KELOMPOK 9 :
1. ASRI KHAIRIAH
2. E VA L U T F I A H
3. NUR RISMA
Konsep Teori Lansia
A. Batasan Lansia
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Lanjut Usia meliputi:
Usia pertengahan (Middle Age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
Lanjut usia (Elderly) ialah kelompok usia antara 60 dan 74 tahun.
Lanjut usia tua (Old) ialah kelompok usia antara 75 dan 90 tahun.
Usia sangat tua (Very Old) ialah kelompok di atas usia 90 tahun.
B. Proses Menua
Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa kanak-kanak,
masa dewasa dan masa tua (Nugroho, 2002).
Teori Psikososial Lansia
A. Definisi
Perkembangan psikososial lanjut usia adalah tercapainya integritas diri yang utuh.
Pemahaman terhadap makna hidup secara keseluruhan membuat lansia berusaha
menuntun generasi berikut (anak dan cucunya) berdasarkan sudut pandangnya.
Lansia yang tidak mencapai integritas diri akan merasa putus asa dan menyesali
masa lalunya karena tidak merasakan hidupnya bermakna (Anonim, 2006).
Perubahan psikososial lansia adalah perubahan yang meliputi pencapaian
keintiman, generatif dan integritas yang utuh.
Penyebab Depresi
Menurut Stuart dan Sundeen ( 1998 ), faktor penyebab depresi ialah :
A. Faktor Predisposisi
Faktor genetik, dianggap mempengaruhi transmisi gangguan afektif melalui
riwayat keluarga dan keturunan.
Teori agresi menyerang kedalam, menunjukkan bahwa depresi terjadi
karena perasaan marah yang ditunjukkan kepada diri sendiri.
Teori kehilangan obyek, menunjuk kepada perpisahan traumatika individu
dengan benda atau yang sangat berarti.
Teori organisasi kepribadian, menguraikan bagaimana konsep diri yang
negatif dan harga diri rendah mempengaruhi sistem keyakinan dan penilaian
seseorang terhadap stressor.
Model kognitif, menyatakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif
yang di dominasi oleh evaluasi negatif seseorang terhadap diri sesorang,
dunia seseorang dan masa depan seseorang.
Model ketidakberdayaan yang dipelajari ( learned helplessness ),
menunjukkkan bukan semata-mata trauma menyebabkan depresi tetapi
keyakinan bahwa seseorang tidak mempunyai kendali terhadap hasil yang
penting dalam kehidupannya, oleh karena itu ia mengulang respon yang
tidak adaptif.
Model perilaku, berkembang dari teori belajar sosial, yang mengasumsi
penyebab depresi terletak pada kurangnya keinginan positif dalam
berinteraksi dengan lingkungan
Model biologik, menguraikan perubahan kimia dalam tubuh yang terjadi
selama depresi, termasuk definisi katekolamin, disfungsi endokri,
hipersekresi kortisol, dan variasi periodik dalam irama biologis.
B. Stresor Pencetus
Ada 4 sumber utama stresor yang dapat mencetuskan gangguan alam perasaan
( depresi ) menurut Stuart dan Sundeen ( 1998 ), yaitu :
1. Kehilangan keterikatan yang nyata atau dibayangkan
2. Peristiwa besar dalam kehidupan
3. Peran dan ketegangan peran telah dilaporka mempengaruhi
perkembangan depresi
4. Perubahan fisiologik diakibatkan oleh obat-obatan atau berbagai penyakit
fisik
Depresi Lanjut Usia Pasca Kuasa (POST
POWER SYNDROME)
Depresi pada pasca kuasa adalah perasaan sedih yang mendalam yang dialami
seseorang setelah mengalami pension. Salah satu factor penyebab depresi pada
pasca kuasa adalah karena adanya perubahan yang berkaitan dengan pekerjaan
atau kekuasaan ketika pension. Meskipun tujuan ideal pension adalah agar
para lansia dapat menikmati hati tua atau jaminan hari tua, namun dalam
kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena pension sering dirasakan
sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status
dan harga diri (Rini J, 2001).
Upaya Penanggulangan Depresi Pada
Lansia
Ada beberapa upaya penanggulangan depresi denganeclectic holistic approach,
diantaranya:
a. Pendekatan Psikodinamik
Focus pendekatan psikodinamik adalah penanganan terhadap konflik-konflik
yang berhubungan dengan kehilangan dan stress.
b. Pendekatan Perilaku Belajar
Penghargaan atas diri yang kurang akibat dari kurangnya hadiah dan
berlebihannya hukuman atas diri dapat di atasi dengan pendekatan perilaku
belajar.
c. Pendekatan Kognitif
Pendekatan ini bertujuan untuk mengubah pandangan dan pola pikit
tentang keberhasilan masa lalu dan sekarang dengan cara
mengidentifikasi pemikiran negative yang mempengaruhi suasana hati
dan tingkah laku.
d. Pendekatan Humanistik Eksistensial
Tugas utama pendekatan ini adalah membantu individu menyadari
kebaradaannya didunia ini dengan memperluas kesadaran diri, menemukan
dirinya kembali dan bertanggung jawab terhadap arah hidupnya.
e. Pendekatan Farmakologis
Dari berbagai jenis upaya untuk gangguan depresi ini, maka terapi
psikofarmaka (farmakoterapi) dengan obat anti depresan merupakan pilihan
alternative.
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
a. Fisik
Wawancara
Pemeriksaan fisik: Head to Toe dan system tubuh
b. Psikologis
Pemeriksaan psikologis dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan Status
Mental.
c. Faktor Predisposisi
Faktor genetik
Teori agresi menyerang ke dalam
Teori kehilangan objek
Teori organisasi kepribadian
Model kognitif
Model ketidakberdayaan yang dipelajari
Model perilaku
Model biologik
d. Faktor Presipitasi
Kehilangan keterikatan yang nyata yang dibayangkan
Peristiwa besar dalam kehidupan
Peran dan ketegangan peran telah dilaporkan mempengaruhi perkembangan
depresi
Perubahan fisiologik yang disebabkan oleh obat-obatan berbagai penyakit
fisik.
e. Mekanisme koping
f. Prilaku
g. Pengkajian status fungsional , kognitif, afektif dan sosial
B. Diagnosa keperawatan : Depresi
C. Intervensi
Klien menunjukkan lebih sedikit tanda dan gejala vegetatif
1. Pemantauan
Pantau nafsu makan, penurunan berat badan, pola tidur dan eliminasi, tingkat keletihan
dan aktivitas, gerakan tubuh.
2. Terapeutik
Anjurkan untuk berpatisipasi dalam aktivitas perawatan diri.
Beri dukungan, struktur dan konsistensi
Modifikasi lingkungan fisik dan sosial untuk meningkatkan input sensoris dan beri
kesempatan untuk keberhasilan menyelesaikan tugas.
Anjurkan keterlibatan tumbuh-tumbuhan dan hewan peliharaan.
Hasil yang diharapkan
Klien menunjukkan alam perasaan dan persepsi tentang
diri, lingkungan, dan masa depan yang lebih positif
Intervensi :
Kaji alam perasaan
Pantau kepatuhan terhadap pengobatan dan adanya efek
samping yang merugikan.
Pantau adanya kemajuan
Observasi interaksi sosial dengan staf, pasien lain,
keluarga, dan teman-teman.
Kaji adanya delusi, halusinasi, atau ide paranoid
Pantau tingkat aktivitas, perasaan tidak berharga dan
rasa takut yang tidak beralasan
Observasi gejala-gejala menangis, iritabilitas, dan
ansietas