PREVALENSI DAN FAKTOR RESIKO SKABIES DAN IMPETIGO DI FIJI : PENELITIAN NASIONAL
Oeh : RIZKA RAMADHANI 11101-060
Pembimbing :
dr. IMAWAN HARDIMAN, Sp.KK
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB RSUD BANGKINANG 2015 ABSTRAK
Skabies mengakibatkan peningkatan morbiditas
akibat infeksi bakteri sekunder yang menyebabkan impetigo, abses dan selulitis Skabies juga mengakibatkan komplikasi sistemik, seperti septikemia, penyakit ginjal serta penyakit jantung rematik PENDAHULUAN
Skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh
infeksi dari tungau (Sarcoptes scabiei) yang menginfeksi kulit dan ditularkan melalui kontak langsung dengan penderita Gejala Klinis : gatal digaruk infeksi bakteri impetigo, abses & selulitis infeksi sekunder : septikemia, demam rematik & glomerulonefritis (inf. Streptokokus grup A) Penting untuk menginformasikan strategi pengendalian penyakit ini METODE PENELITIAN
Fiji adalah sebuah negara kepulauan yang terletak di
kawasan Pasifik Selatan. Pada tahun 2011, penduduknya diperkirakan 851.744 orang yang terletak di kepulauan lebih dari 300 pulau Desain penelitian : cross sectional Skabies didiagnosis berdasarkan karakteristik gejala klinis, yang didefinisikan sebagai adanya inflamasi berupa papul yang gatal yang khas berdistribusi di daerah akral Impetigo didefinisikan sebagai papul, pustul atau lesi ulseratif dikelilingi oleh eritema dengan atau tanpa adanya krusta, pus atau bula Lesi impetigo dihitung dan diklasifikasikan berdasarkan jumlahnya : (1-4, 5-20 atau lebih dari 20 lesi) Dinilai sebagai : flat atau kering (kronis, luka hampir sembuh tanpa krusta) krusta (kuning atau merah diatas kulit yang sakit) purulen (luka basah atau lembab dengan adanya pus). Jika terdapat jenis impetigo campuran, jenis yang paling dominan itulah yang dicatat HASIL Karakteristik demografi sampel penelitian dibandingkan dengan data sensus nasional Prevalensi Skabies di Fiji Distribusi Skabies berdasarkan Usia Prevalensi Impetigo di Fiji DISKUSI
skabies merupakan faktor utama yang mendorong
terjadinya infeksi bakteri pada kulit sehingga beresiko terjadinya impetigo Kekurangan penelitian ini adalah : tidak ada uji validasi lebih lanjut yang dilakukan dan tidak melakukan tes bakteriologi untuk mengkonfirmasi adanya infeksi bakteri dari lesi impetigo Data akhir menunjukkan bahwa masyarakat yang rajin kontrol kesehatan untuk skabies juga akan cenderung mengurangi komplikasi terjadinya impetigo