SISTEM PERNAFASAN
Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem
Pernafasan
Arif Muttaqin
Nama kelompok:
o Asri Khairiah
o Cindy Nova
o Desi Endah
o Desi Nur
o Nur Risma
o Pandermadon
o Siti Aisyah
PEAK FLOW METER
Romografi memberikan bayangan bagian paru
pada bidang berbeda dalam thoraks.
Pemeriksaan ini berfungsi untuk memeriksa
klien tuberkulosis (TB) paru, jaringan paru yang
terdesak dan abses paru.
Tomografi dapat memperlifatkan tongga,
infiltrat nodular dan bronkhogenik, klasifikasi,
dan oklusi bronkhial.
COMPUTED TOMOGRAPHYS SCAN
CT scan adalah metode pencitraan dimana paru
dipindai (scanning) dalam lapislapis berurutan oleh
pancaransempit sinarX.
Bayangan yang dihasilkan memberikan pandangan
potong melintang dari thoraks.
Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk
membedakan nodulus plumonal dan tumor kecil yang
berdekatan dengan permukaan pleural yang tidak
terlihat.
CT Scan melalui basal paru
POSITRON EMISSION TOMOGRAPHY
Positron Emission Tomography (PET)
menggunakan energi fisika yang tinggi dan
teknik komputer yang canggih
Untuk meneliti cara sel berfungsi dalam individu
yang hidup.
Klien menghirup atau disuntik dengan unsur
radioaktif yang memiliki paruh waktu singkat
yang dapat bereaksi dengan elemen alamiah
yang terdapat di dalam tubuh (oksigen, nitrogen,
karbon dan fluorin)
PEMEERIKSAAN BRONKHOSKOPI
Memeriksa jaringan atau mengumpulkan sekresi
Menentukan lokasi dan keluasan proses patologi dan
untuk mendaptkan sampel/contoh jaringan guna
menegakkan diagnosis ( dengan forsep biopsy,
kuretase, dan sikat biopsy),
Menentukan apakah suatu tumor dapat direseksi
atau tidak yang dapat diketahui melalui tindakan
pembedahan,
Mendiagnosis tempat perdarahan (sumber
hemoptisis)
RIGID BRONKHOSKOPI
adalah selang logam
berongga dengan cahaya
pada ujungnya.
Bronkhoskopi ini digunakan
terutama untuk mengangkat
benda asing, mengisap
sekresi yang sangat kental,
meneliti sumber hemoptisis
massif, atau melakukan
prosedur bedah
endobronkhial.
PROSEDUR
Bronkhoskopi serat optic
adalah bronkhoskopi yang
tipis dan fleksibel yang dpat
diarahkan ke dalam bronchi
segmental. Ukurannya yang
lebih kecil, fleksibel, dan
system optikal yang sangat
baik, membuat bronkhoskopi
serat optk memungkinkan
adanya peningkatan
visualisasi jalan napas perifer.
Anestesi local yang digunakan
berupa aerosol spray, injeksi
transfaringeal, nebulisasi
ultrasonic, atau dengan
menggunakan gumpalan
kapas yang dibasahi dengan
anestesi.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Makanan dan cairan ditunda pemberiannya selama 6 jam sebelum
pemeriksaan untuk mengurangi risiko aspirasi ketika reflex
dihambat. Apabila klien memiliki protese (alat tambahan) seperti
gigi palsu, maka perlu dilepaskan dahulu. Setelah prosedur
dilaksanakan, klien dipuaskan sampai reflex dipuaskan sampai
reflex batuk pulih karena sedasi praoperatif dan anestesi local
merusak reflex protektif laryngeal dan menelan selama beberapa
jam.
Pemeriksaan kuantitatif, klien diberikan wadah khusus
untuk mengeluarkan sekret. Wadah ini ditimbang pada
akhir 24 jam. Jumlah serta karakter isinya dicatat dan
diuraikan.
THORAKOSENTESIS
Hemoglobin (Hb)
Pria: Haemoglobin (Hb) : 13.5 – 17.5 (13 – 16) (g/dl)
Wanita: Haemoglobin (Hb) : 12 – 15 (g/dl)
Leukosit
Pria: Leukosit : 4.000 – 11.000 (5.000 – 10.000) (/ul)
Wanita: Leukosit : 5.000 – 10.000(/ul)
Fungsi hati
Nilai Normal SGOT SGPT
Pria:
SGOT : 5 – 40 (u/l)
SGPT : 5 – 41 (u/l)
Wanita:
SGOT : 5 – 40 (u/l)
SGPT : 5 – 41 (u/l)
Glukosa
Nilai Normal Gula Darah
Pria:
Glukosa Puasa : 80 – 100 (mg/dl)
Glukosa Post prandial : 100 - 120 (mg/dl)
Glukosa Sewaktu : < 150 (mg/dl)
Wanita:
Glukosa Puasa : 80 – 100 (mg/dl)
Glukosa Post prandial : 100 - 120 (mg/dl)
Glukosa Sewaktu : < 150 (mg/dl)
C- Reactive Protein
Elktrolit Serum