Anda di halaman 1dari 43

Oleh:

Eko Budi Minarno-Jurusan Biologi


Fakultas Saintek UIN Maliki Malang
Fakta Penting
Rasa ingin tahu manusia terus
berkembang.
Keinginan manusia semakin banyak
(semakin berkembang).
Kadang sulit membedakan atau
memutuskan, apakah hal itu baik atau
buruk, boleh atau tidak boleh, maslahat
atau mudlorot.
Sering orang menganggap kalau ilmu adalah
bebas nilai.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tidak boleh dihalangi atau dihambat.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sering dianggap tidak berhubungan
dengan agama, etika, dan moral.
Mempersoalkan perkembangan iptek, dianggap
menghalangi perkembangan iptek.
Muncul 2 macam perspektif pemikiran:
1. Yang bisa dilakukan harus terus dilakukan.
2. Yang bisa dilakukan tetapi dianggap tidak
patut dilakukan.

PERTANYAAN:
APAKAH YANG DAPAT
DILAKUKAN, SELALU PATUT
UNTUK DILAKUKAN?
Penemuan Struktur DNA, Tonggak Sejarah
Perkembangan Biomolekuler

Watson and Crick

DNA molecule featured by


x-ray cristallography
method
Deoxyribonucleic acid (DNA)
(program kehidupan)

Transkripsi

mRNA

translasi

Protein (pelaku proses hidup)


Perkembangan lebih lanjut dari
biologi molekuler adalah ketika
kode-kode genetik pada segmen
DNA mulai dapat 'dibaca'.

Mampu mengetahui bahwa suatu


gen dengan struktur tertentu akan
menyandi proses tertentu pula.
Temuan penting:
1. Enzim Restriksi
Endonuklease; suatu enzim yang
dapat digunakan untuk memotong
DNA pada tempat-tempat yang
dikehendaki.
2. Enzim Ligase; enzim yang
mampu 'menyambung' kembali
rangkaian DNA yang telah'diiris'
oleh endonuklease.
DNA pada segmen gen tertentu
dipotong, kemudian dipindahkan, dan
disambungkan ke DNA lain dari
makhluk yang lain pula.

Inilah yang dikenal dengan teknologi


genetik (genetic engineering technology)
, atau dikenal pula sebagai teknik
rekombinasi DNA (DNA recombinant
technique).
Menyisipkan gen penyandi
sintesis hormon insulin-manusia
ke dalam bakteri Escherichia coli
Ditemukan teknologi PCR (Polymerase Chain
Reaction = Reaksi Berantai Polimerase).
DNA (gen) dapat diperbanyakkan dalam jumlah
jutaan kali DNA yang identik, dalam waktu
hanya 24 jam.
Perbanyakan DNA ini, dalam bahasa biologi
molekuler disebut dengan istilah amplifikasi.
Teknologi DNA Rekombinan meliputi:

- Teknik untuk mengisolasi DNA.

- Teknik untuk memotong DNA.

- Teknik untuk menggabung atau


menyambung DNA.

- Teknik untuk memasukkan DNA ke dalam sel


hidup.
Produk: GMO (Genetically
Modified Organism) atau produk
transgenik
GMO yang mampu memproduksi hormon
atau antibiotik.
GMO yang mempunyai kemampuan untuk
pemurnian biji tambang.
GMO yang mampu mengemulsi tumpahan
mi-nyak mentah di laut (pembersihan
limbah).
GMO/tanaman yang tahan terhadap virus.
Bagaimana bila gen
kunang-kunang disisipkan?
Pemindahan gen penyadi proses
fosforisensi dari kunang-kunang ke
tumbuhan rendah.
Tumbuhan rendah pada malam hari
berfosforisensi.
Dipindahkan ke hewan, dan akan ke
manusia.
Kunang-kunang
(Photinus pyralis)

Luciferase adalah nama sebuah enzim yang bisa


memendarkan cahaya. Produksi cahaya pada
kunang-kunang merupakan reaksi kimia yang
terjadi pada organ pemancar cahaya, seperti bagian
bawah abdomen (perut).
Dihasilkan organisme transgenik
antara lain hasil rekombinasi dengan gen kunang-
kunang
Dihasilkan organisme transgenik
antara lain hasil rekombinasi dengan gen kunang-
kunang
Jika penelitian biologi modern telah masuk ke
bermain dengan gen manusia tanpa tujuan
yang dapat diterima moral, maka perlu
diterapkannya rambu-rambu aturan main.
Jika tidak demikian jelas bahwa tatanan
kemanusiaan akan rusak !
Perlu rambu-rambu: BIOETIKA.
Bioetika perlu dipandu oleh agama, lahirlah
BIOETIKA ISLAM.
BIOETIKA BUKAN UNTUK
MENGHAMBAT
PERKEMBANGAN IPTEK,
TETAPI MENGAWAL
PERKEMBANGAN IPTEK AGAR
SEMATA-MATA BERORIENTASI
PADA KEMASLAHATAN.
Manusia harus menempatkan dirinya
sebagaimana dinyatakan dalam Al-
Quran surat Al-Baqarah 30: Khalifah
(Wakil) Allah.
Wa idz qaala rab-buka lilmalaa-ikati
in-nii jaailun fil ardhi khaliifah, qaalu
atajalu fiihaa may-yufsidu fiihaa wa
yasfikud-dimaa-a, wa nahnu
nusabbihu bihamdika wa nuqad-disu
lak, qaala in-nii alamu maa laa
talamuun.
Manusia sebagai Khalifah (Q.S. Al-Baqarah 30):
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui."
Paradigma Paradigma
Teologis Etis

Bagaimana Islam memandang


Rekayasa Genetika?
Paradigma Teologis

Hanya Allah semata Dzat yang menciptakan segala


sesuatu, manusia hanya mengubah materi yang
sudah ada (Rekayasa Genetika)
(Q.S. al-Anam: 101)
101. Dia Pencipta langit dan bumi. bagaimana Dia
mempunyai anak Padahal Dia tidak mempunyai
isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia
mengetahui segala sesuatu.
Q.S. al-Furqan 2:
2. Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan
bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan
tidak ada sekutu baginya dalam
kekuasaan(Nya), dan Dia telah menciptakan
segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-
ukurannya dengan serapi-rapinya.

Pengetahuan tentang gen hanya milik Allah,


pengetahuan manusia tentang gen hanya sedikit,
sehingga relatif
Kompleksitas komponen, struktur, dan fungsi pada
gen mencerminkan kekuasaan Allah.
Pengetahuan tentang gen, membuktikan secara
ilmiah Allah telah mempetakan perkembangan
fisik sejak stadium awal yang disebut Taqdir (Q.S.
al-Furqan 2 dan al-Qamar 49: Sesungguhnya
Kami menciptakan segala sesuatu menurut
ukuran.
Taqdir = segala ciptaan Allah serba terukur secara
cermat.
Hadits yang diriwayatkan Muslim dan al-Tirmidzi
dari Abdullah bin Amr bin al-Ash dinyatakan
bahwa Allah telah menentukan ukuran semua
ciptaanNya 50.000 tahun sebelum menciptakan
langit dan bumi.

Jika manusia dapat membaca taqdir, maka


manusia juga dapat memprediksi dan bahkan
melakukan perubahan terhadapnya.
Karena pengetahuan manusia terbatas, maka
terbatas pula prediksi akibat tindakan mereka.
Oleh karena kemuliaan manusia yang diberikan
Allah didasarkan atas kemampuan mendapatkan
dan mengembangkan ilmu, maka manusia juga
diberi wewenang, dengan tetap menjaga
ketentuan-Nya.
Q.S. al-Isra 70: Dan Sesungguhnya telah Kami
muliakan anak-anak Adam, Kami angkut
mereka di daratan dan di lautan, Kami beri
mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah
Kami ciptakan.
Pengetahuan a.l. genetika, dapat ditemukan dan
dikembangkan oleh manusia untuk membuktikan
kebenaran firman Allah.
Segala tindakan apapun termasuk rekayasa
genetika akan dipertanggungjawabkan, terutama
di akhirat.
Mempedomani ketentuan Allah, merupakan
konsekuensi logis dari keyakinan bahwa Allah
Maha Mengetahui segala hal, termasuk gen.
Paradigma Etis (Bioetika Islam)
Pengetahuan apapun dan teknologinya,
harus digunakan memperkokoh keimanan
kepada Allah.
Ilmuwan harus berpegang pada: Science for
progressing human belief to Allah, not Science
for science only.
Biologi dan Teknologinya hanya boleh
dilakukan untuk kemaslahatan umum
dunia akhirat bagi ummat manusia.
Dalam proses iptek, harus tetap menjunjung
tinggi martabat, termasuk hak hidup manusia,
yang dimulai saat terjadinya konsepsi sperma
dan ovum.
Penggunaan materi hidup (the living material)
tetap harus memperhatikan prinsip tidak boleh
menyakiti, atau seminimal mungkin menyakiti.
Menghindari pemubadziran, tidak
menggunakan bahan percobaan melebihi
kebutuhan.
Memperhatikan harmonisasi dan kelestarian
lingkungan.
Tidak mengaplikasikan hasil temuan, jika
diprediksi akan mendatangkan kemudlorotan
atau bencana.
Menghitung resiko di belakang hari, tidak
bertindak spekulatif.
Rekayasa Genetika, atau Teknologi terhadap
manusia, hanya boleh dilakukan untuk
emergensi, untuk kebutuhan primer, tidak
boleh dilakukan untuk kepentingan kosmetik.
Prinsip Bioetika Islam
Prinsip I: Keadaan Darurat: sesuatu menjadi
diperbolehkan ketika darurat, yakni tidak ada
pilihan lain dan semata-mata hanya untuk
menjaga dan melestarikan kehidupan.
Prinsip II : Menjaga dan Melestarikan
Kehidupan: keputusan yang diambil semata-
mata hanya untuk menjaga dan melestarikan
kehidupan, bukan untuk maksud yang lain.
Prinsip III: Untuk Kepentingan yang Lebih
Besar: keputusan yang diambil, harus
terkandung maksud untuk kepentingan
yang lebih besar.

Prinsip IV: Peluang Keberhasilan:


keputusan yang diambil, harus sudah
memperhitungkan kemungkinan atau
peluang keberhasilannya.
Prinsip V: Manfaat dan Mudlarat: keputusan yang
diambil harus sudah memperhitungkan
keuntungan dan kerugian, kemaslahatan dan
kemudlaratannya.

Prinsip VI: Tidak Ada Pilihan Lain: keputusan yang


diambil harus sudah memperhitungkan ada tidak-
nya pilihan lain, sehingga akhirnya keputusan
tersebut yang harus diambil.
Social implications Ethical
implications

Legal imolications ISSUE Economic


implications

Environmental
implications Personal implications
Biodiversity and bioethics

Arbain, 2005:
Dalam 20 tahun ini tidak akan ada lagi hutan tropis dataran
rendah dan tinggi di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, jika
kecepatan penggundulan hutan di Indonesia secepat seperti
sekarang ini.
Tanah akan berubah menjadi perkebunan kelapa sawit, karet,
kopi, kakao, dll.
Dengan begitu, beberapa tanaman berbunga bersama dengan
sejumlah serangga, jamur, bakteri, dll akan menghilang
selamanya; lingkungan hidup baru mungkin tidak akan
mendukung tumbuh berkembangnya makhluk-makhluk hidup
ini.
Sementara pada saat yang sama
keanekaragaman hayati Indonesia secara ilmiah,
budaya dan komersial belum tergarap.
Ada kemungkinan adanya tumbuhan yang
mempunyai nilai komersial yang belum diungkap
atau dikenali seperti gaharu, gambir, nilam, dll.
Banyak tumbuhan yang menghilang dengan
cepat; berkejar-kejaran dengan waktu.
Apa peran bioetika di sini ?

Anda mungkin juga menyukai