Anda di halaman 1dari 17

TRAUMA

KEPALA
DISUSUN OLEH :

ANGELA WEA

ANSELMUS WENDY

NADIA DIVA DEVINA

PATARINA VIRGINIA MARPAUNG

TASYA KURNIASARI
Pengertian
Trauma kepala atau trauma kapitis adalah: suatu ruda
paksa (trauma) yang menimpa struktur kepala sehingga
dapat menimbulkan kelainan struktural dan atau gangguan
fungsional jaringan otak.
Menurut Brain Injury Assosiation of America, cedera kepala
adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat
kongenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh
serangan/benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi
atau mengubah kesadaran yang mana menimbulkan
kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik.
Anatomi Fisiologi
Anatomi Fisiologi
Etiologi
Menurut Brain Injuri Association Of America penyebab utama trauma kepala adalah
karena terjatuh sebanyak 28%, kecelakaan lalu lintas sebanyak 20%, karena disebabkan
kecelakaan secara umum sebanyak 19% dan kekerasan sebanyak 11% dan akibat ledakan di
medan perang merupakan penyebab utama trauma kepala.Cedera kepala terbuka biasanya
akibat luka proyektil dari suatu tembakan atau pisau. Cedera kepala tertutup biasanya trauma
dari jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, olah raga,atau perkelahilan.
Klasifikasi

1. Komosio serebri
2. Kontusio serebri
3. Hematoma epidural
4. Hematoma subdural
5. Hematoma intraserebral
6. Fraktur Kranii
Manifestasi Klinis
Gejala klinis trauma adalah seperti berikut:
Battle sign(warna biru atau ekhimosis di belakang telinga di atas os mastoid).
Hemotipanum ( perdarahan daerah membran timpani kelima).
Periorbital ecchymosis (mata warna hitam tanpa trauma langsung).
Rhinorrhoe ( cairan serobrospinal keluar dari hidung).
Otorrhoe (cairan serebrospinal keluar dari telinga).
Manifestasi Klinis
Tanda-tanda atau gejala klinis untuk trauma kepala ringan:
Pasien tertidur atau kesadaran yang menurun selama beberapa
saat kemudian sembuh.
Sakit kepala yang menetap atau berkepanjangan.
Mual atau muntah.
Gangguan tidur dan nafsu makan yang menurun.
Perubahan kepribadian diri.
Letargik.
Manifestasi Klinis
Tanda-tanda atau gejala klinis untuk trauma kepala sedang dan
berat:
Gejala atau tanda-tanda cardinal yang menunjukkan peningkatan
di otak menurun atau meningkat.
Perubahan ukuran pupil (anisokoria).
Triad Cushing (denyut jantung menurun, hipertensi, depresi
pernafasan).
Apabila meningkatnya tekanan intracranial, terdapat pergerakan
atau posisi abnormal ekstremitas.
Penatalaksanaan
1) Stabilisasi kardiopulmoner yang mencakup prinsip-prinsip ABC (Airway- Breathing-
Circulaton). Kedaaan hipoksemia, hipotensi, anemia akan cenderung memperhebat peninggian
TIK dan menghasilkan prognosis yang lebih buruk.
2) Semua cidera kepala berat memrlukan tindakan intubasi pada kesempatan pertama.
3) Pemeriksaan umum untuk mendeteksi berbagai macam cidera tau gangguan-gangguan dibagian
tubuh lainnya.
4) Pemeriksaa neurologis mencakup respon mata, motoric, verbal, pemeriksaan pupil, reflek
okulosefalik dan reflek okuloves tubular.
5) Pemberian pengobatan seperti : antiede,asrebri, anti kejang, dan natrium bikabornat.
Pemeriksaan penunjang
CT scan dengan atau tanpa kontras
MRI
Angiografi serebral
EEG berkala
Foro rontgen, medeteksi perubahan struktur tulang (fraktur) perubahan struktur garis
(perdarahan/edema), fragmen tulang.
PET, mendeteksi perubahan aktivitas metabolisme otak
Pemeriksaan CFS, lumbal pungsi: dapat dilakukan jika diduga perdarahan subaraknoid
Kadar elektrolit, untuk mendeteksi keseimbangan elektroit sebagai peningkatan TIK
Skrining toksikologi, untuk mendeteksi pengaruh obat sehingga menyebabkan penurunan
kesadaran.
Analisi Gas Darah (AGD) adalah salah satu tes diagnostic untuk menetukan status respirasi.
Status respirasi yang dapat digambarkan melalui pemeriksaan AGD ini adalah status okseigenasi
dan status asam basa.
Pengkajian
Anamnesis

Pengumpulan data klien baik subjektif maupun objektif pada gangguan sistem persarafan
sehubungan dengan cidera kepala bergantung pada bentuk, lokasi, jenis cidera dan adanya
komplikasi pada organ vital lainnya. Anamnesis pada cidera kepla meliputi keluhan utama,
riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, dan pengkajian psikososial.

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan secara per sistem (B1-B6) dengan fokus
pemeriksaan fisik pada pemeriksaan B3 (brain) yang terarah dan dihubungkan dengan
keluhan-keluhan dari klien.
Pengkajian
Fokus pemeriksaan B3 (Brain)
Pengkajian tingkat kesadaran : pada keadaan lanjut tingkat kesadaran klien cidera kepala
biasanya berkisar pada tingkat latergi, stupor, semikomatosa sampai koma.
Pengkajian fungsi serebral yang meliputi:
Status mental
Fungsi intelektual
Lobus frontal
Hemisfer
Pengkajian saraf kranial
Pengkajian sistem motorik dan sensorik
Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi peningkatan tekanan intrakrania b/d desak ruang sekunder dari kompresi korteks
serebri akibat perdarahan, baik bersifat hematom intraserebral, subdural maupun epidural
Ketidakefektifan pola napas b/d depresi pada pusat pernapasan di otak, kelemahan otot
pernapasan, ekspansiparu yang tidak maksima;
Kebersihan jalan napas tidak efektif b/d penumpukan sputum, peningkatan sekresi secret
Nyeri b/d trauma kepala
Gangguan perfusi jaringan otak b/d edema pada otak
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d perubahan kemampuan mencerna
makanan, peningkatan kebutuhahn metabolism.
Risiko kekurangan volume cairan b/ d mual dan muntah
Risiko tinggi infeksi b/d penurunan sistem pertahanan primer, malnutrisi dan tindakan invasive.
PATHWAY
RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN

VIDEO

Anda mungkin juga menyukai