Anda di halaman 1dari 20

Hemangioma dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu hemangioma infantil dan

kongenital. Hemangioma infantil lebih sering dan biasanya sudah terlihat sejak lahir, dan
tumbuh cepat dalam beberapa bulan kemudian. Hemangioma infantil secara umum dibagi
ke dalam fase proliferasi (0-1 tahun), fase involusi (1-5 tahun), dan fase sembuh (5-10
tahun). Hemangioma kongenital tumbuh secara lengkap setelah lahir dan bisa terjadi
involusi atau non involusi (menetap).

Hemangioma paling sering dijumpai pada masa bayi, dengan angka kejadian
10%-12% dari yang berusia mendekati umur 1 tahun, ditandai dengan fase proliferasi
yang berlangsung cepat selama 8 hingga 18 bulan, di ikuti dengan fase involusi spontan
selama 5 sampai 8 tahun.
Menurut kelompok kami Hemangioma muncul di setiap tempat pada permukaan
tubuh, seperti : kepala, leher, muka, kaki atau dada. Hemangioma terdapat lesi disalah satu
permukaan tubuh. Lesi ini lebih sering terjadi pada perempuan dibanding laki-laki dengan
rasio 3:1.
Definisi

Hemangioma adalah tumor jinak atau hamartoma yang terjadi akibat gangguan pada
perkembangan dan pembentukan pembuluh darah dan dapat terjadi disegala organ seperti hati,
limpa, otak, tulang, dan kulit (Hamzah Mochtar. 1999).

Etiologi

Penyebab hemangioma sampai saat ini masih belum jelas. Angiogenesis sepertinya
memiliki peranan dalam kelebihan pembuluh darah. Cytokines, seperti basic fibroblast growth
factor (BFGF) dan vascular endothelial growth factor (VEGF), mempunyai peranan dalam proses
angionesis. Peningkatan faktor-faktor pembentukan angionesis seperti penurunan kadar angionesis
inhibitor misalnya gamma-interferon, tumor necrosis factor-beta, dan transforming growth factor-
beta berperan dalam etiologi terjadinya hemangioma (Kushner,et al.,1999; Katz, et al., 2002)
Klasifikasi

Pada dasarnya hemangioma dibagi menjadi dua yaitu hemangioma kapiler


dan hemangioma kavernosum. Hemangioma kapiler (superfisial hemangioma)
terjadi pada kulit bagian atas, sedangkan hemangioma kavernosum terjadi pada kulit
yang lebih dalam, biasanya pada bagian dermis dan subkutis. Pada beberapa kasus
kedua jenis hemangioma ini dapat terjadi bersamaan atau disebut hemangioma
campuran (Hamzah, 1999; Lehrer, 2003)
Patofisiologi

Meskipun mekanisme yang jelas mengenai kontrol dari pertumbuhan dan


involusi hemangioma tidak begitu dimengerti, pengetahuan mengenai pertumbuhan dari
pembuluh darah yang normal dan proses angiogenesis dapat dijadikan petunjuk.
Vaskulogenesis menunjukkan suatu proses dimana prekursor sel endotel meningkatkan
pembentukan pembuluh darah, mengingat angiogenesis berhubungan dengan
perkembangan dari pembuluh darah baru yang ada dalam sistem vaskular tubuh. Selama
fase proliferasi, hemangioma mengubah kepadatan dari sel-sel endotel dari kapiler-kapiler
kecil. Sel marker dari angiogenesis, termasuk proliferasi dari antigen inti sel, collagenase
tipe IV, basic fibroblastic growth factor, vascular endothelial growth factor, urokinase, dan
E-selectin, dapat dikenali oleh analisis imunokimiawi (Olmstead, et al., 1994; Kushner, et
al., 1999; Katz, et al., 2002).
Manifestasi Klinis

Gambaran klinis umum ialah adanya bercak merah yang timbul sejak lahir atau beberapa

saat setelah lahir, pertumbuhannya relatif cepat dalam beberapa minggu atau beberapa bulan;

warnanya merah terang bila jenis strawberry atau biru bila jenis kavernosa. Bila besar maksimum

sudah tercapai, biasanya pada umur 9-12 bulan, warnanya menjadi merah gelap (Katz, et al., 2002).

Bayi perempuan mempunyai resiko tiga kali lebih besar untuk menderita hemangioma

dibanding bayi laki-laki, dan insidensi meningkat pada bayi prematur. Kurang lebih 55%

hemangioma ditemukan pada saat lahir, dan perkembangannya pada saat minggu pertama

kehidupan. (Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002).


Diagnosis

Secara klinis diagnosis hemangioma tidak sukar, terutama jika gambaran


lesinya khas, tapi pada beberapa kasus diagnosis hemangioma dapat menjadi susah
untuk ditegakkan, terutama pada hemangioma yang letaknya lebih dalam (Olmstead, et
al., 1994; Pieter, et al., 1997).

Diagnosis hemangioma selain dengan gejala klinis, juga dapat ditegakkan


dengan pemeriksaan penunjang lain. Penggunaan teknik pencitraan membantu dalam
membedakan kelainan pembuluh darah dari beberapa proses neoplasma yang agresif.
Ultrasonografi dengan Doppler merupakan cara yang efektif, karena tidak bersifat
invasif dan dapat menunjukkan gambaran aliran darah yang tinggi yang merupakan
karakteristik dari hemangioma, demikian dapat membedakan antara hemangioma
dengan tumor solid (Abdel-Motaal, et al., 1996; Katz, et al., 2002).
Komplikasi

1. Perdarahan

Komplikasi ini paling sering terjadi dibandingkan dengan komplikasi lainnya.


Penyebabnya ialah trauma dari luar atau ruptur spontan dinding pembuluh darah karena tipisnya
kulit di atas permukaan hemangioma, sedangkan pembuluh darah di bawahnya terus tumbuh (Katz,
et al., 2002).

2. Ulkus

Ulkus menimbulkan rasa nyeri dan meningkatkan resiko infeksi, perdarahan, dan
sikatrik. Ulkus merupakan hasil dari nekrosis. Ulkus dapat juga terjadi akibat ruptur (Kushner, et
al., 1999). Hemangioma kavernosa yang besar dapat diikuti dengan ulserasi dan infeksi sekunder
(Kantor, 2004).

3. Trombositopenia

Jarang terjadi, biasanya pada hemangioma yang berukuran besar. Dahulu dikira bahwa
trombositopenia disebabkan oleh limpa yang hiperaktif. Ternyata kemudian bahwa dalam jaringan
hemangioma terdapat pengumpulan trombosit yang mengalami sekuesterisasi (Katz, et al., 2002).
4. Gangguan penglihatan

Pada regio periorbital sangat meningkatkan risiko gangguan penglihatan dan harus lebih

sering dimonitor. Amblyopia dapat merupakan hasil dari sumbatan pada sumbu penglihatan (visual

axis). Kebanyakan komplikasi yang terjadi adalah astigmatisma yang disebabkan tekanan tersembunyi

dalam bola mata atau desakan tumor ke ruang retrobulbar (Kushner, et al., 1999).

Hemangioma pada kelopak mata bisa mengganggu perkembangan penglihatan normal dan harus

diterapi pada beberapa bulan pertama kehidupan (Kantor, 2004).

5. Masalah psikososial (Drolet, et al., 2004).

6. Dengan persentase yang sangat kecil hemangioma bisa menyebabkan obstruksi jalan nafas,

gagal jantung (Enneking, et al., 1998; Cohen, 2004).


Penatalaksanaan

Terapi pilihan utama

1. Kortikosteroid

Umumnya para klinis memilih steroid sebagai terapi medikamentosa pilihan utama untuk
mengobati hemangioma.

Beberapa penulis mengelompokkan steroid berdasarkan cara pemberian menjadi :

1. Kortikosteroid sistemik

Pengobatan dengan kortikosteroid sistemik telah dianggap sebagai terapi medikamentosa yang paling
efisien untuk cutaneous infantile hemangiomas tanpa komplikasi. Pemberian steroid sebaiknya dilakukan
pada masa proliferatif, karena bila diberikan pada masain volusi kurang bermanfaat.

Dosis yang dianjurkan inisial prednison atau prednisolone 2 3 mg/kg/hari, satu kali sehari
pada pagi hari. Beberapa peneliti menganjurkan dosis yang lebih besar (prednison 5 mg/kg/hari) untuk
menghasilkan terapi efektif, cepat, dan cukup aman, dilanjutkan hingga 6 8 minggu dan pada kasus
yang lebih berat dapat diberikan hingga 12 minggu.
2. Kortikosteroid intralesi

Kortikosteroid intralesi sangat baik diberikan pada hemangioma dengan ukuran kecil

(diameter < 10 cm) dan lesi lokal bermasalah (hemangioma disertai ulserasi atau dengan

komplikasi misalnya terjadi ifeksi berulang pada daerah lesi).

Dosis yang diberikan 2 3 mg/kg setiap kali suntikan diulang setiap minggu selama 1 -2 bulan.

Adanya respon terapi yang baik terhadap steroid ditandai oleh pengecilan ukuran hemangioma.

Pemberian kortikosteroid intralesi dengan interval waktu 4 8 minggu merupakan terapi


yang efektif sebagai upaya untuk menghindari efek samping terapi kortikosteropid sistemik.
Penyuntikan dapat pula dilakukan dengan interval bulanan, sehingga dapat mengurang efek
samping yang tidak diinginkan, tetapi dari laporan diketahui laju respon pengobatan dengan cara
ini hanya sekitar 85%.
Efek samping potensial kortikosteroid intralesi antara lain, berupa, atropi kulit, anafilaksis,
perdarahan, nekrosis kulit dan supresi adrenal, tetapi umumnya suntikan dapat ditoleransi dengan baik.
Perhatian khusus harus diberikan pada periokuler. Pada hemangioma jenis ini dosis kortikosteroid
intralesi tidak boleh melebihi 3-5 mg/kg triamcinolone setiap sesi suntikan.14,21 Beberapa ahli
mengemukakan bahwa pemberian kortikosteroid intralesi pada daerah periocular dikontra-indikasikan,
sejak diketahui menyebabkan banyak komplikasi seperti atropi kulit, nekrosis, dan oklusi arteri retina
sentral, dengan konsekuensi kebutaan.
Terapi pilihan kedua

1. Interferon Alfa-2a dan 2b

Interferon alfa dianjurkan diberikan pada bayi dengan hemangioma yang mengancam jiwa bila

terjadi kegagalan dengan pemberian kortikosteroid dosis tinggi. Sewaktu pemberian interferon alpha, status

neurologis harus dimonitor secara ketat. Kedua jenis interferon alfa yaitu 2a dan 2b pernah digunakan,

biasanya diberikan melalui suntikan subkutan dengan dosis 3 juta unit per m2 permukaan tubuh per hari

diulang setiap minggu selama 6 bulan. Penggunaan interferon pada hemangioma masih sangat terbatas

karena selain harganya mahal juga belum banyak penelitian yang mendukung.

2. Vinkristin

Vinkristin dapat dipertimbangkan pemberiannya pada kasus yang gagal dengan terapi steroid

sebanyak dua siklus pengobatan, yang mengalami kekambuhan dan yang tidak dapat mentoleransi

pengobatan medika mentosa lain. Vinkristin mempengaruhi mitotic spindle microtubules dan merangsang

proses apoptosis pada sel tumor in vitro.


Asuhan keperawatan

F:\integ kelompok hemangioma


Aspek legal etik.

1. Identifikasi Isu.

Pada tanggal 30 Mei 2011, seorang pasien perempuan umur 33 tahun datang ke Poliklinik rawat
jalan THT RSUP Dr. M. Djamil Padang dengan keluhan utama hidung keluar darah dari hidung sebelah kiri
sejak 2 hari yang lalu. Sebelumnya pasien sedang beraktivitas di rumah, tiba-tiba dari hidung sebelah kiri
keluar darah sebanyak cangkir. Lalu pasien dibawa ke RSUD Lubuk Basung. Perdarahan berhenti
spontan. Pasien juga pernah dirawat dengan keluhan yang sama 3 bulan yang lalu selama 2 hari di RSUD
Lubuk Basung. Pulang atas permintaan sendiri.

2. Analisa.

Telah dilaporkan satu kasus hemangioma intranasal pada seorang wanita berumur 33 tahun.
Dikutip dari Bailey, bahwa kasus hemangioma paling banyak ditemukan pada jenis kelamin perempuan
dibandingkan laki-laki dengan rasio 6:1.4 Walaupun dapat mengenai seluruh lapisan usia, hemangioma
paling sering muncul pada dekade ke-3 atau ke-4 dari kehidupan.2,7,9 Sedangkan menurut Lee dkk,
hemangioma di kavum nasi terjadi antara dekade ke-3 sampai dekade ke-5.10 Pada kasus pasien ini, terjadi
di dekade ke-3.
Hemangioma daerah kepala dan leher termasuk kasus yang jarang. Stamataki dkk melaporkan, di
Johns Hopkins Hospital antara tahun 1980 sampai dengan tahun 2003, terdapat 23 kasus hemangioma
daerah kepala dan leher. Dari jumlah tersebut hanya terdapat 1 kasus hemangioma intranasal, yang
telah menyebabkan erosi pada tulang intranasal dan tulang ethmoid.

3. Membuat keputusan.

Umumnya hemangioma tidak memerlukan tindakan yang segera. Sekitar 20-40% pasien yang
dilakukan tindakan operatif akan mengalami hemangioma yang berulang. Menurut Elhamd, angka
kekambuhan untuk hemangioma intranasal ini adalah sekitar 15%. Tindakan bedah direkomendasikan
ketika hemangioma sudah mengganggu secara fungsi dan gangguan estetika.

Pada kasus hemangioma intranasal atau sinus paranasal, pendekatan dari luar (external approach)
sering dilakukan untuk memudahkan kontrol perdarahan selama operasi berlangsung. Sehingga akses
menuju pengangkatan tumor yang komplit semakin mudah. Kelemahan pendekatan endoskopi adalah
kesulitan dalam mengontrol perdarahan, sehingga batas-batas tumor sulit dinilai. Tapi dengan
persiapan yang adekuat serta kontrol perdarahan selama operasi yang baik, pendekatan endoskopi pada
kasus hemangioma intranasal dapat dilakukan dengan sukses.
1. Simpulan

Hemangioma, merupakan tumor jinak endotel vaskuler yang paling sering dijumpai pada

bayi, yang ditandai dengan fase pertumbuhan khas terdiri dari fase proliferasi dan fase involusi.

Umumnya hemangioma dapat mengalami involusi secara spontan pada usia rata-rata 9 tahun dan

tidak memerlukan pengobatan. Pada beberapa keadaan tidak terjadi involusi spontan atau terjadi

involusi tetapi ukuran hemangioma masih besar. Banyak pilihan terapi pada hemangioma tetapi

sampai saat ini pemberian obat-obatan masih menjadi pilihan utama dibandingkan operasi atau terapi

lain. Terapi steroid merupakan terapi pilihan utama walaupun masih banyak kontroversi sehubungan

dengan efek samping yang mungkin terjadi. Pada kasus yang berat dan gagal dengan terapi steroid

sebanyak 2 siklus dapat dipertimbangkan untuk melakukan operasi, radioterapi atau pemberian

sitostatika seperti vinkristin dan bleomisin.


2. Saran
Saran yang dapat kelompok kami ambil dalam penelitian ini adalah Banyak pilihan
terapi pada hemangioma tetapi sampai saat ini pemberian obat-obatan masih menjadi pilihan utama
dibandingkan operasi atau terapi lain.

Dalam makalah ini tidak menutup kemungkinan masih terdapat banyak kekurangan baik
menyangkut isi maupun penulisan. Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini selanjutnya dan kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya dalam menambah wawasan pengetahuan
tentang kelainan- kelainan yang terjadi pada bayi .
TERIMAKASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai