KELOMPOK B17
Ketua : Wandan Surya Kencana (1102012304)
Sekretaris : William Sitner (1102012306)
Anggota : Rachmat Putra (1102010225)
Tri Andini (1102011284)
Widia Satya Surya (1102012405)
Wina hanriyani (1102012307)
Yozhani intan thursina P (1102012312)
Yunisa Trivarsary L R P (1102012314)
Vilona Afrita Zilmi (1102012302)
Vivi Vionita (1102012303)
Skenario
Nyeri Dada Saat Menonton Pertandingan Bola
Bp.S, 45 tahun mengalami nyeri dada retrosternal yang menjalar ke ekstremitas atas kiri pada saat
menonton pertandingan sepakbola. Nyeri dada disertai rasa sulit bernafas, dada terasa berat, badan
lemas dan berdebar-debar. Bp.S langsung dibawa ke Unit Gawat Darurat Rumah Sakit. Dari
anamnesis diketahui beliau merokok kretek 3 bungkus/hari dan jarang Berolahraga. Pada
pemeriksaan Fisik didapat Indek Massa Tubuh (IMT) 24kg/m2. Pemeriksaan EKG terdapat irama
sinus 100x/menit, dijumpai ST elevasi pada sadapan precordial. Pemeriksaan laboratorium terdapat
peningkatan kadar enzim jantung. Dokter segera memberikan obat agregasi trombosit dan
antiangina setra menyarankan Bp.S untuk menjalani pemeriksaan angiografi pada pembuluh darah
koroner.
Sasaran Belajar
LI.1. Memahami dan menjelaskan Vaskularisasi Jantung
1..1Makroskopik
1.2 Mikroskopik
Sasaran Belajar
LI.2. Memahami dan menjelaskan Penyakit Jantung Koroner
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
2.3 Klasifikasi
2.4 Patofisiologi
2.5 Manifestasi Klinis
2.6 Pemeriksaan fisik dan penunjang
2.7 Diagnosis
2.8 Diagnosis Banding
2.9 Penatalaksanaan
2.10 komplikasi
2.11 Prognosis
2.12 Epidemiologi
LI 1. Memahami dan menjelaskan Vaskularisasi Jantung
LO 1.1 Memahami dan menjelaskan Makroskopik
LO 1.2 Memahami dan menjelaskan Mikroskopis Vakularisasi Jantung
LI.2 Memahami dan menjelaskan PJK
LO.2.1 Definisi
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit yang terjadi sebagai manifestasi dari penurunan
suplai oksigen ke otot jantung akibat dari penyempitan atau pnyumbatan aliran darah arteri
koronaria yang manifestasi kliniknya tergantung pada berat ringannya penyumbatan arteri
koronaria.
LO.2.2 Etiologi
A. FAKTOR UTAMA
1. Hipertensi
a. Meningkatnya tekanan darah.
2. Hiperkolesterolemia.
a. Kolesterol Total.
b. LDL Kolesterol.
d. Rasio Kolesterol Total : HDL Kolesterol
e. Kadar Trigliserida.
3. Merokok.
Kadar HDL Kolesterol
B. FAKTOR RESIKO LAINNYA. Normal Agak tinggi Tinggi
1. Umur (Pertengahan)
2. Jenis kelamin. < 45 mg/dl 35-45 mg/dl >35 mg/dl
3. Geografis. Kadar kolesterol total yang sebaiknya adalah ( 200 mg/dl, bila > 200 mg/dl berarti
4. Ras resiko untuk terjadinya PJK meningkat . Kadar kolesterol Total
5. Diet. normal Agak tinggi Tinggi
6. Obesitas. (Pertengahan)
7. Diabetes. < 200 mg/dl 2-239 mg/dl >240 mg/dl
8. Exercise. Kadar LDL Kolesterol
9. Perilaku dan Kebiasaan lainnya. Normal Agak tinggi Tinggi
10. Perubahan Keadaan Sosial Dan stress. (Pertengahan)
11. Keturunan < 130 mg/dl 130-159 mg/dl >160 mg/dl
Kadar Trigliserid
Normal Agak tinggi Tinggi Sangat Sedang
< 150 mg/dl 150 250 mg/dl 250-500 mg/dl >500 mg/dl
LO.2.3 Klasifikasi
STABLE ANGINA : Peningkatan kerja jantung saat aktivitas misalnya berolah raga atau naik tangga.
Tidak bersifat progresif dan reversibel
UNSTABLE ANGINA : Kombinasi angina stabil dengan angina prinzmetal. Dijumpai pada individu
dengan perburukan penyakit arteri coroner. Biasanya disertai peningkatan beban
kerja jantung akibat arterosklerosis koroner, yang ditandai oleh trombus yang
tumbuh dan mudah mengalami spasme.
STEMI : Serangan jantung atau infark miokard ini disebabkan oleh periode sumbatan pembuluh
darah yang lanjut. Ini mempengaruhi atau merusakkan area besar dari otot jantung, dan
menyebabkan perubahan EKG serta penanda kimia dalam darah.
NSTEMI : Serangan jantung atau infark miokard ini tidak menyebabkan perubahan khas pada
elektrokardiogram (EKG). Tetapi, terdapat penanda kimia (chemical markers) dalam darah
yang menunjukkan kerusakan yang telah terjadi pada otot jantung.
1. Berdasarkan berat/ ringannya Sindrom Koroner Akut (SKA) menurut Braunwald (1993) adalah:
Kelas I : Serangan baru, yaitu kurang dari 2 bulan progresif, berat, dengan nyeri pada waktu istirahat,
atau aktivitas sangat ringan, terjadi >2 kali per hari.
