Opthalmicus
Oleh : dr. Ryandri Yovanda
Pembimbing : dr. Pardawan Sp.M
Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 22 th
Jenis Kelamin : Pria
Tgl Kunjungan : 6 Mei 2015
Anamnesa
KU : Mata terasa gatal di sertai rasa panas dan nyeri
KT : Sejak 2 hari yang lalu pasien mengaku mata kanannya terasa gatal di sertai rasa
panas dan nyeri. Rasa nyeri di rasakan sampai kepala sebelah kanan. Mata kanan
pasien bengkak dan merah. 3 hari yang lalu pasien mengaku sakit kepala dan
demam, turun dengan pemberian obat paracetamol. Pasien juga mengeluhkan
adanya bintik kecil merah berisi air di bagian wajah kanan . Pasien juga tidak ada
riwayat trauma pada matanya.
RPT : ( - )
RPO : Paracetamol
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status Generalisata : Dalam Batas Normal
Tanda Vital HR : 79x/menit
RR : 22x/menit
OD OS
5/5 Visus 5/5
Sentral Kedudukan Sentral
Ke segala arah Pergerakan Ke segala arah
Bentuk normal, Odem (+) Palpebra superior Bentuk normal, Odem (-)
Bentuk normal, Odem (+) Palpebra inferior Bentuk normal, Odem (-)
Hiperemi (+), Odem (+) Konjungtiva Palpebra Hiperemi (-), Odem (-)
Hiperemi (+), Odem (-) Konjungtiva Forniks Hiperemi (-), Odem (-)
Hiperemi (+), Odem (-) Konjungtiva Bulbi Hiperemi (-), Odem (-)
Jernih Kornea Jernih
hiperemis Sklera Putih
Dalam COA Dalam
Iris shadow (-) Iris Iris shadow (-)
Sentral, regular, 3 mm, reflek cahaya Pupil Sentral, regular, 3 mm, reflek
(+) cahaya (+)
Jernih Lensa Jernih
(+) Sekret (-)
Diagnosa Kerja :
Herpes Zoster Opthtalmica
Diagnosa Banding :
- Herpes Simplek
- Dermatitis Kontak Alergica
Penatalaksanaan
Cendo Hervis 4x1 (acyclovir salep mata)
Cendo LFX 4x1 tetes (levofloxacin)
Cendo Hyalub 3x1 tetes (sodium hyaluronate)
Tinjauan Pustaka
Definisi
Herpes zoster merupakan infeksi umum yang disebabkan oleh
Human Herpes Virus 3 (Varisela Zoster Virus)
B. Faktor reaktivasi
Trauma local
Demam
Sinar UV
Udara dingin
Penyakit sistemik
Menstruasi
Stres dan emosi
Patogenesis
VZV menyebabkan infeksi primer (varisela/ cacar air) dan sebagian lagi bersifat laten, dan ada kalanya diikuti
dengan penyakit yang rekuren di kemudian hari (zoster/ shingles). Infeksi primer VZV menular ketika
kontak langsung dengan lesi kulit VZV atau sekresi pernapasan melalui droplet udara. Infeksi VZV biasanya
merupakan infeksi yang self-limited pada anak-anak, dan jarang terjadi dalam waktu yang lama, sedangkan
pada orang dewasa atau imunosupresif bisa berakibat fatal. Pada anak-anak, infeksi VZV ini ditandai dengan
adanya demam, malaise, dermatitis vesikuler selama 7-10 hari, kecuali pada infeksi primer yang
mengenai mata (berupa vesikel kelopak mata dan konjungtivitis vesikuler). VZV laten mengenai ganglion
saraf dan rata-rata 20 % terinfeksi dan bereaktivasi di kemudian hari.
Kerusakan jaringan yang terlihat pada wajah disebabkan oleh infeksi yang menghasilkan inflamasi kronik dan
iskemik pembuluh darah pada cabang N. V. Hal ini terjadi sebagai respon langsung terhadap invasi virus pada
berbagai jaringan.
Tanda-tanda dan gejala HZO terjadi ketika N.V1 diserang virus, dan akhirnya akan mengakibatkan
ruam, vesikel pada ujung hidung (dikenal sebagai tanda Hutchinson), yang merupakan indikasi untuk
resiko lebih tinggi terkena gangguan penglihatan. Dalam suatu studi, 76 % pasien dengan tanda Hutchinson
mempunyai gangguan penglihatan
Manifestasi Klinis
Komplikasi mata yang jarang, termasuk optik neuritis, retinitis, dan kelumpuhan nervus kranial
okuler. Ancaman ganguan penglihatan oleh keratitis neuropatik, perforasi, glaukoma sekunder,
posterior skleritis, optik neuritis, dan nekrosis retina akut.
Komplikasi jangka panjang, bisa berhubungan dengan lemahnya sensasi dari kornea dan fungsi
motor palpebra. Ini beresiko pada ulkus neuropati dan keratopati. Resiko jangka panjang ini juga
terjadi pada pasien yang memiliki riwayat HZO, 6-14% rekuren.
Infeksi permanen zoster oftalmik bisa termasuk inflamasi okuler kronik dan kehilangan
penglihatan.
Penatalaksanaan herpes zoster oftalmikus dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Terapi sistemik
a. Antivirus oral
Acyclovir dengan dosis 800 mg, 5 kali sehari selama 10 hari, atau
Valaciclovir
b. Analgesik
c. Steroid sistemik
d. Simetidin
e. Amitriptilin