Anda di halaman 1dari 33

Batasan

Diare :
- frekuensi defekasi lebih dari biasanya
disertai perubahan konsistensi tinja
lembek/cair
- WHO : defekasi dgn konsistensi tinja menjadi
lembek/ cair --> frekuensi > 3x/hari
Diare cair akut diare cair < 14 hari

Diare persisten
- diare akut > 14 hari dan terbukti infeksi sebagai penyebab
- titik sentral patogenesis kerusakan mukosa usus tahap
awal disebabkan etiologi diare akut
- mekanisme:
* diare osmotik: malabsorbsi bahan di lumen usus
tek osmotik lumen usus halus distal & kolon
kehilangan cairan
ex: intoleransi laktosa
def. enzim laktase laktosa di usus halus (-) diserap
sekresi cairan kolon bakteri kolon memfermentasi
laktosa tidak diserap menjadi asam organik rantai pendek y
beban osmotik menarik air ke lumen usus
* Diare sekretoris:
sekresi Cl- secara aktif dari sel kripta akibat mediator
intraseluler (cAMP, cGMP, Ca2+ ) mencegah perangkaian
Na+ dan Cl- pada sel vili usus cairan tidak terserap &
pengeluaran cairan masif ke lumen usus
Ex: Vibrio cholerae bakteri mengeluarkan toksin yang
mengaktivasi cAMP

* Gangguan motilitas
motilitas kemampuan absorpsi usus halus diare

*Proses inflamasi 2 efek utama penyebab diare:


1. setelah invasi awal sel imun melepaskan mediator
inflamasi: sitokin (interleukin 1, tumor nekrotik faktor ),
chemokin (interleukin 8), prostaglandin merangsang
sekresi intestinal melalui enterosit & aktivitas saraf enterik
2. Kerusakan miofibroblas sub epithelial basemen
membran oleh metalloproteinase, kerusakan sel
enterosit dan atropi villi mukosa diikuti
regenerasi hiperplasi kripti usus halus & besar
Ex: colitis ulserative, penyakit crohn, alergi

- Diare persisten berlanjutnya kerusakan mukosa


& lambatnya perbaikan mukosa gangguan
absorpsi & sekresi solute dan air

Disentri
- episode diare akut
- darah pada tinja (+) makroskopis
Etiologi
Diare cair akut
- >> : virus rotavirus, norwalk virus,
enterik adenovirus
- Rotavirus :
20%-80% penyebab diare cair akut pada
anak di dunia
kematian : 440.000 anak diare/tahun
penelitian 6 RS di indonesia: penyebab 55%
diare akut pada balita
Etiologi
Diare persisten :
= diare akut
Faktor risiko :
- Usia bayi < 4 bulan
- ASI (-)
- Malnutrisi
- Diare akut dengan etiologi bakteri invasif
- Tatalaksana diare akut yang tidak tepat
antibiotik yang tidak sesuai
Etiologi
Disentri
- Indonesia :
Shigella, Salmonella, Campylobacter jejuni, E.Coli,
Entamoeba hystolitica
- Disentri berat: Shigella dysentri, Shigella flexneri,
Salmonella, Enteroinvasive E.Coli
Diagnosis
Persistensi (lama diare)
anamnesis

Etiologi pemeriksaan feses


(makroskopis & mikroskopis)

Menentukan derajat dehidrasi


anamnesis & pemeriksaan fisik
dehidrasi: berat, ringan-sedang, tanpa dehidrasi
Penilaian derajat dehidrasi (WHO)
DERAJAT TANDA DAN GEJALA
Dehidrasi berat Dua atau lebih tanda berikut:
- Letargi atau penurunan kesadaran
- Mata cowong
- Tidak bisa minum atau malas minum
- Cubitan kulit perut kembali dengan lambat ( 2 detik )

Dehidrasi ringan-sedang Dua atau lebih tanda berikut:


-Gelisah
- Mata cowong
- Kehausan atau sangat haus
- Cubitan kulit perut kembali dengan lambat

