Anda di halaman 1dari 10

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL SUHU DAN

KELEMBABAN UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER


UNTUK RUANG PENYIMPANAN GABAH

Kamaluddin
20142205030
RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL SUHU DAN
KELEMBABAN UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER
UNTUK RUANG PENYIMPANAN GABAH

Kamaluddin
20142205030
Siklus Pertanian
Tanaman Padi
Latar Belakang
Mayoritas penduduk di Indonesia adalah petani, makanan pokok orang Indonesia adalah
nasi, nasi tersebut berasal dari gabah, sedangkan gabah tersebut dihasilkan oleh petani.
Pemerintah dalam mencukupi bahan pangan tersebut masih melakukan impor dari
Negara lain.
Hal ini salah satunya disebabkan karena kurang tepatnya dalam penanganan pasca panen
dalam hal Penyimpanan gabah.
Faktor - faktor yang mempengaruhi penurunan hasil panen:
Persiapan lahan
Perawatan tanaman
Pemanenan
Penyimpanan
Maka dalam hal ini saya akan membahas satu poin dari keempat poin di atas, yaitu penyimpanan pasca
panen. Sebelum menyimpan yang harus dilakukan adalah mengurangi kadar air pada gabah. Berdasarkan
deskripsi varietas padi, umur panen yang tepat adalah 30 35 hari setelah padi berbunga merata atau antara
135 145 hari setelah tanam. Berdasarkan kadar air, umur panen optimum dicapai setelah kadar air gabah
mencapai 22 23% pada musim kemarau dan antara 24 26% pada musim penghujan (Damardjati, 1974 ;
Damardjati et.al, 1981).
Pengeringan yang dilakukan petani pada umumnya hanyalah dengan menghamparkan gabah pada terpal
plastik. Hal ini merupakan cara konvensional pengeringan gabah yang dilakukan oleh petani di Indonesia.
Pengeringan seperti ini memiliki hubungan dengan cuaca, artinya hanya bisa dilakukan jika cuaca sedang
cerah. Sedangkan musim panen juga terjadi pada saat musim hujan. Apabila tidak dilakukan pengeringan
dengan segera maka akan dapat mengakibatkan gabah menjadi rusak, berjamur, busuk, berubah warna karena
fermentasi, serta berkecambah. Kelemahan dari penjemuran adalah gabah mengalami deraan panas dan
dingin silih berhanti pada siang dan malam hari yang menimbulkan tegangan dalam sel padi. Tegangan sel ini
dapat mengakibatkan butir retak yang lebih lanjut lagi akan menimbulkan butir pecah pada saat digiling.
Supaya menjaga hasil panen dalam keadaan kering pada saat di simpan dalam ruangan penyimpanan
maka diperlukan alat yang dapat mengontrol kondisi suhu dan kelembaban ruangan penyimpanan gabah,
sehingga hasil panen yang di peroleh petani dapat maksimal
Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan diselesaikan adalah bagaimana cara membuat alatn


pengontrol suhu dan kelembaban otomatis menggunakan mikrokontroler.
Batasan Masalah

Dalam penulisan dibatasi pembahasan yaitu sebuah alat elektronika yang mampu mengendalikan
suhu dan kelembaban sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan ruangan penyimpanan gabah
tersebut.
Tujuan

Tujuan dari pembuatan alat ini adalah menciptakan sebuah alat yang mampu
mengendalikan suhu dan kelembaban pada suatu ruang penyimpanan padi.
Sistematika Penulisan Laporan
Laporan ini terdiri dari 5 bab yang didalamnya mencakup dari beberapa hal:
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah yang akan dibahas, rumusan masalah yang dihadapi,
batasan masalah, tujuan, dan sistematika penulisan laporan.
Bab II Dasar Teori
Pada bab ini membahas tentang tinjauan pustaka, teori tentang alat yang di buat, komponen utama yang
digunakan meliputi software dan hardware mikrokontroler arduino uno, sensor SHT 11, serta beberapa
komponen pendukung.
Bab III Metodologi Penelitian
Pada bab ini akan membahas tentang metode penelitian, bahan penelitian, alat penelitian, perancangan alat,
dan pengambilan data.
Bab IV Hasil dan Analisa
Pada bab ini akan membahas tentang data alat, data yang dihasilkan serta analisa kerja alat dan permasalahan
yang muncul. Secara garis besar bab ini di bagi menjadi dua bagian yaitu hasil dan analisa.
Bab V Penutup
Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil pengujian alat dan saran untuk pengembangan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai