Anda di halaman 1dari 36

Dr H Nurhidayat N Sp.

Rad
Ka Depertemen Radiology RS JIH/ RSIY PDHI/ FK UII
Landasan muslim dlm kepemimpinan :
nabuda ilallah (beribadah kepada Allah),
wa la nusyrika bihi syaian (tidak
menyekutukan dg sesuatu yang lain selain
Allah).
Allah menurunkan manusia kebumi, untuk
menjalankan tugasnya sebagai khalifah fil
ard
Kepemimpinan dalam Islam pada dasarnya
high-risk, tetapi juga high-value. Karena
Allah memberikan penghargaan setinggi-
tingginya kepada para pemimpin yang adil,
tetapi juga mengancam para pemimpin yang
dzalim
1. Himayatu din (memelihara agama),
Himayatu din itu sejalan dengan
maqashid syariah (tujuan penerapan
syariah), yaitu Hifzud din (menjaga
agama).
2. Riasah syuuni raiyat (Mengatur urusan
rakyat). Sejak kelahiran Islam,
kepemimpinan memberi pengaruh sangat
besar terhadap pertumbuhan umat
muslim.
Menurut Soetopo (1984:1) Kepemimpinan
adalah suatu kegiatan dalam membimbing
suatu kelompok sedemikian rupa sehingga
tercapai tujuan dari kelompok itu yaitu
tujuan bersama.
Handoko (1995:294) bahwa kepemimpinan
merupakan kemampuan yang dipunyai
seseorang untuk mempengaruhi orang lain
agar bekerja mencapai sasaran.
Stoner Kepemimpinan adalah suatu proses
pengarahan dan pemberian pengaruh pada
kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota
yang saling berhubungan tugasnya
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni
mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni
mempengaruhi manusia baik perorangan
maupun kelompok (Thoha,2004:264).
Edwin mengemukakan teori tentang sifat
kepemimpinan ada 6 :
1) kemampuan dalam kedudukannya sebagai
pengawas (supervisory ability) atau
pelaksana fungsi-fungsi dasar manajemen.
2) kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan,
mencakup pencarian tanggung jawab dan
keinginan sukses.
3) kecerdasan, mencakup kebijakan,
pemikiran kreatif, dan daya pikir.
4) ketegasan, kemampuan untuk membuat
keputusan dan memecahkan masalah dengan
cakap dan tepat.
5) kepercayaan diri, sehingga mampu
menghadapi masalah.
6) inisiatif, kemampuan untuk bertindak
tidak tergantung, mengembangkan kegiatan
dan menemukan cara baru atau inovasi
Ordway Tead dan George R. Terry dalam Kartono
(1992:37). Sifat pemimpin:
1) energi jasmaniah dan mental, daya tahan,
keuletan, kekuatan untuk mengatasi
permasalahan.
2) kesadaran akan tujuan dan arah organisasi,
serta yakin akan manfaatnya.
3) antusiasme pekerjaan mempunyai tujuan yang
bernilai, menyenangkan, memberikan sukses,
dan dapat membangkitkan antusiasme bagi
pimpinan maupun bawahan,
4) keramahan dan kecintaan
Dedikasi pemimpin bisa memotivasi bawahan
untuk melakukan perbuatan yang
menyenangkan semua pihak, sehingga dapat
diarahkan untuk mencapai tujuan.
5) integritas. Pemimpin harus bersikap
terbuka; merasa utuh bersatu, sejiwa dan
seperasaan dengan anak buah sehingga
bawahan menjadi lebih percaya dan hormat.
6) Penguasaan teknis. Setiap pemimpin harus
menguasai satu atau beberapa kemahiran
teknis agar ia mempunyai kewibawaan dan
kekuasaan untuk memimpin.
7) ketegasan dlm mengambil
keputusan,mengambil keputusan secara cepat,
tegas dan tepat hasil dari kearifan dan
pengalamannya.
8) kecerdasan. mampu mengatasi masalah dlm
waktu yang lebih cepat dan cara yang lebih
efektif.
9) keterampilan mengajar mampu menuntun,
mendidik, mengarahkan, mendorong, dan
menggerakkan anak buahnya.
10) kepercayaan, didukung oleh kepercayaan
anak buahnya, yaitu percaya bahwa pemimpin
dengan anggota berjuang untuk mencapai tujuan
Orang yg diberi kedudukan tertentu dan
bertindak sesuai dg kedudukannya tersebut.
Orang ahli dlm organisasi / masyarakat yg
diharapkan menggunakan pengaruh dlm
mencapai visi dan misi institusi / lembaga
yang dipimpinnya
Wahai Abu Dzar, kamu ini lemah, sedangkan
tugas itu adalah amanah, dan pada hari
kiamat hal itu akan menjadi kehinaan dan
penyesalan, kecuali bagi orang yang
mengambilnya sesuai haknya dan
menjalankannya dengan baik (H.R. Muslim
No.1725)
Pertama, sebelum memimpin orang lain,
Rasulullah saw. selalu mengawali dengan
memimpin dirinya sendiri.
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa
kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu
kerjakan (QS Ashshaf: 3)
Kedua, Rasulullah saw. memperlihatkan
kepemimpinannya tidak banyak menyuruh
atau melarang TETAPI dengan suri teladan
yang baik.
Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah (Q.S. Alahzab: 21)
Ketiga,
kepemimpinan Rasulullah tidak hanya
menggunakan akal dan fisik, tetapi Beliau
memimpin dengan kalbunya. Hati tidak akan
pernah bisa disentuh kecuali dengan hati
lagi.
1.Tanggung Jawab, Bukan Keistimewaan.
Ketika seseorang diangkat atau ditunjuk
untuk memimpin maka ia sebenarnya
mengemban tanggung jawab yg besar
sebagai seorang pemimpin yg harus
mampu mempertanggungjawabkannya.
Bukan hanya dihadapan manusia tapi juga
dihadapan Allah Swt.
2.Pengorbanan, Bukan Fasilitas Menjadi
pemimpin atau pejabat untuk menikmati
kemewahan atau kesenangan hidup tapi
justru ia harus mau berkorban dan
menunjukkan pengorbanan, apalagi ketika
masyarakat yang dipimpinnya berada dalam
kondisi sulit.
3. Kerja Keras, Bukan Santai. Para pemimpin
mendapat tanggung jawab yang besar untuk
menghadapi dan mengatasi berbagai
persoalan masyarakat yang dipimpinnya
untuk Selanjutnya mengarahkan kehidupan
yang baik dan benar serta mencapai
kemajuan dan kesejahteraan.
4.Kewenangan Melayani, Bukan Sewenang-
Wenang. Pemimpin adalah pelayan bagi
orang yang dipimpinnya, karena itu menjadi
pemimpin atau pejabat berarti mendapatkan
kewenangan yang besar untuk bisa melayani
masyarakat, Rasulullah Saw bersabda:
Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka
(HR. Abu Naim)
5.Keteladanan dan Kepeloporan, Bukan
Pengekor. Dalam segala bentuk kebaikan,
seorang pemimpin seharusnya menjadi
teladan dan pelopor, bukan malah menjadi
pengekor yang tidak memiliki sikap terhadap
nilai-nilai kebenaran dan kebaikan.
Jikaleadership sudah tertanam didalam diri,
maka akan dg mudah menularkan kpd orang
lain, keluarga, sahabat, hingga masyarakat
sekitar. Bahkan Umar bin Khattab
mengatakan, taalamu qobla
antasudu (belajarlah sebelum kamu
memimpin)
Apalagi
saat ini Indonesia sangat
membutuhkan pemimpin yang berintegritas,
berkapasitas, berpengalaman, dan
memahami agama Islam secara baik.

Anda mungkin juga menyukai