Anda di halaman 1dari 24

STROKE HEMORAGIK

IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn D
Umur : 62 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Pekerjaan : purnawirawan TNI
Agama : Islam
Status pernikahan : Menikah
Suku bangsa : Jawa
Tanggal masuk RS : 11 Juli 2017
Dirawat yang ke :1
Tanggal pemeriksaan : 23 Juli 2017
Riwayat Penyakit Sekarang
7 jam sebelum masuk rumah sakit RS sewaktu pasien
hendak melaksanakan sholat jumat, pasien tiba tiba
merasa tangan dan kaki sebelah kanan lemah tidak bisa
digerakkan. Sebelumnya pasien merasa sakit kepala yang
hebat, ketika diajak bicara oleh keluarganya pasien tiba
tiba tidak bisa bicara.
Lalu oleh keluarganya pasien dibawa ke rumah sakit RS,
selama dalam perjalanan, pasien mengalami tiba tiba
muntah sebanyak 2 kali, berupa makanan, demam (-),
penurunan kesadaran (-). Keluarga pasien mengatakan
bahwa kejadian ini baru yang pertama kali terjadi.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
Hipertensi : (+) terkontrol sejak tahun 1999
Diabetes melitus : (-)
Sakit jantung : (-)
Trauma kepala : (-)
Sakit kepala sebelumnya : (+)
Kegemukan : (-)
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :
Ibu pasien menderita hipertensi.
RIWAYAT KELAHIRAN / PERTUMBUHAN /
PERKEMBANGAN :
Tidak ada kelainan saat kelahiran maupun tumbuh kembang
Pemeriksaan Fisik
Status internis :
Keadaan umum : compos mentis
Gizi : baik
Tanda vital :
TD kanan : 160 / 100 mmHg
TD kiri : 160 / 100 mmHg
Nadi kanan : 86 x / menit
Nadi kiri : 86 x / menit
Pernapasan : 24 x / menit
Suhu : 36,50 C
Limfonadi : tidak teraba membesar
Jantung : BJ I II reguler, gallop (-),
murmur (-)
Paru : suara dasar vesikuler,
wheezing (-), rhonki (-)
Hepar : tidak teraba membesar
Lien : tidak teraba membesar
Ekstremitas : akral hangat, tidak ada
edema
Status psikiatris : Dalam batas normal
Status neurologis :
Kesadaran : compos mentis, GCS 15 (E4M6V5)
Sikap tubuh : berbaring terlentang
Cara berjalan : tidak bisa dinilai
Gerakan abnormal : tidak ada
Kepala :
Bentuk : normochepal
Simetris : simetris
Pulsasi a. Temporalis : teraba
Nyeri tekan : tidak ada
Leher :
Sikap : normal
Gerakan : bebas kesegala arah
Vertebra : tidak ditemukan kelainan
Nyeri tekan : tidak ada
Gejala rangsang meningeal :
Kanan Kiri
Kaku kuduk: (+)
Laseque : (-) (-)
Kernig : (-) (-)
Brudzinsky I: (-) (-)
Brudzinsky II: (-) (-)
Nervus kranialis :
Parese N VII dekstra tipe sentral
Motorik :
Gerakan : terbatas/bebas
Kekuatan :

1 1 1 1 5 5 5 5
1 1 1 1 5 5 5 5

Tonus : Normotonus
Trofi : Eutrofi
Refleks fisiologis : ( + ) / ( + )
Refleks patologis : ( - ) / ( - )
Sensibilitas :
Ekteroseptif : (+) / (+)
Propioseptif : (+) / (+)
Fungsi luhur : afasia motorik
PENILAIAN SKOR STROKE
Algoritma Gajah Mada : Penurunan kesadaran
(+), nyeri kepala (+), babinsky (-) Stroke
perdarahan intraserebral
Algoritma Siriraj skor 2 (stroke hemoragik)
DIAGNOSIS
Diagnosa klinik :
Hemiparesis dekstra
Parese N.VII dekstra tipe sentral
Afasia motorik
Diagnosa topik : Hemisfer cerebri
sinistra
Diagnosa etiologi : Stroke hemoragik
THERAPI
Penatalaksanaan umum :
Breathing
Blood
Brain
Bladder
Bowel
Penatalaksanaan khusus :
- Medikamentosa :
IVFD RL 20 tpm
Citicoline 3 x 500mg IV
asam traneksamat 6x1gr IV
- Non medikamentosa :
Rehabilitasi medik
Rehabilitasi sosial
PEMERIKSAAN ANJURAN
CT Scan kepala
Laboratorium :
Darah lengkap
Gula darah
Kolesterol , TG, asam urat
Elektrolit
Ureum kreatinin
EKG
Foto thorax
PROGNOSA
Ad vitam : bonam
Ad fungsionam : bonam
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad cosmeticum : dubia ad bonam
ANALISA KASUS

Pada pasien ini didapatkan diagnosa klinis


hemiparese dekstra, parese N.VII dextra
tipe sentral, afasia motorik. Diagnosis
stroke hemoragik ditegakkan berdasarkan
:
Anamnesa
Pasien merasakan lengan dan tungkai kanannya
tiba tiba lemah, yang terjadi saat beraktivitas.
Dimulai pasien merasakan nyeri kepala hebat,
kemudian muntah proyektil sebanyak 2x dalam
perjalanan ke rumah sakit. Keadaan ini
mengarahkan pada diagnosa stroke hemoragik.
Berdasarkan definisi dari stroke adalah
gangguan fungsional otak yang terjadi secara
mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik
fokal maupun global yang berlangsung lebih
dari 24 jam atau dapat menimbulkan kematian,
disebabkan oleh gangguan perdarahan otak.
Secara praktis stroke dapat dikenal dari gejala
klinisnya yang bersifat onset mendadak, gejala
klinis baik fokal ( seperti ; paresis, sulit bicara,
buta,dll) maupun global ( gangguan kesadaran
) dan berkembang cepat serta mencapai
maksimal dalam waktu beberapa menit sampai
beberapa jam.
Setelah mencapai gejala maksimal , bila
penderita dapat hidup gejala klinis dapat
membaik sebagian atau seluruhnya. Menurut
perhitungan berdasarkan kriteria stroke skor
Gajah Mada pada kasus ini tidak ditemukan
adanya penurunan kesadaran, ada nyeri
kepala dengan kesimpulan termasuk dalam
stroke hemoragik.Dan berdasarkan
perhitungan kriteria Siriraj , nilai yang
diperoleh adalah 2 menunjukan > 2 adalah
stroke hemoragik.
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik ditemukan status generalis dalam
batas normal, namun tekanan darah pada saat masuk 200/120
mmHg, menandakan adanya hipertensi pada pasien.
Pada pemeriksaan motorik terlihat bahwa pada ekstremitas
kanan terdapat gerakan yang terbatas dan kekuatan motorik
kanan lebih lemah dari kanan (penurunan kekuatan motorik
hemiparese dekstra), pada nervus cranialis ditemukan
adanya parese N.XII dekstra, sehingga pada pasien
mengalami kesulitan untuk makan. Pada kasus stroke ini,
defisit neurologis bersifat sentral (UMN) spastik (kaku),
atrofi otot (-), karena adanya gangguan peredaran darah ke
otak.
Pemeriksaan penunjang
Pada pasien ini dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan CT scan, darah lengkap, EKG
dan foto thorak adalah untuk mencari faktor
faktor yang dapat memperberat keadaan
pasien ( infeksi, hiperglikemia,
hipoalbuminemia, dll ), faktor resiko ( DM
tipe II, Hipertensi ) sebagai pencegahan
terjadinya stroke berulang.
Penatalaksanaan
Terdapat pelaksanaan umum ( 5 B ) yaitu
breathing, blood, brain, bladder,
bowel.Pemberian IVFD dengan
menggunakan cairan RL untuk menjaga
keseimbangan cairan dan elektrolit. Terapi
yang diberikan pada pasien ini adalah asam
transneksamat dan CDP-Choline
Prognosis
Untuk prognosis ad vitam adalah bonam karena
pemeriksaan tanda vital, dan keadaan umum pasien baik
tidak ada penurunan kesadaran. Prognosis ad fungsionam
bonam karena pada pasen ini ditangani dengan cepat
sehingga tidak terjadi edem otak sehinga tidak terjadi
kecacatan yang lebih lanjut. Ad sanam dubia ad bonam
karena kelumpuhan bersifat mendadak dan baru pertama
kali mendapatkan maka dapat menimbulkan goncangan jiwa
sehingga pasien menjadi panik, sedih, cemas, dan marah
menjadi satu dengan demikian perlu dilakukan pendekatan
psikologik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai