Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN

THYPOID
NUR RISMA UFADILLA
BAYU CHOIRUL
DEFINISI

Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang


disebabkan infeksi salmonella Thypi. Organisme ini
masuk melalui makanan dan minuman yang sudah
terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang
terinfeksi kuman salmonella(Bruner and Sudart ).
Etiologi

Salmonella typhi sama dengan Salmonella lain adalah bakteri Gram

negatif mempunyai flagela tidak berkapsul dan tidak membentuk spora


fakultatif anaerob. Mempunyai anti gensomatik (O) yang terdiri dari
oligosakarida, flagelar antigen (H) yang terdiri dari protein dan envelope
antigen (K) yang tediri dari polisakarida.
Patofisiologi
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan
melalui berbagai cara, yang dikenal dengan
5F yaitu Food (makanan), Fingers (jari
tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat),
dan melalui Feses.

Apabila orang tersebut kurang


memperhatikan kebersihan dirinya seperti
mencuci tangan dan makanan yang
tercemar kuman salmonella thypi masuk ke
tubuh orang yang sehat melalui mulut.
Pathway
Manifestasi Klinis
Masa tunas: 10-20 hari. Selama masa inkubasi mungkin
ditemukan gejala yaitu:

1. Gejala pada anak inkubasi antara 5-40 hari dengan rata-


rata 10-14 hari
2. Demam meninggi dampai akhir minggu pertama
3. Demam turun pada minggu ke empat, kecuali demam tidak
tertangani akan menyebabkan shock, Tupor dan Koma.
4. Ruam muncul pada hari ke 7-10 dan bertahan selama 2-3
hari
5. Nyeri kepala
6. Nyeri perut
7. Kembung
8. Mual, muntah
LANJUTAN

9. Diare 19. Lidah yang berselaput (kotor


10. Konstipasi ditengah, tepid an ujunng merah serta
11. Pusing tremor)
12. Nyeri otot
20. Gangguan mental berupa samnolen
13. Batuk
21. Delirium atau psikosis
14. Epistaksis
22. Dapat timbul dengan gejala yang
15. Bradikadi
tidak tipikal terutama pada bayi muda
16. Hepatomegali
sebagai penyakit demam akut dengan
17. Splenomegali
18. Meteroismus disertai syok dan hipotermia.
Komplikasi
Komplikasi intestinal
1. Perdarahan usus
2. Perporasi usus
3. Ilius paralitik

Komplikasi extra intestinal


1. Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi (renjatan
sepsis), miokarditis, trombosis, tromboplebitis.
2. Komplikasi darah : anemia hemolitik, trobositopenia, dan
syndroma uremia hemolitik.
3. Komplikasi paru : pneumonia, empiema, dan pleuritis.
4. Komplikasi pada hepar dan kandung empedu : hepatitis,
kolesistitis.
5. Komplikasi ginjal : glomerulus nefritis, pyelonepritis dan
perinepritis.
6. Komplikasi pada tulang : osteomyolitis, osteoporosis,
spondilitis dan arthritis.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Darah Perifer Lengkap
2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
3. Pemeriksaan Uji Widal
Uji Widal dilakukan untuk mendeteksi adanya
antibodi terhadap bakteri salmonella typhi
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1.Pengkajian Keperawatan
a)Identitas pasien
b)Keluhan utama
c)Riwayat kesehatan
d)Riwayat kesehatan Sekarang
e)Riwayat Kesehatan keluarga
f)Riwayat kesehatan lingkungan
g)Pemeriksaan fisik
h)Psikologis
i)Pemenuhan kebutuhan dasar
j)Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul :
1. Ketidak seimbnagan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan hipertermi
dan muntah.
2. Resiko tinggi gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi salmonella thypi.
4. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan sehari-hari berhubungan dengan
kelemahan fisik.
5. Resiko tinggi infeksi sekunder berhubungan dengan tindakan invasif.
6. Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurang
informasi atau informasi yang tidak adekuat.
7. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan infeksi virus salmonella thyposa
ditandai dengan nyeri abdomen.
Intervensi .

Dx Intervensi Rasional
Dx. 1. Kaji tanda-tanda dehidrasi seperti mukosa bibir 1. Mencegah

1 kering, turgor kulit tidak elastis dan peningkatan ketidaknyamanan

suhu tubuh. karena mulut kering.

2. Pantau intake dan output cairan dalam 24 jam. 2. Terpenuhinya cairan

3. Ukur BB tiap hari pada waktu dan jam yang sama, dan elektolit dalam

catat laporan atau hal-hal seperti mual, muntah 24 jam.

nyeri dan distorsi lambung. 3. Mengidentifikasi

4. Anjurkan klien minum banyak kira-kira 2000- kebutuhan diet.

2500 cc per hari. 4. Terpenuhinya cairan

5. Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium (Hb, dan elektrolit.


Dx. 1. Kaji pola nutrisi klien, kaji 1. Membantu pasien dalam

2 makan yang di sukai dan tidak memenuhi kebutuhan

disukai klien. makanan dan protein.

2. Membantu pasien dalam

2. Anjurkan berbaring/ melakukan aktivitas

pembatasan aktivitas selama selama di tempat tidur.

fase akut, timbang berat 3. Memberikan informasi

badan tiap hari. tentang keadekuatan

masukan nutrisi dan

3. Anjurkan klien makan sedikit masukan diet.


Dx. 1. Observasi suhu tubuh klien. 1. Suhu dapat kembali

3 2. Anjurkan keluarga untuk normal.

membatasi aktivitas klien. 2. Memberikan informasi

kepada keluarga pasien

tentang membatasi

aktivitas pasien.
Dx. 1. Bantu kebutuhan sehari-hari 1. Membantu pasien dalam

4 klien seperti mandi, BAB dan melakukan aktivitasnya

BAK. selama dalam masa

penyembuhan.
Dx. 5 1. Observasi tanda-tanda vital (S, 1. Melakukan tanda-tanda vital.

N, RR dan RR). 2. Mengobservasi cairan yang masuk

2. Observasi kelancaran tetesan kedalam tubuh pasien.

infus, monitor tanda-tanda

infeksi dan antiseptik sesuai

dengan kondisi balutan infus.


Dx. 6 1. Kaji sejauh mana tingkat 1. Untuk memberi informasi pada klien atau

pengetahuan keluarga klien keluarga mengetahui sejauh mana

tentang penyakit pasien. informasi atau pengetahuan yang diketahui

2. Beri pendidikan kesehatan tentang oleh klien

penyakit dan perawatannya 2. Keluarga klien mengetahui penyebab, tanda

3. Beri esempatan keluarga untuk gejala danpencegahan penyakit

bertanya bila ada yang belum di 3. Untuk mengurangi kecemasan dan motivasi
Dx. 1. Ciptakan posisi yang 1. Agar nyeri yang

7 nyaman bagipasien dialami dapatdiatasi

2. Identifikasi penyebab 2. Gangguan rasa nyaman

terjadinyagangguan rasa yangdialami dapat

nyaman ditanggulangi

3. Kolaborasi dengan keluarga 3. Memonitor dan

dalamaktivitas pasien membatasi

4. Membatasi pengunjung kegiatanpasien

4. Agar pasien dapat


Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan,
pasien menjadi terpenuhi kebutuhan cairan dan
elektrolit nya.
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan,
pasien menjadi terpenuhi kebutuhan nutrisi nya.
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan,
pasien menjadi berkurang nyeri pada bagian
abdomen nya.
Setelah di lakukan tindakan asuhan keperawatan,
demam pasien menurun.
Setelah dilakukan asuhan keperwatan, pasien
mengerti tentang penyakit yang di derita pasien.
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan,
pasien tidak mengalami infeksi apapun pada saat
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai