Anda di halaman 1dari 30

Pemeriksaan Ekstermitas

Rosita Sholekha
20120310054
Penilaian Gerakkan

Pasien diminta untuk menggerakkan


anggota gerak atas, kemudin dinilai
apakah gerakan bersifat Bebas (B),
Bebas Terbatas, atau tidak dapat
digerakkan.
Pasien diminta mengangkat lengan
sendi bahu, menekuk siku, mengepal,
meluruskan jari tangan.
KEKUATAN OTOT
Kekuatan otot dinilai secara klinis dengan
mengklasifikasikan kemampuan pesan
untuk mengkontraksikan otot volunter
melawan gravitasi dan tahanan pemeriksa.
Berdasarkan Medical Research Concil scale:

Kekuatan Keterangan
0 Tidak ada gerakan otot yang terdeteksi
1 Terdeteksi sedikit getaran atau kontraksi otot
2 Gerakan aktif tubuh tanpa dapat melawan grafitasi
3 Gerakan aktif dapat melawan gravitasi
4 Gerakan aktif dapat melawan gravitasi dan tahanan
5 Gerakan aktif melawan tahanan penuh tanpa terlihat
kelelahan yang nyata
Pemeriksaan Kekuatan
Fisiologis

Untuk menimbulkan reflek


tendon dalam, minta pasien
untuk rileks, kemudian
tempatkan ekstermitas
dalam posisi benar dan
simetris, ketuk tendon dengan
pergelangan tangan yang
cepat.
Biasanya reflek dinilai dengan skala:
Skor Keterangan

0 Tidak ada refleks


1+ Sedikit berkurang, normal rendah
2+ Rata-rata: normal
3+ Lebih cepat daripada rata-rata
4+ Sangat cepat, hiperaktif dengan klonus
Reflek Bisep (c5, c6)

Lengan pasien dalam posisi fleksi parsial pada


sendi siku dengan telapak tangan menghadap ke
bawah.
Tempatkan ibu jari atau jari tangan anda pada
tendon bisep.
Lakukan pengetukan dengan palu reflek
sedemikian rupa agar arah langsung ke tendon
biseps melalui tangan anda.
Amati fleksi pada sendi siku, rasakan ada kontraksi
muskulus biseps.
Reflek Triseps (c6, c7)

Fleksikanlengan pasien pada sendi siku


sementara telapak tangan menghadap kearah
tubuh dan tarik lengan sedikit menyilang dada.
Coba sangga lengan atas, minta pasien untuk
rileks.
Ketuk tendon tepat diatas siku, pengetukan
langsung dari belakang siku.
Perhatihkan kontraksi muskulus triseps dan
gerakan ekstensi sendi siku.
REFLEK BRONKIORADIALIS (C5, C6)

Tangan pasien harus diletakkan pada perut


atau pangkuannya sementara lengan
bawah pada posisi pronasi parsial.
Lakukan pengetukan pada os radius 1-2 inci
diatas pergelangan tangan.
Perhatihkan gerakan fleksi dan supinasi
lengan bawah.
Reflek patela (L2,L3,L4)

Pasien dapat duduk atau berbaring,


sendi lutut difleksikkan.
Lakukan pengetukan cepat pada tendon
patela dibawah os patela.
Perhatihkan kontraksi m. kuadriseps
yang disertai ekstensi pada sendi lutut.
Tangan disebelah anterior paha pasien
memyngkinkan meraba reflek tersebut.
Reflek achillles (S1)

Jikapasien duduk lakukan dorso fleksi


pada sendi pergelangan kaki , minta
pasien rileks.
Ketuk tendon archilles.
Amati dan rasakan gerakan reflek fleksi
plantaris yag terjadi pada sendi
pergelangan kaki. Perhatihkan pula
kecepatan relaksasi sesudah kontraksi.
Reflek patologis
Reflek Balbinski

Pasien berbaring dengan tungkai


diluruskan, Pegang pergelangan kaki
supaya tetap pada tempatnya.
Goresan pada tepi lateral mulai dari
tumit menuju pangkal jari.
Dinyatakan positif jika didapatkan dorso
fleksi ibu jari yang dapat disertai
mekarnya ibu jari.
Reflek chaddoks

Rangsangan diberikan dengan


menggoreskan bagian lateral maleolus.
Positif jika didapatkan dorso fleksi ibu jari
yang dapat disertai mekarnya ibu jari.
Reflek Gordon

Pemeriksaan dilakukan dengan


memencet(Mencubit otot betis).
Positif jika didapatkan dorso fleksi ibu
jari yang dapat disertai mekarnya ibu
jari.
Reflek Oppenheim

Pemeriksaan dilakukan dengan cara


mengurut kuat tibia dan otot tibialis
anterior. Arah mengurut ke bawah.
Positif jika didapatkan dorso fleksi ibu
jari yang dapat disertai mekarnya ibu
jari.
Reflek Gonda

Pemeriksaan dilakukan dengan


menekan satu jari kaki kemudian
melepaskannya.
Positif jika didapatkan dorso fleksi ibu
jari yang dapat disertai mekarnya ibu
jari.
Reflek Schaefer

Pemeriksaan dilakukan dengan cara


menekan tendon achiles.
Positif jika didapatkan dorso fleksi ibu
jari yang dapat disertai mekarnya ibu
jari.
Reflek Rosolimo

Stimulasi dengan mengetuk telapak kaki


Hasil + jika dorsofleksi atau ekstensi
ibu jari dan pengembangan jari lain.
Reflek Hoffman -Trommer

Tangan penderita kita pegang pada pergelangan dan jari-


jarinya disuruh fleksi. Kemudian jari tengah penderita
kita jepit di antara telunjuk dan jari tengah kita.
Dengan ibu jari kita gores-kuat ujung jari tengah
penderita.
Pemeriksaan bernilai positif jika Fleksi jari telunjuk serta
fleksi dan adduksi ibu jari .
Pemeriksaan Tonus

Tonus adalah tahanan otot sehat


Cara pemeriksaan tonus lengan bawah atau
tungkai bawah yaitu
1. Tangan kiri memegang siku/lutut, tangan lain
memegang distalnya
2. Gerakan lengan bawah/tungkai bawah
ekstensi/fleksi berkali-kali, mula-mula perlahan
lalu makin cepat
3. Nilai tahanan yang terasa & bandingkan kanan-
kiri (hipertonus, hipotonus, spastisitas, rigiditas)
Pemeriksaan
trof

Pemeriksaan trofi dilakukan dengan melakukan


palpasi pada massa otot yang diperiksa.
Beri perhatian khusus pada tangan, bahu, dan
paha. Eminensia thenar dan hipothenar harus
penuh serta cembung dan ruang antara os
metacarpal tempat beradanya m. interoseus
dorsalis harus penuh atau sedikit depresi.
Atrofi dapat terjadi pada pertambahan usia
normal.
Pemeriksaan klonus

Klonus kaki dibangkitkan dengan jalan


meregangkan otot sure betis. Pemeriksaan
dilakukan dengan menempatkan tangannya di
telapak kaki penderita, kemudian telapak kaki
didorong dengan cepat sehingga terjadi dorso
fleksi sambil seterusnya diberi tahanan enteng
Hal ini mengakibatkan tegangnya otot betis.
Bila klonus positif maka ada gerakan ritmik
kaki yaitu plantar fleksi dan dorso fleksi
bergantian.
Klonus Patela dibangkitkan dengan
meregangkan otoot kuadrisep femoris .
Kita memegang patela penderita
kemudian didorong dengan kejutan kearah
distal sambil memberi tahanan enteng
Klonus + jika kontraksi ritmik otot
kuadriseps mengakibatkan gerakan bolak
balik patela. Pada ppemeriksaan tungkai
harus dilemaskan.
Pemeriksaan
klonus
Pemeriksaan Sensibilitas
Periksaan rabaan: dengan sepotong
kapas dengan ujung dibuat sekecil
mungkin, hindari tekanan atau nyeri.
Pemeriksaan nyeri: dengan menusuk
jarum, api, es, maupun kimia.
Pemeriksaan rasa suhu: pemeriksaan
dilakukan dengan tabung reaksi diisi air
dingin (10-20 derajat C) atau panas (40-
50 derajat C).
Posisi: Pengenalan posisi tubuh.
Diskriminasi: Membedakan dua titik dan
dua benda
Getaran: dengan garputala 257 Hz

Anda mungkin juga menyukai