Tahanan ini akan menyebabkan kenaikan tekanan
ventrikel kiri, isi semenit darah yg masuk melalui katup aorta
pada wkt istirahat biasanya tdk bekurang, tetapi makin berat
stenosis, makin kecil isi semenit sehingga otot-otot ventrikel
kiri kerja keras dan mengalami hypertrofi.
Pemeriksaan Fisik, terdengar bising, pada stenosis yg berat,
dispnea, tiba-tiba pucat, sinkop (jarang pada anak) anak
mudah lelah, malas olah raga, merasa sakit daerah perut
atau prekordia.
Masalah Keperawatan.
1. Pemenuhan nutrisi.
2. Kurangi aktifitas yg melelahkan.
3. Pemenuhan istirahat
4. Pemenuhan oksigen.
Penyakit Jantung Bawaan Sianosis.
Pemeriksaan Fisik,
hipoksia timbul usia 18 bl saat anak bangun tidur,
sesudah makan, atau saat menangis tambah jelas
sianosis. Anak dispnea dan pucat,apnea kadang
kaku.Kehilangan kesadaran agak lama seperti mau
meninggal.
Anak yg sudah dpt berjalan sering menunjukan gejala
jonkok( squatting ) , jika berjalan sekitar 20-50 m. Sianosis
terlihat terutama pd kulit, mukosa, jari berbentuk trommel
(jari tabuh ),sering teraba suara ke 2. Bising ada dua, bising
sistolik dan bising diastolik.
Masalah Keperawatan.
1. Pemenuhan oksigen.
2. Nyeri ( perasaan tercekik )
3. Pemenuhan nutrisi.
4. Cemas.
5. Pemenuhan istirahat.
6. Intoleransi aktivitas.
7. Persiapan operatif.