Kelas II : Sub-akut, yakni sakit dada antara 48 jam sampai dengan 1 bulan pada waktu istirahat.
Kelas III : Akut, yakni kurang dari 48 jam.
2. Secara Klinis
Kelas A : Sekunder, dicetuskan oleh hal-hal di luar koroner, seperti anemia, infeksi, demam,
hipotensi, takiaritmi, tirotoksikosis, dan hipoksia karena gagal napas.
Kelas B : Primer
Kelas C : Setelah infark (dalam 2 minggu IMA). Belum pernah diobati. Dengan anti angina
(penghambat beta adrenergik, nitrat, dan antagonis kalsium ) Antiangina dan nitrogliserin intravena.
LO.2.4 Patofisiologi
Patogenesis
LO.2.5 Manifestasi Klinis
Posterior murni V 1-2 (resiprok) Bervariasi kiri dan kanan LCx, PLA
Gambaran EKG normal
Gambaran EKG abnormal Contoh EKG pada Iskemia Miokard
Takikardia
Flutter dan Fibrilasi Atrium
2. Pemeriksaan Angiografi
LABORATORIUM
a. CK (Kreatinin Fosfokinase)
b. SGOT (Serum Glutamic Oxalo-acetic Transaminase)
c. LDH (Lactat Dehidrogenase)
RADIOLOGI
Pemeriksaan Fisik
Angina merupakan kunci diagnosis
Stigmata hiperlipidemia
Farmakokinetik penghambat kanal Calsium hampir semua absorpsi oralny sempurna tetapi bioavailabilitasnya
berkurang karena metabolisme lintas pertama dalam hati. efek obat tampak 30-60 menit pemberian. Macam-macam
Calsium antagonis
Dihidropiridin: nifedipin, nikardipin, felodipin, amlodipin
Difenilalkilamin: verapamil, galopamil, tiapamil
Benzotizepin: diltiazem
Piperazin: sinarizin, flunarizin
Lain-lain: prenilamin, perheksilin
ANTITROMBOTIK
Aspirin
Aspirin menghambat sintesis tromboksan A2 (TXA2) di dalam trombosit dan prostasiklin (PGI2)
di pembuluh darah dengan menghambat secara ireversibel enzim sikloogsigenase
Dipiridamol
Dipiridamol menghambat ambilan dan metabolisme adenosin oleh eritrosit dan sel endotel
pembuluh darah, dengan demikian meningkatkan kadarnya dalam plasma. Adenosin
menghambat fungsi trombosit dengan merangsang adenilat siklase dan merupakan vasodilator.
Tiklopidin
Tiklopidin menghambat agregasi trombosit yang diinduksi oleh ADP. Berbeda Tiklopidin
menghambat agregasi trombosit yang diinduksi oleh ADP.
Klopidogrel
-bloker
Tatalaksana Invasif (tindakan pembedahan)
1. Coronary Artery Bypass Grafting CABG
Pencangkokan vena dari aorta ke arteri koroner, meloncati bagian
yang mengalami penyumbatan. Pembuluh darah biasanya diambil
dari mamaria interna atau ekstremitas. Dalam 10 tahun
pascabedah, 90% masih berfungsi baik dan tidak mengalami
penyumbatan ulang.
LO.2.10 Komplikasi
Gangguan hemodinamik
Edema paru akut
Syok kardiogenik
Infark ventrikel kanan
Aritmia pasca STEMI
Ekstrasistol ventrikel
Takikardia dan fibrilasi ventrikel
Fibrilasi atrium
Disfungsi Ventrikular
LO.2.11 Prognosis
Bergantung pada beberapa hal, yaitu : seberapa luas wilayah yang tersumbat, banyaknya
sirkulasi kolateral, seberapa lamanya penyumbatan berlangsung, penyumbatan total atau
sebagian dan banyaknya kebutuhan oksigen miokard.
Berikut prognosis pada PJK :
25% meninggal sebelum sampai ke rumah sakit
Total mortalitas 15-30%
Mortalitas pada usia < 50 tahun 10-20%
Mortalitas usia > 50 tahun sekitar 20%
LO.2.12 Epidemiologi
PJK tidak hanya menyerang laki-laki saja, wanita juga berisiko terkenaPJK meskipun kasusnya tidak
sebesar pada laki-laki. Pada orang yang berumur 65 tahun ke atas, ditemukan 20 % PJK pada laki-
laki dan 12% pada wanita.Pada tahun 2002, WHO memperkirakan bahwa sekitar 17 juta orang
meninggal tiap akibat penyakit kardiovaskuler, terutama PJK (7,2 juta) dan
stroke
(5,5 juta) (Soeharto, 2004).Tanda dan gejala PJK banyak dijumpai pada individu-individu denganusia
yang lebih tua, secara patogenesis permulaan terjadinya PJK terjadi sejak usia muda namun kejadian
ini sulit untuk diestimasi. Diperkirakan sekitar 2 % 6 % dari semua kejadian PJK terjadi pada
individu dibawah usia 45 tahun.Pemeriksaan yang dilakukan pada usia dewasa muda dibawah usia34
tahun, dapat diketahui terjadinya atherosklerosis pada lapisan pembuluh darah(tunika intima) sebesar
50 %. Berdasarkan literatur yang ada hal tersebut banyak
disebabkan karena kebiasaan merokok dan penggunaan kokainsertadiabates mellitus dan dislipidemia
yang dianggap merupakan faktor risiko dalam perkembangan lebih awal terjadinya atherosclerosis
(Darmodjo, 1999).
DAFTAR PUSTAKA