Anda di halaman 1dari 27

Ringkasan Metpen &

Analisis Statistik

Tri Nur Kristina


Skala Variabel
Nominal: sex (laki-perempuan)
sembuh-tidak sembuh
Ordinal: sosek rendah-menengah-tinggi
SD SMP SMA- PT
Skala Likert
Rasio: Usia, BB. Sistol, Diastol
Interval: Nilai mutlaknya tak dapat dikalikan
secara matematis Suhu, IQ
Step 3.
METODA PENGAMBILAN SAMPEL.

I. PROBABILITY SAMPLING.
Pengambilan sampel dilakukan secara acak sehingga
menjamin bahwa setiap unit dari populasi akan mendapat
kesempatan yang sama untuk terseleksi sebagai sampel.

I.1. Simple random sampling.


Semua unit populasi yang akan diteliti diberi nomor urut,
kemudian dirandom untuk diambil sebagai sampel.

I.2. Stratified random sampling.


Digunakan pada populasi yang heterogen
Populasi dibagi dalam kelompok2 berdasarkan kriteria ttt
(jenis kelamin, umur, status ekonomi ).
Kemudian diseleksi secara random pada tiap-tiap " strata
tersebut.
I.3. Cluster sampling.
Pengambilan secara random dari cluster yang secara
alami terjadi dalam populasi
Cluster sampling sangat berguna bila populasi sangat
tersebar.

Contoh:
Penelitian kanker paru di Indonesia yang diambil dari
CM rumah sakit, mula-mula dibuat daftar rumah sakit,
kemudian diambil beberapa rumah sakit secara
random untuk penelitian kanker paru tersebut.
II. NON PROBABILITY SAMPLING.
Praktis, mudah, dan cepat dikerjakan.

II.1. Consecutive sampling.


Pengambilan setiap penderita yang memenuhi kriteria
seleksi penelitian, yang datang pada periode waktu
tertentu, atau sejumlah yang telah ditentukan.

CATATAN:
CONSECUTIVE RANDOM SAMPLING:
Setiap pasien yang datang langsung masuk dalam kelompok
random sesuai no urut kedatangannya

II.2. Convinience sampling.


Pengambilan sampel berdasarkan penderita yang paling
mudah didapatkan oleh peneliti ( "mengenakkan" ).
Kriteria penolakan:

Diindikasikan pada sebagian subyek yang


memenuhi kriteria penerimaan, tetapi
terpaksa harus ditolak sebagai sampel karena
kemungkinan akan dapat mengganggu
kualitas data atau interpretasi hasil
penelitian, atau secara etik tidak layak
untuk diambil sebagai subyek penelitian.
Desain Penelitian
Observasional
Eksperimental

Observasional:
Deskriptif (survey, Surveillance Epidemiology)

Analitik:
Causation:
Cross Sectional, Case Control, Cohort
Studi Prognostik
Studi Diagnostik
Experimental:
Case Series
Randomized Controlled Trial (RCT)
Double Blinded RCT
Single Blinded RCT
Post test only control group
Pre and post test control group
Cross Sectional
Faktor risiko & penyakit diukur pada waktu
yang sama
Cepat, Murah, Mudah
Tak dapat menentukan mana yang lebih dulu:
faktor risiko atau penyakit Hubungan kausal
LEMAH
Analisis: Rasio Prevalen/ Prevalence Rate
Case Control/ Kasus Kontrol
Peneliti mencari Kasus dulu, lalu mencari Kontrol
Faktor risiko ditanyakan pd kelompok kasus
maupun kontrol (Retrospektif)
Pengukuran outcome: Blinding
Sering mengakibatkan: Recall Bias
Confounding factor dikendalikan dengan
matching antara Kasus dan Kontrol
(contoh: Usia, Sex)
Analisis: Odds Ratio
OR = ad/bc
Cohort
Kelompok Sampel dengan faktor risiko + dan
Kelompok Sampel dengan faktor risiko (-)
diikuti sampai diperkirakan timbul penyakit
Pengukuran outcome: Blinding
Harus berhati-hati dengan masalah etika
Hubungan causation yang paling kuat
Analisis: Relative Risk (RR)
INGAT
Tingkat Kemaknaan pada hasil analisis
penelitian Causation (cross sectional, Case
Control, Cohort) BUKAN dengan p value tetapI
dengan 95% Confidence Interval
Hubungan dari 2 variabel
dg skala Rasio

Hubungan usia bayi dengan Berat Bayi


Bila ke 2 nya berdistribusi N: p > 0,05
Pearson correlation (r)

Bila salah 1 atau ke 2 nya tidak N:


Spearman correlation (rs )

Kemaknaan: p value
Sensitivitas: a/a + c
(Seberapa baik alat tsb dlm mendeteksi
penyakit)

PPV: a/ a + b
(Positive Predictive Value)
(bila alat menyatakan positip, seberapa besar
kemungkinan kebenarannya)
Spesifisitas: d/ b + d
(Seberapa baik alat tsb dlm mendeteksi
yang tidak sakit)

NPV: d / c + d
(Negative Predictive Value)
(bila alat menyatakan negatip, seberapa besar
kemungkinan kebenarannya)
Experimental
Case series: Desain eksperimental terlemah

Double Blinded RCT: Paling Baik dan Kuat

Pre & Post test Controlled Group (Penelitian


Binatang, Intervensi edukasi)
Analisis Penelitian Eksperimental
Membandingkan 2 kelompok studi dengan
outcome berskala Nominal: X2
Bila sampel < 30: Fisher Exact test

Membandingkan 2 kelompok studi dengan


outcome beskala Rasio, distribusi Normal:
Student T test (berpasangan/ independen)

Membandingkan 2 kelompok studi dengan


outcome beskala Rasio, distribusi tidak N:p < 0,05
Wilcoxon Rank test
Membandingkan 3 kelompok studi/ lebih, skala
Rasio, semua berdistribusi Normal: ANOVA
Bila beda bermakna Post Hoc

Membandingkan 3 kelompok studi/ lebih, skala


Rasio, ada yang tidak berdistribusi Normal:
Kruskal Wallis
Bila beda bermakna Mann Whitney
Logistic regression
Mengukur Hubungan antara variabel bebas
(independen) yang umumnya bersifat
kontinyu (rasio) dengan variabel tergantung
(dependen) yang bersifat kategorikal

Variabel bebas bisa juga berskala nominal


Logistic regression
Dari variabel2 berikut (usia, sex, BMI,
hasil tes2 darah yang lain), variabel
manakah yang paling kuat hubungannya
dengan DM (skala nominal)
Dari variabel2 berikut (usia, merokok, BMI,
kadar HB,kadar cholesterol, Tekanan Darah
Sistolik, EKG abnormal) variabel manakah yang
paling kuat hubungannya dengan kejadian
Penyakit Jantung Koroner
Memprediksi faktor2 yang akan
mempengaruhi warga Amerika apakah akan
memilih Partai Demokrat atau Republik
ditinjau dari Usia, Sex, Penghasilan, Ras, Asal
Negara Bagian, Pilihan yang lalu)
INSYA ALLAH DIBERI
KEMUDAHAN DALAM
UKDI

Anda mungkin juga menyukai