Anda di halaman 1dari 17

REFERAT

BELLS PALSY
Afrianda Dokter Pembimbing
Nurdianita Indah Pratama dr. Eva Meutia, Sp.S
DEFINISI
Bells palsy adalah suatu kelumpuhan saraf
fasialis perifer yang bersifat unilateral,
penyebabnya tidak diketahui (idopatik), akut
dan tidak disertai oleh gangguan
pendengaran, kelainan neurologi lainnya atau
kelainan lokal
IDIOPATIK

KONGENITAL DIDAPAT

ETIOLOGI

ISKEMIK
HEREDITER
VASKULAR

INFEKSI
VIRUS
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
GRADE HOUSE BRACKMANN
Derajat 1
Fungsional Normal
Derajat 2
Angkat alis baik, menutup mata komplit, asimetris ringan mulut dan dahi
Derajat 3
Dahi pergerakan ringan/sedang, menutup mata komplit dengan usaha,
mulut bergerak asimetris dengan usaha maksimal
Derajat 4
Pergerakan dahi (-), menutup mata inkomplit, mulut asimetris dengan
usaha maksimal
Derajat 5
Pergerakan dahi (-), menutup mata inkomplit, mulut sedikit bergerak
Derajat 6
Tidak ada pergerakan
DIAGNOSA

PEMERIKSAAN FISIK
- INSPEKSI
ANAMNESA - MOTORIK
- SENSORIK
Schirmer test
PENATALAKSANAAN
- KORTIKOSTEROID
Pemberian kortikosteroid (perdnison dengan dosis 40 -
60 mg/hari per oral atau 1 mg/kgBB/hari selama 3
hari, diturunkan perlahan-lahan selama 7 hari
kemudian)
- ANTI VIRUS
Acyclovir (400 mg selama 10 hari)
EXERCISE
Massage exercise
Massage exersice
ELECTRICAL STIMULATION
KOMPLIKASI

Tic Facialis
sampai Crocodile tear
Synkinesis
Hemifacialis phenomenon
Spasme
PROGNOSIS
Walaupun tanpa diberikan terapi, pasien Bells palsy cenderung
memiliki prognosis yang baik.

Dalam sebuah penelitian pada 1.011 penderita Bells palsy, 85%


memperlihatkan tanda-tanda perbaikan pada minggu ketiga setelah
onset penyakit.

15% kesembuhan terjadi pada 3-6 bulan kemudian.


Sepertiga dari penderita Bells palsy dapat sembuh seperti sedia kala
tanpa gejala sisa.

1/3 lainnya dapat sembuh tetapi dengan elastisitas otot yang tidak
berfungsi dengan baik,penderita seperti ini tidak memiliki kelainan
yang nyata.

1/3 sisanya cacat seumur hidup.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai