Anda di halaman 1dari 34

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG


2017
Nama : Ny. M
Umur : 56 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jalan Tutunsih RT7RW3
Brangsong, Kab.Kendal
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status : Sudah menikah
No CM : 5390xx
Tanggal masuk : 17 Juni 2017
Keluhan utama
Nyeri pada kaki kiri post KLL dengan luka tertutup
Kronologi
Pasien datang ke IGD RSUD Tugurejo Semarang
dengan keluhan nyeri pada kaki kiri dengan luka
tertutup.
20 menit sebelum masuk rumah sakit, pasien
mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien tertabrak
kendaraan roda 2 dan pasien terjatuh pada posisi
sebelah kiri. Pasien mengatakan bertambah nyeri
saat kaki digerakkan. Nyeri diraskaan ters-menerus.
Pasien tidak mengeluhkan hilang kesadaran, mual (-
), muntah (-), pusing (-), sesak nafas (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat operasi : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Keganasan : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat serupa : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Keganasan : disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien sebagai ibu rumah tangga dan sudah menikah.
Biaya pengobatan ditanggung oleh BPJS. Kesan ekonomi
cukup
Keadaan Umum : Tampak kesakitan
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah : 113/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit, reguler (isi
dan tegangan cukup)
Respiratory rate : 20 x/menit, irama
reguler
Suhu : 36,5o C (aksiler)
Kepala : mesochepal
Mata : copus alienum (-), konjungtiva
anemis (-/-), edem palpebra (-
/-)
Hidung : napas cuping hidung (-), nyeri
tekan (-), krepitasi (-), sekret (-),
deformitas (-)
Mulut : sianosis (-), hiperemis (-),
perdarahan (-)
Telinga : sekret (-/-), serumen (-/-),
laserasi (-/-)
Leher : deviasi trakea (-), deformitas (-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak nampak
Palpasi : ictus cordis teraba, tidak kuat angkat
Perkusi : Konfigurasi jantung kesan dalam batas
normal
Auskultasi : BJ I II normal, regular, bising (-)
Pulmo
Inspeksi : dinding dada simetris
Palpasi : nyeri tekan (-), fremitus taktil simetris
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+/+), ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris ,permukaan
cembung, warna sama dengan
sekitar
Auskultasi : bising usus (+)
Perkusi : timpani di seluruh lapang
abdomen, tidak terdapat nyeri
ketok ginjal
Palpasi : nyeri tekan (-), benjolan (-),
organomegali (-)
SUPERIOR INFERIOR

Akral hangat +/+ +/+

Oedem -/- -/-

Sianosis -/- -/-

CRT <2 / <2 <2/<2


Pemeriksaan Yang ditemukan

Inspeksi

Warna kulit sama seperti disekitarnya


Kulit
dan luka tertutup

Tidak tampak pembuluh darah, saraf,


Jaringan lunak otot, tendo, ligamen jaringan kemah,
kelenjar limfe.

Tulang dan sendi Terdapat deformitas berupa angulasi

Perdarahan aktif -

Pembengkakakan
pada daerah fraktur -
dan distal fraktur

Fragmen tulang fraktur


-
terekspose

Panjang klinis 76 cm

Panjang anatomis 72 cm
Pemeriksaan Yang ditemukan

Palpasi

Suhu kulit Sama seperti kulit disekitar

Nyeri tekan +

Pada distal fraktur sendibilitas sama


Sensibilitas
dengan daerah proksimal fraktur

Krepitasi Tidak ditemukan

Nyeri lingkar +

Nyeri sumbu +
Pemeriksaan kekuatas otot:
Pemeriksaan gerakan (aktif-pasif) :
terdapat nyeri pada kaki kiri
Pemeriksaan ROM (Range of
Movement): lingkup gerak sendi terbatas
pada kaki kiri karena nyeri
Pulsesness -

Puffy -

Parestesia -

Pain +

palor -
Suspect fraktur tertutup cruris sinistra
Tanggal 17 Juni 2017

Tampak discontinuitas os tibia dan fibula 1/3 tengah


Aposisi, alignment tak baik
Sela sendi baik
Struktur tulang baik
Kesan: Fraktur os tibia dan fibula kiri 1/3 tengah

Tanggal 21 Juni 2017


Post internal fiksasi (plate&screw) pada tulang tibia kiri, dengan fraktur
pada tulang tibia regio 1/3 tengah, kedudukan tulang baik
Tampak pula fraktur pada medial fibula kiri, kedudukan tulang tak segaris
Jaringan lunak baik
Hasil pemeriksaan darah

Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan


Leukosit 7,66 10^3/ul 3,6-11
Eritrosit 2,97 L 10^6/ul 3,8-5,2
Hb 8,80 L g/dl 11,7-15,5
Hematokrit 26,10 L % 35-47
Trombosit 162 10^3/ul 150-440
Hasil pemeriksaan kimia klinik pada tanggal 26 Mei 2017

Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan

ELEKTROLIT
Kalium 3.19 L mmol/L 3.5 - 5.0
Natrium 141.9 mmol/L 135 - 145

Chlorida 104.1 mmol/L 95.0 - 105

Glukosa Sewaktu 111 mg/dl <125

Ureum 36,8 mg/dl 10.0 50.0

Creatinin 0.63 mg/dl 0.60 0.90

SGOT 39 g/dl 0-35

SGPT 22 g/dl 0-25


1. Ip Dx
Diagnosis akhir: fraktur tertutup os tibia
dan fibula sinistra 1/3 medial komplit
undisplaced non komplikata

2. Ip Tx
Infus RL 20 tpm
Inj. Ketorolac 2x1 amp
Inj. Ranitidin 2x1 amp
Konsul ke spesialis bedah
ortopedi

3. Ip Mx
Keadaan umum
Tanda- tanda vital
perdarahan
3. Ip Ex
a. Menjelaskan kepada keluarga dan pasien
mengenai penyakit yang dialami pasien
b. Menjelaskan tentang perlunya tindakan
operasi
c. Menjelaskan kemungkinan yang terjadi
apabila tidak dioperasi
Menurut saya kasus ini merupakan kasus yang
menarik, kasus ini menarik karena merupakan
kasus trauma yang dapat mengancam nyawa
dan harus segera ditangani, karena gangguan
sirkulasi dan masalah skeletal harus ditangani
dengan stabilitas fraktur.
Tulang merupakan salah satu jaringan terkeras
dalam tubuh manusia dan kemampuannya
untuk menahan stress diposisi kedua setelah
kemampuan tulang rawan. Sebagai unsur
utama kerangka tubuh, tulang berfungsi
sebagai penyokong struktur-struktur tubuh
lainnya, melindungi organ vital.
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas
jaringan tulang yang ditentukan sesuai
dengan jenis dan luasnya. Fraktur terjadi
ketika tekanan yang kuat diberikan
pada tulang normal. Pada kasus ini
oasien berusia 56 tahun, dimana
kepadatan tulang akan menurun,
sehingga lebih berisiko untuk terkena
fraktur tulang
Menurut saya, kasus ini merupakan
masalah yang tidak menyenangkan
bagi pasien karena fraktur tersebut
dapat membuat pasien mengalami
kecacatan yang bisa
sementara/selamanya yang
mengganggu aktivitas pasien. Namun ini
merupakan kasus yang menyenangkan
bagi saya untuk mempelajari lebih lanjut
tentang fraktur.
Pertimbangan pertama dalam terapi
umum fraktur tertutup adalah
mengobati pasien, tidak hanya
sebagian tubuhnya. Urutannya adalah:
1. Pertolongan pertama
2. Pengangkutan
3. Terapi syok, perdarahan, dan cedera
yang berkait
Pada dasarnya terapi fraktur terdiri atas
manipulasi untuk memperbaiki posisi
fragmen, diikuti dengan pembebatan
untuk mempertahankan fragmen.
Penyembuhan fraktur dibantu oleh
pembebanan fisiologis tulang, sehingga
dianjurkan untuk melakukan aktifitas otot
dan penahanan beban. Tiga hal yang
dilakukan :
1. Reduksi
2. Mempertahankan reduksi
3. Lakukan latihan
2 metode reduksi:
1. Reduksi tertutup
2. Reduksi terbuka
Proses reduksi:
1. Bagian distal ditarik ke garis tulang
2. Direposisi dengan membalikkan arah
kekuatan asal
3. Penjajaran disesuaikan disetiap bidang
Reduksi tertutup digunakan untuk
semua fraktur dengan pergeseran
minimal, fraktur pada anak-anak, dan
pada fraktur yang stabil setelah fraktur
Indikasi :
1. Bila reduksi tertutup gagal
2. Bila terdapat fragmen artikular yang cukup
besar
3. Bila terdapat fraktur fraksi yang
fragmennya terpisah
Metode yang tersedia untuk
mempertahankan reduksi:
1. Traksi terus-menerus
2. Pembebatan dengan gips
3. Pemakaian penahan fungsional
4. Fiksasi internal
5. Fiksasi eksternal
Indikasi:
1. Fraktur tidak dapat direduksi kecuali dengan operasi
2. Fraktur yang tak stabil secara bawaan dan
cenderung mengalami pergeseran kembali setelah
reduksi
3. Fraktur yang penyatuannya kurang baik dan
perlahan-lahan, terutama fraktur pada leher femur
4. Fraktur patologik, dimana penyakit tulang dapat
mencegah penyembuhan
5. Fraktur multiple
6. Fraktur pada pasien yang sulit perawatannya
Tujuan :
1. Pencegahan edema
2. Peninggian
3. Latihan aktif
4. Gerakan bantuan
5. Aktifitas fungsional
Apley, A Graham dan Louis Solomon.
1995. Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur
Sistem Apley. Edisi Ketujuh. Jakarta:
Widya Medika
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai