Anda di halaman 1dari 50

MOHD HAFIZ BIN SALLEHUDDIN

030.07.301
Nama

Nn. S

Jenis Kelamin

Perempuan

Umur

27 tahun

Pekerjaan

Karyawan Swasta

Pendidikan

Diploma

Alamat

Jl. Pitara RT04/16 No.11, Pancoran Mas, Depok


Keluhan Utama
Mata kiri merah sejak 2 hari yang
lalu
Keluhan Tambahan
Mata berair, sakit, belekan
2 HARI YL RS
Mata kiri merah Mata berair, jernih
Muncul mendadak Belekan saat bangun
setelah berolahraga tidur, keras
Rasa mengganjal
Rasa sakit Sedikit gatal
Sering terpapar debu

Pasien memakai kacamata


sferis -4 sejak SMA

MENYANGKAL matanya silau, melihat buram, pandangan berkabut, pusing, ada


benjolan, riwayat mata kemasukan sesuatu benda asing, atau pernah cedera mata
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit Riwayat
Dahulu Keluarga kebiasaan
Pasien tidak Riwayat keluhan softlens sejak
pernah sakit yang sama dari SMA
seperti ini dalam keluarga hanya dipakai
alergi makanan disangkal sewaktu
dan obat-obatan berolahraga
(-) Softlens diganti
tiap 6 bulan 1
tahun
Keadaan umum: Baik
Kesadaran: Compos TD:
Mentis 120/80
mmHg

RR: TANDA Nadi:


20 x/menit 88 x/menit
VITAL

Suhu:
STATUS GENERALIS : Afebris
dalam batas normal
Okuli Dekstra Pemeriksaan Okuli Sinistra

+ Softlens 6/6 Visus 3/60, pinhole 6/12

Ortoforia Kedudukan Bola Mata Ortoforia

Baik, ke segala arah Pergerakan Bola Mata Baik, ke segala arah

Edema (-), Entropion (-), Ektropion Palpebra Superior Edema (+), Entropion (-),
(-), Trikiasis (-), Distrikiasis (-), Ektropion (-), Trikiasis (-),
Hiperemis (-). Distrikiasis (-), Hiperemis (-).
Okuli Dekstra Pemeriksaan Okuli Sinistra
Hiperemi (-), Papil (-), Litiasis (-), - Konjungtiva tarsalis Hiperemi (+), Papil (-), Litiasis (-),
Folikel (-), Injeksi Silier (-), Injeksi superior Folikel (-), Injeksi Silier (-), Injeksi
Konjungtiva (-), Subkonjungtiva - Konjungtiva bulbi Konjungtiva (+), Subkonjungtiva
Bleeding (-), Pterigium (-) - Konjungtiva tarsalis Bleeding (-), Pterigium (-)
inferior

Jernih Kornea Jernih


Dalam Camera Oculi Anterior Dalam
Warna coklat, Iris Warna coklat,
Gambaran kripti baik Gambaran kripti baik
Bulat, isokor, RCL +, RCTL + Pupil Bulat, isokor, RCL +, RCTL +
Jernih Lensa Jernih
shadow test (-) shadow test (-)
Jernih Vitreous Humor Jernih
Refleks fundus (+) Funduskopi Refleks fundus (+)
Normal/palpasi Tekanan Intra Okuler Normal/palpasi
Anamnesis Pemeriksaan fisik

Wanita 27 tahun K/U: baik, CM


keluhan mata kiri merah TV: dalam batas normal
sejak 2 hr yll AVOD : + softlens6/6
mendadak + rasa sakit AVOS: 3/60, ph 6/12
Berair (+) jernih
Belekan (+) saat bangun Pemeriksaan Okuli Sinistra

dari tidur, keras, banyak Palpebra Superior Edema (+)

Mengganjal (+) dan Palpebra Inferior Edema (+)


sedikit gatal
Sering terpapar debu - Konjungtiva Hiperemi (+),
memakai softlens sejak tarsalis superior Injeksi Konjungtiva (+)

SMA -
-
Konjungtiva bulbi
Konjungtiva

Kacamata sferis -4 ODS tarsalis inferior

sejak SMA
Konjungtivitis Bakteri Akut
OS
Konjungtivitis Virus OS

Konjungtivitis Alergi OS
Pemeriksaan Giemsa/ pengecatan gram
Tidak
Mencuci menggunak
tangan Jaga an bantal, Menggunak
Istirahat dan setiap kali kebersihan handuk dan
selesai air mandi
an kaca
mata untuk
makan mata dan
makanan memegang tidak bersama
mata yang menggosok- serta lap
melindungi
mata dari
bergizi sakit dan gosok mata. mata debu dan
menggunak dengan angin
an tisu tissue yang
berbeda
1. Poly Dex ED neomycin sulphate, polymycin B sulphate, dexamethasone
2. Cravit Ophthalmic ED 0,5% - levofloxacin hydrate
3. Protagenta ED
6 tetes/hari OS
Ad vitam Ad functionam Ad sanationam

Ad bonam Ad bonam Ad bonam


Pasien wanita 27 tahun datang ke Poli Mata dengan keluhan
mata kiri merah sejak 2 hari yang lalu, munculnya mendadak
disertai rasa sakit. Pasien menyadari matanya mulai merah
sewaktu dia melepaskan softlens dari matanya setelah
berolahraga. Mata kirinya suka berair, jernih, banyak belekan
saat bangun dari tidur, belekan keras sehingga sulit untuk
membuka mata. Merasa mengganjal pada mata dan sedikit
gatal. Sering terpapar debu sewaktu berolahraga, dan
kadang menggosok-gosok matanya. Pasien sering memakai
softlens sejak SMA, dipakai terutama saat berolahraga.
Kacamata sferis -4 untuk kedua matanya. Pasien tidak
mempunyai riwayat penyakit DM, hipertensi atau alergi.
penyakit mata tidak berkait dengan penyakit-penyakit mata
yang berhubungan dengan peningkatan usia seperti kelainan
degeneratif, vaskuler, ataupun gangguan metabolik.
disertai dengan belekan mata merah dengan penglihatan
normal dan belekan/kotoran
hipotesis awal berupa :
Konjungtivitis bakteri
Konjungtivitis virus
Konjungtivitis alergi
Kemerahan hiperemia
Hiperemia konjungtivitis akut
Kemerahan paling nyata pada forniks dan mengurang ke arah limbus
disebabkan dilatasi pembuluh darah posterior.
Terjadinya suatu peradangan akan menyebabkan vasokonstriksi segera
pada area setempat, peningkatan aliran darah ke lokasi (vasodilatasi)
sehingga mata terlihat menjadi lebih merah.
Mata berair lakrimasi
Lakrimasi konjungtivitis akut
Sekresi air mata sensasi benda asing, sensasi terbakar atau tergores, atau
karena gatal
Transudasi ringan juga timbul dari pembuluh yang hiperemik dan menambah
jumlah air mata.
Belekan eksudasi
Eksudatnya berlapis dan amorf konjungtivitis bakteri
Palpebra bertahi mata saat bangun tidur hampir semua konjungtivitis
jika eksudat berlebihan dan palpebra saling melengket bakteri atau
klamidia
Sel-sel radang bermigrasi dari stroma konjungtiva permukaan
Sel-sel ini bergabung dengan fibrin dan mukus dari sel goblet eksudat
konjungtiva perlengketan konjungtiva terutama di pagi hari
Kelopak mata bengkak peradangan di palpebra
Untuk menghambat peradangan menjadi lebih lanjut, fagosit masuk ke
jaringan pembuluh darah membawa darah membanjiri jaringan kapiler
jaringan memerah (RUBOR), memanas (KALOR), terjadi peningkatan
permeabilitas kapiler, masuknya cairan dan sel dari kapiler ke jaringan
sehingga terjadinya akumulasi cairan (eksudat) dan bengkak (edema)
Pemerikaan fisik

K/U: baik, kesadaran CM


TV: dalam batas normal.
AVOD : + softlens6/6
AVOS : 3/60, ph 6/12
Pemeriksaan Okuli Sinistra
Palpebra Superior Edema (+)

Palpebra Inferior Edema (+)

- Konjungtiva tarsalis superior Hiperemi (+),


- Konjungtiva bulbi Injeksi Konjungtiva (+)
- Konjungtiva tarsalis inferior
Konjungtivitis akut keluhan dirasakan sejak 2 hari
Mata merah
Injeksi konjungtiva
Belekan + terutama pagi hari
Mata berair
Ukuran pupil normal, respons cahaya pupil normal
tidak ada penglihatan silau/fotofobia, fler
tidak ada penurunan visus
TIO normal
Penyebab dari konjungtivitisnya adalah bakteri:
Kotoran mata (eksudasi) banyak
Mata kadang berair
Mata tidak terlalu gatal
Oedema palpebra superior dan inferior OS
Konjungtiva tarsalis superior dan inferior
hiperemis
Injeksi konjungtiva +
Tidak ditemukan adenopati preaurikuler
Untuk memastikan etiologinya dapat dilakukan
pemeriksaan mikroskopik kerokan konjungtiva
yang dipulas dengan pulasan Gram atau
Geimsa
Ciri khas dari konjungtivitis bakteri adalah
banyaknya leukosit (neutrofil) polimorfonuklear
Pasien dianjurkan istirahat dan makan makanan bergizi
meningkatkan imunitas tubuh
Dianjurkan untuk menjaga kebersihan mata dan tidak
menggosok mata mengelakkan terjadi infeksi ke mata yang
tidak sakit dan supaya tidak terjadi infeksi sekunder akibat
tangan yang tidak bersih
Pasien dianjurkan untuk mencegah penularan tidak
menggunakan bantal, handuk dan air mandi bersama serta lap
mata dengan tissue yang berbeda dan tidak digunakan
berulang-ulang
karena bakteri ini ditularkan melalui kontak erat dari orang ke orang dan
oleh benda penular seperti seprai, alat-alat optik yang terkontaminasi
dan air.
Pasien diminta untuk kontrol 1 minggu untuk mengevaluasi
perjalanan penyakitnya.
Obat yang diberikan adalah:
Poly Dex ED yang mengandung
Neomycin sulphate,
Polymixin B sulphate
dexamethasone
Ini merupakan kombinasi 2 antibiotik dan kortikosteroid
Cravit ophthalmic ED 0.5% yang mengandung
Levofloxacin hydrate sejenis antibacterial
Protagenta ED
membasahi permukaan bola mata pada penggunaan lensa kontak

Setiap obat ditetes 6x sehari pada mata kiri


Ad bonam
Ad vitam Penyakit ini tidak mengancam nyawa pasien

Ad bonam
Ad
Dapat sembuh dengan sempurna. Tanpa diobati, infeksi dapat
functionam berlangsung selama 10-14 hari, jika diobati memadai 1-3 hari

Ad bonam
Ad
dengan pengobatan dan pencegahan infeksi yang benar, pasien
sanationam tidak akan kambuh lagi
Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, melekat erat pada tarsus sehingga sukar
digerakkan
Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di bawahnya.
Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan
konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.
epitel silinder bertingkat,
superfisial Sel-sel epitel superfisial mengandung sel-sel goblet bulat atau oval yang
menghasilkan musin.
Basal berwarna lebih pekat daripada sel-sel superfisial dan di dekat limbus dapat
mengandung pigmen.
Konjungtiva menerima persarafan dari percabangan 1 (oftalmik) nervus V
(Trigeminus). Saraf ini hanya relatif sedikit mempunyai serat nyeri.
Definisi

Konjungtivitis adalah radang


konjungtiva atau radang selaput
bening yang menutupi bagian putih
mata dan bagian dalam kelopak mata
Berdasarkan onset Etiologi

Akut Agen infeksi (bakteri,


Kronis virus)
Imunologi
Penyakit autoimun
Kimia / iritatif
Bhub dengan
penyakit sistemik
Pada dakriosistitis/
kanalikulitis
dua bentuk konjungtivitis bakteri: Hiperakut (purulen)
AKUT (termasuk hiperakut dan subakut) - Neisseria gonorrhoeae
- biasanya jinak dan sembuh sendiri, berlangsung - Neisseria meningitis
kurang dari 14 hari. -Neisseria gonorrhoeae subspesies kochii
- Pengobatan obat anti bakteri sembuh dalam Akut (mukopurulen)
beberapa hari -Pneumococcus (Streptococcus
pneumoniae) (iklim sedang)
KRONIK - Haemophilus aegyptius (basil Koch-
-biasanya sekunder terhadap penyakit palpebra Weeks), iklim tropik)
atau obstruksi duktus nasolakrimalis Subakut
- Haemophilus influenza (iklim sedang)
Kronik, termasuk blefarokonjungtivitis
- Staphylococcus aureus
- Moraxella lacunata (diplobasil Morax-
Avenfeld)
Jenis jarang (akut, subakut, kronik)
- Streptococci
- Moraxella catarrhaiis
- Corynobacterium diphtheriae
- Mycobacterium tuberculosis
(disebabkan N gonorrhoeae, N kochii dan N meningitidis)
Banyak eksudat purulen.
K.GOsekret yang purulen padat dengan masa inkubasi 12 jam 5
hari, disertai pendarahan subkonjungtivita dan kemosis.
tiga bentuk:
- oftalmia neonatarum ( bayi yang berusia 1 3 hari )
- konjungtivitis gonore infantum ( lebih dari 10 hari ),
- konjungtivitis gonore adultorum.
Orang dewasa terdapat kelopak mata bengkak, sulit dibuka dan
konjungtivita yang kaku disertai sakit pada perabaan; pseudomembran
pada konjungtivita tarsal superior; konjungtivita bulbi merah, kemosis,
dan menebal; gambaran hipertrofi papilar besar; juga tanda-tanda
infeksi umum
Tidak jarang ditemukan pembesaran dan rasa nyeri kelenjar
preaurikular.
disebut mata merah oleh orang awam.
Ditandai oleh hiperemia konjungtiva secara akut, dan jumlah
eksudat mukopurulen sedang.
Penyebab utama:Streptococcus pneumoniae pada iklim sedang
dan Haemophilus aegyptius pada iklim panas.
Penyebab kurang umum adalah stafilokokus dan streptokokus
lain.
Konjungtivitis H aegyptius dan S pneumoniae dapat disertai
perdarahan subkonjungtiva.
Gram
PEMERIKSAAN
Giemsa
PENUNJANG
, Uji sensitivitas

Stafilokok blefarokonjungtivitis
Genokokus perforasi kornea dan
endoftalmitis
KOMPLIKASI
Meningokokus dapat menyebabkan
septikemia atau meningitis

Antibiotik: gentamisin, kloramfenikol,


PENGOBATAN polimiksin, etc. selama 3- 5 hari
haemophilus influenzae Bila tidak
diobati sembuh dengan sendirinya dalam
PROGNOSIS 2 minggu.
Dgn pengobatan sembuh :1 -3 hari
3 bentuk konjungtivitis virus:
a. Demam Faringokonjungtival
b. Keratokonjungtivitis Epidemika
c. Konjungtivitis Hemoragika Akut
Demam Faringokonjungtiva
Tanda dan gejala
Demam 38,3-40 C
sakit tenggorokan
konjungtivitis folikuler pada satu atau dua mata.
Folikuler sering sangat mencolok pada kedua konjungtiva dan pada mukosa faring.
Mata merah dan berair mata
fotofobia,
kelopak bengkak dengan pseudomembran.
Khas : limfadenopati preaurikuler (tidak nyeri tekan).

Terapi
Simptomatik,
Dapat sembuh dalam 10hari.
Tanda dan gejala Penyebaran
Umumnya bilateral, awalnya satu Melalui jari-jari tangan
mata dokter, alat-alat pemeriksaan
injeksi konjungtiva, nyeri sedang mata yang kurang steril, atau
dan berair mata,
pemakaian larutan yang
fotofobia, keratitis epitel, dan
kekeruhan subepitel yang bulat. terkontaminasi.
Sensasi kornea normal. Larutan mata, terutama
Nodus preaurikuler yang nyeri anestetika topical
tekan : khas. Terapi
Edema palpebra, kemosis, dan Belum ada terapi spesifik,
hyperemia konjungtiva :akut. kompres dingin :gejala << dan
Folikel dan perdarahan hiperemia.
konjungtiva pseudomembran Kortikosteroid selama konjungtivitis akut
parut datar / pembentukan dapat memperpanjang keterlibatan
symblepharon. 1,3,4 kornea sehingga harus dihindari.
Agen antibakteri harus diberikan jika
terjadi superinfeksi bacterial
GEJALA:

Masa inkubasi Mata terasa


24-48 jam sakit (sakit fotofobia,
periorbita),

sensasi benda banyak


asing, mengeluarkan merah,
air mata,

edema hemoragi Limfadenopati


palpebra, subkonjungtival. preaurikuler,

folikel keratitis
konjungtiva epithelial.
hiperemia, giant cell pada

Diagnosis :
Gejala :
vesikel, pewarnaan
giemsa,
pseudo
membran pada kultur virus,
konjungtiva, sel inklusi
Papil intranuklear
Pembesaran kel.
Preaurikuler
CONJUNGTIVITIS ALERGI

inflamasi kronis pada konjungtiva (unilateral) dan


berhubungan dengan gen/herediter.

>90% penderita dgn penyakit ini mempunyai riwayat atopi


lain spt asma,eczema atau rhinitis alergi seasonal

Inflamasi pada konjungtiva dan kelopak mata (bilateral) dan


berhubungan kuat dengan dermatitis atopic.
Merupakan reaksi hypersensitivitas type I.
Seasonal dan Perineal Alergic
Biasanya alergen berupa serbuk sari, rumput2 liar. SAC
(seasonal allergic conjunctivitis), gejalanya mirip dengan
konjungtivitis akut.Saat musim semi: serbuk sari pohon. Saat
musim gugur: serbuk sari rumput liar. PAC,alergennya adl: Debu
rumah , Kecoa , Bulu binatang peliharaan.

Conjungtivitis flikten
Hipersensitivitas tipe IV terhadap tuberkuloprotein, stafilokok, limfogranuloma
venereum, leismaniasis, infeksi parasit, dll.
Gejalanya :
mata berair,
iritasi
rasa sakit,
fotofobia(ringan-berat).
Bila terkena kornea, silau juga dirasakan, disertai blefarospasme.
TRAKOMA
Trakoma adalah suatu bentuk konjungtivitis folikular kronik yang
disebabkan oleh Chlamydia trachromatis. Penyakit ini dapat
mengenai segala umur tapi lebih banyak ditemukan pada
orang muda dan anak-anak.

Cara penularan
Cara penularan kontak langsung dengan sekret penderita
trakoma atau melalui alat-alat kebutuhan sehari-hari
Masa inkubasi rata-rata 7 hari (berkisar dari 5 sampai 14 hari).
1. Lima atau lebih folikel pada konjungtiva tarsal rata yang
melapisi palpebra
2. Parut konjungtiva yang khas di konjungtiva tarsal superior.
3. Folikel limbus atau sekuelenya (sumur Herbert).
4. Perluasan pembuluh darah ke atas kornea, paling jelas di
limbus atas.

Pengobatan
tetrasiklin salep mata, 2-4 kali sehari, 3-4 minggu,
sulfonamid diberikan bila ada penyulit.
Pencegahan dilakukan dengan vaksinasi dan makanan yang
bergizi dan higiene yang baik mencegah penyebaran.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai