Anda di halaman 1dari 41

PREEKLAMSIA DAN EKLAMSIA

Hipertensi masalah medis yang sering ditemukan pada


kehamilan.

Prevalensi hipertensi dalam kehamilan berkisar 5 - 10%


dan merupakan penyebab penting mortalitas dan morbiditas
ibu dan janin.

Komplikasi fatal pada ibu : disseminated intravascular


coagulation(DIC), perdarahan otak, gangguan fungsi hati,
dan gagal ginjal akut.

Komplikasi pada janin : pertumbuhan janin terhambat,


prematuritas dan mortalitas perinatal.
Indonesia negara dg angka kematian maternal yg masih
tinggi, tiga peny. utama kematian maternal: perdarahan
(28%), preeklampsia-eklampsia (24%), dan infeksi (11%).
PreeklampsiaEklampsia salah satu penyebab kematian
ibu (1,5% - 25%), sedangkan kematian bayi antara 45% -
50%.
KLASIFIKASI HIPERTENSI KEHAMILAN MENURUT
NHBPEP
1. Hipertensi kronis,
2. Preeklampsia (PE)-eklampsia,
3. Hipertensi kronis superimposed preeklampsia
dan
4. Hipertensi gestasional.
Diagnosis Penyakit Hipertensi sebagai Penyulit Kehamilan
Hipertensi Gestasional
TD sistolik 140 atau TD diastolik 90 mmhg ditemukan pertama kali sewaktu hamil
Tidak ada proteinuria
TD kembali ke normal sebelum 12 minggu pascapartum
Diagnosa akhir hanya dapat dibuat pascapartum
Mungkin memiliki gejala atau tanda lain preeklampsia, misalnya dispepsia atau trombositopenia
Preeklamsia
Kriteria minimum:
TD 140/90 mmHg yang terjadi setelah kehamilan 20 minggu
Proteinuria 300 mg/24 jam atau 1+ pada pemeriksaan carik celup
Kemungkinan preeklamsia meningkat:
TD 160/110 mmHg
Proteinuria 2,0/24 jam atau 2+ pada pemeriksaan carik celup (disptick)
Kreatinin serum > 1,2 mg/dl, kecuali memang sebelumnya diketahui meningkat
Trombosit < 100.000/L
Peningkatan kadar transaminase serum ALT atau AST
Nyeri kepala yang persisten atau gangguan serebral atau visual lainnya
Nyeri epigastrik persisten
Eklamsia:
Kejang yang tidak disebabkan oleh penyebab lain pada perempuan dengan preeklamsia
Preeklamsia yang Berulang Tumpang Tindih pada Hipertensi Kronis:
Proteinuria awitan baru 300 mg/24 jam pada perempuan hipertensif, tetapi tidak ditemukan proteinuria sebelum
kehamilan 20 minggu
Peningkatan mendadak proteinuria atau tekanan darah atau hitung trombosit < 100.000L pada perempuan yang
mengalami hipertensi dan proteinuria sebelum kehamilan 20 minggu
Hipertensi Kronis:
TD 140/90 mmHg sebelum kehamilan atau terdiagnosis sebelum kehamilan 20 minggu, tidak disebabkan penyakit
trofoblastik gestasional
Atau
Hipertensi pertama kali didiagnosis setelah kehamilan 20 minggu dan menetap setelah 12 minggu pascapartum
Diagnosis Hipertensi Kronis

Tek. darah sistolik 140mmHg atau tek darah


diastolik 90 mmHg didapatkan sebelum kehamilan
atau sebelum 20 minggu usia kehamilan dan tidak
termasuk pada penyakit trophoblastic gestasional,
atau
Tek darah sistolik 140mmHg atau tek darah diastolik
90 mmHg didapatkan pada usia kehamilan > 20
minggu menetap 12 minggu postpartum
Diagnosis sulit ditegakkan pada TM I kehamilan dan
umumnya didapatkan pada beberapa bulan setelah
melahirkan.
Diagnosis Hipertensi Gestasional

Tek darah sistolik 140 mmHg atau tek darah diastolik


90 mmHg
Tidak ada proteinuria maupun tanda dan gejala
preeklampsia
Tek darah kembali normal pada 42 hari setelah
melahirkan
Definisi ini meliputi wanita dengan sindroma
preeklampsia tanpa disertai manifestasi proteinuria
Mempunyai resiko hipertensi pada kehamilan
selanjutnya
Dapat berkembang menjadi preeklampsia/hipertensi
berat.
Diagnosis Hipertensi Kronis Superimposed
Preeklampsia
Diagnosis hipertensi kronis superimposed preeklampsia
dapat dicurigai bila:
Wanita dengan hipertensi dan tanpa proteinuria di awal
kehamilan (< 20 minggu), onset awal proteinuria.
Wanita dengan hipertensi dan proteinuria sebelum 20
minggu kehamilan
Terjadi pe mendadak proteinuria
Peningkatan TD yang mendadak pada wanita hamil
yang sebelumnya TD terkontrol
Trombositopenia (hitung platelet < 100.000 sel/mm3 )
Peningkatan ALTdan AST pada level abnormal
Hipertensi kronis superimposed preeklampsia
Wanita hipertensi dengan proteinuria 300 mg / 24
jam yang baru muncul dan tidak didapatkan sebelum
usia kehamilan 20 minggu, atau
Peningkatan mendadak pada proteinuria dan
tekanan darah atau jumlah trombosit < 100.000 /l
pada wanita dengan hipertensi dan proteinuria
sebelum usia kehamilan 20 minggu.
PREEKLAMSIA
Tekanan darah 140/90 mmHg pada usia
kehamilan > 20 minggu
Tes celup urin menunjukkan proteinuria 1+ atau
pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil
>300 mg/24 jam
Atau jika tidak didapatkan protein urin diikuti sbb:

1) Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis


mikroangiopati
2) Peningkatan kadar kreatinin serum
3) Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran
kanan atas
4) Sakit kepala, skotoma penglihatan
5) Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
6) Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif
7) Oliguria (< 500ml/24jam), kreatinin > 1,2 mg/dl
PREEKLAMPSIA BERAT
Diagnosis preeklampsia dipenuhi dan jika didapatkan salah
satu kondisi klinis dibawah ini
Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan >20
minggu
Tes celup urin menunjukkan proteinuria 2+ atau
pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil >5
g/24 jam
Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis
mikroangiopati
Peningkatan kadar kreatinin serum
Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran kanan
atas
Sakit kepala, skotoma penglihatan
Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif
Oliguria (< 500ml/24jam), kreatinin > 1,2 mg/d
FAKTOR RISIKO
Umur > 40 tahun
Kehamilan multipel
Nulipara
IDDM (Insulin Dependent
Multipara dengan riwayat Diabetes Melitus)
preeklampsia
Hipertensi kronik
sebelumnya
Penyakit Ginjal
Multipara dengan
kehamilan oleh pasangan Sindrom antifosfolipid
baru (APS)
Multipara yang jarak Kehamilan dengan
kehamilan sebelumnya inseminasi donor
10 tahun atau lebih sperma, oosit atau
embrio
Riwayat preeklampsia
pada ibu atau saudara Obesitas sebelum hamil
perempuan
KLASIFIKASI RISIKO

Resiko tinggi Resiko sedang


Riwayat Nulipara
preeklampsia Obesitas (Indeks masa
tubuh > 30 kg/m2)
Kehamilan multipel
Riwayat preeklampsia
Hipertensi kronis pada ibu atau saudara
Diabetes Mellitus perempuan
tipe 1 atau 2 Usia 35 tahun
Riwayat khusus pasien
Penyakit ginjal (interval kehamilan >
Penyakit autoimun 10 tahun)
PENCEGAHAN

1. Istirahat di rumah tidak direkomendasikan


untuk pencegahan primer preeklampsia
2. Tirah baring tidak direkomendasikan untuk
memperbaiki luaran pada wanita hamil dengan
hipertensi (dengan atau tanpa proteinuria).
Level evidence III, Rekomendasi C
3.Pembatasan garam untuk mencegah
preeklampsia dan komplikasinya selama
kehamilan tidak direkomendasikan.
Level evidence II, Rekomendasi C
ASPIRIN
Penggunaan aspirin dosis rendah (75mg/hari)
direkomendasikan untuk prevensi preeklampsia
pada wanita dengan risiko tinggi
Level evidence II, Rekomendasi A
Apirin dosis rendah sebagai prevensi preeklampsia
sebaiknya mulai digunakan sebelum usia
kehamilan 20 minggu
Level evidence III, Rekomendasi C
KALSIUM
Suplementasi kalsium minimal 1 g/hari
direkomendasikan terutama pada wanita dengan
asupan kalsium yang rendah
Penggunaan aspirin dosis rendah dan suplemen
kalsium (minimal 1g/hari) direkomendasikan sebagai
prevensi preeklampsia pada wanita dengan risiko
tinggi terjadinya preeklampsia
Level evidence I, Rekomendasi A
Pemberian vitamin C dan E tidak direkomendasikan
untuk diberikan dalam pencegahan preeklamsia.
Level evidence Ia, Rekomendasi A
KRITERIA TERMINASI KEHAMILAN PADA
PREEKLAMPSIA BERAT
EKLAMSIA

Kejang umum dan/atau koma


Ada tanda dan gejala preeklampsia
Tidak ada kemungkinan penyebab lain
(misalnya epilepsi, perdarahan subarakhnoid,
dan meningitis)
Tatalaksana Umum
Ibu hamil dengan preeklampsia harus segera dirujuk ke
rumah sakit
Pencegahan dan tatalaksana kejang

Bila terjadi kejang, perhatikan jalan napas, pernapasan


(oksigen), dan sirkulasi (cairan intravena).
MgSO4 diberikan secara intravena kepada ibu dengan
eklamsia (sebagai tatalaksana kejang) dan preeklamsia
berat (sebagai pencegahan kejang).
Pada kondisi di mana MgSO4 tidak dapat diberikan
seluruhnya, berikan dosis awal (loading dose) lalu rujuk
ibu segera ke fasilitas kesehatan yang memadai.
Lakukan intubasi jika terjadi kejang berulang dan segera
kirim ibu ke ruang ICU (bila tersedia) yang sudah siap
dengan fasilitas ventilator tekanan positif.
PENANGANAN KEJANG
Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi Trendelenburg untuk
mengurangi risiko aspirasi
Bebaskan jalan nafas
Pasang spatel lidah untuk menghindari tergigitnya lidah
Fiksasi untuk menghindari pasien jatuh dari tempat tidur
Beri obat anti kejang (anti konvulsan)
Berikan O2 4-6 liter/menit
1. Magnesium sulfat direkomendasikan sebagai terapi lini pertama
eklamsia
2. Magnesium sulfat direkomendasikan sebagai profilaksis
terhadap eklamsia pada pasien preeklamsia berat
Level evidence I,
Rekomendasi A

1. Magnesium sulfat merupakan pilihan utama pada pasien


preeklamsia berat dibandingkan diazepam atau fenitoin, untuk
mencegah terjadinya kejang/eklamsia atau kejang berulang
2. Magnesium sulfat merupakan pilihan utama pada pasien
preeklamsia berat dibandingkan diazepam atau fenitoin, untuk
mencegah terjadinya kejang/eklamsia atau kejang berulang
Level evidence Ia,
Rekomendasi A
Dosis penuh baik intravena maupun intramuskuler
magnesium sulfat direkomendasikan sebagai prevensi dan
terapi eklamsia
Level evidence II, Rekomendasi A

Evaluasi kadar magnesium serum secara rutin tidak


direkomendasi
Level evidence I, Rekomendasi C

Pemberian magnesium sulfat tidak direkomendasikan untuk


diberikan secara rutin ke seluruh pasien preeklamsia, jika
tidak didapatkan gejala pemberatan (preeklamsia tanpa
gejala berat)
Level evidence III, Rekomendasi C
PERTIMBANGAN PERSALINAN/TERMINASI
KEHAMILAN
Pada ibu dengan eklampsia, bayi harus segera dilahirkan dalam 12 jam sejak
terjadinya kejang.
Induksi persalinan dianjurkan bagi ibu dengan preeklampsia berat dengan janin
yang belum viable atau tidak akan viable dalam 1-2 minggu.
Pada ibu dengan preeklampsia berat, di mana janin sudah viable namun usia
kehamilan belum mencapai 34 minggu, manajemen ekspektan dianjurkan,
asalkan tidak terdapat kontraindikasi (lihat algoritma di halaman berikut).
Lakukan pengawasan ketat.
Pada ibu dengan preeklampsia berat, di mana usia kehamilan antara 34 dan 37
minggu, manajemen ekspektan boleh dianjurkan, asalkan tidak terdapat
hipertensi yang tidak terkontrol, disfungsi organ ibu, dan gawat janin. Lakukan
pengawasan ketat.
Pada ibu dengan preeklampsia berat yang kehamilannya sudah aterm,
persalinan dini dianjurkan.
Pada ibu dengan preeklampsia ringan atau hipertensi gestasional ringan yang
sudah aterm, induksi persalinan dianjurkan
PENATALAKSANAAN HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN

Prinsip terapi hipertensi dalam kehamilan

Terapi hipertensi kronis bertujuan mempertahankan TD di


level minimal untuk terjadinya resiko kardiovaskuler dan
serebrovaskuler.
Terapi preeklamsia bertujuan mencegah untuk tidak
terjadinya kejang pada ibu dan tanda-tanda gawat janin
serta kerusakan organ lainnya.
Terapi hipertensi gestasional bertujuan mencegah ibu tidak
jatuh ke hipertensi kronis.
Terapi hipertensi kronis superimposed preeklamsia pada
dasarnya sama dengan terapi preeklamsia.
Prinsip terapi hipertensi ringan hingga sedang

Penelitian metaanalisis dikatakan masih sedikit data ttg


pemberian terapi antihipertensi ringan hingga sedang
(didefinisikan TD sistolik : 140 159 mmHg dan TD
diastolik : 90 109 mmHg).

Wanita dengan riwayat hipertensi kronis dan hipertensi


ringan hingga sedang sebelum hamil, jika tidak ada
tanda-tanda kerusakan target organ, klinikus dapat
menghentikan terapi antihipertensinya dan
memonitornya secara ketat.
Terapi dapat diberikan lagi jika terjadi peningkatan
tekanan darah 150/100 mmHg.
Antihipertensi oral pada hipertensi dalam kehamilan

Obat (kat. FDA) Dosis Keterangan

Agen lini pertama 0,5 3 g/hari dalam 2 dosis Pilihan pertama berdasarkan
Metildopa (B) NHBPEP, keamanan setelah
trimester pertama telah
dibuktikan
Agen lini kedua
Labetalol (C) 200-1200 mg/hari dalam 2- Mungkin berhubungan dgn
3 dosis hambatan tumbuh janin

Nifedipine (C) 30-120 mg/hari dalam Mungkin hambat proses


preparat lepas lambat persalinan dan efek sinergik dgn
MgSO4

Hidralazin (C) 50-300 mg/hari dalam 2-4 Pengalaman jangka panjang


dosis menemukan gejala ikutan

- reseptor bloker Tergantung pd agen spesifik Beresiko menghambat


pertumbuhan janin jika diberikan
trimester I dan II
Penanganan hipertensi berat

Konsensus NHBPEP hipertensi berat dl kehamilan jk tek


darah 160/110 mmHg dan memerlukan pengobatan,
karena wanita hamil dengan tek darah ini memiliki resiko
tinggi terhadap perdarahan intraserebral dan
pengobatannya dpt menurunkan resiko kematian maternal.

Dlm pengobatan hipertensi berat sangat penting u/


menghindari hipotensi karena autoregulasi dari aliran
darah plasenta yg tidak stabil dan tindakan agresif untuk
menurunkan tekanan darah akan menyebabkan gawat
janin.
Obat antihipertensi untuk hipertensi berat akut pada
hipertensi dalam kehamilan
Obat
Dosis Keterangan
(Kategori FDA)
10 sampai 20 mg i.v, Karena rendahnya
kemudian 20 sampai 80 mg insiden hipotensi
setiap 20-30 menit, maternal dan efek ikutan
Labetalol (C) maksimum 300 mg; untuk lainnya, sekarang
infus 1-2 mg/menit. penggunaanya
menggantikan
hidralazine.

5 mg, iv atau im, kemudian Obat pilihan NHBPEP;


5-10 mg setiap 20 40 terbukti keamanan dan
menit; jika tekanan darah efikasi.
terkontrol ulangi setiap 3
Hidralazine (C) jam; dosis infus : 0,5-10
mg/jam;jika tidak berhasil
dengan 20 mg iv atau 30
mg im, pikirkan untuk
pemberian obat lain.
Obat Antihipertensi untuk hipertensi berat Lanjutan ...

Hanya sediaan tablet FDA belum approved


yang direkomendasikan; sediaan ini; ada
10-30 mg p.o, ulangi laporan yang
Nifedipin (C)
dalam 45 menit jika menunjukkan
diperlukan keunggulan obat ini

30 50 mg iv setiap 5 Penggunaan dengan


sampai 15 menit peringatan; mungkin
menyebabkan
Diazoksid (C) perlambatan
persalinan;
hiperglikemia

Infus konstan 0,25 5 Intoksikasi sianida jika


Sodium
g/kg per menit digunakan > 4 jam,
nitroprusid (D)
terapi pilihan terakhir.
Penanganan Hipertensi Postpartum

Pemilihan antihipertensi setelah melahirkan biasanya


pertimbangan menyusui.
Tetapi pada kondisi dimana terapi telah diberikan
selama kehamilan maka terapi dapat dilanjutkan setelah
melahirkan.
Pengobatan dapat dihentikan jika tekanan darah
kembali normal.
Antihipertensi pada Masa Menyusui

Ibu hipertensi dapat menyusui dengan aman.


Sebaiknya tetap berdiskusi dengan dokter tentang pilihan
nenyusui, karena sebagian besar obat antihipertensi
disekresikan ke air susu ibu dengan konsentrasi rendah.
Berikut ini tabel obat-obatan antihipertensi yang aman di
waktu menyusui
Obat-obatan
Captopril Nadolol
Diltiazem Nifedipin
Enalapril Oxprenolol
Hidralazin Propranolol
Hidroklorotiazid Spironolakton
Labetalol Timolol
Metildopa Verapamil
Minoksidil
TATALAKSANA KHUSUS
EDEMA PARU
Diagnosis
Sesak napas, hipertensi, batuk berbusa, ronki basah halus pada basal paru pada ibu
dengan preeklampsia berat
Tatalaksana
Posisikan ibu dalam posisi tegak
Berikan oksigen
Berikan furosemide 40 mg IV.
Bila produksi urin masih rendah (<30 ml/jam dalam 4 jam), pemberian furosemid dapat
diulang.
Ukur keseimbangan cairan. Batasi cairan yang masuk.
SINDROMA HELLP
Diagnosis
Hemolisis, peningkatan kadar enzim hati, dan trombositopeni
Tatalaksana
Lakukan terminasi kehamilan.
TERIMA KASIH

41

Anda mungkin juga menyukai