Anda di halaman 1dari 16

MATERI KIMIA ANALISA

TITRASI REDOKS
Disusun Oleh :
L I A
Semester II B
TITRASI REDOKS

Metode analisis titrasi asam basa dapat


diterapkan untuk reaksi redoks
Titrasi redoks melibatkan reaksi terkontrol antara
larutan oksidator dengan larutan reduktor
Titik ekivalen terjadi ketika oksidator dan
reduktor telah bereaksi dengan jumlah yang
ekivalen
Titik akhir dapat ditentukan dengan\ tanpa
indikator,tergantung sifat reaksi
Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak
jenisnya, diantaranya :
a. Permanganometri
b. Serimetri
c. Iodimetri, iodometri, iodatometri
d. Dikromatometri
e. Bromometri, bromatometri
f. Nitrimetri
a. Permanganometri
Adalah titrasi redoks yang menggunakan KMnO4
(oksidator kuat) sebagai titran. Dalam permanganometri tidak
dipeerlukan indikator, karena titran bertindak sebagai
indikator (auto indikator). Kalium permanganat bukan larutan
baku primer, maka larutan KMnO4 harus distandarisasi, antara
lain dengan arsen(III) oksida (As2O3) dan Natrium oksalat
(Na2C2O4).
Titrasi ini didasarkan atas titrasi reduksi dan oksidasi
atau redoks. Permanganat bereaksi secara beraneka, karena
mangan dapat memiliki keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7.
Larutan permanganat berwarna ungu, jika titrasi dilakukan
untuk larutan yang tidak berwarna, indikator tidak diperlukan
b. Serimetri
Serimetri adalah penetapan kadar reduktor
dengan menggunakan larutan serium (IV) sulfat sebagai titran.
Titrasi dapat dilakukan dalam suasana asam, karena dalam
suasan netral terdapat endapan serium (IV) hidroksida atau
garamnya.

Serium dapat berada dalam 2 tingkat oksidasi, yaitu +4


dan +3. dalam tingkat oksidasi +4 merupakan oksidator kuat,
Ce4+ + e Ce3+
Ion seri sebagai pentitrasi biasanya digunakan dalam larutan
asam kuat karena dalam larutan asam lemah akan mengalami
hidrolisis
b. Serimetri
Serimetri adalah penetapan kadar reduktor dengan
menggunakan larutan serium (IV) sulfat sebagai titran. Titrasi
dapat dilakukan dalam suasana asam, karena dalam suasan
netral terdapat endapan serium (IV) hidroksida atau
garamnya.

Serium dapat berada dalam 2 tingkat oksidasi, yaitu +4 dan +3.


dalam tingkat oksidasi +4 merupakan oksidator kuat,
Ion seri sebagai pentitrasi biasanya digunakan dalam larutan
asam kuat karena dalam larutan asam lemah akan mengalami
hidrolisis
c. Iodimetri, iodometri, iodatometri
Iodometri adalah analisa titrimetrik yang secara tidak
langsung untuk zat yang bersifat oksidator seperti besi III,
tembaga II, dimana zat ini akan mengoksidasi iodida yang
ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang terbentuk akan
ditentukn dengan menggunakan larutan baku tiosulfat .
Oksidator + KI I2 + 2e
I2 + Na2 S2O3 NaI + Na2S4O6
Dalam menggunakan metode iodometrik kita menggunakan
indikator kanji dimana warna dari sebuah larutan iodin 0,1 N
cukup intens sehingga iodin dapat bertindak sebagai indikator
bagi dirinya sendiri. Larutan dari kanji lebih umum
dipergunakan, karena warna biru gelap dari kompleks iodin
kanji bertindak sebagai suatu tes yang amat sensitiv untuk
iodin.
d. Bromato-bromometri

Bromometri: larutan baku Br2 sebagai pereaksi (seperti I2)


Bromatometri: larutan baku KBrO3
Bromometri tidak pernah dilakukan titrasi langsung dengan
Br2 untuk senyawa obat tetapi sering dilakukan titrasi tidak
langsung. Ditambahkan Br2 berlebih dalam sistem larutan asam.
Tambahkan KI, diamkan beberapa waktu (5 15) Br2 yang terjadi
titrasi kembali dengan S2 O32-.
Penggunaan Br2 sebagai reagen sudah berkurang karena
mudah menguap sehingga selama titrasi normalitas selalu berubah
sehingga Br2 dibuat segar (r.p : recenter paratus) dalam pelarutnya
dengan penambahan KBrO3 dan KBr2 , sehingga diperoleh Br2 yang
langsung bereaksi dengan sampelnya sehingga tidak menguap.
Metode bromatometri merupakan titrasi langsung dengan KBrO3 .
Keuntungan : KBrO3 merupakan baku primer
e. Dikromatometri
Dikromatometri adalah titrasi redoks yang menggunakan
senyawa dikromat sebagai oksidator. Senyawa dikromat merupakan
oksidator kuat, tetapi lebih lemah dari permanganat. Kalium dikromat
merupakan standar primer. Penggunaan utama dikromatometri
adalah untuk penentuan besi(II) dalam asam klorida.

f. Nitritometri
Penetapan kadar zat dengan jalan titrasi mengunakan
natrium nitrit sebagai titran dinamakan nitrimetri. Titrasi ini
digunakan untuk penetapan kadar amina primer aromatik
berdasarkan reaksi pembentukan garam diazonium dengan asam
nitrit pada suhu di bawah 15oC. Dalam kondisi terkontrol, reaksi
tersebut berlangsung secara kuantitatif. Oleh karena reaksi tersebut
tidak begitu cepat maka titrasi dilakukan perlahan-lahan. Untuk
menjaga suhu di bawah 15oC dapat digunakan pecahan es atau
sirkulator. Di atas 15oC, garam diazonium yang terbentuk akan
terhidrolisa menjadi fenol
Syarat Indikator redoks
1. Indikator harus bisa megalami raksi reduksi atau
oksidasi dengan cepat.
2. Indikator harus dapat mengalami reaksi redoks
reversibel dengan cepat sehingga bila terjadi
penumpukan massa titrant atau analit maka sistem
tidak akan mengalami reaksi oksidasi atau reduksi
secara gradual.
Potensial sel
Potensial sel (cell voltage) / gaya elektromotif (emf)
adalah gaya pendorong yang mendorong elektron menjauh
dari anoda ( - elektroda) dan menarik elektron ke katoda ( +
elektroda).
Potensial sel standard (Eo)
Potensial sel ketika reaktan dan produk dalam keadaan
standard (zat terlarut konsentrasi 1 M, pogas = 1 atm, solid dan
liquid dalam bentuk murni, T= 25oC)

Potensial standard dari sel galvanik jumlah dari potensial


sel standard untuk reaksi oksidasi dan reduksi
Eosel = Eoox + Eored
Potensial reduksi Potensial untuk reaksi reduksi
Kesimpulan umum untuk potensial elektroda:
1. Elektroda potensial lebih positif, kecenderungan lebih kuat
oksidator mengoksidasi dan lebih lemah reduktor
mereduksi
2. Eletroda potensial lebih negatif, lebih lemah oksidator
mengoksidasi dan lebih kuat reduktor mereduksi
Misal:
Ce4+ + e- === Ce3+ Eo = 1,61 (sangat positif)
Ce3+ reduktor lemah, Ce4+ oksidator kuat
Zn2+ + 2e- === Zn Eo = -,0763 (sangat negatif)
Zn2+ oksidator lemah, Zn reduktor kuat
KURVA TITRASI
Untuk titrasi redoks digunakan untuk monitoring potensial
elektrokimia
Ared + TOx === Tred + AOx
Ared: zat yang akan dianalisa
TOx : titran keadaan oksidasi
Potensial elektrokimia untuk reaksi adalah perbedaan antara
potensial reduksi dan oksidasi:
Erx = ETOx/Tred - EAOx/Ared
Setelah penambahan titran, reaksi antara analit dan titran
mencapai kesetimbangan, reaksi potensial elektrokimia:
ETOx/Tred = EAOx/Ared
Deteksi Titik Akhir

Titik akhir dapat ditentukan dengan mengukur


potensial larutan dengan menunjukkan elektroda relatif ke
referensi dan plot terhadap volume titran

Jika titran berwarna, perubahan warna ini dapat


digunakan untuk mendeteksi titik akhir (misal KMnO4
ungu tua, KMnO4 encer merah muda)
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai