Anda di halaman 1dari 20

Assalamualaikum

Kelompok 4
Oktiana dewi P. (1102300077)
Ida royyani (1102300078)
Kartika cahya N. (1102300079)
Rara dyah M. (1102300080)
Farhat lubna (1102300081)
Siti aprilia R. (1102300082)
Eka maya (1102300083)
Lia ristiani (1102300084)
Fetri nurjannah (1102300085)
Siti nurhamidah (1102300086)
Nining setyawati (1102300103)
1. Model segitiga epidemiologi
Sebagaimana pada model
segitiga epidemiologi
penyebaran penyakit
infeksi yang dibuat oleh
John Gordon, penularan
demam berdarah ini juga
dipengaruhi oleh interaksi
tiga faktor, yaitu sebagai
berikut:
Pejamu (Host)
Pejamu (host) artinya
adalah kelompok yang dapat
terserang penyakit ini.
Aedes aegypty

Manusia Lingkungan
ada beberapa hal yang mempengaruhi pejamu
(host) ini mudah terserang penyakit DBD ini,
diantaranya.
a. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
- Pengetahuan
Penyakit DBD ini sendiri dapat
berakibat fatal akibat dari gejala dan
tanda-tandanya yang sulit
dibedakan dengan penyakit demam
pada umumnya.
- Sikap dan Perilaku
Perilaku manusia yang menyebabkan
terjangkitnya dan menyebarnya DBD
khususnya diantaranya adalah
mobilitas dan kebiasaan masyarakat itu
sendiri.
b. Imunitas dan Gizi
Secara umum diterima bahwa gizi
merupakan salah satu determinan penting
respons imunitas. Penelitian epidemiologis
dan klinis menunjukkan bahwa kekurangan
gizi menghambat respons imunitas dan
meningkatkan resiko penyakit infeksi.
Pembawa Penyakit (Agent)
Agent adalah subtansi yang ada atau
tidaknya, bila diikuti kontak yang efektik pada
manusia rentan aknan menjadi rangsangan bagi
timbulnya penyakit .
Lingkungan (Environment)
Lingkungan yang dimaksud adalah
lingkungan yang memudahkan terjadinya kontak
dengan agent. Sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya, nyamuk ini memang sedikit
berbeda. Nyamuk ini hidup di lingkungan
perumahan, dan menyukai tempat yang
cenderung teduh, lembab, dan gelap.
2. KLB
Berdasarkan undang-undang wabah (1969), Kejadian
Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya suatu kejadian
kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu
kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam
kurun waktu tertentu.
Suatu kejadian dapat ditetapkan sebagai KLB
apabila ada unsur.
- Timbulnya suatu penyakit menular yang
sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal.
- Peningkatan kejadian penyakit terus-
menerus selama kurun 3 kurun waktu berturut-turut
menurut penyakitnya (jam, hari,minggu)
- Peningkatan kejadian
penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih
dibandingkan dengan periode
sebelumnya
- Jumlah penderita baru dalam
satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali
lipat atau lebih bila dibandingkan dengan
angka rata-rata perbulan dalam tahun
sebelumnya
3. Pencegahan
Kegagalan dalam mengalahkan DBD bukan
disebabkan oleh soal kelangkaan dana, jeleknya
sistem pemberantasan, atau lemahnya layanan
kesehatan, melainkan lebih karena
masyarakatnya sendiri belum diberdayakan, dan
belum tergugah berpartisipasi bersama-sama
melawan DBD. Hanya mengobati kasus yang
sudah terlanjur DBD berarti pemborosan selain
berdampak sosial-ekonomi yang tidak kecil bagi
masyarakat dan negara, karena sejatinya masih
ada cara untuk menggagalkan DBD yang
sebenarnya tidak perlu terjadi.
Pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat
untuk meminimalisasi kemungkinan terinfeksi
virus dengue diantaranya adalah.
Peningkatan status gizi, peningkatan imunitas
Gizi merupakan salah satu determinan penting
respons imunitas. Penelitian epidemiologis dan
klinis menunjukkan bahwa kekurangan gizi
menghambat respons imunitas dan meningkatkan
resiko penyakit infeksi. Dan penyakit DBD ini tidak
serta merta terinfeksi begitu saja, akan dilakukan
perlindungan secara otomatis oleh antibodi dalam
tubuh kita. Sehingga sangat perlu meningkatkan
gizi agar memiliki sistem imunitas yang optimal
dan menurunkan resiko penyakit infeksi menular.
Pendidikan kesehatan
Masyarakat perlu diberikan penyuluhan khusus
mengenai sosok penyakit DBD itu sendiri lebih
dini. Ada kriteria klinis yang perlu diketahui
oleh masyarakat terlebih di daerah endemik.
Sehingga diharapakan masyarakat dapat
menindak lanjuti kasus DBD ini lebih dini dan
prevalensi penderita dapat ditekan.
Penyuluhan mengenai cara pencegahan DBD
juga diperlukan sehingga masyarakat dapat
meminimalkan resiko terjangkitnya DBD itu
sendiri.
Partisipasi dalam menjaga kebersihan
lingkungan
Penyuluhan atau pendidikan kesehatan dan
upaya-upaya pencegahan yang dilakukan
pemerintah akan menjadi sia-sia apabila tidak
ada respons positif dari masyarakat untuk ikut
turut serta dalam upaya pencegahan terutama
menjaga kebersihan lingkungan. Karena
kesehatan bukan hanya masalah pemerintah
melainkan masalah dari semua pihak.
2. Model jaring-jaring sebab akibat

Pemutusan rantai penularan atau cara


penularan arthropod-borne disease dapat
dilakukan dengan mempelajari cara penularan
penyakit yang ada. Usaha yang dapat
dilakukan kontrol vektor dan memanipulasi
lingkungan.
nyamuk genangan air

Manusia manusia Lingkungan

cuaca
Nyamuk 2

Manusia 2 pola tidur


3. Model roda

Ada beberapa prinsip dalam mengendalikan


Arthropoda reservoir antara lain :
Kontrol lingkungan
Dengan melakukan gerakan 3M, yaitu
mengubur, menguras, dan menutup. Selain itu
dengan memberikan bubuk Abate di tempat-
tempat yang berpotensi menjadi sarang
nyamuk. Dengan melakukan hal diatas dapat
mengendalikan populasi nyamuk Aedes
aegypti.Dan cara ini merupakan cara terbaik
karena hasilnya bersifat permanen.
Inti genetik

manusia

Lingkungan
4. Model causal pie

Pencegahan yang dapat dilakukan oleh


masyarakat untuk meminimalisasi
kemungkinan terinfeksi virus dengue
diantaranya adalah Peningkatan status gizi,
peningkatan imunitas, dan menjaga
lingkungan.
Terimakasih .

Anda mungkin juga menyukai