Inspeksi
Perdarahan aktif -
Pembengkakakan
pada daerah fraktur -
dan distal fraktur
Panjang klinis 76 cm
Panjang anatomis 72 cm
Pemeriksaan Yang ditemukan
Palpasi
Nyeri tekan +
Nyeri lingkar +
Nyeri sumbu +
Pemeriksaan kekuatas otot:
Pemeriksaan gerakan (aktif-pasif) :
terdapat nyeri pada kaki kiri
Pemeriksaan ROM (Range of
Movement): lingkup gerak sendi terbatas
pada kaki kiri karena nyeri
Pulsesness -
Puffy -
Parestesia -
Pain +
palor -
Suspect fraktur tertutup cruris sinistra
Tanggal 17 Juni 2017
ELEKTROLIT
Kalium 3.19 L mmol/L 3.5 - 5.0
Natrium 141.9 mmol/L 135 - 145
2. Ip Tx
Infus RL 20 tpm
Inj. Ketorolac 2x1 amp
Inj. Ranitidin 2x1 amp
Konsul ke spesialis bedah
ortopedi
3. Ip Mx
Keadaan umum
Tanda- tanda vital
perdarahan
3. Ip Ex
a. Menjelaskan kepada keluarga dan pasien
mengenai penyakit yang dialami pasien
b. Menjelaskan tentang perlunya tindakan
operasi
c. Menjelaskan kemungkinan yang terjadi
apabila tidak dioperasi
Menurut saya kasus ini merupakan kasus yang
menarik, kasus ini menarik karena merupakan
kasus trauma yang dapat mengancam nyawa
dan harus segera ditangani, karena gangguan
sirkulasi dan masalah skeletal harus ditangani
dengan stabilitas fraktur.
Tulang merupakan salah satu jaringan terkeras
dalam tubuh manusia dan kemampuannya
untuk menahan stress diposisi kedua setelah
kemampuan tulang rawan. Sebagai unsur
utama kerangka tubuh, tulang berfungsi
sebagai penyokong struktur-struktur tubuh
lainnya, melindungi organ vital.
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas
jaringan tulang yang ditentukan sesuai
dengan jenis dan luasnya. Fraktur terjadi
ketika tekanan yang kuat diberikan
pada tulang normal. Pada kasus ini
oasien berusia 56 tahun, dimana
kepadatan tulang akan menurun,
sehingga lebih berisiko untuk terkena
fraktur tulang
Menurut saya, kasus ini merupakan
masalah yang tidak menyenangkan
bagi pasien karena fraktur tersebut
dapat membuat pasien mengalami
kecacatan yang bisa
sementara/selamanya yang
mengganggu aktivitas pasien. Namun ini
merupakan kasus yang menyenangkan
bagi saya untuk mempelajari lebih lanjut
tentang fraktur.
Pertimbangan pertama dalam terapi
umum fraktur tertutup adalah
mengobati pasien, tidak hanya
sebagian tubuhnya. Urutannya adalah:
1. Pertolongan pertama
2. Pengangkutan
3. Terapi syok, perdarahan, dan cedera
yang berkait
Pada dasarnya terapi fraktur terdiri atas
manipulasi untuk memperbaiki posisi
fragmen, diikuti dengan pembebatan
untuk mempertahankan fragmen.
Penyembuhan fraktur dibantu oleh
pembebanan fisiologis tulang, sehingga
dianjurkan untuk melakukan aktifitas otot
dan penahanan beban. Tiga hal yang
dilakukan :
1. Reduksi
2. Mempertahankan reduksi
3. Lakukan latihan
2 metode reduksi:
1. Reduksi tertutup
2. Reduksi terbuka
Proses reduksi:
1. Bagian distal ditarik ke garis tulang
2. Direposisi dengan membalikkan arah
kekuatan asal
3. Penjajaran disesuaikan disetiap bidang
Reduksi tertutup digunakan untuk
semua fraktur dengan pergeseran
minimal, fraktur pada anak-anak, dan
pada fraktur yang stabil setelah fraktur
Indikasi :
1. Bila reduksi tertutup gagal
2. Bila terdapat fragmen artikular yang cukup
besar
3. Bila terdapat fraktur fraksi yang
fragmennya terpisah
Metode yang tersedia untuk
mempertahankan reduksi:
1. Traksi terus-menerus
2. Pembebatan dengan gips
3. Pemakaian penahan fungsional
4. Fiksasi internal
5. Fiksasi eksternal
Indikasi:
1. Fraktur tidak dapat direduksi kecuali dengan operasi
2. Fraktur yang tak stabil secara bawaan dan
cenderung mengalami pergeseran kembali setelah
reduksi
3. Fraktur yang penyatuannya kurang baik dan
perlahan-lahan, terutama fraktur pada leher femur
4. Fraktur patologik, dimana penyakit tulang dapat
mencegah penyembuhan
5. Fraktur multiple
6. Fraktur pada pasien yang sulit perawatannya
Tujuan :
1. Pencegahan edema
2. Peninggian
3. Latihan aktif
4. Gerakan bantuan
5. Aktifitas fungsional
Apley, A Graham dan Louis Solomon.
1995. Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur
Sistem Apley. Edisi Ketujuh. Jakarta:
Widya Medika
TERIMAKASIH