Anda di halaman 1dari 33

KULIAH

MASALAH GASTROINTESTINAL
PADA BAYI & ANAK

1 dr.Rahma, M.Kes, Sp.A


Departemen Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Tadulako
Palu
2017
2 Atresia
Esofagus
Atresia esofagus : suatu keadaan tidak adanya lubang atau muara

pada esofagus

Insidens 1 : 4.425 kelahiran hidup

1/4-1/3 kasus disertai dengan fistula

Disebabkan karena perkembangan sel ektodermal yang tidak

sempurna
3
Atresia
Esofagus
Manifestasi Klinis
Ditemukan riwayat polihidramnion pada ibu
Bayi tersedak, batuk atau sianosis pada saat diberi minum
Hipersalivasi
NGT tidak dapat masuk ke lambung
Pemeriksaan Penunjang
Foto thorax : gambaran khas esofagus yang berdilatasi karena terisi udara,
terlihatnya udara dalam lambung atau usus menandakan adanya fistula
antara trakea dan esofagus
4
Atresia
Esofagus
Tata Laksana
Segera dipasang kateter ke dalam esofagus dan bila mungkin dilakukan
penghisapan terus-menerus
Sebelum operasi bayi ditidurkan telungkup untuk mencegah isi lambung
masuk ke paru
Pemberian antibiotik pada kasus dengan resiko infeksi
Tindakan bedah
5

Hipertropi Pyloric
Stenosis (HPS)
HPS : suatu kondisi yang terjadi pada bayi dengan lambung bagian
pilorus megalami penebalan abnormal
Insidens : 1-2 : 1000 kelahiran hidup
Biasanya terjadi pada bayi usia 2-10 minggu kehidupan
Laki-laki > perempuan : 4 : 1
Hipertropi Pyloric
6 Stenosis (HPS)
Gejala Klinis
Muntah proyektil non bilous sesudah pemberian minuman formula atau
asi
Tampak peristaltik lambung dan teraba masa di perut berbentuk olive di
kuadran kanan atas
Tanda-tanda dehidrasi ringan sampai berat
Pertumbuhan terhambat
Pemeriksaan Penunjang
Foto polos abdomen : Single Bubble
USG abdomen : lingkaran hipoekoik muskulus pilorus yang hipertropi
yang mengelilingi mukosa yang eksogen di tengahnya ( bull`s eye
appearance)
Tata Laksana : Terapi bedah
7
Atresia
Duodenum

Obstruksi duodenum : salah satu kasus yang sering ditangani ahli

bedah

Insidens 1 : 2500-5000 kelahiran hidup

25-40 % kasus ditemukan pada anak down syndrome

Penyebab : kegagalan rekanalisasi


Atresia
8 Duodenum
Gejala Klinis
Bila terjadi atresia, timbul muntah beberapa jam setelah lahir
Bila hanya stenosis : gejala timbul tergantung dari derajat stenosis
Muntah tidak hijau bila atresia atau stenosis terletak pada atau di atas ampula vater
Pada kasus atresia di bawah ampula vater, muntah akan bewarna hijau (bilious)
Distensi abdomen
Pemeriksaan Penunjang
Foto polos abdomen AP tegak terlihat dua buah loop usus yang melebar (double bubble)
Terapi
Tindakan bedah
9
HIRSCHSPRUNG
DISEASE
Hirschsprung disease disebut juga dengan aganglionik megakolon kongenital
Penyebab obstruksi usus paling banyak
Penyebab : gangguan perkembangan dari sistem saraf enterik
Bayi dengan hirschsprung tidak ditemukan adanya sel ganglion yang berfungsi
mengontrol kontraksi dan relaksasi dari otot polos dalam usus distal
Insidens : 1 : 5000 kelahiran hidup
Laki > perempuan : 4 : 1
10

HIRSCHSPRUNG
DISEASE
Gambaran Klinis
Pengeluaran mekonium yang terlambat (> 24 jam)
Muntah hijau
Distensi abdomen
Tata Laksana
Tindakan pembedahan : 2 tahap
11

Intususepsi
Intususepsi : invaginasi satu segmen usus ke segmen lainnya

Penyebab obstruksi usus yang sering pada bayi dan anak

Insidens 1,9/1000 kelahiran hidup, terbanyak pada usia 4-10 bulan

Ada 3 tipe : ileo-ileal, ileokolika dan kolo-kolika


12 Intususepsi

Gejala Klinis

Manifestasi klinis berupa trias : nyeri perut (85 %) yang timbul

mendadak, periodik dan anak menekuk kaki

Muntah (60 %) dan feses bercampur darah (currant-jelly stool),

baik occult atau darah segar

Distensi abdomen, bising usus meningkat, teraba massa berbentuk

sosis

Rectal Toucher : pseudoportio


13 Intususepsi
Pemeriksaan Penunjang

-Pilihan pertama : USG

- Potongan transversal : gambaran menyerupai donat (donut`s sign

atau target sign)

- Potongan sagital : gambaran menyerupai ginjal (pseudo-kidney

sign)

Terapi

Tindakan bedah
14

DIARE AKUT

Diare akut : buang air besar > 3 kali dalam 24 jam dengan

konsistensi cair dan berlangsung < 1 minggu

Riskesdas 2007 : diare penyebab kematian 42 % bayi dan 25,2 %

anak usia 1-4 tahun.


