Anda di halaman 1dari 25

Tri Nur Kristina

Mengapa harus menggunakan sampel penelitian?

Dengan tujuan efisiensi waktu dan biaya,


peneliti menggunakan sebagian dari populasi
yang akan diteliti sebagai sampel penelitian

Populasi
Sampel
Sampling
Populasi target penelitian:
Populasi yang akan diteliti, yaitu masyarakat dengan
karakter yang khas
Penderita asma pada usia remaja di Jateng

Sampel penelitian:
Sebagian dari seluruh populasi yang akan diteliti
Penderita asma usia remaja di Sragen dan Pati

Generalisasi hasil penelitian:


Membuat kesimpulan yang lebih luas atau menerapkan
kesimpulan penelitiannya ke populasi target
Syarat2 Sampel penelitian yang baik:

1. Representatif:
Dapat merefleksikan secara benar tentang hal-hal
yang memang dimiliki oleh populasi target

2.Pendekatan terhadap individu yang terseleksi sebagai


sampel penelitian harus dengan informed consent,
supaya lebih kooperatif

3. Jumlah sampel harus memadai.


LANGKAH-LANGKAH PENGAMBILAN SAMPEL PENELITIAN.

RESEARCH QUESTION STUDY PLAN


(Truth in the Universe) ( Truth in the study )

STEP *1: STEP *2 STEP *3


TARGET ACCESSIBLE INTENDED SAMPLE
POPULATIONS POPULATION

Specify clinical Specify temporal Design an approach


& demographic ---> & geographic ----> to selecting the
characteristics characteristics sample

Well suited to the Representative of Representative of


research question target population accessible popn
& easy to study and easy to do

V/-------------------------
SPECIFICATION SAMPLING

Step 1.

SPESIFIKASI POPULASI PENELITIAN:


Merupakan penegasan karakteristik populasi target.
Yaitu menetapkan: kriteria penerimaan dan kriteria
penolakan

Kriteria penerimaan:
Bertujuan untuk menetapkan karakteristik utama
populasi target.

Contoh:
Penelitian suplementasi Calsium selama 5 tahun
untuk mencegah osteoporosis.
(Wanita usia 45-50 tahun; kondisi kesehatan baik;
datang ke rumah sakit antara 1 Januari - 31
Desember 2006).
Kriteria penolakan:
Diindikasikan pada sebagian subyek yang memenuhi
kriteria penerimaan, tetapi kemungkinan akan dapat
mengganggu kualitas data atau interpretasi hasil
penelitian, atau secara etik tidak layak untuk diambil
sebagai subyek penelitian.

Dari contoh penelitian calsium di atas, kriteria


penolakan:
alkoholik
batu ginjal
tidak menyetujui untuk menerima alokasi random
sebagai kelompok plasebo.
Step 2.

PENENTUAN POPULASI PENELITIAN YANG MUDAH


DIPEROLEH:

1. Dari rumah sakit/ klinik.


Mudah dikerjakan dan murah, tetapi perlu diingat faktor-
faktor penting yang akan mempengaruhi hasil penelitian.
Contoh: perkiraan insidensi cacat karena kejang demam
pada anak di masyarakat adalah 1,5 % berbeda
dengan di klinik spesialis yang meningkat menjadi
58% ( 40 X ).

2. Dari masyarakat/ penduduk.


Lebih menghasilkan sampel yang dapat mewakili keadaan
yang sebenarnya di daerah tersebut.
Lebih sulit dan mahal, terutama untuk penyakit - penyakit
yang prevalensinya sedikit
Step 3.
METODA PENGAMBILAN SAMPEL.

I. PROBABILITY SAMPLING.
Pengambilan sampel dilakukan secara acak sehingga
menjamin bahwa setiap unit dari populasi akan mendapat
kesempatan yang sama untuk terseleksi sebagai sampel.

I.1. Simple random sampling.


Semua unit populasi yang akan diteliti diberi nomor urut,
kemudian dirandom untuk diambil sebagai sampel.

I.2. Stratified random sampling.


Digunakan pada populasi yang heterogen
Populasi dibagi dalam kelompok2 berdasarkan kriteria ttt
(jenis kelamin, umur, status ekonomi ).
Kemudian diseleksi secara random pada tiap-tiap " strata
tersebut.
I.3. Cluster sampling.
Pengambilan secara random dari cluster yang secara
alami terjadi dalam populasi
Cluster sampling sangat berguna bila populasi sangat
tersebar.

Contoh:
Penelitian kanker paru di Indonesia yang diambil dari
CM rumah sakit, mula-mula dibuat daftar rumah sakit,
kemudian diambil beberapa rumah sakit secara
random untuk penelitian kanker paru tersebut.
II. NON PROBABILITY SAMPLING.
Praktis, mudah, dan cepat dikerjakan.

II.1. Consecutive sampling.


Pengambilan setiap penderita yang memenuhi kriteria
seleksi penelitian, yang datang pada periode waktu
tertentu, atau sejumlah yang telah ditentukan.

II.2. Convinience sampling.


Pengambilan sampel berdasarkan penderita yang paling
mudah didapatkan oleh peneliti ( "mengenakkan" ).
II.3.Judgmentalsampling.
Penelitimengambilsampellangsungdaripopulasiyang
akanditelitiberdasarkanpertimbangankhususbahwa
penderitayangdipilihtersebuttepatsebagaisampel.

Padastuditentangkeberhasilandaribrossurtentangdiet
lemakyangterkontrol,penelitimemilihpasien-pasienyang
mempunyaikemungkinanuntukpatuh.

Meskipunhasilpenelitianmenunjukkanbahwaintervensi
denganbrosurituefektif,haliniriskanuntuk
mengaplikasikanhasilpenelitiantersebutpadapasienyang
lain.
Kesimpulan:

Menerapkan teknik sampling dengan teliti akan dapat


mengurangi resiko terjadinya error, sehingga
validitas penerapan kesimpulan hasil penelitian
ke populasi target akan dapat lebih dipercaya
Perhitungan jumlah sampel
untuk 1 proporsi
P = Nilai proporsi di populasi tidak diketahui

P P (1-P)
0,5 0,25
0,4 0,24
0,3 0,21 n = Z2 1- /2 P (1-P)
0,2 0,16 d2
0,1 0,09
Contoh:

Untuk mengetahui proporsi anak yg sudah divaksinasi,


berapa jumlah sampel yang diperlukan bila diinginkan estimasi
jatuh pada 10 percentage point dari proporsi yang sebenarnya,
dan tingkat kepercayaan 95%

n = (1,96)2 (0,25) n = Z2 1- /2 P (1-P)


(0,10)2 d2

n = 977
P=Nilaiproporsidipopulasidiketahui

n = [Z Po (1-Po) - Z P1 (1-P1) ]2
P1 - Po

Contoh:
Seorang dokter ingin mengetahui apakah dengan
mengirimkan
kartu pos dapat meningkatkan jumlah pasien yang kontrol
(biasanya hanya 40%)
Misalnya:
Kesalahan tipe 1 ( = 0,02)
Kemungkinan perbedaan proporsi (40% 50%)
n = 2,236 (0,40 X 0,60) (-1,28 (0,50 X 0,50 2

0,40 0,50

n= 17,8 2

- 0,10

n=317
Estimating of sample size for comparing two
binomial proportions

n = Z [2Pc (1-Pc)] - Z Pt (1-Pt) + Pc (1-Pc) 2

(Pt - Pc)

n = 1,96 2 X 0,10 (0,90) (- 0,28) (0,05 X 0,95) + (0,10 X 0,90) 2

0,05 0,10

n = 682,46 = 683
* anticipated Population Proportions : P1 & P2
* Level of significance : 5%
* Power of the test : 80%
* Alternative hypothesis : P1 - P2 > 0

P1 = Prevalence = Proportion of control group


P2 = Proportion in treatment group

Bilamerupakansuatupenelitiancausation
RR = Relative Risk
RR = P1 / P2
Jumlah sampel untuk Tes Diagnostik

N= ( Z2 1- /2 ) P Q

d2
P = sensitifitas (diharapkan 80 %) Q = 1 - P = 0,2
d = 0,2 (hasil penelitian tak jauh dari 20 % dari sensitivitas yang
sebenarnnya)
Dari tabel, Z2 1-a/2 adalah 1,96 ( tingkat kepercayaan 95% )

N= (1,96)2 (0,8) (0,2) = 0,615 = 15,37


( 0,2 ) 2 0,04
Jumlah sampel dari penderita = 15
Bila Prevalensi penyakit = 35 %

Jumlah sampel yang tidak menderita


100 - 35 X 15 = 28
35

Jumlah sampel untuk tes diagnostik =


15 + 28 = 43

Anda mungkin juga menyukai