Farmakol Sistem Respirasi
Farmakol Sistem Respirasi
Antitusif
II. Mukolitik dan Ekspektoran
III.Obat yang digunakan untuk
pengobatan asma
IV.Obat yang digunakan untuk
alergi dan ankfilasis
ANTITUSIF
1. Antitusif Narkotik
Codein Fosfat menghambat reflek batuk
secara sentral
Dosis : 10 30 mg/hari
ES : -Menghambat aktivitas siliari
yang menurunkan pengeluaran
sekresi
- Konstipasi
2. Antitusif Non Narkotik
DEKTROMETORFAN
Tidak berefek analgetik /
bersifat adiktif.
Meningkatkan ambang
secara sentral.
Jarang menimbulkan
kantuk / gangguan GI (beda
dengan codein).
Dalam dosis terapi : tidak
menghambat aktifitas silia
bronkus & efek antitusifnya
bertahan 5 6 jam.
Dosis dewasa : 10 30 mg
diberikan 3 4 x/hr.
Bentuk tablet 10 mg.
Bentuk sirop 10 mg & 15
mg/5 ml.
Dosis tinggi : depresi
napas.
NOSCAPIN
Alkaloid alam.
antitusif.
Pelepas histamin yang
poten dosis besar
menyebabkan bronko-
konstriksi dan hipotensi.
Menghambat konstraksi
otot jantung dan otot polos
( pada dosis antitusif).
Dosis yang dianjurkan : 3 4
x 15 30 mg/hr.
Dosis sampai 90 mg :
menimbulkan depresi napas.
II. MUKOLITIK DAN
EKSPEKTORAN
Indikasi :
Bronkitis Kronik
Asma Kronik
Fibrosis Kistik
Bronchiectasis
Mukolitik obat yang dapat
mengencerkan sekret saluran
napas dengan jalan memecah
benang-benang mukoprotein
dan mukopolisakarida dari
sputum.
BROMHEKSIN
pahit.
Sebagai mukolitik pada
napas lain.
8 mg/hr.
Efek samping : mual &
peningkatan transminase
serum.
Secara semprotan
(nebulization) atau tetes
hidung.
Menurunkan viskositas
sekret paru.
Aktifitas mukolitik
terbesar pada pH 7 9.
dapat merangsang
asidosis metabolik.
paru-paru.
GLISERIL GUAIAKOLAT
Tersedia dalam bentuk
sirop 100 mg / 5 ml.
Dosis dewasa : 2 4 x 200
400 mg/hr.
Efek samping : dosis besar
kantuk, mual, muntah.
III. OBAT OBAT YANG DIGUNAKAN
UNTUK PENGOBATAN ASMA
1.BRONCHODILATOR
a. Golongan methylxanthine.
Yang termasuk gol. ini :
theophyline, theobromine &
caffeine.
Preparat theophylline yg paling
sering digunaka : aminophylline.
Mekanisme kerja :
methylxantine :
yang menonjol.
Farmakodimanik :
SSP : caffein
kegelisahan & insomnia,
bronkodilatasi ringan
pada penderita asma.
Dosis : stimulasi
medular & kejang.
CV : memiliki efek
kronotropik & inotropik (+)
pada jantung.
GI : menstimulasi sekresi
asam lambung & enzim
pencernaan.
Ginjal : merupakan
diuretika lemak OK pe
filtrasi glomerulus & pe
reabsorbsi natrium di
tubulus.
bertahan 60 90 menit.
anginapektoris.
Efedrin :
Dibanding epinefrin
peroral.
Isoproterenol :
Merupakan bronkodilator
yang kuat.
Bronkodilatasi maks.
dalam 5 menit, bertahan
60 90 menit.
c. Agonis 2 selektif :
Merupakan simpatomimetik
yang paling banyak digunakan
Menyebabkan relaksasi otot
polos bronkus
Terdiri dari :
* Agonis 2 kerja pendek, misal :
Salbutamol, terbutalin
Digunakan untuk gejala akut dan bekerja
dalam beberapa menit dan bertahan
selama 4-5 jam
ES :
Takikardia
Tremor
Sakit Kepala
*Agonis 2 kerja panjang, misal :
Salmeterol, Albuterol, Metaproteronol,
Pirbuterol
Efek bertahan lebih lama (lebih dari 12 jam)
* Antagonis histamin H1
digunakan dalam pengobatan alergi
misal prometazin, trimeprazin
Mekanisme kerja menghambat reseptor H1
pada dosis tinggi menyebabkan depresi pernafasan
* Terapi anafilaksis
Dapat diberikan :
- Adrenalin IM (epinefrin) 0,5-1 mg diulangi
setiap interval 10 menit.
- Hidrokortison IV 200-300 mg sebagai second
line