Anda di halaman 1dari 29

Menurut Ir.

Kuswadi (2006:137) Modal kerja adalah


perbedaan antara harta lancar dan utang lancar. Modal
kerja merupakan salah satu masalah pokok yang sering
dihadapi oleh setiap perusahaan jasa keuangan.
Seharusnya dana modal kerja yang digunakan harus
memadai, untuk mencapai hal itu maka perusahaan harus
melakukan pengelolaan modal kerja dengan baik, bijak, dan
tepat sasaran. Beberapa perusahaan jasa keuangan
mengalami kegagalan dalam menjalankan usahanya
dikarenakan mereka memiliki dana modal kerja yang tidak
memadai sehingga pengelolaan modal kerjanya tidak baik
dan tidak maksimal. Bahkan ada perusahaan yang tidak
mengelola modal kerjanya dengan bijak sehingga dana
tersebut dikeluarkan tidak tepat sasaran.
NERACA

LABA RUGI
Bagaimanakah efesiensi penggunaan
modal kerja pada Koperasi Serba Usaha
Baitul Maal Wattamwil Al-Falah
Pontianak dari tahun 2013 sampai
dengan 2015?
Untuk mengetahui efesiensi
penggunaan modal kerja pada
Koperasi Serba Usaha Baitul Maal
Wattamwil Al-Falah Pontianak dari tahun
2013 sampai dengan 2015.
Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis


diharapkan dapat memberikan
kontribusi konseptual bagi
perkembangan kajian ilmu manajemen
keuangan syariah, khususnya mengenai
efesiensi penggunaan modal kerja.
Manfaat Praktis

Bagi peneliti
Melalui penelitian ini penulis berharap bisa
memberikan kontribusi pemikiran bagi pemilik KSU
BMT Al-Falah Pontianak dan dalam efesien
penggunaan modal kerja.
Bagi Kampus
Manfaat bagi kampus tempat peneliti menuntut ilmu
adalah untuk menambah referensi kepustakaan
bagi mahasiswa Institut Agama Islam Negeri
Pontianak (IAIN Pontianak).
Bagi Lembaga KSU BMT Al-Falah
Perusahaan dapat menggunakan hasil penelitian ini
sebagai informasi atau masukan dan juga sebagai
bahan pertimbangan untuk menangani masalah
modal kerja perusahaan yang sedang dihadapi dan
dalam pengambilan keputusan manajemen.
Fitri Aisyah (2005). Skripsi. Analisis Modal Kerja Pada
Baitul Maal Wattamwil Ikhwanul Mukminin Pontianak
Tahun 2001-2003.
Berdasarkan hasil perhitungan dari WCTO
menunjukkan bahwa penggunaan modal kerja netto
di BMT Ikhwanul Mukminin pada tahun 2001 dan 2003
belum efesien sedangkan pada tahun 2002 WCTO
BMT Ikhwanul Mukminin telah efesien. Jika
menggunakan alat ukur ROWC diperoleh bahwa
penggunaan modal kerja bruto BMT Ikhwanul
Mukminin pada tahun 2002 telah menggunakan
modal kerjanya secara efesien. Sedangkan pada
tahun 2001 dan 2003 ROWC belum efesien.
Sy. Djafar (2008). Skripsi. Rasio Likuiditas,
Profitabilitas dan Efesiensi Pada Koperasi Serba
Usaha Bait Al-Maal Wa Al-Tamwil Madinah dan
Ikhwanul Mukminin Pontianak.
Efesiensi pada BMT Madinah dari tahun 2005
sampai dengan 2006 adalah tidak baik, ini
dilihat dari kriteria penilaian efesiensi Biaya
Operasional BMT mengalami penurunan 7%
dengan nilai tidak baik. Efesiensi dari tahun
2005 sampai dengan 2006 sebesar 91% ini
mengalami penurunan 0,07. Sedangkan pada
BMT Ikhwanul Mukminin dari tahun 2005 sampai
dengan 2006 adalah tidak baik, ini dilihat dari
kriteria penilaian efesiensi biaya operasional
BMT dengan nilai tidak baik. Efesiensi dari
tahun 2005 sampai dengan 2006 rata-rata
mengalami penurunan 5%, akan tetapi
efesiensi sampai dengan tahun 2006 sebesar
91,07% yang dinilai tidak baik.
Suhaida (2008). Skripsi. Analisa Pengelolaan Modal
Kerja Pada PD. Multi Karya Pontiank.
Berdasarkan hasil pengelolaan data dapat
disimpulkan bahwa hasil perhitungan WCT
menunjukkan bahwa penggunaan modal kerja
pada PD. Multi Karya Pontianak pada tahun 2004
sampai dengan tahun 2006 belum efesien. Karena
perputaran modal kerja seperti Working Capital
Turnover yaitu perputaran modal kerja bersih dalam
menghasilkan penjualan mengalami penurunan.
Pada tahun 2004 sebesar Rp 4,66 kali kemudian
pada tahun 2005 turun sebesar Rp 3,46 kali dan
pada tahun 2006 turun sebesar Rp 3,29 kali. Jika
dilihat dari perhitungan ROWC, yaitu perputaran
modal kerja bruto dalam menghasilkan laba operasi
mengalami penurunan. Dimana pada tahun 2004
sebesar 46,21% kemudian pada tahun 2005 turun
sebesar 35,21% dan pada tahun 2006 turun sebesar
27,52%.
Modal Kerja

Menurut Kasmir (2012:250) menyatakan


modal kerja merupakan modal yang
digunakan untuk melakukan operasi
perusahaan. Modal kerja diartikan sebagai
investasi yang ditanamkan dalam aktiva
lancar atau aktiva jangka pendek, seperti
kas, bank, surat-surat berharga, piutang,
persediaan dan aktiva lancar.
Menurut Bambang Riyanto (dalam
Irham, 2001:57) menyatakan beberapa
konsep modal kerja yaitu:

Konsep Kuantitatif

Konsep Kualitatif

Konsep Fungsional
Menurut International Shariah Research Academy
for Islamic Finance (ISRA) (2015:397) menyatakan
bahwa sistem manajemen modal kerja yang tepat
berperan vital, karena memastikan kontinuitas
operasi-operasi bisnis dan tersedianya kecukupan
arus kas. Ini diperlukan agar dapat membayar
segala utang jangka pendek dan belanja
operasional mendatang.
Menurut Riyanto (dalam Hartijo dan
Martono, 2011:79-80) menyatakan ada 3
tipe kebijakan modal kerja yang
kemungkinan digunakan oleh perusahaan,
yaitu:
Kebijakan Konservatif
Kebijakan Agresif
Kebijakan Moderat
Menurut Nana Herdiana Abdurrahman
(2013:361) menyatakan jika dilihat dari
jangka waktunya, sumber dana
dibedakan menjadi dua, yaitu sumber
dana jangka pendek dan sumber dana
jangka panjang. Jika dilihat dari sumber
dana, dibedakan menjadi sumber dana
internal (dari dalam perusahaan) dan
sumber dana eksternal (dari luar
perusahaan).
Menurut Jeff Madura (dalam Nana Herdiana
Abdurrahman, 2013:363-364) menyatakan
bahwa sumber dana pada dasarnya berasal
dari dua sumber, yaitu:

Dalam perusahaan, yang disebut juga sumber


intern, yaitu:
Penggunaan cadangan;
Penggunaan laba perusahaan;
Laba yang tidak dibagikan atau ditahan.

Luar perusahaan, disebut sumber ekstern,


terdiri atas:
Dana dari pemilik;
Dana dari utang atau pinjaman, baik pinjaman
jangka pendek maupun pinjaman jangka panjang,
seperti:
Menurut W.B. Taylor (dalam Hartijo
dan Martono, 2011:77-78)
menggolongkan modal kerja menjadi
2 jenis, yaitu:

Modal Kerja Permanen (Permanent Working


Capital),
Modal Kerja Variabel (Variable Working
Capital),
Menurut Bambang Riyanto (dalam
Irham, 2013:104) mengatakan
besar kecilnya kebutuhan modal kerja
terutama tergantung kepada 2 faktor,
yaitu:
Periode perputaran atau periode terikatnya
modal kerja, dan
Pengeluaran kas rata-rata setiap harinya.
Menurut Heri Sudarsono (2008:103)
menyatakan Baitul Maal Wattamwil (BMT)
terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan
baitul tamwil. Baitul maal lebih mengarah
pada usaha-usaha pengumpulan dan
penyaluran dana yang non profit, seperti;
zakat, infaq dan shodaqoh. Sedangkan
baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan
dan penyaluran dana komersial. Usaha-
usaha tersebut menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari BMT sebagai lembaga
pendukung kegiatan ekonomi masyarakat
kecil dengan berlandaskan syariah.
Menurut M. Nur Rianto Al. Arif (2012:319)
menyatakan keberadaan BMT setidaknya
harus memiliki beberapa peran berikut.
Menjauhkan masyarakat dari praktik
ekonomi nonsyariah,
Melakukan pembinaan dan pendanaan
usaha kecil.
Melepaskan ketergantungan pada
rentenir.
Menjaga keadilan ekonomi masyarakat
dengan distribusi yang merata,
CLICK HERE
Menurut Rivai, dkk (2013:613) menyatakan dana BMT memiliki fungsi
yakni:
Sebagai sumber dana biaya operasional BMT
Sumber dana untuk investasi primer dan sekunder BMT
Sebagai penyangga (cushion) dan penyerap kerugian BMT
bersangkutan
Sebagai tolak ukur besar kecilnya suatu BMT
Untuk menarik masyarakat yang kelebihan dana agar
menabungkan uangnya di BMT bersangkutan
Untuk memperbesar solidaritas masyarakat terhadap BMT
bersangkutan
Untuk memperbesar daya saing BMT bersangkutan
Untuk mempermudah penarikan dan peningkatan sumber daya
manusia
Untuk memperbanyak pembukaan kantor cabang
Sebagai tool of management bagi manajer BMT
Bentuk Penelitian
Ada pun pada penelitian ini memilih
menggunakan pendekatan kuantitatif karena
pada penelitian ini realitas bersifat tunggal
dan logika berpikir bersifat deduktif yaitu dari
umum ke khusus.
Pada penelitian ini penulis menggunakan
metode deskriptif. Menurut Hamdi dan E.
Bahruddin (2014:5) menyatakan penelitian
deskriptif (descriptive research) adalah suatu
metode penelitian yang ditujukan untuk
menggambarkan fenomena-fenomena yang
ada.
Variabel dan defenisi operasional
Berdasarkan judul penelitian Efesiensi
Penggunaan Dana Modal Kerja Pada
Koperasi Serba Usaha Baitul Maal
Wattamwil Al-Falah Pontianak Tahun 2013-
2015 yang termasuk variabel adalah
Efesiensi Penggunaan Modal Kerja
Defenisi operasional efesiensi penggunaan
modal kerja adalah kemampuan
perusahaan dalam menggunakan modal
kerjanya untuk menghasilkan laba. Menurut
Suhaida (2008:33) menyatakan efesiensi
penggunaan modal kerja adalah alat
analisis yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan.
Populasi dan sampel
Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang
akan dikenai generalisasi, maka populasi
yang peneliti ambil adalah lembaga
keuangan syariah non-bank yang
berada di kota pontianak.
Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi
yang akan merefresentasikan keadaan
populasi, maka peneliti memilih KSU BMT
Al-Falah Pontianak sebagai sampel.
Data dan sumber data penelitian
sumber data yang digunakan peneliti
adalah data sekunder. Data yang
diperlukan meliputi laporan keuangan
perusahaan berupa neraca dan
laba/rugi mulai tahun 2013 sampai
dengan tahun 2015.
Teknik dan alat pengumpulan data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
komunikasi langsung sebagai alat
pengumpulan data. Komunikasi langsung
yang peneliti gunakan adalah observasi
langsung.
Teknik observasi langsung adalah metode
pengumpulan data melalui pengamatan
langsung atau peninjauan secara cermat
dan langsung di lapangan atau lokasi
penelitian.
Teknik Analisis Data
Peneliti pada penelitian ini memilih
menggunakan analisis statistik deskriptif.
Statistic deskriptif adalah statistic yang
digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaiamana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi.
Adapun alat analisis yang akan peneliti
gunakan untuk mengukur efesiensi
penggunaan modal kerja adalah Return on
Working Capital (ROWC) dan Working
Capital Turn Over (WCTO).
INVESTASI
PERUSAHAAN

MODAL KERJA

LAPORAN
KEUANGAN:
NERACA DAN
LABA RUGI

ANALISIS RASIO
KEUANGAN: WCT
DAN ROWC

HASIL

Anda mungkin juga menyukai