Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KIMIA INDUSTRI

PROSES PRODUKSI UREA DI PT. PETROKIMIA


GRESIK
Disusun oleh:
Ebenezer Tarigan (1516028)
Faisal Abdul Majid (1516033)
LATAR BELAKANG INDUSTRI PUPUK (KHUSUSNYA PUPUK UREA)

Pertumbuhan pupuk didasari oleh lingkungan negara Indonesia yang


merupakan negara agraris dan memiliki SDA yang sangat melimpah,
sehingga pembangunan pabrik di titik beratkan pada sektor
pertanian.

Ini artinya pupuk sangatlah membantu dalam sektor pertanian.

Jika sektor pertanian terbantu oleh adanya kehadiran pupuk, maka


kita (konsumen) juga terbantu akan hal sandang dan pangan. Apalagi
kebutuhan pokok juga kebanyakan dari sektor pertanian.
Latar Belakang Industri Pupuk
(Khususnya Pupuk Urea)

Jika dihubungkan dengan Diagram-


KONSUMEN
Venn, ketiga ini berhubungan/beririsan
dengan baik untuk mecapai tujuan
tertentu.

Dan memang sampai sekarang, ketiga


INDUSTRI
bulatan ini tidak bisa dipisahkan karena PERTANIAN
memang Konsumen selalu butuh hasil PUPUK
yang bagus dari sektor Pertanian
dimana Pertanian juga menggunakan
pupuk dalam bertani yang didapatkan
dari Industri Pupuk.
LATAR BELAKANG INDUSTRI PUPUK (KHUSUSNYA PUPUK UREA)

Urea pertama kali ditemukan pada air seni oleh H.M Rovelle yang
berasal dari negara Perancis pada tahun 1773
Orang yang pertama kali berhasil menemukan urea dari ammonia
dan asam sianida adalah Wochler pada tahun 1828 yang berasal
dari Jerman.
Urea adalah pupuk buatan hasil persenyawaan amoniak (NH3)
dengan karbondioksida (CO2) .
Keuntungan menggunakan pupuk urea adalah mudah diserap oleh
tanaman.
Sehingga pupuk urea pun dewasa ini sudah banyak diminati bagi
seseorang yang membutuhkannya.
LATAR BELAKANG PERUSAHAAN
PT. Petrokimia Gresik merupakan salah satu produsen pupuk di
Indonesia
Kontrak pembangunannya ditandatangani pada 10 Agustus 1964,
dan mulai berlaku pada tanggal 8 Desember 1964.
PT Petrokimia Gresik menempati lahan seluas 450 hektare yang
berlokasi di Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur
Hasil produk didistribusikan ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, DIY, Aceh, Bali, Sumatera Barat
LAMBANG
PRODUK UTAMA
1. Pupuk ZA (Amonium Sulfat)

2. Pupuk Urea
3. Pupuk Phonska dan NPK

4. Pupuk ZK

5. Pupuk SP 36
PRODUK SAMPINGAN
Ammonia, dengan kapasitas 445.000 ton/tahun. Digunakan untuk
bahan baku pembuatan pupuk ZA (Ammonium Sulfat) dan Urea.
Asam sulfat, dengan kapasitas 168.000 ton/tahun. Digunakan
untuk bahan baku pembuatan pupuk ZA (Ammonium Sulfat).
CO2 cair dengan kapasitas 10.000 ton/tahun.
CO2 padat (dry ice / es kering) dengan kapasitas 4.000 ton/tahun.
Nitrogen gas dengan kapasitas 500.000 NCM/tahun.
Nitrogen cair dengan kapasitas 250 ton/tahun.
Oksigen gas dengan kapasitas 600.000 NCM/tahun.
Oksigen cair dengan kapasitas 3.300 ton/tahun.
BAHAN BAKU

Bahan Baku Utama :


1. NH3 Cair
- Tidak berwarna dan mudah larut
- Densitas 681,9 kg/m3
- Kelarutannya dalam air 31 gr/100 gr
- berat molekul 17,03 gr/mol
- komposisi NH3 99,5%, H2O 0,5%.
PROSES PRODUKSI AMONIAK DI PT. PETROKIMIA GRESIK
NH3 adalah bahan dasar pembuatan pupuk yang berbasis Nitrogen.
Bahan baku dari senyawa ini adalah :
1. Gas Alam (Hidrokarbon, Methana)
2. Udara (78%-volume N2 ; 20%-volume O2 ; 2%-volume gas lain)

N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3(l) ,


pada suhu 25
3. Reaksi ini dibantu oleh katalis-katalis seperti Al2O3 , MgO , CaO , dan K2O .
PROSES PRODUKSI AMONIAK DI PT. PETROKIMIA GRESIK
PT ini menggunakan salah satu dari proses pembuatan amoniak, yaitu
Proses Haber-Bosch.
2. Gas CO2
- Kebutuhan dan jumlah gas CO2 yang didapat 22,7 ton/jam
- tekanan 0,8 kg/cm3g
- temperatur 35o C
- Dengan komposisi dalam % volume: CO2 99 ; Hidrogen 0,8 ; N2 0,2.
BAHAN BAKU PENUNJANG :

Anti-Caking
- Anti caking yang digunakan untuk pupuk urea adalah AFFA (Asian
Free Flowing Agent).
- Anti caking ditambahkan pada pupuk urea agar dapat memberikan
daya tahan lebih terhadap penyerapan air.
PROSES PRODUKSI UREA
CO2
NH3

Larutan Recycle
Synthesis

Urea, excess NH3,


carbamate, H2O

NH3, CO2

DIAGRAM BLOK heat Decomposition Recovery cooling

urea, H2O
H2O

heat Concentration H2O

Urea, QC

Granulation

Urea Granule
SISTEM PROSES
1. Tahap sintesis urea

Urea dibuat dengan reaksi antara amoniak cair dan CO 2 dan ditambahkan larutan
recycle dari seksi recovery berupa larutan karbamat.
Sintesis urea berlangsung dalam 2 bagian:

2NH3(g) + CO2(g) NH2COONH4(s) H = -159,7 kJ (Reaksi eksoterm)


NH2COONH4(s) NH2CONH2(aq) + H2O(l) H = +41,43kJ (Reaksi endoterm)

Sintesa dapat ditulis menurut persamaan reaksi sebagai berikut :


2NH3(g) + CO2(g) NH2CONH2(aq) + H2O(l) H = -118,27kJ
2. Tahap pemurnian (Dekomposisi/Purifikasi)

Ketidakmurnian di dalam campuran pada tahapan ini adalah air


yang terkandung di dalam reaksi produksi urea dan juga reaktan
yang tidak bereaksi (ammonia, CO2, dan ammonium karbamat).
Prinsip proses dari Seksi Dekomposisi ini adalah memanaskan dan
menurunkan tekanan, sehingga Ammonium Karbamat terurai
menjadi gas NH3 dan CO2 menurut reaksi sebagai berikut :

NH2COONH4 2NH3 + CO2 H = +159,7 kJ


3. Tahap konsentrasi (evaporasi)

75% campuran urea dipanaskan pada kondisi vakum sehingga air


kana menguap dan meningkatan konsentrasi urea dari 68% hingga
99,7%.
Pada tahap konsentrasi terbentuk juga padatan sehingga harus
dipanaskan kembali agar padatan hilang.
4. Tahap pembutiran (Granulation)

Larutan Urea setelah dipisahkan dari karbamat di Seksi


Dekomposisi, divakumkan dengan Crystalizer kemudian kristal
Urea dipisahkan oleh Centrifuge.
Kristal urea dikeringkan hingga mengandung air kurang dari 0,3%
dengan udara panas kemudian dikirim ke priling Tower melalui
Fluidizing Dryer.
5. Tahap recovery

Tahap ini adalah tahap untuk melakukan recycle ammonia yang


tidak bereaksi dari proses sintesis dan proses dekomposisi yang
dikirim menuju ammonia recovery system.
Disini campuran gas akan bertemu dengan larutan amonia dingin
dingin sehingga 96% amonia akan larut dalam campuran urea yang
kemudian dikembalikan menuju reaktor.
6. Tahap penanganan kondensat

Uap air yang menguap dan terpisahkan di bagian kristaliser


didinginkan dan dikondensasikan.
Gas CO2 dan gas NH3 dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk
direcover sedangkan air kondensatnya di kirim ke utilitas.
ALAT PROSES
1. Alat yang digunakan dalam proses Sintesis Urea:
Reaktor: Berfungsi untuk mereaksikan amoniak dengan CO2
membentuk ammonium karamat dengan reaksi eksotermis dan proses
dehidraasi larutan karbamat untuk membentuk urea.
Stripper: Berfungsi untuk memisahkan kelebihan gas-gas yang tidak
bereaksi seperti NH3 dan CO2.
Carbamate Condenser: Berfungsi untuk mereaksikan CO2 dan NH3
(membentuk karbamat cair) dan menghasilkan Low Pressure Steam.
Scrubber: disini amoniak dan CO2 yang keluar dari bagian atas reaktor
diserap oleh carbamate recycle dari absorber tekanan tinggi.
2. Alat yang digunakan dalam proses Dekomposisi (pemurnian):