Tanpa dehidrasi Tidak ada tanda dan gejala yang cukup untuk
mengelompokkan dalam dehidrasi berat atau tidak berat
Akibat diare :
- Kehilangan air (dehidrasi)
- Gangguan keseimbangan asam-basa
(metabolik asidosis)
- Hipoglikemia
2-3% anak menderita diare
jarang pada anak dengan gizi cukup/baik
- Gangguan nutrisi
- Gangguan sirkulasi
Pemeriksaan laboratorium:
umumnya tidak diperlukan
Kecuali: pada keadaan tertentu
- penyebab dasar tidak diketahui
- ada sebab lain selain diare akut
- penderita dehidrasi berat
Darah : darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas
darah, kultur urine dan feses pada sepsis atau infeksi
saluran kemih
Urine : urine lengkap, kultur dan test kepekaan
terhadap antibiotika
Tata Laksana
Rehidrasi
- Oral diare tanpa dehidrasi & diare ringan -
sedang larutan gula garam atau oralit

Diare tanpa dehidrasi:


usia < 2 tahun : 50-100 ml setiap BAB
usia > 2 tahun : 100-200 ml setiap BAB
atau
10 ml/kgbb setiap BAB
Tata laksana
Diare dehidrasi ringan-sedang:
3 jam I : diberikan cairan rehidrasi oral 75ml/kgbb
Pemberian oralit di klinik sesuai dengan yang dianjurkan selama periode 3 jam

Umur s/d 4 bln 4 12 bln 12 24 bulan 2 - 5 tahun

BB < 6 kg 6 10 kg 10 12 kg 12 15 kg

Jml cairan (ml) 200 - 400 400 600 700 - 900 900 - 1400

Setelah 3 jam ulangi penilaian & klasifikasi


kembali derajat dehidrasi pilih rencana terapi
yang sesuai
Tata laksana
Komposisi oralit
Etiologi Komposisi Osmolaritas
(mOsml/L)
Na K Cl H2CO3 Glukosa
Kolera 88 30 86 32 - 300
Rotavirus 37 38 22 6 - 300

ETEC 53 37 24 18 - 300

Oralit lama 90 20 80 30 111 311


Oralit baru 75 20 80 30 90 245

Penelitian meta analisis : rehidrasi secara oral


cara efektif untuk pengobatan diare pada
>96% anak, tanpa memerlukan rehidrasi iv
Tata laksana

Diare dengan dehidrasi berat


rehidrasi iv secara cepat
Umur 30 ml/kgbb 70 ml/kgbb

< 12 bulan 1 jam I 5 jam berikutnya

12 bulan 30 menit 2 jam berikutnya

ulangi kembali jika denyut nadi radial masih lemah /tidak


teraba
Tata laksana
Larutan iv :
- Ringer laktat terbaik
- Ringer asetat
- NaCl 0.9%
- KaEN 3B
Tata laksana
Nutrisi
- Penelitian multisenter di Eropa:
Pengenalan kembali secara lengkap makanan anak
setelah 4 jam rehidrasi dengan oralit BB
signifikan >> selama dirawat di RS dan tidak
menimbulkan perburukan /gejala berkepanjangan
- ASI tetap dilanjutkan frekuensi lebih sering
- Usia > 6 bulan mendapatkan makanan seperti
biasa
Tata laksana
Suplementasi zinc
- Zinc : mikronutrien penting kofaktor >300 jenis
enzim tubuh
- Tingkat sel : metabolisme, diferensiasi,
pertumbuhan, regulasi DNA, sintesis protein
- Strand:
- sistem imun & usus sensitif thd kekurangan zinc
- defisiensi zinc atrofi vilus & aktifitas
disakaridase
Tata laksana

- Shankar dkk:
Percobaan thd binatang zinc mempertahankan
integritas saluran ion & membran sel, regenerasi &
restorasi fungsi sel epitel, pembersihan patogen
oleh sistem imun, memperbaiki absorpsi air &
elektrolit
Tata laksana
Diare

kerusakan mukosa usus

- gangguan integritas sel


- kehilangan zinc >> kadar zinc plasma

Zinc durasi, frekuensi diare & rekurensi diare


secara bermakna
Tata laksana
Antibiotik
- Tidak diberikan pada semua kasus , kec:
diare berdarah, curiga kolera, terbukti
amebiasis atau giardiasis
- Disentri (WHO 2009) golongan quinolon:
siprofloksasin 30-50mg/kgBB/hari dibagi 3
dosis (selama 5 hari) pemantauan
- Rawat jalan: sefiksim 5 mg/kgBB/hari peroral
Tata laksana
- Amebiasis :
metronidazol 7.5 mg/kgBB 3x sehari
- Giardiasis : 5 hari
metronidazol 5 mg/kgBB 3x sehari

- Antibiotik tidak rasional :


- >> lamanya diare keseimbangan flora usus
terganggu
- resistensi kuman
- menambah biaya pengobatan
Tata laksana
Antidiare
- adsorben pengeras tinja & antimotilitas
- memperburuk keadaan pasien, menutupi keadaan
sesungguhnya
- adsorben (kaolin, pectin, arang aktif, attapulgit)
perubahan << konsistensi tinja, tidak
mengurangi lama & beratnya diare, kehilangan
air & elektrolit berlanjut
Kaolin, pectin, attapulgit: efektifitas antibiotik
Arang aktif: mengikat obat, enzim pencernaan &
mikronutrien usus
Tata laksana
- Antimotilitas (loperamid):
diare dengan menghambat kontraksi usus
menghambat pengeluaran toksin & m.o bersama
tinja pertumbuhan bakteri
kelumpukan kintraksi usus pada anak

tidak dianjurkan
masking effect
Tata laksana
- Muntah :
- antiemetik : metoklopramid, prokhlorprezin,
promethazin hidrokhlorid

bersifat sedasi & reaksi ekstrapiramidal

tidak digunakan pada anak


Tata laksana
Probiotik
- m.o hidup non patogen yang bila dikonsumsi
mempunyai efek bermanfaat pada keseimbangan
& fungsi fisiologis flora saluran cerna manusia
- golongan bakteri asam laktat:
lactobacilli, streptococci, bifidobacteria
- kelompok jamur : Saccharomyces boulardii
Mekanisme kerja probiotik:
1. menghambat perlekatan & invasi kuman enteroinvasif ke sel usus
2. kolonisasi saluran cerna
3. sitoproteksi epitel
4. merusak reseptor toksin

Manfaat probiotik:
- nutrisi
- memproduksi vitamin
- memproduksi enzim pencernaan yang penting: -galactosidase
- barier/memperbaiki efek dari: diare infeksi, diare
karena antibiotika, diare karena radioterapi
- kadar kolesterol
- menstimulasi sistem imun
- memperbaiki pergerakan usus pada konstipasi
- memelihara keutuhan mukosa
Tata laksana

Walau banyak penelitian membuktikan manfaat probiotik


terhadap diare , WHO belum merekomendasikan probiotik
sebagai bagian tata laksana diare belum ada penelitian
berbasis komunitas yang membuktikan manfaat probiotik
pada diare
Pencegahan
ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan
Menghindari penggunaan botol susu pada bayi
Memperbaiki cara penyiapan dan penyediaan
MP-ASI
Menggunakan air bersih untuk minum
Mencuci tangan sebelum makan dan setelah BAB
Membuang tinja / defekasi pada tempat yang benar
Imunisasi campak
Vaksinasi rotavirus
Kesimpulan
Keberhasilan pengobatan diare:
persistensi, etiologi, derajat dehidrasi

WHO dan UNICEF merekomendasikan penggunaan


oralit rendah osmolaritas rehidrasi diare tanpa
dehidrasi & dehidrasi ringan-sedang

Cairan iv :
- rehidrasi oral pada dehidrasi ringan- sedang gagal
- dehidrasi berat
Selama diare:
ASI & makanan diberikan, zinc, antibiotika
selektif, hindari obat antidiare, edukasi

Probiotik: belum direkomendasikan WHO,


penelitian membuktikan memberikan manfaat
positif

Anda mungkin juga menyukai