Anda di halaman 1dari 45

KEBIJAKAN PERGURUAN TINGGI

DALAM PENGENDALIAN ZOONOSIS


TERKAIT KESEHATAN MANUSIA

Prof. Dr. Suwarno, drh., M.Si.


Pusat Zoonosis FKH
UNIVERSITAS AIRLANGGA
ZOONOSIS
Zoonosis menurut PAHO (Pan American
Health Organization) yang menjadi rujukan
WHO adalah : Suatu penyakit atau infeksi
yang secara alami ditularkan dari hewan
vertebrata ke manusia
Dalam rangka penanggulanagn zoonosis
diperlukan upaya melindungi kesehatan
masyarakat dengan suatu sistem yang dapat
memutus mata rantai penularan yang
melibatkan seluruh unsur ekosistem yaitu
manusia, hewan dan lingkungan.
Emerging Disease & Re-emerging Disease

Emerging Disease : penyakit zoonotik yang


telah diketahui muncul pada area baru /
menyerang spesies yang tidak peka atau
penyakit zoonotik yang tidak / belum
diketahui tetapi terdeteksi untuk pertama kali
Re-emerging Disease : suatu penyakit
zoonotik yang pernah mewabah dan sudah
mengalami penurunan intensitas kejadian,
namun mulai menunjukkan peningkatan
kembali
Kecenderungan peningkatan penyakit Menular

New Emerging : SARS, H5N1, H1N1, West Nile Virus, Nipah, Ebolla,
Mers-CoV, Hendra
Re emerging : DBD, Chikungunya, Rabies, Malaria, TBC,

Neglected Transmitted Diseases (NTDs) : Kusta, Rabies


Frambusia, Elephantiasis (Penyakit Kaki Gajah), Taeniasis
(Cacingan) ,Schistosomiasis dll
Emerging & Re-emerging Zoonoses
Sifat Zoonosis

Patogen tumbuh baik pada Reservoir host


Anthrax, Rabies, West Nile, Nipah & Hendra
Pathogen tumbuh baik pada hewan & manusia
Salmonellosis, Tubercullosis sapi (M. bovis)
Patogen adaptasi terhadap penularan antar manusia
Tubercullosis manusia (M.tubercullosis)
Patogen tumbuh baik pada Intermediate host
Monkeypox, Hantavirus, Lassa & Ebola
Patogen bersumber pada hewan tetapi tiba-tiba muncul
pada manusia
HIV, AI, SI, SARS
Identifikasi Patogen
1.415 spesies pathogen pada manusia
217 virus & prion
538 bakteri & rickettsia
307 fungi
66 protozoa
287 cacing

872 (61,6%) : bersumber dari hewan


616 (70,6%) : berasal dari ternak
476 (77,3%) : menyerang multi spesies

175 spesies pathogen : emerging disease


132 (75%) : zoonosis
Faktor yang mempengaruhi Emerging &
Re-emerging Zoonoses
1. Perubahan ekologi
2. Perubahan demografi dan perilaku manusia
3. Perjalanan dan perdagangan internasional
4. Kemajuan tknologi & industri
5. Adaptasi dan perubahan mikroorganisme
6. Penurunan perhatian pada tindakan
kesehatan masyarakat dan pengendalian
7. Perubahan pada individu hospes
PERUNDANG-UNDANGAN
Pasal 4 ayat (1) Undangundang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
UndangUndang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
Peraturan Pemerintah Nomor 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan
Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2014 Tentang Pengendalian dan
Penanggulangan Penyakit Hewan
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan
Wabah Penyakit Menular
Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pengendalian Zoonosis.
KEBIJAKAN
Permenhan 40 Tahun 2014 Tentang Pelibatan satuan
kesehatan kementerian pertahanan dan TNI dalam
pengendalian zoonosis;
Permenkes 82 Tahun 2014 Tentang Penanggulangan
Penyakit Menular;
Kepmenko Kesra 28 Tahun 2012 Tentang Rencana
Strategis Nasional Pengendalian Zoonosis Terpadu
2012-2017;
Kepmentan 4971 Tahun 2013 Tentang Penetapan
Zoonosis Prioritas;
Permenristek Dikti 13 tahun 2015 Tentang Renstra
Kemenristek Dikti 2015 - 2019
Pelaksanaan PERPRES No 30 TAHUN 2011
Pasal 4: Pengendalian zoonosis dilaksanakan
oleh instansi pemerintah, baik pusat maupun
daerah sesuai dengan tugas dan fungsi masing-
masing secara terkoordinasi, dan terintegrasi
dalam satu kesatuan dengan memperhatikan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 5: Pengendalian zoonosis sebagaimana


dimaksud dlm Pasal 4, dilaksanakan dg
mengikut-sertakan peran serta masyarakat,
dunia usaha, organisasi profesi, perguruan
tinggi, dan pihak terkait lainnya.
Peraturan Presiden No 30 / 2011

Avian influernza
Rabies
Penyakit Pes
Zoonosis Anthraks
Penting
Leptospirosis
Brucellosis
13 penyakit Tular Vektor & Binatang
Permenkes No 82/2014

Malaria Anthraks
Demam Berdarah Pes
Chikungunya Toxoplasma
Filariasis & kecacingan Leptospirosis
Schistosomiasis Avian Influenza
Japanese Encephalitis West Nile
Rabies
KEPMENTAN NO 4971/Kpts/OT.140/12/2013
tentang Penetapan Zoonosis Prioritas
Ancaman dari dalam Ancaman dari luar
1) Avian Influenza 1) EBOLA
2) Rabies 2) Influenza H7N9
3) Antraks 3) MERS-CoV
4) Japanese Encephalitis 4) SARS
5) Salmonellosis 5) HENDRA
6) Leptospirosis 6) NIPAH
7) Bovine Tubercullosis 7) HANTA
8) Pes
9) Toksoplasmosis
10) Brusellosis 70% Emerging Infectious Diseases bersifat
11) Paratubercullosis zoonosis
12) Echinococcosis
13) Taeniasis
14) Scabies
15) Trichinellosis
Prioritas Penanganan Zoonosis Di Indonesia

Prioritas dapat berbeda antara kepentingan


kesehatan masyarakat (manusia) dan
kepentingan keswan dan kesmavet, didasarkan
atas :
1.Dampak langsung yang berhubungan dengan
kesehatan masyarakat (dari akut hingga
kronis) dan mortalitas rendah hingga tinggi
2.Dampak tidak langsung berkaitan dengan
perekonomian rakyat dan keamanan
Macam Penyakit Zoonotic & Sumbernya
No Nama Penyakit Sumber
1 Avian Influenza Ternak & unggas
2 MER (Mediteranian Respiratoric Ternak, termasuk onta
Syndrome)

3 Ebola Crimean Congo HF, Lassa & tikus, kutu ,


kelelawar, ternak

4 Marburg viruses Monyet


5 Antraks Hewan & hewan liar
6 Influenza Hewan & manusia
7 Tuberkulosis Bovine Hewan ternak
8 Brucellosis Hewan ternak, kambing & babi
9 Demam Scratch Kucing
10 Cysticercosis Hewan ternak, termasuk babi
11 Cryptosporidiosis Ternak hewan & kesayangan
12 Enzootic Abortion Hewan liar, biri2 & kambing
13 Fish Tank Granulma Ikan
14 Campylobacter Unggas & ternak
15 Salmonellosis Unggas & ternak
16 Giardiasis Manusia & hewan liar
17 Glanders Kuda & keledai
18 Leptospirosis Tikus & pemamah biak
19 Streptococcal sepsis Babi

Sumber : International Zoonotic Diseases (2014).


STRATEGI NASIONAL PENGENDALIAN ZOONOSIS (KNPZ)
Intensifikasi Koordinasi, Sinergi Sumber daya, Sinkronisasi Pelaksanaan
Kebijakan Multi sektor
Reduksi risiko zoonosis pada sumbernya (Biosecurity dsb).
Sosialisasi pencegahan zoonosis kpd masyarakat .
Penguatan PDS dan PDR
Pencegahan Penularan melalui vaksinasi, eliminasi, kastrasi dsb.
Penyediaan dukungan logistik pada Pemda.
Penguatan Riset dan Perguruan Tinggi (pemerintah dan Swasta) dgn
membangun zoonosis center sbg tempat utk pelatihan, riset , konsultasi, uji
lapangan dan test konfirmasi diagnostik
Penguatan kapasitas Pemda antara lain utk mencegah bioterorisme
Penguatan Regulasi Sistem Kesehatan Hewan yang kuat.
Membangun sistem kesehatan terpadu (one health system )
Porsi Peran PT dalam Pengendalian Zoonosis
(KNPZ)
Porsi PT dalam Pengendalian Zoonosis
(KNPZ)
No STRATEGI Pelaksana Pusat Pelaksana Daerah
7 Penguatan penelitian Kemkes, Kemtan, Pemda, UPT LIPI, UPT
dan pengembangan Kemristek, Kemhut, Balitbang Kemkes, UPT
zoonosis Kemristekdikti, LIPI. Balitbang Kemtan,
Universitas Lokal, Dinkes,
SKPD Fungsi Kesehatan
Hewan
8 Pemberdayaan Kemkokesra, Pemda, Dinkes, UPT
masyarakat dengan Kemtan, Kemhut, Kemtan, SKPD Fungsi
melibatkan dunia PMI, POLRI, Kesehatan Hewan, UPT
usaha, perguruan Kemristekdikti, Kemkes, PMI.
tinggi, lembaga KPP&PA, Kemdagri,
swadaya masyarakat, Kemkeu.
dan organisasi
profesi, serta pihak-
pihak lain.
Indikator Keberhasilan (KNPZ)
Sampai dengan Oktober 2014, 28 provinsi, 36 kabupaten dan 6 kota endemik zoonosis
telah membentuk Komisi Pengendalian Zoonosis.

250 Kesehatan Pertanian Instansi terkait lainnya

1. Penurunan 1. Penurunan insidensi Peningkatan pengetahuan masyarakat


184 insidensi dan dan prevalensi pada terhadap bahaya zoonosis
200 prevalensi hewan
pada manusia 2. Meningkatnya Peningkatan kesadaran masyarakat
2. Meningkatny kemampuan deteksi dalam melaporkan kasus zoonosis
150 a dini penatalaksanaan
Penguatan kebijakan pengendalian
kemampuan kasus zoonosis pada
deteksi dini manusia sesuai zoonosis di daerah
dan prosedur
100 82 penatalaksan 3. Pembebasan wilayah
Peningkatan kerjasama antara
pemerintah dengan dunia usaha,
aan kasus terhadap zoonosis
53 56 zoonosis tertentu (rabies,
perguruan tinggi, lembaga swadaya
50 41 pada manusia brucellosis)
masyarakat dan organisasi profesi.
sesuai 4. Tidak adanya perluasan Peminimalan dampak wabah/ pandemi
12 5 prosedur wilayah penularan
2 0 0 zoonosis melalui penguatan peran lintas
0 zoonosis dan sektor
munculnya zoonosis
eksotik

Tersedianya data perkembangan zoonosis

Tersedianya data program dan anggaran untuk pengendalian zoonosis


2009 2010 2011 Meningkatnya jumlah dan kualitas penelitian tentang zoonosis

2012 2013 2014 Terbentuknya kelembagaan koordinasi pengendalian zoonosis di daerah


21
Provinsi Tetular
No. Jenis Penyakit Provinsi Persentase
Tertular
1 Rabies 24 70,45
2 Avian Influenza 33 97,06
3 Antraks 11 32,35
4 Brucellosis 20 58,82
5 Leptospirosis 5 14,71
Peran PT dalam Penanggulangan Penyakit
Zoonosis

Perguruan
Kementan Kemenkes
Tinggi
Permenristek Dikti No 13 Tahun 2015
(Renstra Kemenristek Dikti 2015 2019)
Srategi Kebijakan Kemenristek Dikti

Merumuskan, menetapkan, koordinasi & pelaksanaan kebijakan


dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi & penelitian,
pengembangan serta penerapan Iptek yang dilaksanakan oleh
lemlitbang, Perguruan Tinggi & badan usaha untuk meningkatkan
daya saing & kemandirian bangsa dengan berpedoman pd UU PT &
UU Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan & Penerapan Iptek
serta secara fokus dan konsisten, melalui pemberdayaan
pembelajaran & kemahasiswaan, kelembagaan Iptek & Dikti,
sumber daya Iptek & Dikti, riset & pengembangan, serta dgn
penguatan inovasi guna mewujudkan kehidupan masyarakat &
peningkatan daya saing bangsa Indonesia.
One Health
ONE HEALTH : Upaya Integrasi kuat dan
sinergis terutama antara bidang kedokteran
dan kedokteran hewan, kesehatan
masyarakat, kesehatan lingkungan dan disiplin
ilmu lainnya yang terkait dalam
pengendalianzoonosis dengan membangun
kolaborasi, koalisi, komunikasi pada tingkat
lokal, nasional dan global.
Kooperasi
Koordinasi
Kolaborasi
Dampak zoonosis
Dampak kesmas antara tahun 2009-2014 (KEMENKES) :
a. 839 meninggal akibat rabies (3-4 korban jiwa / minggu)
b. 54 orang tertular flu burung (FB H5N1)
c. 122 orang tertular anthraks
d. 239 meninggal akibat leptospirosis

Kerugian ekonomi (KEMENTAN, BAPPENAS, BPS,


KEMPAREKRAF):
a. Kerugian peternak akibat FB H5N1 : Rp 760 M /tahun
b. Kerugian produksi ternak ruminansia akibat brusellosis : Rp
12,5 T / 5 tahun
c. Pertumbuhan pariwisata nasional 13% (2008) turun
menjadi 6,7% (2012) akibat wabah rabies di Bali
Ancaman bioterorisme (BIN) :
a. 100 kg spora anthraks mampu membunuh 3 juta
orang
b. Ancaman anthraks terhadap KBRI di Canberra pada
2005
c. Ancaman anthraks terhadap Kedutaan Prancis di
Jakarta pada 2012

70% Emerging infectious diseases bersifat zoonosis,


meningkat dalam 2 tahun terakhir ancaman meliputi :
Influenza A H7N9, MERSCoV dan Ebola
Integrasi Sistem Pendidikan & Antara PT

20 Universitas

One
Health

34 Fakultas
National One Health Networks
VOHUN
Vietnam
(Hanoi School of
Public Health)

MYOHUN
THOHUN
Malaysia
Thailand
(Universiti
(Mahidol
Putra
Malaysia, SEAOHUN University,
Faculty of
Faculty of
Tropical
Veterinary
Medicine)
Medicine)

INDOHUN
Indonesia
(University of
Indonesia, Faculty of
Public Health)
Southeast Asia One Health University Network
(SEAOHUN)
Vietnam : VOHUN Hanoi School of Public Health
Hanoi Medical University
Hanoi University of Agriculture

Thailand : THOHUN Chiang Mai University


Mahidol University
Khon Kaen University
Malaysia : MYOHUN University Kebangsaan Malaysia
Universiti Putra Malaysia

Indonesia : INDOHUN Institut Pertanian Bogor


Universitas Airlangga
Universitas Gadjah Mada
One Health Core Competency Domains

GLOBAL SEAOHUN OHCEA


Management Management Management
Communication & Communication & Communication
Informatics Informatics
Culture & Belief Culture & Belief Culture , Belief &
Gender
Leadership Leadership Leadership
Collaboration & Collaboration & Collaboration &
Partnership Partnership Partnership
Value & Ethics Value & Ethics Value & Ethics
Systems Thinking Systems Thinking Systems Thinking
Policy & Advocacy
Research
Kementerian Pembuat Kebijakan One Health

No. Kementerian / Komisi

1 Kementerain Kesehatan

2 Kementerian Pertanian

3 Kementerian Riset, Teknologi & Pendidikan Tinggi

4 Kementerian Dalam Negeri

5 Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan

6 Kementerian Perikanan & Kelautan

7 Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis


Pelatihan One Health
Modul Kompetensi Modul Teknis
Kolaborasi & Kemitraan Konsep & Pengetahuan
Komunikasi & terkait One Health
Informatika Dasar-dasar Penyakit
Infeksi
Budaya,Kepercayaan, Manajemen Penyakit
Nilai & Etika Infeksi
Kepemimpinan Epidemiologi &
Manajemen Analaisuis Resiko
Kebijakan, Advokasi & Kesehatan Masyarakat
Regulasi Kesehatan Ekosistem
Systems Thinking Perubahan Perilaku
Penyelengaaran Riset
(Kemenristek Dikti)
Pangan
Energi
Kesehatan & obat
Transportasi
Fokus Telekomunikasi, informasi &
komunikasi
Teknologi pertahana &
keamanan
Material maju
Prakarsa Utama Periode 2015 2019
(Kemenristek Dikti)
Bidang Riset Fokus Riset
Katahanan Pencarian bibit unggul tanaman
Pangan pangan di lahan sub-optimal
(lahan kering & rawa)
Kesehatan & Pembangunan Pusat Genomik
Obat Indonesia
Riset penyakit tropis :
Vaksin HIV
Vaksin Demam Berdarah
Obat TBC
Peran Perguruan Tinggi
Menghasilkan lulusan yang berkompeten di bidang
kesehatan
Melakukan pemetaan terhadap penyakit zoonosis
Melakuakn surveilans penyakit zoonosis
Melakukan pendataan penyakit
Melakukan riset inovatif (vaksin, kit diagnostik, obat, terapi)
Melakukan kerjasama ABG
Membuat draft kebijakan penangulangan penyakit zonosis
Memberikan pelatihan penanggulangan penyakit
Memberikan penyuluhan kepada masyarakat
Membuat modul kesehatan hewan, manusia, dan
lingkungan
Peran Serta UNAIR
Seed Vaksin FKH Unair
Seed Vaksin Rabies SWNJOL-007
Strain F63 Tana Toraja
Isolat Tahun 2003
Paten Merk : No. D002011025683

Seed Vaksin Brucella


Strain Belu
Isolat Tahun 2010
Paten Merk : No. D002011025680

Seed Vaksin
Strain Malang
Isolat Tahun 2010
Paten Merk : No. D0020011025681
Peran Pusat Zoonosis FKH Unair

Best Product 2014

Seed Vaksin Vaksin Rabies


Rabies 2012 RBS 2014
Kit Diagnostik FKH Unair
(Proses pendaftaran)

Kit ELISA Rabies

Kit ELISA Brucella

Kit ELISA Avian Influenza


Kit ELISA Avian Influenza
Juara III Tingkat Nasional 2013
Feed Supplement Anti AI
(Proses pendaftaran)

AHA : Ig Y anti-
hemaglutinin AI

-na : Ig Y anti-
neuraminidase AI
Kegiatan Ilmiah
Membentuk Pusat zoonosis
Melakukan surveilans
Melakukan kerjasama ABG
Memberikan masukan terhadap pemerintah dalam
penanggulanagan penyakit
Membuat draft kajian kebijakan
Mengadakan seminar nasional & internasional zoonosis
Melakukan riset inovatif
Menghasilkan produk vaksin, kit diagnostik, obat herbal,
terapi
Memberikan penyuluhan kepada masyarakat

Anda mungkin juga menyukai