High Pressure Decomposer: Berfungsi untuk memisahkan kelebihan NH 3 dari


campuran reaksi dan mendekomposisi ammonium karbonat menjadi NH3 dan
CO2.
Low Pressure Decomposer: Berfungsi untuk menyempurakan dekomposisi
setelah keluar High Pressure Decompser.
Gas Separator: Berfungsi untuk memisahkan sisa NH3 dan CO2 yang masih
terlarut dalam larutan urea.
Reactor For High Pressure Decomposer: Berfungsi untuk memanaskan larutan
dari Low Pressure Decomposer.
Reboiler For Low Pressure Decomposer: Berfungsi untuk memanaskan larutan
dari Low Pressure Decomposer.
Heat Exchanger for Low Pressure Decomposer: Berfungsi untuk mendinginkan
larutan dari High Pressure Decomposer menuju ke Low Pressure Decomposer.
3. Alat yang digunakan dalam proses Konsentrasi (Evaporasi):
Evaporator : Berfungsi untuk memekatkan konsentrasi urea dengan
menguapkan air yang terkandung dalam urea tersebut.

4. Alat yang digunakan dalam proses Pembutiran (Granulation):


Vacuum Concentrator dengan Vacum Generator: Berfungsi untuk
menguapkan air dari larutan urea.
Cristallizer dengan agitator: Berfungsi untuk mengkristalkan urea.
Melter: Berfungsi untuk melelehkan kristal-kristal urea.
Dissolving tank I: Berfungsi sebagai tempat pelarutan urea oversize.
Dissolving tank II: Berfungsi sebagai tempat pelarutan urea oversize.
5. Alat yang digunakan dalam proses Recovery:

Off Gas Absorber: Berfungsi untuk menyerap gas NH3 dan CO2 dari gas separator kemudian
dikondensasikan dalam packed bad bagian bawah oleh larutan recycle yang didinginkan
dalam off gas absorben cooler.
Off Gas Condensor: Berfungsi untuk mendinginkan gas yang keluar dari gas separator.
Off Gas Absorber Recycle Pump: Berfungsi untuk memompa larutn dari off gas absorber
dan dikembalikan lagi ke bagian tengah off gas absorber.
Low Pressure Absorber: Berfungsi menyerap sempurna gas-gas dari
Low Pressure Decomposer.
High Pressure Absorber Cooler: Berfungsi untuk mengembalikan lagi larutan karbonat ke
reaktor.
Ammonia Recovery Absorber: Berfungsi untuk menyerap ammonia dari recycle larutan,
lalumengirimkannya ke ammonia reservoir.
High Pressure Absorber Pump: Berfungsi memompa larutan dari Low Pressure Absorber ke
High Pressure Absorber.
Aqua Ammonia Pump: Berfungsi untuk memompa amonia dan ammonia recovery absorber
ke high pressure absorber.
6. Alat yang digunakan dalam proses Penanganan Kondensat:

Surface Condenser: Berfungsi untuk mengkondensasi uap air yang


mengandung urea, NH3, dan CO2 untuk membentuk proses
kondensat.
Process Condensat Stripper: Berfungsi untuk melucuti NH3 dan CO2
dalam proses kondensat dengan menggunakan steam.
Urea Hydrolyzer: Berfungsi untuk menghidrolisis urea menjadi NH3
dan CO2.
SISTEM UTILITAS
1. Unit Penyedia Air
Unit penyedia air dari PT. Petrokimia Gresik ada 2, yaitu :

a) Water Intake Gunung Sari


Berasal dari sungai Brantas yang berjarak 22 km dengan debit 800 m 3/jam
Karakteristik water intake gunung sari :
7 < pH < 8,5
Turbiditas : 5000 ppm
Total Hardness : > 170 ppm
Ca Hardness : 150 ppm
Karakteristiknya belum memenuhi, sehingga di olah menjadi :
8 < pH < 8,5
Turbiditas : 3 ppm (MAX)
Total Hardness : 200 ppm (MAX) dan ini sudah sebagai CaCO3
Residual Chlorine : 0,14 1 ppm

Kegunaan air ini adalah :


Kebutuhan air pendingin
Service Water
Hydrant water
Feedwater LSU (Soft Water)
b) Water Intake Babat

Karakteristik :
7,6 < pH < 8,2
Turbiditas : 5000 ppm
Total Hardness : 32 Kppm

Diolah menjadi :
7,5 < pH < 8,5
Turbiditas : 3 ppm (MAX)
Total Hardness : 200 ppm sebagai CaCO3

Dimana kegunaannya sama dengan water intake gunung sari.


2. Unit Pembangkit Tenaga Listrik

Kebutuhan listrik di PT. Petrokimia Gresik dipenuhi oleh Gas Turbin


Generator (GTG) dan PLN
Pada GTG, udara pada tekanan atmosfer dikompresi sehingga
tekanannya menjadi 7 kg/cm2
Maka setelah tekanannya seperti itu, pembakaran pun dilakukan
melalui gas alam
Pembakaran tersebut menghasilkan energi yang dapat memutar
turbin
Turbin ini dihubungkan dengan generator sehingga apabila turbin
berputar maka generator akan ikut berputar dan menghasilkan listrik.
3. Unit Penyediaan Minyak

Ada 2 macam bahan bakar yang digunakan yaitu Solar dan MFO
Solar dan MFO disuplai oleh PT Pertamina
Keperluan mereka berdua adalah untuk start up boiler
Dimana solar dan MFO diletakkan di tempat terpisah, karena sifat
mereka berdua berbeda dan kebutuhannya juga berbeda.
4. Unit Penyediaan Steam

Ada 3 jenis steam yang dibutuhkan yaitu :


1. HPS
Steam yang mempunyai tekanan 65 kg/cm3, temperature 465, dan
digunakan untuk regenerasi filter NH3 dan sebagai baku untuk
membuat Mild Pressure Steam.
2. MPS
Steam yang mempunyai tekanan 35 kg/cm3, temperature 410-425 ,
dan digunakan untuk proses produksi di unit NH3, penggerak turbin
compressor dan turbin pompa, dan sebagai bahan baku untuk
membuat Low Pressure Steam.

3. LPS
Steam yang mempunyai tekanan 10 kg/cm3, temperature 200, dan
digunakan untuk pemanasanpemanasan di unit utilitas yang ada di
pabrik.
PENGOLAHAN LIMBAH

1. Pengolahan Limbah Cair

Pabrik amoniak dan urea menghasilkan limbah cair yang


mengandung minyak amoniak dan urea.
Limbah tersebut diolah dalam suatu unit pengolahan air atau
Waste Water Treatment Plant (WWTP).
2. Pengolahan Limbah Padat

Buangan padat yang ada sebagian besar berupa produk samping


proses produksi pabrik asam phosphat berupa Gypsum dan pabrik
Ammonium Sulfat (ZA) berupa kapur.
Khusus kapur pernah dimanfaatkan oleh masyrakat sekitar untuk
tanah urug dan bahan baku paving block.
Saat ini buangan padat tersebut sementara ditampung di area
disposal.
3. Pengolahan Limbah Gas

Limbah gas yang berpotensi menjadi polusi udara adalah uap asam
amoniak (NH3).
Pada pabrik pupuk gas amoniak dapat diolah kembali dan
menjadi bahan baku lagi ketika sudah di tanggulangi dengan Pure
Gas Recovery.
4. Pengolahan Limbah Padat B3

Pengolahan limbah padat B3 ini tidak dilakukan oleh PT Petrokimia


Gresik ini sendiri, tetapi dilakukan oleh pihak lain, antara lain oleh
PT Persada Pamunah Limbah Industri, PPLI, Cileungsi, Bogor; oleh
PT Pasadena; oleh PT Indra Eramulti Logam Industri, IMLI dan lain-
lain.
TABEL PENGOLAHAN LIMBAH KESULURUHAN UNIT PRODUKSI UREA
Limbah Komponen Utama Pengelolaan

Amonium
Proses Stripping
Urea

Limbah Cair
Fluor
Fosfat Pengolahan secara fisika-kimia
Partikel Padat

NH3
SO2 Sistem scrubber/absorber, kondensor
Fluor

Emisi Gas
Bag filter, demister, cyclone/dust
Debu collector, scrubber, electrostatic
precipitator (EP)

Non B-3
Dumping atau dimanfaatkan
(kapur, gypsum, ET)

Limbah Padat
B3 Dikirim ke PT PPLI dan pasadena atau
(katalis bekas) dijual
SALAM KIMIA!!!!!!!

Anda mungkin juga menyukai