Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA


Letak wilayah Indonesia dapat dibedakan
atas letak astronomis dan letak geografis.
Letak Astronomis
Letak astronomis adalah letak mutlak
(absolut) suatu tempat yang ditentukan oleh
jaring-jaring derajat lintang dan bujur.
Secara astronomis, Indonesia terletak
antara 95 BT - 141 BT serta antara 6 LU
- 11 LS.
Letak Astronomis
Pengaruh

3 wilayah
Garis Bujur waktu (WIB,
Pengaruh WIT, WITA)
Letak
Astronomi
Garis Lintang - Iklim Tropis
Letak Geografis
Letak geografis adalah letak nyata suatu wilayah
di bumi. Bagaimana letak geografis wilayah
Indonesia.
KAITAN/PENGARUH LETAK GEOGRAFIS
DENGAN PERUBAHAN IKLIM

Perpaduan antara letak astronomis dengan letak


geografis Indonesia tersebut menimbulkan kondisi
berikut ini.
1) Matahari bersinar terus menerus sepanjang tahun.
2) Penguapan tinggi, sehingga kelembapan juga tinggi.
3) Memiliki curah hujan yang relatif tinggi.
4) Memiliki wilayah hutan hujan tropis yang cukup lebat.
5) Memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim
kemarau sebagai akibat pergerakan angin monsun.
Musim di Indonesia
dipengaruhi oleh
adanya gerak semu
matahari. Gerak semu
matahari terjadi karena
pengaruh rotasi bumi
dalam berevolusi
(mengelilingi
matahari). Perhatikan
gambar berikut!
MUSIM DI INDONESIA

Angin muson merupakan angin yang


berubah arah tiap setengah tahun.
Angin muson merupakan penentu pola
iklim dan pola angin di Indonesia. Iklim yang
dipengaruhinya dinamakan iklim musim.
ANGIN MUSON

Angin muson tenggara bertiup dari Angin muson barat bertiup dari Benua
Benua Australia menuju Benua Asia Asia menuju Benua Australia melalui
dan bergerak melewati gurun yang Laut Cina Selatan.
luas di Australia, sehingga bersifat Angin ini banyak mengandung uap air
kering dan menyebabkan musim sehingga menyebabkan terjadinya
kemarau di Indonesia. musim penghujan di Indonesia.

Sumber: Dokumen Penerbit


PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA

Garis Wallace Garis Weber

Sumber: Dokumen Penerbit

Seorang Zoologist berkebangsaan Inggris, Alfred Russel Wallacea,


melihat adanya keterkaitan antara tipe-tipe hewan dan tumbuhan
dengan suatu wilayah. Pendekatan yang dilakukan Alfred Wallacea
ini dikenal dengan pendekatan biogeografi.
PERSEBARAN FLORA DI INDONESIA
Berdasarkan pendekatan biogeografi, kekayaan hayati Indonesia dibagi atas dua
kelompok, yaitu Indo Malayan dan Indo Australian.
Kelompok Indo Malayan meliputi tanaman yang ada di kawasan Indonesia
Barat, yaitu meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali.
Kelompok Indo Australian meliputi tanaman yang ada di kawasan Indonesia
Timur, yaitu meliputi Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

Jenis Flora
Indonesia Bagian Barat Indonesia Bagian Timur
Jenis meranti-merantian sangat banyak. Jenis meranti-merantian hanya sedikit.
Terdapat berbagai jenis rotan. Tidak terdapat jenis rotan.
Tidak terdapat hutan kayu putih. Terdapat hutan kayu putih.
Jenis tumbuhan matoa (pometia Terdapat berbagai jenis tumbuhan
pinnate) sedikit. matoa, khususnya di Papua.
Jenis tumbuhan sagu sedikit. Banyak terdapat tumbuhan sagu.
Terdapat berbagai jenis nangka. Tidak terdapat jenis nangka.
PERSEBARAN FAUNA DI
INDONESIA
Tipe Ciri-ciri Habitat
1. Asiatis Jenis fauna menyusui dan berukuran besar, Sumatera,
kera dan ikan air tawar, serta tidak banyak Kalimantan,
terdapat jenis burung berwarna. Jawa, dan Bali
Jenis fauna antara lain orangutan, monyet,
gajah, badak, harimau, rusa, dan burung
merak.
2. Peralihan Banyak terdapat hewan endemis. Sulawesi dan
Jenis fauna antara lain babi rusa, kuda, Kep. Nusa
kuskus, anoa, dan komodo. Tenggara

3. Australis Binatang menyusui berukuran kecil dan Kepulauan Aru


binatang berkantung. dan wilayah
Jenis fauna antara lain kangguru, kakatua, Papua
cendrawasih, nuri, kasuari, dan walabi.
PERSEBARAN TANAH DI
INDONESIA

Pengertian
Tanah merupakan bagian paling atas dari
lapisan permukaan bumi sebagai media
tumbuhnya tanaman.
Tanah terbentuk sebagai hasil pelapukan
batuan yang banyak mengandung bahan
organik dan anorganik.
Berdasarkan prosesnya, pelapukan
batuan induk menjadi tanah dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu
pelapukan fisik, pelapukan biologi,
dan pelapukan kimia.
Tanah yang ideal untuk pertanian
adalah tanah yang mengandung
unsur bahan mineral (45%), air (20-
30%), udara (20 -30%) dan bahan
organik (5%).
PROFIL TANAH
Secara garis besar, profil tanah terdiri atas 4 lapisan.
1) Lapisan tanah atas, Lapisan tanah atas
disebut juga topsoil, merupakan bentuk
lapisan tanah yang paling subur, berwarna
cokelat kehitam-hitaman, gembur, dan
memiliki ketebalan hingga 30 cm.
2) Lapisan tanah bawah, Lapisan tanah bawah
disebut juga subsoil, merupakan lapisan
tanah yang berada tepat di bawah lapisan
topsoil, ketebalan antara 50-60 cm.
lanjutan
3) Lapisan bahan induk tanah, Lapisan bahan induk
tanah disebut juga regolith, merupakan asal atau
induk dari lapisan tanah bawah. Pada profil tanah,
lapisan ini berwarna kelabu keputih-putihan,
bersifat kurang subur karena tidak banyak
mengandung zat-zat makanan, strukturnya
sangat keras, dan sulit ditembus sistem
perakaran.
4) Lapisan batuan induk Lapisan batuan induk
disebut juga bedrock, merupakan bentuk batuan
pejal yang belum mengalami proses pemecahan.
Lapisan ini terletak di lapisan paling bawah,
sehingga jarang dijumpai manusia.
Faktor-faktoryang mempengaruhi
terbentuknya tanah/pembentuk
tanah
1. Bahan induk
2. Iklim
3. Organisme
4. Topografi/bentuk wilayah
5. waktu
Jenis-jenis tanah di Indonesia

a. Tanah gambut adalah tanah yang berasal dari


bahan organik yang selalu tergenang air (rawa)
dan kekurangan unsur hara, sirkulasi udara tidak
lancar, proses penghancuran tidak sempurna,
kurang baik untuk pertanian. Banyak terdapat di
Kalimantan, Sumatra Timur, dan Papua.
b. Tanah mergel adalah tanah campuran dari batuan
kapur, pasir, dan tanah liat yang dikarenakan
hujan yang tidak merata. Banyak terdapat di
lereng pegunungan dan dataran rendah seperti di
Solo, Madiun, Kediri, dan Nusa Tenggara.
c. Tanah kapur (renzina) adalah tanah yang
terbentuk dari bahan induk kapur yang
mengalami laterisasi lemah. Banyak terdapat
di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku, dan Sumatra.
d. Tanah endapan atau tanah aluvial adalah
tanah yang terbentuk karena pengendapan
batuan induk dan telah mengalami proses
pelarutan air. Jenis tanah ini merupakan tanah
subur dan banyak terdapat di Jawa bagian
utara, Sumatra bagian timur, Kalimantan
bagian barat dan selatan.
e. Tanah terrarosa adalah tanah hasil
pelapukan batuan kapur. Jenis tanah ini
banyak terdapat di daerah dolina dan
merupakan daerah pertanian yang subur.
Daerah persebarannya meliputi Jawa
Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara,
Maluku, dan Sumatra.
f. Tanah humus adalah tanah hasil pelapukan
tumbuhan (bahan organik), berwarna
hitam, sangat subur, cocok untuk
pertanian. Banyak terdapat di Kalimantan,
Sumatra, Sulawesi, dan Papua.
g. Tanah vulkanis adalah tanah hasil pelapukan
bahan padat dan bahan cair yang dikeluarkan
gunung berapi. Jenis tanah ini sangat subur
dan cocok untuk pertanian. Jenis tanah ini
banyak terdapat di daerah Jawa, Sumatra,
Bali, Lombok, Halmahera, dan Sulawesi.
h. Tanah padzol adalah tanah yang terjadi
karena temperatur dan curah hujan yang
tinggi, sifatnya mudah basah, dan subur jika
terkena air. Jenis tanah ini berwarna kuning
keabu-abuan dan cocok untuk perkebunan.
Banyak terdapat di pegunungan tinggi.
i. Tanah laterit adalah tanah yang terbentuk
karena temperatur dan curah hujan yang
tinggi. Namun jenis tanah ini kurang subur
dan banyak terdapat di Jawa Timur, Jawa
Barat, dan Kalimantan Barat.
j. Tanah pasir adalah tanah hasil pelapukan
batuan beku dan sedimen dan tidak
berstruktur. Jenis tanah ini kurang baik
untuk pertanian karena sedikit mengandung
bahan organik. Banyak terdapat di pantai
barat Sumatra Barat, Jawa Timur, dan
Sulawesi.

Anda mungkin juga menyukai