15

DIARE AKUT

Anamnesis
Lama diare, frekuensi, warna, konsistensi tinja, lendir dan darah
dalam tinja
Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, BAK
terakhir, demam, sesak, kejang
Jumlah cairan yang masuk selama diare
Jenis makanan dan minuman yang diminum selama diare
Penderita diare di sekitarnya dan sumber air minum
DIARE AKUT
16 Pemeriksaan Fisis
Keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital
Tanda utama : keadaan umum gelisah/cengeng atau lemah/letargi/koma,
rasa haus, turgor kulit abdomen menurun
Tanda tambahan : ubun-ubun besar, kelopak mata, air mata, mukosa bibir,
mulut dan lidah
Berat badan
Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit seperti
pernapasan kussmaul, kembung (hipokalemia), kejang (hipo atau
hipernatremia)
Penilaian derajat dehidrasi :
Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan < 5 % berat badan)
Dehidrasi ringan sedang (kehilangan cairan 5-10 % berat badan)
Dehidrasi berat (kehilangan cairan > 10 % berat badan)
Skor dehidrasi menurut
WHO
17
Penilaian

Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu, tidak sadar

Mata Normal Cekung Sangat cekung

Air mata Ada Tidak ada Tidak ada

Mulut, lidah Basah Kering Sangat kering

Rasa haus Minum seperti Haus, ingin Malas minum,


biasa banyak minum tidak bisa minum
Turgor Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat
lambat
Dehidrasi Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan Dehidarasi berat
sedang
DIARE AKUT
18 Pemeriksaan Penunjang
Tinja
Analisis gas darah dan elektrolit bila secara klinis dicurigai
adanya gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit

Tata Laksana
Rehidrasi
Seng
Nutrisi
Antibiotik yang tepat
Edukasi
DIARE AKUT
19 Rehidrasi
Tanpa dehidrasi : cairan oralit dengan New Oralit sekitar 5-10 ml/kgbb setiap diare
cair
Pasien dapat dirawat di rumah kecuali terdapat komplikasi ( tidak mau minum,
muntah, diare frekuen)
Dehidrasi Ringan Sedang
Cairan rehidrasi oral 75 cc/kgbb dalam 3 jam dan sebanyak 5-10 cc/kgbb setiap kali
diare
Rehidrasi parenteral
Dehidrasi berat
Rehidrasi parenteral RL atau ringer asetat 100 mg/kgbb dengan cara pemberian :
Umur < 12 bulan : 30 ml/kgbb dalam 1 jam pertama dilanjutkan 70 ml/kgbb dalam 5
jam berikutnya
Umur > 12 bulan : 30 ml/kgbb dalam jam pertama dilanjutkan 70ml/kgbb dalam 2,5
jam berikutnya
DIARE AKUT
20
Seng (Zink)
Diberikan selama 10-14 hari, umur < 6 bulan 10 mg per hari, umur > 6 bulan 20 mg
per hari
Nutrisi
Makanan diberikan sedikit-sedikit tapi sering, rendah serat.
Medikamentosa
Tidak boleh diberikan obat anti diare
Antibiotik
Antibiotik diberikan bila ada indikasi, misalnya disentri atau kolera. Untuk disentri
basiler diberikan kotrimoksazol sebagai lini pertama
Antiparasit
Metronidazol 50 mg/kgbb/hari dibagi 3 dosis
Edukasi
21
Konstipasi

Konstipasi : kesulitan atau jarang buang air besar yang terjadi


selama setidaknya dua minggu
Insidens 5-30 %
Konstipasi : konstipasi organik dan konstipasi fungsional
Sebagian besar anak : konstipasi fungsional akibat gangguan
motilitas usus atau anorektal
22
Konstipasi

Berasarkan kriteria Rome III, diagnosis konstipasi ditegakkan bila bayi


dan anak usia < 4 tahun, dalam 1 bulan minimal memperlihatkan 2
gejala berikut :
1. Defekasi dua kali atau kurang per minggu
2. Minimal 1 episode inkontinens/minggu (setelah anak terlatih ke
toilet)
3. Riwayat retensi feses yang berlebihan
4. Riwayat mengedan yang sulit dan sangat sakit
5. Adanya massa feses yang besar pada rektum
6. Riwayat adanya feses dengan diameter besar sehingga
menyumbat toilet
23
Konstipasi

Warning Sign :
1. Tidak ada mekonium > 48 jam
2. Distensi abdominal
3. Muntah
4. Gagal tumbuh
5. BAB berdarah
6. Perkembangan saraf terhambat
7. Ketidaknormalan pada anus
8. Gejala penyebab organik lain
24
Konstipasi
TATA LAKSANA
Impaksi
Pada bayi dan anak dapat digunakan larutan polietilen glikol (PEG)
dengan dosis 1-1,5 gr/kg/hari atau laktulosa 1-2 gr/kg/hari
Susu extensive hydrolize formula/ amino acid formula
Dianjurkan pada bayi yang mengalami konstipasi dan memiliki riwayat
atopi
Edukasi
Intervensi diet, anak dianjurkan banyak minum dan makan tinggi
serat
Toilet training pada anak usia di atas 3 tahun
Inflamatory Bowel Disease
25
(IBD)

IBD : istilah yang digunakan untuk menerangkan kelainan yang


bersifat kronis akibat proses inflamasi pada saluran cerna
IBD : kolitis ulseratif dan Crohn Disease
Kolitis ulseratif : suatu penyakit inflamasi kronis dan berulang
yang mengenai mukosa kolon
Crohn disesase : penyakit inflamasi kronis yang mengenai saluran
cerna dari mulut sampai perianal.
IBD sering dianggap penyakit sistemik karena terdapat
manifestasi ekstraintestinal seperti ke mata, kulit, sendi, ginjal,
hati dan pembuluh darah.
Inflamatory Bowel Disease
26
(IBD)

Insidens : 3,9-7,3 kasus per 100.000 populasi/tahun


Di RSCM tahun 2004-2010 melaporkan 10 kasus IBD
Jarang mengenai anak di bawah usia 2 tahun
Penyebab belum diketahui secara pasti : adanya abnormalitas
imunoregulasi saluran cerna.
Inflamatory Bowel Disease
27
(IBD)

Diare berdarah
Nyeri abdomen lebih berat pada crohn disease dan sering di
epigastrium
Nyeri abdomen pada kolitis ulseratif biasanya berhubungan
dengan proses defekasi
Manifestasi ekstraintestinal terjadi pada 25-35 % kasus
Demam biasanya ditemukan pada kasus yang lebih berat
Inflamatory Bowel Disease
28
(IBD)

European Society for Pediatric Gastroenterology, hepatology and Nutrition


(ESPHGAN), kriteria diagnosis dikenal dengan porto criteria :
Keluhan diare disertai nyeri abdomen dan berat badan turun yang persisten ( > 4
minggu) atau berulang (> 2 episode dalam 6 bulan)
Riwayat IBD dalam keluarga
Hasil laboratorium : Anemia, trombositosis dan penigkatan LED
Pemeriksaan endoskopi dan histopatologi untuk membedakan kolitis ulseratif dan
crohn disease
Serologis : perinuclear anti-neutrophilic cytoplasmic antibody (P-ANCA) pada
kolitis ulseratif dan anti-Saccharomyces cerevisiae-antibodies (ASCA) pada crohn
disesae
Inflamatory Bowel Disease
29
(IBD)

Tata Laksana
Farmakoterapi : aminosalisilat, kortikosteroid, imunomodulator,
antibiotik, probiotik. Lini kedua : siklosporin, metotreksat, azathioprin.
Nutrisi
Bedah
30

Kolik Infantil

Kolik infantil : perilaku bayi berupa menangis lebih dari 3 jam dalam
sehari, selama 3 hari dalam seminggu tanpa alasan yang jelas yang
telah berlangsung dalam 1 minggu terakhir
Prevalens : 5-25 % bayi, lebih sering pada 4 bulan pertama kehidupan
Kolik infantil bukanlah suatu penyakit, BB bayi naik sesuai usianya
Hanya sebagian kecil (5-10%) disebabkan gangguan organik
Faktor resiko : psikososial kurang baik, alergi protein susu sapi, GERD dan
intoleransi laktosa
31

Kolik Infantil

Kriteria Diagnosis
usia 3 bulan
Sering rewel, marah atau menangis
Episode berlangsung > 3 jam per hari, > 3 hari perminggu dan terjadi
minimal dalam satu minggu
Tidak ada gangguan pertumbuhan
Kolik Infantil
32 Kriteria ROME

Edukasi Tidak Red Flag Ya


orangtua

Sering regurgitasi Orangtua cemas


Posisi sandifer
Gejala saluran Distensi abdomen Orangtua depresi
Perdarahan
napas Meteorismus Hubungan ibu-anak
GIT
Dermatitis atopik Ruam popok Risiko kekerasan
Gagal tumbuh
Atopik keluarga anak

Pertimbangkan Pertimbangkan Pertimbangkan Pertimbangkan


GERD CMPA Intoleransi Laktosa Kecemasan Orangtua

Rekomendasi
Rekomendasi Rendah/bebas Dukung Orangtua
GERD
CMPA laktosa Konsultasi Konsultan
GH
33

THANK YOU

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai